Episode 2

Setelah mandi dan ikut sarapan dengan mama dan omanya, Nathan bergegas ke kantor. Nathan sedang di kantor melihat berkas-berkas yang harus dia tanda tangani. Nathan sudah tak sabar dengan kedatangan Lia dan untuk membalasa dendam. Nathan melirik foto Lia yang sengaja dia simpan diponselnya, foto Lia dengan keluarganya, Nathan menatapnya. Rasanya ada yang mengganjal melihat Foto Lia, Lio, lalu alex dan Ara.

 

 

Tapi ada apa?

 

 

Nathan sendiri tak ingat. Setelah kecelakaann itu Nathan kehilangan ingatannya. Dia berhasil dihasut oleh angel yang dengan mudah membalikan fakta.

 

 

"Kapan kamu datang, Lia. Aku gak sabar nunggu kamu dan balas dendam, Lia!" kata nathan menatap foto lia.

 

 

Aprilia, dia cantik. Tapi banyak wanita cantik yang mengelilingi Nathan, tak satu pun yang membuat Nathan tertarik, hanya dendam membalaskan sakit hati mamanya, Angel, itulah tujuan hidup Nathan.

 

 

***

 

 

"Pa, plisss. Bujukin mama, Lia udah gede pa. Lia pengen ambil kesempatan ini, pa. Plisss..."

 

 

Di meja makan rumah alex dan ara di singapur, lia tak henti memohon pada papanya yang masih ikut sarapan. Sementara Lio sudah kabur duluan karena ada janji sama pacarnya yang kesekian. Gak tau nomer berapa saking banyaknya. Tapi Lia heran, mereka mau aja dibodohi Lio.

 

 

"Ra, nih anak kamu ngerengek minta diizinin ke paris?" kaya alex menatap ara yang hanya diam mengambilkan makanan untuk suaminya itu.

 

 

"Enggak tanpa Lio. No debat!" tegas ara menatap Lianya.

 

 

"Ma, ada temen Lia juga. Banyak kok, ada lima orang dari sekolah Lia ma. Plisss.." Lia menyatukan dua tangannya memohon pada sang mama.

 

 

"Gak ada perdebatan, Lia. Makan dulu."

 

 

Lia hanya diam, dia langsung ke kamar bukannya menyentuh makanannya sedikit pun. Ara hanya melihat Lia yang pergi dengan sedih dan kesal. Lia tak tau, ara sudah kehilangan Ali dan Ara takut jika kehilangan mereka, dari singapur ke paris naik pesawat? Ara masih ingat benar kecelakaan itu.

 

 

"Ra, mau sampai kapan kamu hidup dengan bayangan masa lalu. Gak semua pesawat akan kecelakaan, Ra."

 

 

Alex mendekati Ara, mengusap pundaknya. Alex tau Lio hanya sebagain kecil dari alasannya. Bahkan mungkin jika Lio mau pun, ara yang akan menolak.

 

 

"Ali kecelakaan karena nolong aku, mas. Ali sampai dibawa mbak angel karena kekurangan darah karena nolong aku, mas. Andai aku gak sebodoh itu nyebrang gak lihat, gak datang ke sekolahan ali, gak akan ada kejadian seperti itu, mas." Ara menangis mengingat masa lalu itu.

 

 

Lia mengintip dari balik pintu. Lia sedih karena membuat mamanya sedih. Bukan sekedar takut Lia jauh, tapi takut kehilangan Lia dan Lio, seperti takut kehilangan Kak ali Sampai detik ini, mungkin sudah 19 tahun lebih. Lia merasa bersalah pada mamanya, Lia merasa dia terlalu egois.

 

 

"Mama, maafin lia. Lia gak akan pergi kalau mama gak izinin."

 

 

Lia langsung kembali ke meja makan, memeluk mamanya erat, berlutut didepan mamanya dan mengusap air mata mamanya.

 

 

Lia pernah menemukan foto mamanya, papanya, juga foto seorang anak laki-laki berusia sekitar tujuh tahun. Ketika Lia tanya, ara menceritakan semuanya. Tentang kakak yang menyelamatkan mereka, Lia dan Lio, bahkan sebelum lahir. Lio juga tau tentang kakak mereka, Ali, yang hilang dikecelakaan pesawat itu.

 

 

***

 

 

Lia mengirim email pengunudran dirinya, dia tak ingin membuat mamanya sedih. Nathan kelabakan karena lia mengirimkan email itu. Nathan kelabakan, kalau seperti ini rencananya akan berantakan. Nathan memutar otak agar Lia jadi berangkat. Nathan menelpon Lia sendiri.

 

 

"Halo, dengan kediaman aprilia. Saya nathan, pemilik perusahaan di paris, apa kamu yakin membatalkan pengajuan kamu, kamu sudah terpilih, sayang sekali saya tau kamu pasti bisa sukses jadi model. Itu impian kamu bukan?"

 

 

Ara diam, dia yang mengangkat telpon dari Nathan, mendengarkan suara yang rasanya sangat dia rindukan. Hati Ara berdebar kencang.

 

 

Aneh, padahal Ara sendiri tak mengenal siapa nathan? siapa yang menelponya. Orang asing tapi terasa tidak asing.

 

 

Siapa dia?

 

 

"Halo, dengan lia?" tanya nathan dari sebrang paris.

 

 

"Iya, maaf." ara pun bersuara.

 

 

Deg...

 

 

yang di paris merasakan hatinya juga berdebar kencang. Ada rasa senang mendengar suara lembut ara, seperti ada rasa sakit menahan rindu. Nathan sendiri bingung dengan perasaannya.

 

 

"Saya mamanya." kata ara, lagi.

 

 

Mendengar yang mengangkat telpon adalah mamanya Lia, yang tak lain adalah Ara, yang Nathan tau ara adalau pelakor yang menghancurkan rumah tangga mamanya dengan papanya, tentu, alex. Darah nathan mendidih, ingin rasanya segera membalas dendam, atau mengembalikan papanya kepelukan mamanya, mama satu-satunya yang dia tau, angel.

 

 

"Ah, maaf tante. Saya ingin berbicara dengan aprilia, saya secara khusus memilih beberapa model, tapi lia barusan mengirimkan pesan kalau dia menolak undangan saya. Saya lihat lia sangat berbakat dalam hal modeling." kata nathan, meredam amarah.

 

 

"Lia membatalkannya karena saya, saya tidak mengizinkannya." jawab ara masih lewat telpon.

 

 

"Saya sangat menginginkan ara untuk ikut berpartisipasi dalam pameran mobil dan motor brand baru perusahaan saya tante, yang juga akan dikombinasikan dengan peragaan busana, saya sangat yakin Lia adalah calon model yang berbakat."

 

 

Ara diam, mengingat bagaimana konsep promosinya sama dengan alex dulu, sama dengan papanya dulu, dimas. Siapa nathan? atau mungkin dia hanya meniru, tapi alex sudah lama tidak mengadakan pameran seperti itu, dan jika nathan pengusaha muda mungkin usianya sekitat 27 atau 30 tahun, bagaimaba dia mengetahui promosi seperti ini. Kecuali Ara, Eki, Niko atau Ali, yang meniru papanya.

 

 

Ikatan yang terjalin oleh ara dan ali jauh lebih dekat, dari pada angel sendiri yang tidak lain adalah ibu kandung ali. Semua sudah tau itu.

 

 

"Ma, siapa?"

 

 

Lia baru keluar dari kamarnya, ingin mengambil cemilan, dia melihat mamanya yang termenung, berdiri dengan mengangkat telpon. Lia cukup khawatir, dia mendekati sang mama.

 

 

"Ma, ada apa?" lia bertanya dengan nada seperti berbisik. Takut mungkin kabar buruk dari keluarganya di jakarta, karena raut wajah mamanya seperti sedih, sendu gitu.

 

 

"Ma, kenapa?" lia langsung memeluk mamanya.

 

 

"Ini ngomong sama atasan yang ngundang kamu jadi model." Ara memberikan telponnya.

 

 

Wow. Amazing. Dalam hati Lia senang, terkejut, atasannya langsung menelponnya dan memohon padanya. Setelah pembicaraan singkat yang berakhir dengan keputusan yang sama, Lia tak akan pergi tanpa izin dari mamanya, tanpa restu dari ara. Ara yang malah jadi penasaran dengan nathan, hatinya merasakan sesuatu.

 

 

"Sayang, coba deh cari di internet tentang nathan, atasan diperusahaan itu." pinta ara pada lia yang keduanya duduk santai didepan televisi, lia sedang menonton televisi.

 

 

"Iya ma."

 

 

Lia pun mengambil ponselnya dan mengetik keybord dengan kata kunci nathan, pemilik perusahaan X. Setelah keluar beberapa artikel, bahkan ada fotonya, lia memberikannya pada ara.

 

 

"Angel, ini mbak angel. Apa mungkin nathan itu ali?" ara bermonolog sendiri, membuat Lia penasaran.

 

 

Maksudnya ali, kak alinya, dan angel mamanya kak ali yang bawa kak ali?

 

 

Lia jadi ikut penasaran dengan nathan itu? lia ikut melihat artikel diponselnya.

 

 

Feeling ibu, kuat ya Ra..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!