Episode 6

(Sebelumnya ...)

"Terus siapa gadis itu?" tanya Felix.

"Hm, aku tahu siapa gadis yang cocok!! Bentuk tubuh, rambut, tidak jauh beda sama Anin! Kalau kita menutupnya dengan cadar dan topi, pasti tidak akan ada yang berbeda. Dan Tuan Teague itu tidak akan curiga seandainya dia memeriksa ulang CCTV itu." jawab Armand membuat semuanya penasaran.

"Terus siapa gadis itu?" tanya Teguh penasaran.

"Tenang saja!! Aku yang akan mengurus semuanya!!" jawab Armand dengan penuh antusias.

(Flash Back Off).

........................

Kembali ke ruangan Rafa ...

Rafa mengulang kembali pertanyaannya,

"Kalian pasti sudah tau maksud dan tujuan saya memanggil kalian semua kemari" ujarnya dengan tatapan dingin, memandangi satu persatu wajah mereka yang mulai terlihat ketakutan.

"Kami tau, Tuan!!" jawab mereka serempak lalu tertunduk kembali, seperti anak SD yang ketakutan karena baru ketahuan nyontek terus di hukum berdiri depan kelas sambil di interogasi. Hahaa!! ^•^.

"Baik gak perlu basa-basi," ujar Rafa.

"Kamu!! Kesini cepat!!" ucap Mark menunjuk gadis yang dari tadi menunduk karena ketakutan. Lalu gadis itu mendekat dan berdiri tepat di hadapan Rafa.

"Kamu pasti tau apa maksud saya memanggil kamu kemari, termasuk kalian semua??" Rafa melemparkan tatapan dinginnya kepada semua orang yang berada di ruangan itu.

"Apa maksud kamu masuk kekamar saya dan siapa yang menyuruhmu?" tanya Rafa kepada gadis itu.

"Maaf ... maaf Tuan, tidak ada yang menyuruh saya masuk ke kamar Tuan. Saya juga tidak tau kenapa saya bisa berada di kamar itu. Yang saya ingat, malam itu saya baru pulang bersama teman saya dan paginya, saya terbangun dan sudah berada di kamar Tuan." ujar gadis itu memberi penjelasan.

Braaaaaak!!.

Rafa menggebrak meja membuat semua orang terkejut, merasakan jantung mereka hampir mau copot. "Saya bertanya kenapa kamu bisa masuk?? Tidak perlu mengarang kebohongan seperti itu?? Kamu kira saya bodoh??" tanya Rafa lagi kepada gadis itu.

Gadis itu merasakan ketakutan yang luar biasa, kemudian Mia maju mencoba membantu memberi penjelasan kepada Rafa.

"Maaf Tuan, ini semua salah saya. Saya yang bertanggung-jawab atas permasalahan ini." ujarnya mencoba memberikan klarifikasi.

"Bukan gadis itu yang salah. Ini semua murni kesalahan saya dan pegawai saya, yang kurang hati-hati dalam memberikan cardlock anda!!" ucap Mia lagi berusaha meyakinkan Rafa.

"Kamu bohong!! Bukan kamu yang memberikan cardlock itu!! Saya sudah melihatnya!! Saya sudah melihat isi CCTV itu!!" bentak Rafa membuat semua orang ketakutan.

"Iya benar Tuan. Memang bukan saya!! Ini kesalahan pegawai saya dan saya yang bertanggung jawab, Tuan!!"

"Dan saya sudah memberikan konsekuensi kepada dia, atas kesalahan yang sudah dia lakukan. Dan bisa saya pastikan dia tidak akan berani menunjukkan wajahnya lagi dimanapun. Gadis itu tidak salah, Tuan!!" tambah Mia lagi.

Seakan diberi kode oleh Mia, gadis lalu berlutut. "Maafkan saya Tuan, saya berjanji tidak akan mengungkit masalah ini lagi, saya berjanji tidak akan memberitahukan kepada siapapun tentang masalah ini," ujarnya kepada Rafa dengan memelas.

"Saya akan melupakan semuanya, Tuan!! Saya bersumpah tidak akan meminta Tuan untuk bertanggung-jawab karena ini adalah kesalahan saya.

Melihat gadis itu berlutut, Mia dan yang lainnya juga ikut berlutut dan menatap Rafa memohon pengampunan, berharap Rafa percaya dengan apa yang mereka katakan.

"Apa kalian berdua bisa dipercaya? Dan kenapa saya harus mempercayai kalian?" tanya Rafa kepada mereka lalu berdiri.

Saya tidak ingin mengambil resiko yang akan merusak hidup saya nanti.

"Mark, ambilkan itu!!" perintahnya lalu menunjuk kearah map berwarna coklat yang dia bawa tadi.

Mark beranjak kemudian mengambil map tersebut lalu memberikannya kepada Rafa. "Kalian semua!! Tanda tangani ini!!."

Rafa melemparkan map itu kepada gadis yang berlutut di hadapannya. Kemudian gadis itu mengambilnya dan memberikan map itu kepada Mia.

"Baca baik-baik dan tanda-tangani itu!! Kalian jangan main-main dengan saya, karena kalian yang akan menyesalinya sendiri." teriak Rafa dengan pandangan tajam kepada mereka semua.

Mia mengambil map yang dilempar itu, kemudian membacanya. Betapa terkejutnya dia melihat banyaknya point perjanjian di kertas itu yang sangat memberatkan mereka, kalau masalah ini sampai bocor.

"Tuan, apa ini tidak salah?" tanya Mia kepada Rafa.

"Tidak!! Tidak ada yang salah dengan itu semua. Kalau kalian membocorkan tentang masalah ini, kalian pasti tahu sendiri akibatnya" jawab Rafa kemudian.

"Kalian semua harus menandatangani surat perjanjian itu!!" ucapnya lagi sambil menunjuk mereka semua.

Mereka semua beranjak dari tempat mereka, lalu satu persatu mulai menandatangani isi surat perjanjian itu. Dalam pikiran mereka masing-masing hanya berharap masalah ini cepat selesai, semua demi kebaikan Anin sahabat mereka ...

Rafa berdiri lalu mengambil sebuah koper berwarna hitam. Kemudian membukanya, lalu menyuruh Mark menyerahkannya pada gadis yang berdiri di hadapannya itu.

"Ambillah!! Apapun yang terjadi selanjutnya padamu, itu adalah urusanmu. Dan saya harap kamu tau apa yang saya maksud dan apa yang harus kamu lakukan." ucapnya kepada gadis itu dengan pandangan sinis.

"Dan ambil ini, kamu juga harus menandatangani ini" ucap Rafa kemudian lalu menyerahkan sebuah kertas yang berisi surat perjanjian.

"Itu surat perjanjian, buat jaga-jaga kalau suatu saat kamu menuntut pertanggung jawaban dari saya. Kamu akan membayar uang yang saya berikan itu berpuluh kali lipat." ujar Rafa lagi.

Gadis itupun menoleh kepada Mia, kemudian Mia mengangguk lewat tatapan matanya. Mengisyaratkan kepada gadis itu untuk menerima uang itu dan mengiyakan apa saja yang dia katakan.

"Baik Tuan, saya tau apa yang harus saya lakukan. Tuan jangan khawatir, saya tidak akan menuntut pertanggung jawaban apapun kepada Tuan," jawab gadis itu lalu menandatangani surat itu, dan mengembalikannya kepada Rafa.

Sekarang kalian masalah sudah selesai, dan saya harap kalian tidak mencoba mengganggu saya.

Rafa lalu melihat Mark dan keluar dari ruangan itu, kemudian sesaat menoleh kepada gadis itu.

"Benarkah itu dia?? Apakah yang aku lakukan ini benar? Bagaimana kalau dia hamil?" gumamnya dalam hati lalu pergi meninggalkan mereka.

"Baik, saya harap masalah ini selesai sampai disini. Kalian sudah boleh pergi." ujar Mark kemudian berlalu pergi.

"Dan satu hal lagi, saya harap kalian sadar siapa diri kalian, dan jangan mencari masalah kemudian hari. Terutama kamu!!" ujar Mark berbalik kepada mereka sambil menatap gadis itu.

"Baaaik Tuan!!" ujar mereka lalu meninggalkan ruangan itu. Dan pulang dengan mobil masing-masing

*

Rafa kembali ke ruangannya. Memandang jauh keluar, memikirkan yang baru saja terjadi. Dia tau apa yang sudah dia lakukan adalah salah. Tapi dia tidak mau karena gadis itu dia harus kehilangan Cathy, tunangannya.

**

Di dalam mobil semua terdiam, asik dengan pikiran masing-masing.

"Sayang, jangan lupa kabari Anin mengenai hasil akhir dari perjuangan kita ini. Setidaknya, untuk saat ini semua masih aman. Tapi kalau Tuan Teague itu menyelidiki permasalahan ini lebih dalam, matilah kita!!"

"Baiklah, sayang." sahut Anin lalu mengambil ponsel miliknya. Sekitar hampir 1 jam, Anin dan Mia larut dalam obrolan mereka.

"Baiklah, Mia. Terimakasih sudah membantu aku. Aku sadar, hasil akhirnya pasti seperti ini. Dia bukan pria baik-baik." ucap Anin dengan nada penuh kekecewaan.

"Aku tutup dulu, ya. Sampaikan terimakasihku pada yang lainnya." ujarnya lagi lalu mengakhiri panggilan teleponnya.

............................

(Bersambung)

Sebelumnya saya meminta maaf atas keterlambatan penulisan dari novel saya ini, di karenakan saya lagi sakit.

Terimakasih.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!