Episode 4

(Maaf sebelumnya atas keterlambatan penulisan novel ini, dikarenakan Authornya lagi sakit hehee ... terimakasih. 🙏🙏)

Tuan Atmaja terduduk, tanpa sadar dia sudah melakukan hal yang tidak seharusnya dia lakukan, dan dia menangis.

"Ada apa?? Papa kenapa?" Nyonya Atmaja berlari menghampiri suaminya, dia baru saja tiba dirumah setelah mengurus masalah mendadak yang baru saja terjadi di hotel mereka.

"Maaaa, maafin papa ..." ucapnya kepada istrinya, dia sadar dia baru saja sudah melakukan kesalahan terhadap putrinya.

"Papa yang salah, Ma!! Papa tidak sengaja melempar gelas ke arah Anin karena papa emosi," ungkapnya kepada istrinya, menjelaskan kejadian yang baru saja terjadi.

Nyonya Atmaja memeluk suaminya. dia tau betul watak suaminya. Suaminya tidak akan melakukan hal hal yang ekstrim kalau itu tidak benar-benar fatal baginya.

"Papaa cuman mau Anin sadar, dan sedikit lebih dewasa. Papa tau, papa tidak punya waktu banyak untuk meneruskan bisnis kita. Papa butuh Anin untuk menggantikan papa. Tapi seperti yang kamu lihat sendiri, setiap hari kerjanya cuma clubbing dan mabuk." Tuan Atmaja menangis di pelukan istrinya.

"Papa tau, papa salah sudah memaksakan kehendak papa sama Anin. Papa tau Anin pengen sekali menjadi dokter. Tapi papa butuh Anin. Kalau saja papa punya banyak anak, papa juga tidak mungkin memaksa Anin buat gantikan papa. Tapi papa cuma punya Anin, dan kamu. Dan kalau papa tidak sakit-sakitan, papa tidak akan memaksa Anin mengambil alih semua bisnis kita, Maa ..." tangis Tuan Atmaja seketika pecah di pelukan istrinya.

"Paaaa sudah !! Mama tau papa ingin semua yang terbaik buat Anin dan keluarga kita. Anin bersikap seperti itu karena dia juga tidak tau apa alasan papa menyuruh dia untuk menggantikan papaa ..." Nyonya Atmaja berusaha menjelaskan kepada suaminya.

"Sebaiknya Anin kita kasih tau saja paa, supaya Anin mengerti kenapa papa bersikeras seperti ini, " ucapnya lagi kepada suaminya.

"Tidak, Maaa. Papa tidak mau Anin jadi sedih. Papa cuma berharap Anin menggantikan papa karena Anin yang minta!!" tambahnya lagi sambil menatap kedua mata istrinya.

"Lagian untuk sementara, biarlah Hendra yang mengurus semuanya, sampai Anin sadar dan mau belajar menggantikan papa".

Hendra adalah adik Tuan Atmaja, walau berbeda ibu. Tuan Atmaja dan Hendra dikenal memiliki hubungan yang cukup dekat.

"Paaa, sudah berapa kali mama bilang kepada papa, ada yang aneh dari Hendra. Perasaan mama gak enak tiap kali melihat adikmu itu. Dan papa tau?? Masalah di hotel tadi penyebabnya adalah Hendra. Dia mencari masalah dengan Rafandra Teague, putra tunggal keluarga Teague investor terbesar di hotel kita. Apa jadinya kalau Tuan Teague menarik semua invesnya dari hotel kita?? Habislahh kita, Pa!!" Nyonya Atmaja mencoba memberi penjelasan kepada suaminya.

"Sudahlah, Mama jangan dibahas lagi, yang penting masalahnya kan sudah selesai. Hendra juga terlalu lelah akhir-akhir ini karena hampir semua bisnis dan masalah di hotel kita, dia yang bertanggung jawab. Papa tau dia belum terbiasa ..." Tuan Atmaja berusaha membela adik nya itu di depan istrinya.

"Sudahlah terserah Papa, yang penting mama sudah mengingatkan papa!!" jawabnya kepada sang suami.

Dan merekapun kembali dalam lamunan masing-masing ...

........................

Anin tersadar dari lamunannya tentang kejadian sebulan yang lalu.

"Maaa, terus apa yang harus kita lakukan sekarang. Kenapa kita tidak bawa saja papa ke rumah sakit yang lebih bagus maa??" ujarnya kepada mamanya.

"Papaa sudah lelah sayang, papa sudah tidak mau lagi di rawat disana. Dia ingin di rawat disini saja dan menghabiskan waktunya dengan kamu," ucapnya memberi penjelasan kepada putri semata wayangnya itu.

Anin kembali menangis. Dia sadar papanya mungkin tidak punya waktu banyak lagi, kalau saja dia tau papanya sedang sakit. Mungkin dia akan melakukan apapun permintaan papanya.

Tapi ya namanya nasi sudah menjadi bubur, Semuanya sudah terlambat.

"Ayoo, Nak. Kita ke dalam melihat papamu. Mama tau dia sedang menunggumu sayang ..." ajak Nyonya Atmaja kepada Anin untuk menemui papanya.

.................................

Ponsel Rafa berdering ...

"Tuan, saya sudah mendapatkan semua informasi yang Tuan maksud, termasuk siapa gadis itu," ucap Mark kepada Rafa sore itu.

"Baik Mark, bawa dia ke villaku dan semua yang saya butuhkan" jawab Rafa kepada bawahannya itu.

"Baik, Tuan!" balas Mark mengiyakan seakan tau apa yang Tuannya mau, lalu obrolan itu pun berakhir.

"Hmmm, aku harus menyelesaikan ini secepatnya, aku harap gadis itu tidak akan memberikanku masalah kali ini," gumamnya dalam hati.

"Tapi aneh sekali, kenapa dia bisa masuk kalau bukan karena sengaja? Pasti ada yang berusaha ingin menjebakku disini. Tapi kalo dia berusaha ingin menjebakku, kenapa sampe sekarang dia bahkan tidak pernah muncul di hadapanku?" ujar Rafa mencoba berpikir, apa yang sebenarnya terjadi. Tapi dia sendiri tak kunjung mendapatkan jawabannya.

"Ahh, masa bodoh!! Yang penting sekarang gadis itu sudah ketemu dan aku harus segera menyelesaikannya!!" ujarnya, kemudian beranjak, dan meninggalkan kamar itu.

...........................

Dirumah sakit ...

Anin terus saja menggengam tangan papanya, tidak pernah sekalipun dia melepaskannya. Anin sadar, dia sudah banyak mengecewakan papanya,"

"Sayang makan dulu yuk, mama sudah bawakan makanan kesukaanmu ini" ujar Nyonya Atmaja kepada putrinya.

Anin beranjak lalu duduk disamping mamanya ...

Tersenyum lalu berkata: "Anin pikir mama sudah lupa makanan kesukaan Anin, dan ternyata mama masih ingat," ucap Anin menatap makanan kesukaannya lalu menangis.

"Sayang maafkan mama. Mama dan papa tidak pernah melupakanmu. Maafkan mama dengan semua keterbatasan mama, mama harus berbohong kepadamu selama ini. Jadi Anin mungkin mengira mama sudah tidak peduli lagi sama Anin ya?? Mama peduli sayang, papamu juga. Tapi kami tidak bisa berbuat banyak untuk menemanimu." ujar Nyonya Atmaja kepada putrinya, lalu memeluknya.

"Udah jangan nangis lagi. Anin percaya sama mama, percaya juga sama papa. Papa juga pasti lagi berjuang untuk kita, untuk tetap hidup demi Anin dan mama." ujarnya lagi kepada putrinya.

"Makanlah, kita harus kuat!" perintah Nyonya Atmaja sambil menyodorkan makanan kepada Anin.

Anin berusaha untuk kuat dan mulai makan, lalu mereka pun larut dalam obrolan hangat yang sudah lama dirindukan Anin..

..............................

Di villa milik keluarga Teague ...

Rafa sedang duduk di balkon, yang berada tepat di depan kamarnya. Sambil memandang jauh kedepan dengan tatapan kosong.

Tok ... tok ... tok ...

"Permisi Tuan, boleh saya masuk?" ujar pria paruh baya itu membuyarkan lamunannya.

"Masuk aja, Mang" perintah Rafa kemudian.

"Maaf, Tuan. Mereka sudah menunggu di luar. Apa perlu saya suruh masuk?" tanya Pak Madi kepada majikannya itu. Pak madi adalah orang kepercayaan Rafa untuk mengurus villa keluarga Teague."

"Suruh saja mereka menunggu di ruangan saya, Mang. Saya akan turun segera" perintahnya kepada Pak Madi.

Lalu Pak Madi pun meninggalkan ruangan itu dan memberi perintah kepada tamu tuannya untuk menunggu di ruangan yang di maksud.

Rafa kemudian berganti pakaian, setelah itu dia mengambil map berwarna coklat yang dia simpan di lemarinya. lalu beranjak pergi menuju ruangannya.

.....................

Di ruangan itu semua orang terdiam, merasa kalau hal-hal yang menyeramkan akan terjadi. Rafa masuk keruangan itu, orang pertama yang dia lihat adalah gadis itu.

"Hmmmm gadiss ituu??"

....................................

(Bersambung).

Jangan lupa like and comentnya, Terimakasih. 😋😋

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!