***
Setelah beberapa saat berdebat dengan dirinya sendiri, akhirnya dia pun mandi dan pergi ke belakang mansion, biasanya disana akan ada Luna dan anak-anaknya sedang bermain, dibelakang mansion itu sudah di siapkan sebuah taman teduh untuk tempat Luna merawat anak-anaknya.
"Axel, Alexaku yang lucu aku merindukan kalian, hanya satu malam tidak bertemu sudah membuatku kehilangan, apakah kalian merindukan Kakak?" teriak Lily berlari kearah Axel dan Alexa yang memang berada disitu.
Lalu segera Lily memeluk Axel dan menggendong Alexa di pangkuannya, dia memang sangat menyayangi anak kecil, Lily merasa jika anak kecil itu sangat polos dan lucu, makanya dia berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan anak.
Luna memang sudah selesai melakukan perkuliahannya, hari ini dia hanya memiliki satu mata pelajaran yang waktunya hanya dua jam, jadi sekarang dia sudah merawat anak-anaknya di mansion.
"Lily, apakah kau baik-baik saja? tadi pagi kau ketiduran sampai Rean masuk ke kamarmu, dia disana sekitar satu jam, sebenarnya apa yang sedang kalian lakukan?" tanya Luna dengan polosnya pada Lily.
"Boomm!" sekarang Lily merasa seperti ada lava yang meledak di kepalanya, fakta yang baru saja ia dengar seperti tidak nyata.
"APA? Dia dikamarku selama satu jam? ja ... jadi tadi dia melihat wajahku yang kusut itu? aaaaa, hancurlah hidupku!" decak Lily dengan ekspresi wajah yang sudah membatu, seolah dia tiba-tiba membeku hanya karena pernyataan itu.
Dia jelas tahu bagaimana penampilannya saat baru bangun tadi melihat pantulan dirinya di cermin.
"Aku sudah tidak ingin hidup lagi, siapapun tolong berikan aku kekuatan untuk memutar waktu, atau setidaknya berikan aku sihir untuk menghapus ingatan, aku rasa aku telah kehilangan kesempatan untuk membuatnya terkesan padaku," keluh Lily tertunduk lesu dan hampir menangis, dia merasa dia telah kalah perang bahkan sebelum dia terjun ke medan perangnya.
Ditengah kegundahan dan pikiran yang sudah lari entah kemana itu tiba-tiba ada tangan mungil Alexa yang berada di pangkuannya menepuk-nepuk dan menarik-narik wajah Lily, seolah memberikan peringatan padanya untuk tidak bersedih.
"Alexa? apakah tidak ingin melihat Kakak sedih? maafkan Kakak ya sayang, kau pasti ingin Kakak berjuang kan? Kakak juga tidak akan mengeluh dan bersedih seperti ini lagi, terimakasih sudah mengingatkan Kakak," ucap Lily menyadari sentuhan tangan mungil itu dan memeluk Alexa di dekapannya.
"Emm, mohon maaf nih, sedari tadi aku ingin mengatakan hal ini padamu, tetapi sepertinya kau lebih cocok dipanggil Tante deh Lily, haha!" sahut Luna yang sekarang sedang memangku putranya Axel.
Pandangan mematikan dan menusuk langsung menerkam Luna saat ucapan itu baru mendarat di telinga Lily.
"Jangan mengingatkan aku mengenai hal itu, kau menghancurkan mood dan diskusiku dengan Alexa, aku masih muda dan umurku masih dua puluh enam tahun, mereka harus memanggil aku Kakak," decak Lily sembari memberikan tatapan mautnya pada Luna.
"Haha, baiklah, aku hanya bercanda," sahut Luna tertawa melihat betapa seriusnya wajah Lily menanggapi lelucon itu.
***
Di waktu yang bersamaan di kantor Winston,
Saat ini, suasana begitu tegang dan mencekam, apalagi suasana hati Winston yang sedang tidak baik, karena tadi pagi istrinya terlebih dahulu mencium anaknya dibandingkan dirinya, sekarang ini Winston merasa telah di khianati oleh istrinya.
Mungkin itulah yang membuat suasana di ruangan itu semakin tegang dan menyeramkan.
Winston mengusap dahinya dan memejamkan matanya seperti seseorang yang sedang menahan emosinya.
"Hahhhh!" setelah beberapa saat memejamkan mata dan mengusap dahinya, akhirnya Winston menghela nafas dalam-dalam dan kembali melihat Rean yang masih saja kaku dan biasa saja duduk di hadapannya.
"Jadi, kau ingin menerima pelajaran mengenai hubungan badan dariku? apakah kau tidak merasa permintaan itu sangat mengejutkan untuk seseorang yang sudah berumur tiga puluh seperti mu?" itulah ucapan pertama yang dilontarkan oleh Winston pada Rean.
Ya, hal yang membuat Winston semakin pusing dan terkejut adalah bahwa baru saja Rean dengan santainya meminta saran bagaimana cara berhubungan badan yang baik dan benar, sesuai prosedur.
Rean mengira jika semua itu harus dilakukan secara sistematis dan terstruktur, sama seperti pekerjaannya selama ini.
"Benar sekali Bos, saya ingin meminta saran darimu, saya yakin Bos berpengalaman dan hebat dalam hal ini!" seru Rean masih tidak merasa jika permintaannya itu sama sekali tidak masuk akal.
***
Jangan lupa like dan komentar nya yaa 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Juni Cayang Bunda
rean, enak bgt kamu klo dkerjain SM Winston 🤣🤣
2023-05-27
0
Innara Maulida
pusing pusing dah bos🤣🤣🤣🤣
2022-12-28
0
Alexandra Juliana
Laahhh kan itu mah naluri ga usah minta pelajaran atau tutorial...Rean ada2 saja 😁😁
2022-11-07
0