Di villa milik keluarga Teague ...
Mark menemui Rafa di ruangannya. "Permisi Tuan, mereka sudah kembali dan saya sudah pastikan mereka tidak akan berani meminta pertanggung-jawaban di kemudian hari" ucap Mark membuyarkan lamunan Rafa.
"Baiklah, terimakasih" jawab Rafa dengan tatapan kosong. Pikirannya masih saja tertuju pada sosok gadis di ruangan tadi yang mengaku sebagai gadis yang malam itu tanpa sengaja masuk ke kamar Rafa.
"Baik kalau begitu saya permisi, Tuan," ujar Mark berlalu pergi meninggalkan Rafa dengan raut wajah yang sulit di artikan.
"Sebentar Mark, ada yang ingin saya tanyakan" pinta Rafa kepada Mark.
Mark berbalik menghampiri Tuannya itu.
"Silahkan Tuan, apa yang ingin Tuan tanyakan kepada saya" tanya Rafa penasaran memperhatikan perubahan raut muka Tuannya itu.
"Mark, apa kamu yakin kalau dia adalah gadis itu? Apakah kamu sudah benar-benar memastikan isi dari CCTV itu?" tanya Rafa kepada Mark.
"Saya yakin itu pasti dia Tuan. Tidak mungkin mereka semua berani membohongi Tuan mengenai gadis itu. Saya yakin mereka tidak akan seberani itu Tuan. Karena mereka tau, mereka sedang berurusan dengan siapa. Dan kalau mereka berani membohongi kita, mereka juga tahu konsekuensinya. Kita juga sudah menjebak mereka, menutup rapat mulut mereka lewat surat perjanjian itu. Dan soal gadis itu, saya yakin dia tidak akan berani menuntut apapun suatu hari nanti. Karena begitu dia menandatangani surat perjanjian itu, dia tidak akan berpikir untuk menuntut pertanggung-jawaban di kemudian hari!" jelas Mark kepada Rafa.
"Saya yakin, mereka tidak punya cukup nyali untuk menuntut pertanggung-jawaban kepada kita Tuan. Tuan jangan khawatir..." lanjut Mark lagi berusaha menenangkan Tuannya itu.
Rafa terlihat mengehela napas panjang, entah apa yang dia pikirkan untuk saat ini. Dia menutup matanya, pikirannya menerawang jauh entah kemana.
"Apakah kamu sudah meneliti latar belakang gadis itu?" ucap Rafa kemudian.
Belum sempat Mark menjawab pertanyaan Rafa, Rafa melanjutkan kembali omongannya.
"Dan tolong bawa rekaman itu lagi kepada saya. Saya ingin memastikan lagi kalau gadis itu ..." ucapannya terhenti ketika melihat ada panggilan masuk di ponsel miliknya dengan nama "My honey".
"Baik Tuan, akan saya bawakan!" ucap Mark lalu meninggalkan ruangan itu, dia tahu kalau Tuannya sedang tidak ingin di ganggu.
"Hai sayang?," jawab Rafa.
Dia adalah Cathy tunangan Rafa yang tinggal di Singapura 2 tahun belakangan ini.
"Uhhhhh ... sayang kemana aja sihhh!! Dari tadi sibuk terus kamu. Sayang, kenapa kamu tidak jadi datang hari ini? Tau tidak, mama sama papa udah nungguin kamu. Mereka pikir kamu pulang hari ini" rengek Cathy kepada Rafa.
Rafa sadar, waktunya banyak tersita hanya karena masalah pribadinya itu. Dia tahu kalau satu hari ini dia sudah mengabaikan tunangannya. Tapi memang semuanya harus segera di selesaikan. Dia tidak mau, kalau masalah itu tidak segera di atasi, bisa-bisa nanti berdampak negatif buat hubungannya dengan tunangannya itu.
"Halo, sayang?? Kamu dengar tidak?" rengek Cathy lagi membuyarkan lamunan Rafa.
"Iya sayang, aku dengar kok. Maafkan aku tidak bisa terbang kesana hari ini, banyak kerjaan yang harus aku selesaikan mendadak hari ini. Kamu mau maafin aku kan sayang??" jawab Rafa dengan suara memelas.
"Dan soal mama papa kamu, biar nanti aku yang jelasin sama mereka. Kamu tidak usah khawatir ya? Aku sangat merindukanmu. Really miss you honey ..." ucap Rafa lagi, berusaha membujuk Cathy. Berharap tunangannya itu bisa memaafkan kesalahannya hari ini.
"Ahh, kamu bisa aja ngerayunya. Aku maafkan kamu kok, sayang. Tapi ada syaratnya," jawab Cathy tersenyum.
Dia tahu kalau tunangannya itu pasti akan mengabulkan apapun permintaannya. Cathy tau, Rafa memang sangat mencintai dirinya.
Rafa tersenyum mendengar permintaan tunangannya itu. "Okee sayang apapun itu pasti akan aku kabulkan, asal syaratnya jangan berenang keliling kolam ikan Pak Happy ya??" ucap Rafa seloroh berusaha membuat tunangannya itu tertawa.
"Tentu tidak, sayang!! Aku serius ini. Pokoknya kalau kamu balik, waktu kamu harus buat aku seorang!! Titik!!" jawab Cathy kemudian berusaha membalas candaan Rafa.
Dan merekapun sama sama tertawa, kemudian larut dalam obrolan masing-masing.
..............................
Tak terasa udah hampir 1 jam lebih Rafa dan tunangannya itu larut dalam candaan dan obrolan hangat mereka. Dan mereka!pun mengakhiri obrolan mereka karena Cathy harus segera balik bekerja.
"Ahh, setidaknya sakit kepalaku tadi sudah sedikit berkurang ..." gumam Rafa dalam hati sambil memandang layar ponsel miliknya.
Lalu Rafa kembali menghubungi Mark.
"Kamu kemana, mana rekaman yang saya minta??" perintahnya dengan suara sedikit keras.
Mark pun merasa kebingungan di buatnya.
"Ada-ada saja Tuan Rafa ini, bagaimana mungkin saya bisa masuk dan mengganggu mereka?? Sedangkan dia lagi pacaran. Nanti saya masuk, dikira tidak tahu sopan santun. Bisa-bisa saya di pecat gara-gara mengganggu dia" ucap Mark lalu menghela napasnya.
(Tok!! Tok!!) ...
"Permisi Tuan, ini rekaman yang anda minta tadi. Dan untuk latar belakang gadis itu, menurut info yang saya dapat, dia adalah anak yatim piatu Tuan. Dan selama ini tinggal di Ausie. Kedatangannya kesini adalah untuk berlibur. Dan dia berasal dari keluarga kaya. Itulah kenapa bisa dia menempati kamar VVIP yang berdekatan dekat dengan kamar Tuan. Menurut salah seorang gadis yang kita interogasi tadi, gadis itu juga bersahabat baik dengan putri pemilik hotel ini. Tapi mengenai identitas putri pemilik hotel ini, tidak ada yang tau Tuan. Tuan jangan khawatir, gadis itu tidak akan bisa berbuat apapun. Dia hidup sendiri dan tidak akan ada yang bisa menolongnya." ucap Mark mencoba memberi penjelasan atas perintah yang Tuannya minta.
"Kalau memang begitu, itu bagus. Saya tidak mau gadis seperti itu menyusahkan saya di kemudian hari. Pantau terus gerak-gerik dan kehidupan gadis itu sampai semuanya benar-benar aman," perintah Rafa.
"Baik Tuan, akan saya laksanakan," jawab Mark mengangguk. Kemudian Rafa mengambil rekaman itu, memeriksa kembali apa isi rekaman di hari kejadian itu.
"Wajahnya memang tidak terlihat, tapi dari postur tubuhnya memang sepertinya benar kalau itu adalah gadis yang masuk ke kamarku malam itu," gumam Rafa dalam hati.
"Baiklah, kamu sudah boleh pergi. Tapi ingat tetap pantau mereka semua. Jangan sampai kita lengah, terutama gadis itu," ucap Rafa kemudian.
Dia berharap tidak akan terjadi apapun di kemudian hari, karena kalau itu sampai terjadi, dia pasti akan kehilangan tunangannya itu.
"Tidak!! Tidakk!! Jangan sampai itu terjadi" ujar Rafa sambil mengacak-acak rambutnya.
"Aku akan menyingkirkan siapapun yang berusaha menghancurkan hubunganku dengan Cathy!! Aku hanya mencintainya, tidak ada yang lain!!" ucapnya lalu melihat gambar di layar handphone miliknya.
"Love you ..." ucapnya lalu tersenyum.
****
(Bersambung)
Happy Reading ya!! Terimakasih buat dukungannya. Dan jangan lupa saran dan kritik untuk kesempurnaan novel ini.
Terimakasih. ^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments