“Ibu, seharusnya ibu membawaku juga. Kenapa ibu meninggalkanku pada ayah? Disini sangat menyiksaku. Tidak ada yang mengharapkan kehadiranku.”
Tubuhnya kering kerontang. Usianya sepuluh tahun, tetapi orang-orang yang pernah melihatnya akan memperkirakan dia berumur enam tahun karena tubuhnya yang sangat kecil. Telah berlalu lima tahun sejak aku berpindah dari rumah ibu menuju rumah ayah. Dan sejak itu pula perkembanganku menjadi terhambat.
Tangisan yang kutahan sedari tadi, luruh tanpa adanya perintah dari aku yang merupakan sang pemilik. Semuanya sangat menyakitkan, mulai dari kondisi fisik maupun mentalku. Aku selalu tertekan di bawah pandangan mereka yang merendahkannya.
Aku menggelengkan kepalanya berusaha untuk mengusir tekad untuk bunuh diri.
Kenangan terakhir dari ibuku kembali mengalir di benak. Tidak pernah terlupakan sekali pun kenangan ibuku yang terbaring di tanah dengan darah mengalir di bibir. Aku yang waktu itu hanya gadis kecil berumur lima tahun, hanya bisa memandanginya dengan tangisan pilu.
Aku selalu tertekan di bawah pandangan mereka yang merendahkannya.
Aku menggelengkan kepalanya berusaha untuk mengusir tekad untuk bunuh diri. Telah berlalu lima tahun sejak aku berpindah dari rumah ibu menuju rumah ayah. Dan sejak itu pula perkembanganku menjadi terhambat.
Tidak pernah terlupakan sekali pun kenangan ibuku yang terbaring di tanah dengan darah mengalir di bibir. Aku yang waktu itu hanya gadis kecil berumur lima tahun, hanya bisa memandanginya dengan tangisan pilu.
Tubuhnya kering kerontang. Usianya sepuluh tahun, tetapi orang-orang yang pernah melihatnya akan memperkirakan dia berumur enam tahun karena tubuhnya yang sangat kecil. Telah berlalu lima tahun sejak aku berpindah dari rumah ibu menuju rumah ayah. Dan sejak itu pula perkembanganku menjadi terhambat.
Tangisan yang kutahan sedari tadi, luruh tanpa adanya perintah dari aku yang merupakan sang pemilik. Semuanya sangat menyakitkan, mulai dari kondisi fisik maupun mentalku. Aku selalu tertekan di bawah pandangan mereka yang merendahkannya.
Aku menggelengkan kepalanya berusaha untuk mengusir tekad untuk bunuh diri.
Kenangan terakhir dari ibuku kembali mengalir di benak. Tidak pernah terlupakan sekali pun kenangan ibuku yang terbaring di tanah dengan darah mengalir di bibir. Aku yang waktu itu hanya gadis kecil berumur lima tahun, hanya bisa memandanginya dengan tangisan pilu.
Aku selalu tertekan di bawah pandangan mereka yang merendahkannya.
Aku menggelengkan kepalanya berusaha untuk mengusir tekad untuk bunuh diri. Telah berlalu lima tahun sejak aku berpindah dari rumah ibu menuju rumah ayah. Dan sejak itu pula perkembanganku menjadi terhambat.
Tidak pernah terlupakan sekali pun kenangan ibuku yang terbaring di tanah dengan darah mengalir di bibir. Aku yang waktu itu hanya gadis kecil berumur lima tahun, hanya bisa memandanginya dengan tangisan pilu.
Tubuhnya kering kerontang. Usianya sepuluh tahun, tetapi orang-orang yang pernah melihatnya akan memperkirakan dia berumur enam tahun karena tubuhnya yang sangat kecil. Telah berlalu lima tahun sejak aku berpindah dari rumah ibu menuju rumah ayah. Dan sejak itu pula perkembanganku menjadi terhambat.
Tangisan yang kutahan sedari tadi, luruh tanpa adanya perintah dari aku yang merupakan sang pemilik. Semuanya sangat menyakitkan, mulai dari kondisi fisik maupun mentalku. Aku selalu tertekan di bawah pandangan mereka yang merendahkannya.
Aku menggelengkan kepalanya berusaha untuk mengusir tekad untuk bunuh diri.
Kenangan terakhir dari ibuku kembali mengalir di benak. Tidak pernah terlupakan sekali pun kenangan ibuku yang terbaring di tanah dengan darah mengalir di bibir. Aku yang waktu itu hanya gadis kecil berumur lima tahun, hanya bisa memandanginya dengan tangisan pilu.
Aku selalu tertekan di bawah pandangan mereka yang merendahkannya.
Aku menggelengkan kepalanya berusaha untuk mengusir tekad untuk bunuh diri. Telah berlalu lima tahun sejak aku berpindah dari rumah ibu menuju rumah ayah. Dan sejak itu pula perkembanganku menjadi terhambat.
Tidak pernah terlupakan sekali pun kenangan ibuku yang terbaring di tanah dengan darah mengalir di bibir. Aku yang waktu itu hanya gadis kecil berumur lima tahun, hanya bisa memandanginya dengan tangisan pilu.
Tubuhnya kering kerontang. Usianya sepuluh tahun, tetapi orang-orang yang pernah melihatnya akan memperkirakan dia berumur enam tahun karena tubuhnya yang sangat kecil. Telah berlalu lima tahun sejak aku berpindah dari rumah ibu menuju rumah ayah. Dan sejak itu pula perkembanganku menjadi terhambat.
Tangisan yang kutahan sedari tadi, luruh tanpa adanya perintah dari aku yang merupakan sang pemilik. Semuanya sangat menyakitkan, mulai dari kondisi fisik maupun mentalku. Aku selalu tertekan di bawah pandangan mereka yang merendahkannya.
Aku menggelengkan kepalanya berusaha untuk mengusir tekad untuk bunuh diri.
Kenangan terakhir dari ibuku kembali mengalir di benak. Tidak pernah terlupakan sekali pun kenangan ibuku yang terbaring di tanah dengan darah mengalir di bibir. Aku yang waktu itu hanya gadis kecil berumur lima tahun, hanya bisa memandanginya dengan tangisan pilu.
Aku selalu tertekan di bawah pandangan mereka yang merendahkannya.
Aku menggelengkan kepalanya berusaha untuk mengusir tekad untuk bunuh diri. Telah berlalu lima tahun sejak aku berpindah dari rumah ibu menuju rumah ayah. Dan sejak itu pula perkembanganku menjadi terhambat.
Tidak pernah terlupakan sekali pun kenangan ibuku yang terbaring di tanah dengan darah mengalir di bibir. Aku yang waktu itu hanya gadis kecil berumur lima tahun, hanya bisa memandanginya dengan tangisan pilu.
Tubuhnya kering kerontang. Usianya sepuluh tahun, tetapi orang-orang yang pernah melihatnya akan memperkirakan dia berumur enam tahun karena tubuhnya yang sangat kecil. Telah berlalu lima tahun sejak aku berpindah dari rumah ibu menuju rumah ayah. Dan sejak itu pula perkembanganku menjadi terhambat.
Tangisan yang kutahan sedari tadi, luruh tanpa adanya perintah dari aku yang merupakan sang pemilik. Semuanya sangat menyakitkan, mulai dari kondisi fisik maupun mentalku. Aku selalu tertekan di bawah pandangan mereka yang merendahkannya.
Aku menggelengkan kepalanya berusaha untuk mengusir tekad untuk bunuh diri.
Kenangan terakhir dari ibuku kembali mengalir di benak. Tidak pernah terlupakan sekali pun kenangan ibuku yang terbaring di tanah dengan darah mengalir di bibir. Aku yang waktu itu hanya gadis kecil berumur lima tahun, hanya bisa memandanginya dengan tangisan pilu.
Aku selalu tertekan di bawah pandangan mereka yang merendahkannya.
Aku menggelengkan kepalanya berusaha untuk mengusir tekad untuk bunuh diri. Telah berlalu lima tahun sejak aku berpindah dari rumah ibu menuju rumah ayah. Dan sejak itu pula perkembanganku menjadi terhambat.
Tidak pernah terlupakan sekali pun kenangan ibuku yang terbaring di tanah dengan darah mengalir di bibir. Aku yang waktu itu hanya gadis kecil berumur lima tahun, hanya bisa memandanginya dengan tangisan pilu.
Tubuhnya kering kerontang. Usianya sepuluh tahun, tetapi orang-orang yang pernah melihatnya akan memperkirakan dia berumur enam tahun karena tubuhnya yang sangat kecil. Telah berlalu lima tahun sejak aku berpindah dari rumah ibu menuju rumah ayah. Dan sejak itu pula perkembanganku menjadi terhambat.
Tangisan yang kutahan sedari tadi, luruh tanpa adanya perintah dari aku yang merupakan sang pemilik. Semuanya sangat menyakitkan, mulai dari kondisi fisik maupun mentalku. Aku selalu tertekan di bawah pandangan mereka yang merendahkannya.
Aku menggelengkan kepalanya berusaha untuk mengusir tekad untuk bunuh diri.
Kenangan terakhir dari ibuku kembali mengalir di benak. Tidak pernah terlupakan sekali pun kenangan ibuku yang terbaring di tanah dengan darah mengalir di bibir. Aku yang waktu itu hanya gadis kecil berumur lima tahun, hanya bisa memandanginya dengan tangisan pilu.
...TBC...
...Jangan lupa like 👍 comment 💬 dan vote ⭐...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments