Dengan kaki yang terlipat di bawah lantai, aku menyodorkan kotak perhiasan untuk dia memilih. Sudah menjadi pekerjaanku untuk melayaninya. Dan aku tidak berusaha melawan karena aku sadar, aku tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan. Aku bisa saja mati dengan mudah jika menunjukkan perlawanan sedikit pun.
Aku hanya bisa menatapnya dari kejauhan. Saudarinya yang tampak seperti bunga indah tengah mengalunkan lengan pada pangeran mahkota yang kini menjemputnya. Dengan sangat elegant mereka melangkahkan kaki menuju kereta kuda yang sangat berkilauan.
Helaan nafas terdengar. Aku hanya bisa memandang mereka dari balik jendela, sama seperti para pelayan lainnya. Dia juga ingin melihat dunia luar, namun disamping itu, dia takut tidak bisa kembali kesini dan akan kehilangan tempat teduh walaupun itu hanyalah kamar yang usang.
Dengan sangat elegant mereka melangkahkan kaki menuju kereta kuda yang sangat berkilauan. Aku hanya bisa menatapnya dari kejauhan. Saudarinya yang tampak seperti bunga indah tengah mengalunkan lengan pada pangeran mahkota yang kini menjemputnya.
Dan aku tidak berusaha melawan karena aku sadar, aku tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan. Aku bisa saja mati dengan mudah jika menunjukkan perlawanan sedikit pun. Dengan kaki yang terlipat di bawah lantai, aku menyodorkan kotak perhiasan untuk dia memilih. Sudah menjadi pekerjaanku untuk melayaninya.
Dia juga ingin melihat dunia luar, namun disamping itu, dia takut tidak bisa kembali kesini dan akan kehilangan tempat teduh walaupun itu hanyalah kamar yang usang. Helaan nafas terdengar. Aku hanya bisa memandang mereka dari balik jendela, sama seperti para pelayan lainnya.
Dengan sangat elegant mereka melangkahkan kaki menuju kereta kuda yang sangat berkilauan. Aku hanya bisa menatapnya dari kejauhan. Saudarinya yang tampak seperti bunga indah tengah mengalunkan lengan pada pangeran mahkota yang kini menjemputnya.
Dan aku tidak berusaha melawan karena aku sadar, aku tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan. Aku bisa saja mati dengan mudah jika menunjukkan perlawanan sedikit pun. Dengan kaki yang terlipat di bawah lantai, aku menyodorkan kotak perhiasan untuk dia memilih. Sudah menjadi pekerjaanku untuk melayaninya.
Dia juga ingin melihat dunia luar, namun disamping itu, dia takut tidak bisa kembali kesini dan akan kehilangan tempat teduh walaupun itu hanyalah kamar yang usang. Helaan nafas terdengar. Aku hanya bisa memandang mereka dari balik jendela, sama seperti para pelayan lainnya.
Dengan sangat elegant mereka melangkahkan kaki menuju kereta kuda yang sangat berkilauan. Aku hanya bisa menatapnya dari kejauhan. Saudarinya yang tampak seperti bunga indah tengah mengalunkan lengan pada pangeran mahkota yang kini menjemputnya.
Dan aku tidak berusaha melawan karena aku sadar, aku tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan. Aku bisa saja mati dengan mudah jika menunjukkan perlawanan sedikit pun. Dengan kaki yang terlipat di bawah lantai, aku menyodorkan kotak perhiasan untuk dia memilih. Sudah menjadi pekerjaanku untuk melayaninya.
Dia juga ingin melihat dunia luar, namun disamping itu, dia takut tidak bisa kembali kesini dan akan kehilangan tempat teduh walaupun itu hanyalah kamar yang usang. Helaan nafas terdengar. Aku hanya bisa memandang mereka dari balik jendela, sama seperti para pelayan lainnya.
Dengan sangat elegant mereka melangkahkan kaki menuju kereta kuda yang sangat berkilauan. Aku hanya bisa menatapnya dari kejauhan. Saudarinya yang tampak seperti bunga indah tengah mengalunkan lengan pada pangeran mahkota yang kini menjemputnya.
Dan aku tidak berusaha melawan karena aku sadar, aku tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan. Aku bisa saja mati dengan mudah jika menunjukkan perlawanan sedikit pun. Dengan kaki yang terlipat di bawah lantai, aku menyodorkan kotak perhiasan untuk dia memilih. Sudah menjadi pekerjaanku untuk melayaninya.
Dia juga ingin melihat dunia luar, namun disamping itu, dia takut tidak bisa kembali kesini dan akan kehilangan tempat teduh walaupun itu hanyalah kamar yang usang. Helaan nafas terdengar. Aku hanya bisa memandang mereka dari balik jendela, sama seperti para pelayan lainnya.
Dengan sangat elegant mereka melangkahkan kaki menuju kereta kuda yang sangat berkilauan. Aku hanya bisa menatapnya dari kejauhan. Saudarinya yang tampak seperti bunga indah tengah mengalunkan lengan pada pangeran mahkota yang kini menjemputnya.
Dan aku tidak berusaha melawan karena aku sadar, aku tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan. Aku bisa saja mati dengan mudah jika menunjukkan perlawanan sedikit pun. Dengan kaki yang terlipat di bawah lantai, aku menyodorkan kotak perhiasan untuk dia memilih. Sudah menjadi pekerjaanku untuk melayaninya.
Dia juga ingin melihat dunia luar, namun disamping itu, dia takut tidak bisa kembali kesini dan akan kehilangan tempat teduh walaupun itu hanyalah kamar yang usang. Helaan nafas terdengar. Aku hanya bisa memandang mereka dari balik jendela, sama seperti para pelayan lainnya.
Dengan sangat elegant mereka melangkahkan kaki menuju kereta kuda yang sangat berkilauan. Aku hanya bisa menatapnya dari kejauhan. Saudarinya yang tampak seperti bunga indah tengah mengalunkan lengan pada pangeran mahkota yang kini menjemputnya.
Dan aku tidak berusaha melawan karena aku sadar, aku tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan. Aku bisa saja mati dengan mudah jika menunjukkan perlawanan sedikit pun. Dengan kaki yang terlipat di bawah lantai, aku menyodorkan kotak perhiasan untuk dia memilih. Sudah menjadi pekerjaanku untuk melayaninya.
Dia juga ingin melihat dunia luar, namun disamping itu, dia takut tidak bisa kembali kesini dan akan kehilangan tempat teduh walaupun itu hanyalah kamar yang usang. Helaan nafas terdengar. Aku hanya bisa memandang mereka dari balik jendela, sama seperti para pelayan lainnya.
Dengan sangat elegant mereka melangkahkan kaki menuju kereta kuda yang sangat berkilauan. Aku hanya bisa menatapnya dari kejauhan. Saudarinya yang tampak seperti bunga indah tengah mengalunkan lengan pada pangeran mahkota yang kini menjemputnya.
Dan aku tidak berusaha melawan karena aku sadar, aku tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan. Aku bisa saja mati dengan mudah jika menunjukkan perlawanan sedikit pun. Dengan kaki yang terlipat di bawah lantai, aku menyodorkan kotak perhiasan untuk dia memilih. Sudah menjadi pekerjaanku untuk melayaninya.
Dia juga ingin melihat dunia luar, namun disamping itu, dia takut tidak bisa kembali kesini dan akan kehilangan tempat teduh walaupun itu hanyalah kamar yang usang. Helaan nafas terdengar. Aku hanya bisa memandang mereka dari balik jendela, sama seperti para pelayan lainnya
Dengan sangat elegant mereka melangkahkan kaki menuju kereta kuda yang sangat berkilauan. Aku hanya bisa menatapnya dari kejauhan. Saudarinya yang tampak seperti bunga indah tengah mengalunkan lengan pada pangeran mahkota yang kini menjemputnya.
Dan aku tidak berusaha melawan karena aku sadar, aku tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan. Aku bisa saja mati dengan mudah jika menunjukkan perlawanan sedikit pun. Dengan kaki yang terlipat di bawah lantai, aku menyodorkan kotak perhiasan untuk dia memilih. Sudah menjadi pekerjaanku untuk melayaninya.
Dia juga ingin melihat dunia luar, namun disamping itu, dia takut tidak bisa kembali kesini dan akan kehilangan tempat teduh walaupun itu hanyalah kamar yang usang. Helaan nafas terdengar. Aku hanya bisa memandang mereka dari balik jendela, sama seperti para pelayan lainnya.
...TBC...
Jangan lupa like 👍 comment 💬 dan vote ⭐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments