***
Setelah drama dan semua kejadian mengejutkan itu usai, akhirnya Winston kembali ke mansionnya, dia juga harus mempersiapkan pindahannya dengan istri dan anaknya, Sean juga kembali ke negara dimana saat lalu Winston menempatkannya disitu, sepertinya Sean nyaman tinggal disana dan sepertinya dia memiliki beberapa pacar disana.
“Kak, aku ingin menyapa Kakak iparku, tapi sepertinya kalian juga tidak ingin diganggu, sampaikan salamku padanya, jika jodoh maka akan bertemu lagi, pacar-pacarku sudah menungguku untuk kembali,” seru Sean meninggalkan Rean dengan santainya, benar-benar seperti tidak ada beban.
“Eh, tetapi jika kau sampai bisa menikah apakah fobiamu sudah hilang? Hemm, sepertinya kau harus memeriksakannya ke dokter untuk tahu pastinya, aku sedang tidak bisa memeriksamu Kak, aku sibuk, bye!” seru Sean langsung lari meninggalkan kakaknya.
“Haha, kau masih sama saja, kau sudah dewasa,” decak Rean tersenyum melihat adiknya yang sudah tumbuh besar dan terlihat sehat, bahkan terlihat seperti kelebihan energi.
Sekarang Rean mengendarai mobilnya untuk pulang, sebelum pulang dia membelikan makanan juga bunga yang tidak sengaja ia lihat di jalan.
Senyuman yang sangat merekah sedang terlihat diwajahnya sekarang, sampai saat mobilnya dihadang beberapa mobil hitam.
“Mengganggu saja!” decak Rean yang seperti langsung mengerti kondisi yang sedang ia alami.
Ya, tentu saja dia sedang dicegat oleh sebuah perkumpulan, karena mobilnya dihadang oleh beberapa mobil di tengah jalan yang sepi.
“Keluar kau brengsek! apa yang sudah kau lakukan pada adikku tadi malam sampai dia terkapar di rumah sakit!” seru seseorang mengetuk dengan kasar pintu mobil Rean, bahkan dia hampir memecahkan pintu mobil tersebut.
Dengan santainya Rean keluar, padahal jelas-jelas banyak orang dihadapannya berbadan kekar dan membawa berbagai senjata, termasuk senjata api.
“Wajahmu menyebalkan! beraninya kau melukai adikku! akan kubunuh kau dan bangkaimu kubuang! brengsek! sialan!” teriak pria yang sepertinya adalah pemimpin dari perkumpulan itu.
“Maaf sebelumnya tapi aku tidak bisa membiarkanmu membunuhku, ada seseorang yang menungguku pulang sekarang!” sahut Rean masih santai dan biasa saja, seolah situasi ini tidak membuatnya takut ataupun gentar.
Tentu saja, bagi Rean ini hanyalah mainan anak kecil, bahkan tanpa memanggil anggotanya yang lain, Rean bisa menghabisi semua orang ini sendiri saja.
“HAHAHA! Sombong sekali si busuk ini! Beraninya berbicara dan melihatku tepat dihadapanku! apakah kau tidak tahu siapa aku? bajingan busuk ini tidak takut mati rupanya!” decak pria itu menarik kerah Rean dan mengancamnya dengan senjata api tepat dikepalanya.
“Menjijikkan! Sepertinya pertanyaan mu salah pecundang! Kau yang tidak tahu siapa aku! Apakah kau tahu siapa aku?” decak Rean tersenyum sinis, sungguh sangat menyeramkan.
Saat melihat sorot mata dan senyuman yang sangat menyeramkan itu membuat pria yang mengarahkan sejata apinya tepat ke kepala Rean refleks ketakutan dan tiba-tiba saja berkeringat dingin, dia beranjak mundur beberapa langkah karena seolah feelingnya mengatakan untuk menjauh dari orang itu karena orang itu sangat berbahaya.
“Heh! Untuk, untuk apa aku harus tahu siapa kau! sebentar lagi kau juga akan mati! Apa peduliku! Dasar somb ….” Belum sempat pria itu melanjutkan omongannya, tiba-tiba pandangannya kabur dan tubuhnya lemas.
Dia bahkan tidak sadar jika Rean telah melumpuhkannya barusan, saat melihat bos mereka dilumpuhkan secepat itu membuat semua anggota yang berjumlah puluhan itu langsung bersiaga hendak melancarkan serangannya menggunakan senjata yang mereka miliki.
“Jika kalian ingin pengecut ini mati maka kalian bisa terus mengarahkan senjata kalian ke arahku!” teriak Rean membuat semua orang yang berada di situ gentar.
Sekarang, keadaan langsung berbalik, sekarang yang mengarahkan senjata api bukan lagi pria itu melainkan Rean.
“Merepotkan! Kalian benar-benar mengganggu waktu berharga ku! Kalian akan menyesal untuk ini!” ketus Rean sekarang benar-benar kesal karena mendapatkan hambatan di jalan.
Rean merogoh kantungnya hendak mencari ponsel pribadinya, namun Rean lupa jika ponselnya sudah hilang.
“Sial! Aku lupa ponselku sudah hilang! Aku pinjam sebentar ya ponselmu ini! Aku akan membayar pulsanya nanti, aku butuh menelepon seseorang!” ketus Rean pada orang yang sudah tidak sadarkan diri yang sedang ia tawan itu.
Semua orang yang sudah bergetar ketakutan bahkan hanya dengan ancaman yang sedikit itu dibuat kebingungan saat melihat Rean menghubungi seseorang lewat ponsel Bos mereka.
“Cepatlah datang ke jalan A dekat rumahku, aku ingin cepat pulang dan melakukan apa yang kuinginkan seperti pesan Bos Winston!” seru Rean melalui ponsel milik pria asing itu.
Lalu setelahnya ponsel itu pun dikembalikan lagi kekantong sanderanya, dan tidak lupa Rean menaruh uang kertas disana sebagai ganti pulsa yang sudah ia janjikan.
“Lihatkan? Aku mengganti pulsanya dengan uang, tunggu tiga menit lagi, kalian bisa duduk sambil menunggu, biar tidak terlalu lelah!” seru Rean dengan nada yang kesal dan seperti tidak sabaran ingin segera pergi dari tempat itu.
Benar saja, setelah tiga menit, banyak sekali mobil hitam yang sangat mewah datang kearah mereka, sepertinya ada puluhan mobil yang datang, dari dalam mobil juga turun para mafia yang dikenal oleh orang-orang yang sedang mengarahkan senjatanya itu pada Rean.
“Bukankah itu para Bos besar kita? mengapa mereka ada disini sekarang?” seru salah seorang anggota pria tadi pada temannya yang ada disebelahnya.
“Aku juga tidak tahu, apa yang sedang terjadi?” decak yang lainnya kebingungan dan dengan refleks sudah menurunkan senjata nya.
Semua orang yang tadinya mengarahkan senjatanya pada Rean dibuat menganga, mereka langsung berlutut bahkan ada yang menangis, mereka mengira jika hidup mereka akan berakhir saat ini juga.
“Cepat urus mereka ini! Aku ingin cepat pulang, mereka menghambatku dan membuatku kesal!” ketus Rean pada para anggota mafianya yang sudah datang dan menunduk hormat pada Rean.
“Baik Bos, sesuai perintahmu!” seru para anggota mafia itu serempak sembari menunduk sangat hormat.
“Matilah kita, para bos besar saja menunduk hormat padanya, sepertinya aku tidak akan bisa pulang hari ini, huhu,” sahut salah seorang dari kumuplan yang sudah berlutut itu dan menangis.
“Oh ya, jangan ada yang terbunuh hari ini, hari ini sedang ada hari baik untukku, aku tidak ingin itu tercemar!” seru Rean melepaskan orang yang tadi ia tawan sampai terjatuh, lalu setelah itu dia pun pergi melajukan mobilnya kembali.
Bahkan saat mobilnya melaju pun, para anggota mafia itu tertap menunduk sangat hormat, sampai mobilnya tidak dapat dilihat oleh pandangana mata lagi.
“Apa yang kalian lakukan pada Bos kita brengsek! Sepertinya kami belum melatih kalian dengan benar, untung saja dia sedang dalam keadaan senang, kalau tidak, kalian sudah mati dari tadi!” teriak salah seorang anggota mafia Rean itu membuat semua orang semakin terkejut, karena baru saja mengetahuin jika pria yang baru saja mereka ancam itu adalah Bos dari Bos mereka.
“Push up 1000 kali, jika belum sampai 1000 tidak boleh kembali!” seru anggota mafia itu lagi pada orang-orang yang sudah menunduk ketakutan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Agustina Kusuma Dewi
bos e..sabar e.. mafia rek..🤣😂😁😀
2022-10-23
0
aisya_
rean bos besar dari para bos mereka, lalu Winston apa?? buyut bos besar😁😁
2021-12-14
4
Halimah
😅😅😅😅
2021-11-10
3