"Sayang, Mama udah di depan nih. Kamu saja ya yang kesini! Supaya Mama gak perlu lagi nyusul kamu ke dalam" tanya Nyonya Atmaja kepada putrinya setibanya di depan hotel.
"Okey Ma, Anin keluar sekarang," jawab Anin lalu mengakhiri panggilan teleponnya.
Rafa yang dari tadi masih duduk di lobi hotel, memperhatikan Anin dari jauh. Tanpa sadar Rafa mengikuti Anin keluar dari hotel, lalu dia melihat Anin masuk kedalam mobil sedan berwarna merah.
"Hmmmmm ... bukankah itu mobil Nyonya Atmaja? Lalu siapa gadis itu? Mungkinkah itu putrinya? Aninn??" Rafa bertanya-tanya tentang siapa gadis itu sebenarnya.
Karena Penasaran, Rafa menuliskan pesan kepada Nyonya Atmaja.
"Ibu, apakah gadis yang tadi masuk ke mobil anda, dia adalah putrimu?" tanya Rafa penasaran.
*
Di dalam mobil Nyonya Atmaja.
"Mama kemana aja sih, katanya pagi ini ada hal yang penting yang mau di bicarakan, tapi Mama malah menghilang" tanya Anin dengan segudang pertanyaan begitu masuk ke dalam mobil.
"Maaf sayang, Mama tadi tidak bisa menunggu kamu. Investor terbesar di hotel kita meminta Mama untuk mempercepat meeting, yang seharusnya di jadwalkan pukul 9 pagi ini dikarenakan dia sedang ada urusan penting di Singapura untuk waktu yang lama." ucap Nyonya Atmaja membelai rambut putrinya.
Anin terdiam, dia yakin kalau orang yang di maksud mamanya adalah pria itu. Pria yang sangat di bencinya dan telah merenggut keperawanannnya.
"Sepulang dari Singapura, mama akan memperkenalkan kamu dengannya. Kamu harus banyak belajar tentang bisnis dari dia. Mama yakin kalian akan cepat akrab. Dia pria yang baik, Nak," ucap Nyonya Atmaja dengan wajah yang berseri-seri.
"Aniinnnn!! Aninnnn!!" panggil nyonya Atmaja. Anin terkejut dan tersadar dari lamunannya.
"Ehhh, iya kenapa, Ma? Maafkan Anin ngantuk tadi?" jawab Anin dengan sejuta alasan.
"Duuuhhhhh, sayang kamu tidak enak badan ya?? Masa jam segini udah ngantuk sih?" tanya nyonya Atmaja lalu memegang dahi putrinya.
"Eemmm, tidak panas kok. Apa kamu begadang lagi tadi malam?" tanya nyonya Atmaja lagi sedikit mengkhawatirkan putrinya itu.
"Tidak, Ma. Anin sedikit kurang enak badan aja. Biasanya juga istirahat seharian langsung baikan. Atau ini efek bangun pagi tapi malah di php ya, Ma?" goda Anin lalu melirik mamanya.
Nyonya Atmaja pun tersenyum lalu mencubit pipi Anin. "Dasar anak nakal," ucapnya.
"Mama telepon pamanmu dulu ya, Mama lupa tadi bilang ke pamanmu kalau Mama langsung pulang kerumah" ucap Nyonya Atmaja lagi lalu mengambil ponsel miliknya.
Aninpun tertawa melihat melihat reaksi mamanya itu. Tapi jujur dalam hatinya, ada sedikit ketakutan dengan semua kemungkinan yang bisa terjadi.
"Ahh, kalau saja Mama tau siapa dia yang sebenarnya. Aku tidak bisa membayangkan apa yang terjadi nanti. Dia bukan pria baik baik, Ma" gumam Anin dalam hati.
Nyonya Atmaja yang baru melihat isi pesan yang dikirimkan oleh Rafa pun tersenyum, lalu membalasnya ...
"Iya, Nak. Kamu sudah melihatnya? Dia Anindya Putri Atmaja. Putri kesayangan Ibu. Cantikkan? Suatu hari nanti, Ibu akan mengenalkanmu dengannya. Kamu tidak akan menyesal berkenalan dengan putri Ibu" tulis Nyonya Atmaja membalas pesan dari Rafa dengan senyuman di pipinya.
Anin yang melihat Ibunya itu tersenyum pun penasaran. "Hayoo, kenapa Mama senyam-senyum begitu?" tanya Anin mencoba melirik ponsel milik Nyonya Atmaja.
"Hustt, gak boleh tau urusan orangtua" canda Nyonya Atmaja tersenyum bahagia melihat Anin cemberut. Lalu dia menunjukkan isi pesan Rafa, dan tersenyum kepada putrinya itu.
"Lihat? Sepertinya dia penasaran kepada putri mama. Belum juga ketemu, dia sudah penasaran. Bagaimana kalau kalian ketemu? Dia pasti tidak bakalan bisa lepas dari putri mama yang cantik ini," gurau Nyonya Atmaja sambil menunjukkan percakapan mereka, membuat Anin tersenyum getir.
Anin menatap jauh ke luar, memandangi satu-persatu gedung dan mobil yang mereka lewati. Tapi pikirannya menerawang jauh entah kemana.
******
Di changi airport.
Rafa yang sudah tiba sejam yang lalu mulai merasa bosan. Lalu mengambil handphone miliknya dan mulai mengetik pesan kepada Cathy.
"Sayang kamu dimana, aku sudah sampai ini." Rafa mencoba mengirim pesan kepada Cathy tunangannya, karena untuk yang kesekian kalinya Chaty pun tidak bisa dihubungi.
Setelah hampir 1 jam menunggu, Rafapun memutuskan untuk pergi dari sana dengan di jemput oleh supir keluarganya.
Kemarin Cathy berjanji akan menjemputnya di bandara. Tapi sudah hampir 1 jam lebih, Cathy tidak juga muncul. Rafa sedikit merasa kecewa. Ditambah lagi, tak ada pesan yang di balas dan ponsel milik Cathy pun tidak bisa di hubungi.
"Kamu kemana? Kenapa akhir-akhir ini kamu sulit sekali di hubungi?" gumam Rafa dalam hati lalu melirik layar ponselnya, dan tetap masih tak ada balasan apapun.
"We just go to the office. After that take me home. I have important things to do", perintah Rafa kepada supirnya itu.
"Okay sir" jawab sang supir lalu memutar arah menuju kantor Rafa.
*
Sesampai di kantor, Rafa langsung bergegas menuju ruangannya, sepertinya dia tidak sabar untuk langsung menyelesaikan pekerjaannya.
Sepanjang jalan menuju ruangannya, semua karyawan tertunduk dan mengucapkan salam. Mereka kenal betul siapa Rafandra Teague, sosok yang dikenal dingin dan kejam. Di satu sisi Rafa dikenal memiliki ketampanan yang sangat di akui banyak orang.
"Oh my God, he's so handsome," bisik salah satu karyawan wanita kepada temannya yang lain.
"Oh God, what a dream man," ucap karyawan lain memuji ketampanannya.
Mereka semua terpana melihat ketampanan sang bos. Tidak hanya banyak wanita yang memuji ketampanannya, para pria pun banyak memuji sepak terjangnya di dunia perbisnisan yang bisa dibilang sangat sukses.
Banyak yang memuji, dan banyak pula yang iri. Namanya juga manusia. Walaupun banyak yang ingin melihat Rafa hancur, Tapi tidak ada yang bisa menghancurkan reputasinya.
Di dalam ruangannya Rafa langsung menghidupkan laptop miliknya, lalu melihat email yang baru saja masuk. Terlihat sulutan emosi yang sulit di tebak kenapa dan bagaimana.
"Lihat saja nanti, aku akan membalasmu" umpat Rafa penuh emosi lalu bersandar pada kursi lalu menutup matanya.
"Jangan coba main main denganku. Kau akan tau akibatnya!!" ucap Rafa dalam hati, kemudian melihat kembali isi email yang membuat emosi Rafapun memuncak.
Di tutupnya email itu, lalu dia mencoba asik kembali dengan laptopnya, dan berusaha menyelesaikan pekerjaannya yang sudah tertunda sejak Rafa tinggal di Indonesia.
Tapi pikirannya tidak bisa beralih dari apa yang sudah membuatnya emosi itu.
"Ahhhh!!!" umpat Rafa lalu melempar buku yang ada di hadapannya. Di pegangnya kepalanya yang mulai terasa nyeri, lalu di ambilnya kunci mobilnya. Kemudian dia pun pergi keluar, mengendarai mobilnya dengan sangat kencang, keluar dari kantornya pergi entah kemana.
(Bersambung)
..................
Selamat membaca hi Readers, dan semoga terhibur dengan novel saya.
Terimakasih.😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments