TUR KECIL DIDALAM PIRAMIDA

Setelah selesai makan, kukira Intipalla akan mengajak kami keluar Piramida, tapi dia membawa kami masuk lebih dalam lagi. Apa yang kulihat didalam jauh melebihi imajinasiku tentang apapun juga. Setelah menyusuri lorong yang berada di ruang makan, kami memasuki sebuah ruangan besar, dimana terdapat berbagai kursi berukir yang

kelihatannya sangat nyaman.

Seperti memasuki sebuah goa harta karun dalam film-film bajak laut, dimana ada berbagai macam piala-piala minuman dari emas yang diatur rapi, dan juga hiasan-hiasan emas dengan permata-permata berwarna-warni

disekelilingnya. Kulihat mata Arya membelalak, bercampur antara rasa heran dan rakus melihat emas dan permata yang sedemikian banyaknya.

“ Kalau kamu berani mengambil salah satu barang yang ada disini, bukan mereka yang akan membunuhmu, tetapi aku sendiri ! “ ancamku pada Arya, tetapi sambil tersenyum, supaya Intipalla dan Annamaya tak curiga.

Ruangan itu sendiri kelihatannya seperti ruang duduk. Annamaya bilang, itu adalah ruang Intipalla untuk bersantai sesudah makan atau bekerja.

“ Memangnya orangtua Intipalla ada dimana, Anna ? “ tanyaku mengungkapkan keheranan yang sudah cukup

lama kupendam.

“ Mereka tinggal masih didalam piramida ini juga, tapi disisi yang lain. Tempat ini hanya khusus untuk Intipalla beserta dengan istri-istrinya nanti, tapi jika dia sudah menjadi Sapa Inca, hanya ada 1 yang akan menemani dia disini, yang lainnya harus tinggal di Acclahuasi. “ lanjut gadis itu.

Istri-istri ? itu artinya Intipalla bisa punya lebih dari 1 istri, dong ! Ditempat dimana hanya Annamaya anak gadis satu-satunya, akan sulit untuk beristri lebih dari 1. Itu artinya, Anna dan Inti, merekalah yang akan menjadi sepasang suami – istri. Ada sesuatu yang tak nyaman bergerak-gerak dalam perutku, menuju kedada. Sakit ? Bukan juga. Seperti tak suka ide dikepala yang muncul tentang Annamaya dan Intipalla. Tapi Annamaya kan akan dikorbankan? Itu Artinya Intipalla tidak memiliki calon istri hingga beberapa tahun mendatang!

Kami lalu diantar untuk melihat-lihat seluruh ruangan yang ada piramida sisi yang satu itu. Aku tak bisa berkata-kata lebih. Sebuah kolam mandi yang penuh dengan kelopak-kelopak bunga yang berbau sangat harum, berada didalam kamar Intipalla. Kamar pemuda itu sendiri sangat mewah, dengan kelambu-kelambu berwarna emas transparan (kata Annamaya itu terbuat dari benang emas yang dibuat oleh para penenun mereka), sebuah tempat tidur besar yang sangat nyaman dengan kasur yang berisi bulu angsa telaga, dengan bantal-bantal besar yang tertumpuk rapi di bagian kepala tempat tidur. Semuanya terlalu indah, terlalu mewah, terlalu luar biasa.

Aku sangat menyesal, tidak sempat membawa Handphone atau kamera digitalku, sebab semua ini bisa ku foto, dan kutunjukkan pada Papa setelah keluar dari Kota yang Hilang. Sudah terbayang olehku bagaimana histerisnya

wajah Papa bila mengetahui semua ini. Kota yang Hilang, yang selama ini hanya jadi gosip diantara mereka, sudah ditemukan oleh aku, HAH !

Sebenarnya, kakiku sudah lelah, tapi aku merasa begitu sayang untuk melewatkan melihat-lihat seisi Piramida itu, makanya, meskipun aku yakin didalam sepatuku, sudah ada benjolan-benjolan akibat lecet, aku terus saja berkeliling. Setelah selesai melihat-lihat isi Piramida disisi bagian barat, Intipalla mengajak kami untuk memasuki sisi yang satunya.

Kata Annamaya, Piramida dibagian itu adalah rumah bagi anak-anak Sapa Inca yang lainnya, dan juga anak-anak perempuan kecil. Menurut gadis itu juga, hanya Intipalla yang memiliki rumah sendiri, sebab dalam kebiasaan suku

mereka, seorang calon pengganti Sapa Inca, tidak boleh tinggal berbaur dengan anak-anak lainnya, meskipun itu adalah saudara atau saudari kandung mereka.

Sejak mereka lahir, setiap calon Sapa Inca sudah tinggal dalam tempat yang khusus untuk dia. Jadi, kalau aku tidak salah mengerti, sejak Intipalla keluar dari rahim ibunya, dia sudah harus tinggal di Piramida sisi barat yang kami kunjungi tadi.

Kasihan juga kalau dipikir-pikir, masih kecil tapi sudah hidup sendiri, karena harus belajar hidup mandiri. Aku dan Arya, meskipun sudah sebesar ini, masih banyak hal yang sering kami minta untuk dilakukan oleh Mama, dalam kata lain, kami berdua masih sering bergantung sama Mama. Tetapi, Intipalla kelihatannya menikmati dengan segala kemandirian yang harus dia lakoni itu. Mungkin karena dia sudah terbiasa.

Sisi lain dari Piramida itu tak kalah menariknya dengan rumah tinggal Intipalla. Saat kami masuk, ada sejumlah pengawal yang  berjaga didepan pintu. Aku tak mengerti, Intipalla adalah seorang calon Sapa Inca, tapi ditempat kediamannya disisi barat Piramida, tak ada seorangpun pengawal yang menjaganya, tetapi kediaman anak-anak Sapa Inca yang lain, memiliki pengawal yang berjaga.

Hal itu baru kumengerti setelah aku masuk kedalam. Ada banyak sekali anak-anak kecil didalam, suasananya jadi mirip Playgroup. Tetapi semua anak-anak itu perempuan, tak ada satupun yang laki-laki.

“Mereka semua adalah calon-calon pembawa generasi muda suku kami. Karena hanya ada sedikit perempuan

yang lahir, maka mereka dijaga sangat ketat, untuk menghindari segala macam bahaya, bukan hanya penyakit, tetapi juga kecelakaan. Karena itu, semua anak-anak kecil perempuan, diharuskan tinggal didalam Piramida sampai usia mereka yang ke 10, setelah itu mereka baru dijinkan keluar untuk kembali ke orangtua mereka. “ Intipalla langsung menerangkan, saat melihat wajahku yang penuh tanda tanya. Karena itulah dikampung tadi, aku tak melihat adanya anak-anak-anak perempuan kecil.

Suasana dalam Piramida itu terasa hidup. Masing-masing anak-anak perempuan disitu dikelompokkan menurut usia masing-masing. Aku mengerti mengapa suku Inca sangat melindungi anak-anak perempuan mereka. Bila dibandingkan antara jumlah laki-laki dan perempuan, hanya ada 1 anak perempuan untuk 10 anak laki-laki. Jumlah yang sangat sedikit, apalagi untuk sebuah suku yang melarang perkawinan campuran antara anak-anak dalam suku mereka dengan orang yang berasal dari dunia luar.

Dekorasi didalam Piramida untuk anak-anak itu sungguh berbeda dengan tempat lainnya diluar. Kalau ditempat lain, biasanya dekorasi didominasi oleh warna emas, tapi yang satu ini beda. Ada banyak permainan seprti halnya anak-anak lainnya di dunia luar. Mereka juga memakai warna-warna cerah, seperti warna merah, biru, dan hijau

untuk dinding dan kelambu-kelambu.

“Kami tahu, ahli anak didunia luar mengatakan, bahwa warna-warna baik untuk perkembangan otak anak-anak, “ terang pemuda itu lagi, seperti sudah tahu apa yang aku pikirkan.

Ternyata mereka juga tak mau ketinggalan dengan dunia luar untuk urusan seperti ini. Semua orang memang

menginginkan yang terbaik untuk anak-anak mereka.

Anak-anak itu langsung berkerumun disekeliling kami, mungkin karena rasa ingin tahu melihat orang-orang yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Apalagi berwajah tipikal Asia seperti aku dan Arya. Seorang anak berceloteh pada Annamaya sambil menunjuk-nunjuk kearahku. Kulihat gadis itu tertawa geli, lalu dia berbalik

padaku,

“Aning, kata adikku, kamu mirip dengan boneka milik dia, “ benar saja, tak lama kemudian anak itu kembali lagi dengan sebuah boneka berwajah Asia. Itu benar-benar kejutan untukku. Kupikir terpisah dari dunia luar membuat mereka tak kenal dengan permainan seperti itu.

“Memangnya kau pikir, anak-anak kami tak mengenal boneka, ya ?“ Intipalla berkedip nakal padaku. Dia

benar-benar membuat aku terkejut. Entah kejutan apa lagi yang dia persiapkan untukku.

“Setelah ini, pasti kamu akan membawa kami kesebuah ruangan yang penuh dengan alat-alat pelacak,

kamera-kamera pemantau dan televisi keluaran terbaru, ya ? “ tuduhku, Intipalla hanya tersenyum, lalu mengelengkan kepalanya,

“ Tidak Aning, barang-barang seperti itu hanya akan mengungkap keberadaan kami lewat signal yang dipancarkan keluar. “ Benar juga, karena itu mereka hanya memakai alat-alat yang tidak menggunakan listrik, alias benar-benar dikendalikan secara manual.

Aku mulai curiga, ternyata orang-orang dalam lembah rahasia ini tidak se-kuno yang kupikir. Buktinya, Intipalla memiliki pengetahuan cukup mencengangkan tentang barang-barang elektronik masa kini.

Kulihat Annamaya dan Arya tengah berkeliling sambil dibuntuti oleh anak-anak kecil dalam Piramida. Aku langsung mengerti, rupanya Arya tengah mengajarkan bermain petak umpet pada mereka. Dasar memang Playboy cap

Kucing, ada-ada saja usahanya untuk berusaha menarik perhatian Annamaya, tapi gadis itu kelihatan sangat menikmati waktu bersama dengan adikku itu. Sesekali senyum manis atau bahkan tawa lepas keluar dari bibir mungil gadis bermata hitam pekat itu.

Kadang dia mencubit Arya, dan sesekali kulihat mereka berdua tertawa bersama, membuatku heran. Soalnya, Arya kan tak bisa berbahasa Spanyol, bagaimana cara mereka berdua berkomunikasi, karena sepertinya mereka saling mengerti satu dengan yang lainnya. Benar-benar tak masuk akal. Aku masih juga penasaran, karena belum melihat saudara-saudara Intipalla yang lain.

“Mana saudaramu, Inti ?“ tanyaku. “ Kata Anna, disini juga tempat tinggal anak-anak Sapa Inca yang lain ? “ aku memang memiliki rasa ingin tahu yang agak-agak diluar manusia normal.

“Mereka ada diruangan lain, masih berada dalam Piramida sisi yang ini, tetapi terpisah dari anak-anak lain. Semua anak Sapa Inca sejak kecil hidup dengan cara yang berbeda dari anak-anak biasa, karena mereka harus dipersiapkan untuk menjadi pengganti, kalau-kalau aku meninggal sebelum menjadi Sapa Inca, “ Intipalla mengambil secuil buah pepaya dari atas meja, lalu mengunyahnya.

Seorang pelayan tergopoh-gopoh datang membawa serbet dan menaruhnya diatas meja, untuk menyeka tangan pemuda itu. Kasihan sekali mereka, tak bisa bergaul dengan anak-anak sebaya lainnya, seperti anak normal pada umumnya, pikirku. Tapi disini memangnya banyak kebiasaan yang normal?.

“ Apa mereka tak boleh keluar ? “ lanjutku, masih ingin tahu. Dia menggeleng, tanpa menjawab, sambil terus

mencomoti buah pepaya yang sudah diiris-iris dan diletakkan diatas meja.

“Tapi mereka bisa keluar untuk mengunjungi Acllahuasi, untuk mengunjungi Ibu mereka, atau pergi ke kediaman Sapa Inca, bila dia menginginkan untuk bertemu anak-anaknya “ timpal Annamaya, tiba-tiba saja sudah berada dibelakangku dengan Arya. Intipalla mengangguk mengiyakan.

“ Mungkin kita harus melapor pada komnas HAM internasional, Kak. Mereka sudah melanggar hak asasi

manusia terhadap anak-anak itu, masak anak-anak sekecil itu dikurung dalam gunung dan tak boleh bergaul dengan anak-anak lain, itu kan melanggar hak asasi mereka, “ ujar Arya sok tahu, saat kuceritakan tentang keadaan anak-anak itu padanya, dan kemudian mengikuti Intipalla, dia mencomot sepotong pepaya dimeja,

yang belum lagi menyentuh buah itu, tangannya sudah ditepis oleh Annamaya, yang

menggelengkan kepalanya. Kadang ingin rasanya aku memotong telinga adikku itu,

saking sebalnya. Dia itu memang suka bertindak tanpa berpikir.

“ Arya, kamu itu jangan sembarangan ! “ bentakku, tak bisa lagi menahan emosiku.

(BERSAMBUNG)

Terpopuler

Comments

Sandi Tamansa

Sandi Tamansa

❤❤❤❤❤❤❤

2021-01-12

2

lihat semua
Episodes
1 LIBURAN YANG TERPAKSA KE PERU
2 BASE CAMP
3 ANNAMAYA, INTIPALLA, DAN KOTA YANG HILANG
4 KUIL DAN PIRAMIDA EMAS
5 SANG PANGERAN
6 TUR KECIL DIDALAM PIRAMIDA
7 SIHIR UNTUK MEMBACA PIKIRAN?
8 BERTAMU DI KEDIAMAN RAJA
9 INTERVIEW WITH THE QUEEN AND KING
10 BERKUNJUNG KE ACCLAHUASI
11 DILEMA INTIPALLA
12 SEMUA HANYA MIMPI
13 MENCARI JEJAK KEBENARAN
14 MATA-MATA
15 KEMBALI KE DALAM KOTA YANG HILANG
16 RAPALLA SI JAHAT
17 PEMBERIAN SANG RATU
18 IBU ANNAMAYA YANG UNIK
19 BROS PERMATA SANG RATU
20 KEMBALI KE BASE CAMP
21 PERMINTAAN TAK MASUK AKAL MAMA
22 CURHAT PADA OM HANS
23 KEPUTUSAN KELIRU
24 KAMI KEMBALI LAGI, TEMAN!
25 BERTEMU LAGI DENGAN SANG PANGERAN
26 KETAKJUBAN MAMA DAN OM HANS
27 ARYA YANG RESAH
28 PARA KOMPLOTAN BANDIT
29 MUSUH JADI SAHABAT
30 PENGKHIANAT
31 PERTEMPURAN DI ACCLAHUASI
32 KEMBALI KE PIRAMIDA
33 ARYA ADIKKU YANG MALANG
34 MENCARI OBAT UNTUK ARYA
35 PENAWAR RACUN
36 ARYA YANG BARU
37 BOS BARU
38 KESEDIHAN YANG MENYAKITKAN
39 SANG PEWARIS TELAH TIADA
40 KESEDIHAN RAJA DAN KEMARAHAN SANG RATU
41 RATU PERTAMA
42 WAJAH SANG PENGKHIANAT
43 CINTA MEMBAWA PETAKA
44 AMARAH YANG TERPENDAM
45 PERTEMPURAN DUA RATU
46 KESEDIHAN YANG BERULANG
47 KARMA
48 KEHERANAN PAPA
49 TANGISAN DI ACCLAHUASI
50 KEPUTUSAN YANG BERAT
51 KEPUTUSAN TERAKHIR SAPA INCA
52 KEMBALI PULANG (TAMAT)
Episodes

Updated 52 Episodes

1
LIBURAN YANG TERPAKSA KE PERU
2
BASE CAMP
3
ANNAMAYA, INTIPALLA, DAN KOTA YANG HILANG
4
KUIL DAN PIRAMIDA EMAS
5
SANG PANGERAN
6
TUR KECIL DIDALAM PIRAMIDA
7
SIHIR UNTUK MEMBACA PIKIRAN?
8
BERTAMU DI KEDIAMAN RAJA
9
INTERVIEW WITH THE QUEEN AND KING
10
BERKUNJUNG KE ACCLAHUASI
11
DILEMA INTIPALLA
12
SEMUA HANYA MIMPI
13
MENCARI JEJAK KEBENARAN
14
MATA-MATA
15
KEMBALI KE DALAM KOTA YANG HILANG
16
RAPALLA SI JAHAT
17
PEMBERIAN SANG RATU
18
IBU ANNAMAYA YANG UNIK
19
BROS PERMATA SANG RATU
20
KEMBALI KE BASE CAMP
21
PERMINTAAN TAK MASUK AKAL MAMA
22
CURHAT PADA OM HANS
23
KEPUTUSAN KELIRU
24
KAMI KEMBALI LAGI, TEMAN!
25
BERTEMU LAGI DENGAN SANG PANGERAN
26
KETAKJUBAN MAMA DAN OM HANS
27
ARYA YANG RESAH
28
PARA KOMPLOTAN BANDIT
29
MUSUH JADI SAHABAT
30
PENGKHIANAT
31
PERTEMPURAN DI ACCLAHUASI
32
KEMBALI KE PIRAMIDA
33
ARYA ADIKKU YANG MALANG
34
MENCARI OBAT UNTUK ARYA
35
PENAWAR RACUN
36
ARYA YANG BARU
37
BOS BARU
38
KESEDIHAN YANG MENYAKITKAN
39
SANG PEWARIS TELAH TIADA
40
KESEDIHAN RAJA DAN KEMARAHAN SANG RATU
41
RATU PERTAMA
42
WAJAH SANG PENGKHIANAT
43
CINTA MEMBAWA PETAKA
44
AMARAH YANG TERPENDAM
45
PERTEMPURAN DUA RATU
46
KESEDIHAN YANG BERULANG
47
KARMA
48
KEHERANAN PAPA
49
TANGISAN DI ACCLAHUASI
50
KEPUTUSAN YANG BERAT
51
KEPUTUSAN TERAKHIR SAPA INCA
52
KEMBALI PULANG (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!