"Mami ... mamiiii ayo kita pergi ke tempat Ibu bekerja!!" rengek seorang bocah kecil pada maminya dengan wajah lucu dan menggemaskan.
"Ahh sayang, besok aja ya, mami capek ni baru nyampe dari perjalanan jauh!!" pinta wanita itu berusaha bernegoisasi dengan bocah kecil itu.
"Gak mauuu mami ... gak mauuu!! Aku maunya sekalang!!" rengeknya lagi lalu menarik tangan maminya masuk ke dalam mobil.
Akhirnya mau gak mau, wanita itu mengalah demi bocah kecil itu. Dan mereka pergi menuju tempat yang di maksud.
Setiba nya disana ...
"Waoow, besal sekali lumahnya mami!!" celotehnya kagum begitu melihat sebuah hotel yang dia pikir adalah rumah.
"Sayang, kita suruh Ibu kesini aja ya. Di luar panas sekali, nanti kamu sakit" ucap wanita itu kepada anak kecil itu.
"Gak mauu mami ... gak mau!! Aku mau masuk. Ayo mami ... ayooo!!" rengeknya menarik tangan wanita itu supaya masuk ke dalam hotel.
"Hmmm, baiklah sayang.Tapi kita sebentar aja ya? Anak kecil gak boleh lama lama disini. Nanti di marahin om itu!!" ucapnya kepada bocah kecil itu lalu menunjuk security yang sedang berdiri di depan hotel itu.
"Oke mami, janji kita sebental aja." ucapnya tersenyum kepada maminya.
Mereka pun masuk kedalam, wanita itu tak henti hentinya memandangi seluruh isi lobi hotel itu. Tak terasa ada cairan yang menetes dari sudut matanya. Lalu dia menghembuskan napasnya.
"Ahh ... i'm back home, Mum" ucapnya lalu menghapus airmatanya.
"Aninnnnn????" panggil seseorang seakan tidak percaya dengan apa yang dia lihat.
"Miaaaaa!!" teriak Anin lalu berlari memeluk sahabatnya itu. Setelah 5 tahun lamanya, akhirnya dua sahabat ini bertemu kembali. Terlihat mereka sangat saling merindukan.
"Ayo kita duduk dulu, sayang Ibu juga sini duduk" ajak mia kepada Anin dan bocah kecil itu.
"Kamu kenapa tidak bilang bilang kalau mau balik ke Indo? Padahal kemarin malam kita masih whatsappan, bilangnya tidak bakal balik lagi!! Uhh jahatnya....." ujar Mia cemberut kepada sahabatnya itu.
"Maafin aku ya. Tadinya tidak ada niatan buat balik, tapi aku rindu kalian semua, terutama dia." ucap Anin lalu melihat bocah kecil. "Lagian kalau bilang bukan surprise dong namanya."
Mia lalu tersenyum kepada Mia. "Rafin adalah anak yang baik, Nin. Dia anak yang ceria sekali. Seperti yang kamu lihat tiap kali kita mengadakan video call" jawab Mia mengenggam erat tangan sahabatnya itu.
"Aku tau, kamu dan Mas Teguh adalah orangtua yang baik. Iyakan sayang?" tanya Anin kepada Rafin lalu di balas Rafin dengan anggukan.
"Sebenarnya Nin, ada hal penting yang ingin aku beritahu sekarang ini, sebenarnya ..." ucapan Mia terputus begitu melihat ada panggilan telepon dari atasannya.
"Bentar ya Nin ... aku angkat dulu. Kalian jangan kemana-mana" pinta Mia kepada sahabatnya itu.
*****
Setengah jam berlalu ...
Anin tertawa kecil melihat tingkah laku Rafin yang sibuk lari kesana kemari. Dia merasa memiliki arena permainan baru.
"Mamii ... mamii!! Sini main sama Apin. Enak loh bisa bobo disini," celotehnya kepada Anin dengan sangat bahagia begitu melihat sofa empuk yang bisa dia tiduri.
"Mami disini aja ya sayang. Mami lelah sekali hari ini. Nanti kita mainnya dirumah aja? Apin main sendiri saja dulu, oke??"!pinta Anin dengan wajah memelas membuat Rafin mau tidak mau mengiyakan permintaan maminya itu.
Anin teringat kembali kenangannya bersama mamanya dulu, dia juga sering main main ke hotel ini waktu Anin masih kecil. Dia teringat semua memori kenangannya bersama mamanya. Walau sedikit sekali kenangan yang bisa dia ingat sewaktu bersama papanya.Tapi kenangan yang bisa dia ingat pertama kali bersama papa nya adalah saat hotel ini di akui sebagai hotel dengan pelayanan, dan fasilitas terbaik, setara dengan hotel bintang 5 untuk pertama kalinya. Ada kebanggaan yang tergambar dari wajah papanya saat itu dan Anin adalah satu satunya orang yang dia ajak saat itu.
" Papa ... Mama ... Anin rindu kalian"bgumam Anin dalam hati, lalu berdiri memandangi sekitarnya. Tak ada yang berubah, letak sofa, lukisan, bunga kesayangan mamanya, semuanya tertata rapi seperti 5 tahun lalu.
Anin berjalan keluar mencoba menghirup udara segar. Melihat sekelilingnya, banyak yang berubah diluar tapi tidak di dalam.
***
Rafa berjalan keluar dari ruangannya.
"Nanti malam saya ada jamuan makan dengan Mr philips. Tolong kamu atur semuanya. Dan kabari saya secepatnya. Setelah itu temui saya di rumah!" perintah Rafa kepada Mark lalu pergi memasuki lift.
Rafa berjalan memasuki lobi. Lalu langkahnya terhenti saat seseorang menggenggam tangannya.
"Pamaan!! pamaan, mami Apin ilang. Tolong cali mami Apin paman ... " rengek Rafin ketakutan begitu melihat Anin tidak berada di tempatnya.
Rafa berlutut memandangi Rafin. Ada perasaan yang sulit sekali dia ungkapkan. Di belainya kedua pipi bocah kecil itu ...
"Mami kamu ya?? Tadi mami kamu dimana?" tanya Rafa berusaha menenangkan Rafin.
Rafin berlari ke tempat dimana Anin tadi duduk dan memandangi nya saat bocah kecil itu bermain.
"Dicini Pamaan, dicini ..." rengek Rafin menarik-narik tangan Rafa.
Rafa memandangi sekelilingnya. Rafa pergi menuju meja Resepsionis.
"Apa kamu tadi lihat seorang wanita yang bersama anak ini?" tanya Rafa kepada salah satu resepsionis yang sedang bertugas hari itu.
"Iya Tuan saya melihatnya, tadi ada seorang wanita yang bermain dengannya, tapi sepertinya wanita itu keluar, Tuan" jawab resepsionis sambil menunjuk keluar hotel.
"Baiklah, terimakasih" ucap Rafa lalu pergi menemui bocah itu lagi.
"Kita cari diluar yuk, disini sepertinya tidak ada .. " ajak Rafa lalu menggendong Rafin keluar dari hotel.
Sesampainya diluar hotel, Rafa mengajak Rafin berkeliling mencari wanita yang di maksud. "Nah, kita cari pelan-pelan ya, mami kamu ada dimana!! Kalau sudah ketemu kasih tau Paman" ucap Rafa kepada Rafin lalu memperhatikan sekitar mereka.
Tak lama kemudian Rafin akhirnya menemukan maminya ...
"Ituuu Paman, itu mami Apin" tunjuknya pada sosok wanita yang sedang berdiri memandang kedepan dengan tatapan kosong.
"Aaaaaaninnnn??" ucap Rafa dengan terbata bata seakan tidak percaya dengan apa yang dia lihat.
"Mamiii ... mamiiii ... mamiii!!" teriak Rafin membuyarkan lamunan Anin.
"Ahh ... sepertinya itu suara rafin. Astagaa apa yang sudah aku lakukan, kenapa aku berdiri disini" umpatnya dalam hati lalu mencari sumber suara yang memanggilnya itu.
Langkah Anin terhenti begitu melihat siapa yang menggendong Rafin berjalan ke arahnya. Begitu juga Rafa yang dari tadi tidak bisa mengontrol detak jantungnya.
"Cantik ..." itulah kata pertama yang terlintas di pikiran Rafa ketika melihat Anin untuk pertama kalinya setelah 5 tahun lamanya.
Rafa berhenti tepat di depan Anin, matanya memandang Anin dengan penuh arti. Tapi Anin membalas tatapan Rafa dengan penuh kebencian. tatapan yang sama, saat terakhir mereka bertemu 5 tahun lalu.
"Pamaan ... pamann ... tulunkan Apin dong" pinta Rafin begitu melihat maminya ada di depannya.
Rafa menurunkan Rafin tapi pandangannya tak lepas dari Anin. Di perhatikannya Anin dari ujung kaki sampai ujung rambut. "Hmmm, sepertinya dia hidup dengan sangat baik ..." ucap Rafa dalam hati.
"Hayuk sayang kita pulang ... ucapkan terimakasih pada paman." bujuk Anin kepada Rafin, ingin segera pergi dari tempat itu.
"Pamaan, Apin pulang dulu ya?? Bye byee" ujar Rafin dengan wajah ceria lalu mengajak maminya pulang.
" Aninnn ... tunggu dulu!!" ucap Rafa menghentikan langkah Anin lalu berbalik memandang Rafa.
"Apa kabar? Apa kamu baik-baik saja?" tanya Rafa sambil mengulurkan tangannya. Tapi tidak di tanggapin oleh Anin. Anin hanya melirik sebentar tangan Rafa lalu menatapnya lagi.
"Aku baik-baik saja seperti yang kamu lihat. Kalau tidak ada lagi yang ingin kau tanyakan, aku permisi dulu, Tuan Rafa!!" jawab Anin lalu berlalu pergi meninggalkan Rafa yang berdiri mematung, bingung dengan sikap Anin yang selalu dingin tiap kali bertemu dengannya.
****
(Bersambung).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments