***
Masih di kediaman Rean,
Setelah beberapa saat, akhirnya Rean terbangun dari tidurnya, karena masih setengah mengantuk dia lupa jika Lily semalaman dan sampai hari itu juga masih ada di dalam rumahnya.
“Cklek!” Rean dengan cepat langsung membuka pintu kamar mandinya dan ….
“Aaaaaaa!” teriakan yang begitu nyaring langsung menyambut Rean di dalam kamar mandi itu. bagaimana tidak, Rean langsung bertatap mata dengan Lily yang sedang menggunakan kloset duduknya.
Menyadari kecanggungan yang sudah terjadi, dan menyadari jika waktu tidak bisa diputar, Rean yang dalam keadaan syok dan membeku berjalan mundur bak paskibraka dan menutup pintu kamar mandi itu.
“Hah! kenapa aku lupa jika dia berada disini?” decak Rean menghela nafasnya yang tadi tertahan sebentar dengan panjang.
Sedangkan Lily yang berada di dalam kamar mandi,
“Aaaa, bunuh saja aku! aku tidak mau hidup lagi! aaa! tolong, siapapun tolong aku, aku sudah tidak memiliki masa depan lagi! hidup dan takdir memang sangat jahat kepadaku! Jika kalian dalam bentuk manusia aku akan menghajar kalian, ku pastikan kalian akan K.O! aaaa!” teriak Lily mengusap dengan kasar rambutnya.
Dia merasakan perasaan yang paling memalukan selama hidupnya, tidak pernah ia merasakan hal ini sebelumnya, dia ingin sekali menghentikan ingatannya sesaat sebelum Rean masuk, dia ingin memotong dan membuang potongan ingatan itu.
***
Sudah lebih dari satu jam Lily berada di dalam kamar mandi, namun tidak juga ada pertanda jika Lily akan keluar.
“Tok … Tok … Tok”
“Lily, apakah kau baik-baik saja? aku akan membukanya jika kau tidak segera keluar,” seru Rean yang sudah khawatir dan mengetuk pintu kamar mandi.
Sedari tadi, Rean memang sudah mandi di kamar mandi ruang tamu, bahkan sampai Rean selesai mandi pun Lily tidak juga keluar.
“Brak!” saat Rean hendak mengetuk sekali lagi karena tidak ada sahutan, Lily langsung keluar dari kamar mandi itu namun menutupi wajahnya.
“Jangan melihatku, aku terlalu malu, biarkan aku sendiri,” ucap Lily dengan suara yang sedikit parau, sepertinya dia telah berteriak dengan keras dan menangis sangat lama di kamar mandi itu.
“Sayang, bukankah kau bilang kita akan segera menikah? mengapa kau harus malu? aku sama sekali tidak ingin kau malu karena hal itu,” sahut Rean menarik tangan Lily dan menyentuh wajahnya. Rean melihat dengan lembut wajah Lily yang masih tertunduk, matanya bengkak, bibirnya bengkak dan wajahnya merah.
“Pfft, dia terlihat sangat lucu dan menggemaskan, bagaimana ini? kenapa dia bisa seimut ini?” decak Rean tidak tahan saat melihat penampilan Lily yang menurut nya sangat lucu dan menggemaskan.
“Hiks, apakah kau masih tertarik padaku? kau sudah melihatku dikeadaan yang sangat memalukan seperti tadi, apakah aku masih menarik dimatamu? aku berpikir keras, apakah hari ini kau akan mencampakkan aku, hiks,” Lily menangis lagi dan lagi, dia yang memiliki pemikiran yang sangat jauh sudah memikirkan hal-hal yang tidak masuk diakal.
“Tentu saja, hanya kaulah wanita yang mampu membuatku tertarik! kau sangat cantik dan menarik, jangan pikirkan hal-hal seperti itu, kau hanya harus fokus pada diriku mulai sekarang, aku tidak akan pernah melepaskan mu.” Balas Rean mengusap lembut rambut Lily dan memeluknya.
“Apakah kau bisa berjanji?” sahut Lily menoleh keatas melihat wajah rean.
“Hmmm, aku berjanji,” balas rean tersenyum dan menganggukan kepalanya.
Sungguh pagi itu begitu indah dan berbunga-bunga, sebuah kehidupan yang sama sekali tidak pernah dibayangkan oleh Rean dan Lily sebelumnya.
“Oh ya, aku sudah menyiapkan sarapan pagi untukmu, bukankah aku sangat baik?” sahut Lily dengan mata yang membesar dan ekspresi yang sangat antusias.
“Benarkah? kalau begitu aku akan segera memakannya,” sahut Rean tersenyum sangat bahagia.
Rean tersenyum sebahagia itu bukan karena makanan itu, melainkan karena ekspresi Lily yang menurut Rean sangat menarik, begitu polos dan lucu seperti anak kecil yang hendak menunjukkan mainannya pada temannya.
Sungguh, berbeda dari penampilan dari makanan itu, rasanya sangat enak, mungkin inilah yang dinamakan don’t judge book by its cover, sepertinya Lily memang memiliki bakat dalam hal memasak seperti ini, karena baru saja dia belajar memasak, makanan nya sudah sangat enak dan sesuai selera Rean.
“Ini enak sekali, bisakah kau memasak untukku dikemudian hari?” decak Rean langsung melahap makanan itu dengan sangat cepat tanpa sisa sedikit pun.
“Benarkah? kau sedang tidak bercanda kan? jika kau tidak bercanda sepertinya setelah beberapa tragedi, akhirnya aku menemukan bakatku! baiklah, aku akan memasak untukmu setiap hari setelah kita menikah!” seru Lily tersenyum sangat bahagia.
“Hmm, ini enak sekali dan aku ingin menambah makananku,” seru Rean menyodorkan wadah makannya, memberitahukan pada Lily jika dia ingin makanannya ditambahkan lagi, karena porsi yang sudah ada tadi telah habis ia lahap dengan sangat cepat.
Kegiatan pagi yang terlihat sederhana ini seperti surga bagi keduanya, baik Rean maupun Lily tidak menyangka akan merasakan pagi sehangat ini, Rean yang memiliki kehidupan yang sangat kelam dan pelik sama sekali tidak pernah membayangkan jika pada akhirnya dia pun akan tertarik pada seorang wanita, juga Lily seseorang yang sangat kaya, yang memiliki kehidupan yang sempurna tidak pernah menyangka jika kehidupan sederhana seperti ini sangat membahagiakan dan membuat hatinya hangat.
Kedua orang yang memiliki latar belakang yang sangat berbeda sedang menikmati pagi yang sederhana namun memiliki nilai yang sangat berarti bagi keduanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
anggy tabitha
kenapa kalimat-kalimat yg di ucapkan agak kamu.
2023-03-13
0
Agustina Kusuma Dewi
gila so so jaim..🤣😂😁😀
2022-10-23
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝓼𝔀𝓮𝓮𝓽 𝓷𝔂𝓪 𝓡𝓮𝓪𝓷😘😘😘😘😘😘😘
2022-10-20
0