***
Seperti dugaan Rean, saat melihat wajah Lily dengan ajaibnya dia bisa tidur tenang malam itu tanpa meminum obat penenang, biasanya Rean akan rutin meminum obat penenang untuk menekan rasa takut dan tekanan psikologis yang ia alami saat ia kecil, namun kali ini sesuatu yang belum pernah ia rasakan terjadi, hanya dengan melihat wajah seseorang yang menghangatkan hatinya bisa membuatnya lebih tenang, sungguh lebih hebat dari efek obat penenang.
“Sepertinya jika dia selamanya berada disisiku, mungkin aku akan bisa tidur tenang setiap malam tanpa bantuan obat penenang, sepertinya aku harus mempersiapkan diriku dan belajar mengenai cara tepat berhubungan badan, aku tidak ingin mengecewakannya,” sahut Rean bermaksud belajar dari Bosnya, juga mencari literatur mengenai edukasi ke hal dewasa itu.
Sedangkan Lily yang tadi sudah sempat mengenakan sedikit bedak tipis dan lipstick sedang menangis lagi, dia kebingungan harus bagaimana dan bersikap seperti apa, dia menangis sampai matanya bengkak.
“Huhu, padahal aku sudah mengenakan lipstick agar dia terpesona padaku, tapi dia langsung mematikan video callnya, apakah berhubungan dengan pria tidak peka sebegini menyakitkannya?” seru Lily sambil sesenggukan.
Dia mengusap air matanya dengan tissue, sekarang kamarnya sudah dipenuhi tissue akibat kegalauannya.
“Tidak bisa dibiarkan, aku harus membuatnya mencintaiku dan hanya melihatku seorang! misi perebutan hati akan dimulai, langkah pertama yang harus ku lakukan adalah bertanya pada Mr. google! Semangat Lily, tidak ada waktu untuk menyerah, ingatlah wajah Axel dan Alexa, bukankah kau ingin memiliki anak yang lucu seperti mereka? bibit unggul ku kali ini tidak boleh lepas!’ decak Lily mengusap dengan kasar air matanya, dan matanya penuh api semangat, dia terlihat seperti seseorang yang hendak terjun ke sebuah peperangan dan dia adalah prajurit terdepannya.
Sungguh permulaan hubungan yang aneh, mereka sama-sama saling menyukai, namun yang satunya bisa langsung terlelap sedangkan yang satunya lagi karena kepolosan dan kebodohannya masih tidak menyadari jika Rean juga menyukainya, jadi dia sedang mencari tahu langkah-langkah cara merebut hati lelaki dewasa.
Akhirnya malam itu mereka lalui dengan cara yang berbeda namun getaran yang sama.
***
Pagi hari di mansion Winston.
Tok … Tok … Tok
Suara ketukan pintu tidak juga dibukakan oleh lily, saat ini Tuti memang sedang mencoba memanggil Lily untuk ikut sarapan kebawah, karena biasanya Lily sudah standby untuk ikut sarapan, namun kali ini berbeda, makanya Tuti sampai naik ke atas dan memanggil Lily.
Sampai saat ini Lily memang masih tinggal di mansion Winston yang super besar, dia seolah sedang bersembunyi dan melarikan diri dari orangtuanya. Entah apa yang sudah terjadi pada hubungan Lily dan kedua orangtuanya, hanya Lily seorang lah yang tahu.
“Nona Lily? Nyonya Luna memanggil Nona untuk ikut sarapan,” seru Tuti masih mencoba memanggil Lily dari luar pintu, namun tidak juga ada jawaban, membuat Tuti sedikit khawatir dan membuka pintu kamar yang kebetulan tidak dikunci olehnya itu.
Lily memang adalah anak manja yang sedikit pelupa, bahkan pintu kamar terkadang ia lupa menguncinya.
“Astaga Nona Lily, matamu kenapa? rambut Nona juga kenapa?” teriak Tuti sangat terkejut melihat penampilan Lily yang sedang duduk di kasurnya memangku sebuah laptop.
Bagaimana tidak, rambutnya terlihat berantakan seperti singa, terlihat semalaman dia mengusap rambutnya dengan keras, juga lingkaran matanya hitam seperti panda.
Teriakan Tuti disambut senyuman oleh Lily, malah menambah keseraman wajah Lily pagi itu.
“Tuti, aku sedang berusaha keras untuk merebut hati lelaki dewasa, aku sudah mempelajarinya semalaman, aku hanya tinggal mempraktekkannya saja, aku juga sudah membuat list utama proyek merebut hati lelaki pemberi bibit unggul untukku itu,” seru Lily yang terlihat sangat mengantuk dan tanpa sadar tertidur pulas.
Namun, Tuti yang masih terkejut, salah mengartikan tidurnya Lily, Tuti merasa jika Lily sedang pingsan, hal itu diyakini oleh Tuti karena didukung oleh penampilan berantakan dan pucat Lily.
Segera Tuti berlari kebawah dan memanggil Luna, kebetulan disana sudah ada Rean yang memang biasanya sudah siap sedia menjemput Bosnya, winston.
“Nyonya Luna, se … sepertinya Nona Lily pingsan, lingakaran matanya hitam sekali dan rambutnya sangat berantakan seperti singa, dia ….” belum sempat Tuti melanjutkan omongannya, Rean yang mendengar Lily pingsan secara refleks tubuhnya langsung berlari bergegas menuju kamar Lily.
Entah mengapa jantungnya terasa nyeri dan kekhawatiran berlebihan Rean rasakan saat mendengar hal itu, sungguh perasaan yang mirip seperti rasa sakit dahulu.
Luna yang juga mendengar jika Lily jatuh pingsan hendak menuju kamar Lily namun di hadang oleh winston.
“Sayang, biarkanlah mereka berdua dan mengadu kasih disana, yang harus kau perhatikan hanya aku seorang, beraninya kau ingin pergi dan meninggalkan aku disini,” ketus Winston langsung menarik Luna sampai duduk di pangkuannya.
“Mengadu kasih? mengadu kasih ndasmu! dia pingsan, mana ada waktu untuk mengadu kasih! lepaskan aku Tuan suami yang mesum, aku harus memeriksa keadaan temanku,” seru Luna tidak menyangka jawaban nyeleneh dari Winston itu.
“Sayang, temanmu itu tidak pingsan, dari keterangan Tuti tadi, sepertinya dia hanya ketiduran, mau taruhan tidak? aku bertaruh jika Rean baru akan turun dari lantai atas sekitar satu jam lagi,"
"Dan imbalanku atas taruhan ini adalah kau harus libur kuliah hari ini dan menemaniku seharian, aku juga akan libur dari pekerjaan, Axel dan Alexa bisa dijaga paman mertua, lalu kita bisa ke hotel dan bermain bersama, bagaimana?” tanya Winston dengan pertanyaan penuh jebakan, dia memang sangat suka bersama dengan Luna sepanjang waktu.
“Sayang, aku tidak akan ikut taruhanmu itu, aku akan tetap disini makan dengan tenang dan pergi kuliah,” ketus Luna tapi tetap mencium dahi suaminya yang sangat nakal itu.
***
“Lily?” teriak Rean sesaat setelah masuk kedalam kamar luas itu, lalu tiba-tiba tubuh Rean gemetaran saat melihat tubuh Lily yang tergeletak lemas, juga wajahnya yang pucat dan lingkaran matanya yang hitam.
Dengan sangat cepat Rean berlari meraih tubuh Lily dan hendak menggendongnya menuju rumah sakit, perasaan seperti ini sangat menyakitkan bagi Rean, perasaan seperti ini mengingatkan dirinya akan kejadian tempo lalu, seolah takut kehilangan.
Namun saat hendak menggendong tubuh kekasihnya itu, tiba-tiba terdengar suara dengkuran dari mulut Lily, membuat Rean sedikit terkejut namun lega.
Segera dia letakkan kembali Lily ke kasur dan menyelimutinya dengan benar, dilihatnya dengan lekat wajah Lily yang terlihat sangat lucu dimatanya.
“Pfftt, sejak kapan dia bisa selucu ini? Tidurnya saja seperti anak kecil, sejak kapan kau membuatku begitu khawatir seperti ini,” ucap Rean dengan nada yang pelan sembari mengusap dengan lembut rambut berantakan Lily, Rean hendak merapihkan rambut itu.
Semakin lama melihat wajah itu entah mengapa semakin membuat Rean merasakan perasaan yang aneh, dan saat ini yang Rean tahu hanyalah jika dirinya ingin sekali memeluk Lily, entah terbersit darimana niat itu.
“Sekarang aku sangat ingin memelukmu, biarkan aku memelukmu sebentar aku ingin merasakan tubuhmu sejenak,” bisik Rean tidak bisa menahan hasratnya saat melihat lily, segera Rean menarik tubuh Lily dan didekapnya dengan erat.
Bonus 🖤
"Sayang, bagaimana? apakah kau tidak jadi libur kuliahnya? sudah dua hari kita tidak melakukan itu," ketus Winston sedikit kesal saat permintaanya tidak dituruti oleh Luna.
"Pak suamiku sayang, aku tidak mungkin libur kuliah, beberapa hari yang lalu bukannya kau sudah meliburkan aku selama dua minggu? dan kita melakukan itu nonstop, kau bahkan memberikan anak-anak kita pada Rean dan Lily, tahanlah dulu sebentar," ketus Luna sudah bersiap untuk pergi kuliah.
"Sayangku Axel dan sayangku Alexa, Mama dan Papa akan anterin kalian ke rumah Paman Mama ya, hanya dua jam saja, jangan nakal ya sayang," ucap Luna sekarang sedang berjongkok mencium anak kembarnya, lalu setelah itu langsung menggendong Axel.
"Sayang, gendong Alexa ya, aku sudah mau terlambat nih," sahut Luna hendak pergi bergegas menuju pintu.
"Cium aku dulu, beraninya kau mencium mereka duluan sebelum aku, bibirmu itu hanya milikku! jika kau tidak segera menciumku aku tidak akan mengijinkanmu pergi kuliah!" ketus Winston berlipat tangan dan menampilkan wajah yang kesal.
Luna yang medengar itu menghela nafasnya sejenak dan memejamkan matanya sesaat, dia sungguh keheranan mengapa pria dewasa seperti Winston bisa-bisanya cemburu pada anaknya sendiri.
***
Jangan lupa komen dan masukan membangun nya 🖤🌚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Alexandra Juliana
Di mansion kan kan ada bi tuti sama pelayan yg jd teman Luna knp ga di asuh sama mrk aja yaaa..?
2022-11-07
0
Alexandra Juliana
Ndasmu ny keluar lg dr mulut Luna 😁😁
2022-11-07
0
Alexandra Juliana
Mengadu ---> memadu
2022-11-07
0