Keheningan. Tidak ada seorang pun yang mendengarkan perkataan yang keluar dari bibirku. Keheningan tengah melanda diriku, namun berbeda dengan benakku yang dipenuhi dengan kebisingan.
Aku semakin menelungkupkan wajah diantara lutut. Tak terasa linangan air mata mengalir. Andai saja ada seseorang yang berusaha untuk memahami diriku. Aku aku tahu, aku yang paling tahu mengenai banyak orang yang mebenciku karena luka bakar di wajahku. Namun tidak dengan hal itu. Dia tidak menyakitinya, sama sekali tidak menyakitinya. Ini hanyalah fitnah.
Cit cit!
Aku terlonjak kaget di tengah kegelapan. Berusaha untuk menaiki ranjang yang sudah lapuk itu. Seperti ini terus saja terjadi. Aku yang tidak melakukan kesalahan, terus saja mendapatkan fitnah dari saudara tiriku yang jauh lebih cantik daripada diriku. Aku tahu aku pantas mendapatkannya, tapi aku paling takut dengan kegelapan. Mereka terus mengurungku di kamar yang sangat gelap ketika aku melakukan kesalahan.
Tak terasa linangan air mata mengalir. Andai saja ada seseorang yang berusaha untuk memahami diriku. Aku aku tahu, aku yang paling tahu mengenai banyak orang yang mebenciku karena luka bakar di wajahku. Namun tidak dengan hal itu. Dia tidak menyakitinya, sama sekali tidak menyakitinya. Ini hanyalah fitnah.
Keheningan. Tidak ada seorang pun yang mendengarkan perkataan yang keluar dari bibirku. Keheningan tengah melanda diriku, namun berbeda dengan benakku yang dipenuhi dengan kebisingan.
Aku terlonjak kaget di tengah kegelapan. Berusaha untuk menaiki ranjang yang sudah lapuk itu. Seperti ini terus saja terjadi. Aku yang tidak melakukan kesalahan, terus saja mendapatkan fitnah dari saudara tiriku yang jauh lebih cantik daripada diriku. Aku tahu aku pantas mendapatkannya, tapi aku paling takut dengan kegelapan. Mereka terus mengurungku di kamar yang sangat gelap ketika aku melakukan kesalahan.
Aku yang tidak melakukan kesalahan, terus saja mendapatkan fitnah dari saudara tiriku yang jauh lebih cantik daripada diriku. Aku tahu aku pantas mendapatkannya, tapi aku paling takut dengan kegelapan. Mereka terus mengurungku di kamar yang sangat gelap ketika aku melakukan kesalahan.
Aku yang tidak melakukan kesalahan, terus saja mendapatkan fitnah dari saudara tiriku yang jauh lebih cantik daripada diriku. Aku tahu aku pantas mendapatkannya, tapi aku paling takut dengan kegelapan. Mereka terus mengurungku di kamar yang sangat gelap ketika aku melakukan kesalahan.
Aku semakin menelungkupkan wajah diantara lutut. Tak terasa linangan air mata mengalir. Andai saja ada seseorang yang berusaha untuk memahami diriku. Aku aku tahu, aku yang paling tahu mengenai banyak orang yang mebenciku karena luka bakar di wajahku. Namun tidak dengan hal itu. Dia tidak menyakitinya, sama sekali tidak menyakitinya. Ini hanyalah fitnah.
Keheningan. Tidak ada seorang pun yang mendengarkan perkataan yang keluar dari bibirku. Keheningan tengah melanda diriku, namun berbeda dengan benakku yang dipenuhi dengan kebisingan.
Aku terlonjak kaget di tengah kegelapan. Berusaha untuk menaiki ranjang yang sudah lapuk itu. Seperti ini terus saja terjadi. Aku yang tidak melakukan kesalahan, terus saja mendapatkan fitnah dari saudara tiriku yang jauh lebih cantik daripada diriku. Aku tahu aku pantas mendapatkannya, tapi aku paling takut dengan kegelapan. Mereka terus mengurungku di kamar yang sangat gelap ketika aku melakukan kesalahan.
Aku yang tidak melakukan kesalahan, terus saja mendapatkan fitnah dari saudara tiriku yang jauh lebih cantik daripada diriku. Aku tahu aku pantas mendapatkannya, tapi aku paling takut dengan kegelapan. Mereka terus mengurungku di kamar yang sangat gelap ketika aku melakukan kesalahan.
Aku yang tidak melakukan kesalahan, terus saja mendapatkan fitnah dari saudara tiriku yang jauh lebih cantik daripada diriku. Aku tahu aku pantas mendapatkannya, tapi aku paling takut dengan kegelapan. Mereka terus mengurungku di kamar yang sangat gelap ketika aku melakukan kesalahan.
Aku semakin menelungkupkan wajah diantara lutut. Tak terasa linangan air mata mengalir. Andai saja ada seseorang yang berusaha untuk memahami diriku. Aku aku tahu, aku yang paling tahu mengenai banyak orang yang mebenciku karena luka bakar di wajahku. Namun tidak dengan hal itu. Dia tidak menyakitinya, sama sekali tidak menyakitinya. Ini hanyalah fitnah.
Keheningan. Tidak ada seorang pun yang mendengarkan perkataan yang keluar dari bibirku. Keheningan tengah melanda diriku, namun berbeda dengan benakku yang dipenuhi dengan kebisingan.
Aku terlonjak kaget di tengah kegelapan. Berusaha untuk menaiki ranjang yang sudah lapuk itu. Seperti ini terus saja terjadi. Aku yang tidak melakukan kesalahan, terus saja mendapatkan fitnah dari saudara tiriku yang jauh lebih cantik daripada diriku. Aku tahu aku pantas mendapatkannya, tapi aku paling takut dengan kegelapan. Mereka terus mengurungku di kamar yang sangat gelap ketika aku melakukan kesalahan.
Aku yang tidak melakukan kesalahan, terus saja mendapatkan fitnah dari saudara tiriku yang jauh lebih cantik daripada diriku. Aku tahu aku pantas mendapatkannya, tapi aku paling takut dengan kegelapan. Mereka terus mengurungku di kamar yang sangat gelap ketika aku melakukan kesalahan.
Aku yang tidak melakukan kesalahan, terus saja mendapatkan fitnah dari saudara tiriku yang jauh lebih cantik daripada diriku. Aku tahu aku pantas mendapatkannya, tapi aku paling takut dengan kegelapan. Mereka terus mengurungku di kamar yang sangat gelap ketika aku melakukan kesalahan.
Aku semakin menelungkupkan wajah diantara lutut. Tak terasa linangan air mata mengalir. Andai saja ada seseorang yang berusaha untuk memahami diriku. Aku aku tahu, aku yang paling tahu mengenai banyak orang yang mebenciku karena luka bakar di wajahku. Namun tidak dengan hal itu. Dia tidak menyakitinya, sama sekali tidak menyakitinya. Ini hanyalah fitnah.
Keheningan. Tidak ada seorang pun yang mendengarkan perkataan yang keluar dari bibirku. Keheningan tengah melanda diriku, namun berbeda dengan benakku yang dipenuhi dengan kebisingan.
Aku terlonjak kaget di tengah kegelapan. Berusaha untuk menaiki ranjang yang sudah lapuk itu. Seperti ini terus saja terjadi. Aku yang tidak melakukan kesalahan, terus saja mendapatkan fitnah dari saudara tiriku yang jauh lebih cantik daripada diriku. Aku tahu aku pantas mendapatkannya, tapi aku paling takut dengan kegelapan. Mereka terus mengurungku di kamar yang sangat gelap ketika aku melakukan kesalahan.
Aku yang tidak melakukan kesalahan, terus saja mendapatkan fitnah dari saudara tiriku yang jauh lebih cantik daripada diriku. Aku tahu aku pantas mendapatkannya, tapi aku paling takut dengan kegelapan. Mereka terus mengurungku di kamar yang sangat gelap ketika aku melakukan kesalahan.
Aku yang tidak melakukan kesalahan, terus saja mendapatkan fitnah dari saudara tiriku yang jauh lebih cantik daripada diriku. Aku tahu aku pantas mendapatkannya, tapi aku paling takut dengan kegelapan. Mereka terus mengurungku di kamar yang sangat gelap ketika aku melakukan kesalahan.
...TBC...
...Jangan lupa like 👍 comment 💬 dan vote ⭐...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments