Yohan masuk dalam ruangan bosnya dan menyerahkan kertas yang disuruh oleh Renata.
Renata membaca latar belakang Ara dan keluarganya sangat tidak menarik baginya dan hanya keluarga aneh saja bagi Renata.
"Sepertinya ini biasa saja bagiku,dia terlalu manja banget iya"kata Renata dingin.
"Anda dan dia seumuran tapi pemikiran anda lebih ke tertutup dibandingkan dia"kata Yohan jujur.
"Jangan bandingkan aku dengan nya ,Kak Yohan"bentak Renata marah.
"Maaf aku emang jujur kok"bela Yohan.
"Iya anda benar dan balik sana ke ruangan anda"kata Renata dingin.
Yohan pergi ke ruangan dan Renata lagi meremas kertas yang berisi tentang latar belakangnya Ara Hanendra dengan geram.
Kenapa iya sikapnya Renata ini sangat dingin sekali,saya juga gak tahu sih.
"Papa adek mau ke toilet dulu"kata Renata dingin.
"Iya"jawab Agung singkat.
Renata keluar dari ruangan ini dan mencari tempat yang sunyi sebenarnya dia tak ke toilet kok. Ada tangga darurat disitu dan Renata duduk sambil menangis karena tempat ini sangat sepi sekali.
"Aku benci dengan di atur terus oleh kedua orangtuaku"teriak Renata sambil menangis.
"Bukannya aku gak mau tapi ada yang aku sukai dengan kegiatan itu"batin Renata kecewa dan marah.
Sean dan Ezra tak sengaja mendengar suara tangisan tapi ini wanita yang menangis. siapa iya
"Hey siapa yang menangis"tanya Sean bingung.
"Aku gak tahu gila"jawab Ezra ngegas.
"Kayak itu suaranya Renata deh"tebak Sean asal asalan.
Selesai menangis dan marah Renata berjalan sambil menghapus air matanya. Renata melewati Sean dan Ezra dengan dingin. di antara cucu Hadikusuma ini Renata adalah cucu yang paling dingin dan cuek.
Tanpa peduli Ezra dan Sean memanggil dirinya ,Renata tetap berjalan ke ruangan posisi yang paling tertinggi di kantor ini.
"Renata kok makin hari makin dingin iya"kata Ezra bingung.
"Loe lihat Jonathan aja sikapnya kayak gitu apalagi adiknya"ucap Sean.
"Tapi Renata jauh lebih parah dibandingkan Jonathan"ujar Ezra ngegas.
"Iya sih"jawab Sean.
"Ayo kita ruangan si Jonathan itu"ajak Ezra. Sean tidak menjawab saja.
Arsen dan Chintya memanggil Ara ke ruang keluarga dan membicarakan tentang itu.
"Ara besok malam Papa dan Mamamu ada acara perjodohan dengan anaknya teman Papa yaitu Peter Hadikusuma,kamu harus terima itu demi masa depan mu,nak"cerita Arsen serius.
"Papa Ara masih sekolah Pa,Ara gak bisa Pa Ma"tolak Ara.
"Ara,Papa Mama hanya 1 saja permintaan,yaitu kamu harus bertunangan dengan Peter iya sayang"ucap Chintya.
"Ara masih kecil Pa Ma"protes Ara.
"Ara,ini yang terbaik buatmu Nak, apalagi Om Alan dan Papamu ini sudah lama bersahabat jadi Mama harap kamu menerima Peter itu suamimu nanti"kata Chintya serius.
"Iya Ara,kamu satu satunya harapan kami nak,kamu harus terima iya"kata Arsen.
"Baiklah Ara terima ini"jawab Ara dengan terpaksa. Chintya dan Arsen senang.
"Ara,baju sudah mama siapkan di kamarmu nak, ingat besok malam kamu harus berdandan cantik agar Peter tertarik kepada mu"kata Chintya lembut.
Ara hanya diam saja karena dia harus menerima perjodohan yang aneh itu bahkan dia tak kenal siapa calon tunangannya walaupun dia berasal dari Keluarga Hadikusuma.
Peter sedang berhadapan dengan Alan dan Laura orang tuanya,bahkan dia tak bisa pergi ke kantor kakak sepupunya.
"Ada yang ingin Papi sampaikan ke padamu"ucap Alan serius.
"Apa itu Pi"tanya Peter malas dan dingin.
"Jadi gini Papi dan Om Arsen berencana mau menjodohkan kamu dengan Ara putrinya Chintya dan Arsen,Papi hanya bisa berharap kepada mu saja karena kamu anak satu satunya yang kami miliki"kata Alan serius.
"Papi aku bukan anak kecil Pi"protes Peter marah.
"Peter kamu sudah dewasa saatnya kamu harus menikah dengan gadis yang tepat buatmu,bukan gadis sembarangan yang kami cari"marah Laura.
"Masih ada jamannya perjodohan aneh itu"sindir Peter.
"Iya karena Papi dan temannya Papi sudah lama bersahabat jadi kamu dan putri tunggalnya di jodohkan sama kita"jelas Alan enteng.
"Pokoknya kamu harus terima ini titik"ucap Laura gak mau tahu.
"Emang siapa sih calon tunanganku"tanya Peter penasaran.
"Nanti kamu tahu siapa calon tunanganmu"ucap Alan santai.
Peter memilih diam daripada melanjutkan pertanyaan yang gak penting banget baginya. Peter juga gak tahu siapa calon tunangannya itu.
"Kak Ezra,Kak Sean dan Kak Jo, bagaimana caranya iya Adek gak tau"tanya Renata bingung dengan Excel di laptop milik Jonathan.
"Makanya adek jangan nonton drama Korea mulu, sini gue ajari"ucap Jonathan serius dan mengajari adeknya.
"Sudah mengerti kah,adek"tanya Jonathan gemas dengan tingkah dari adeknya.
"Sudah mengerti Kak Jo tapi belikan adek es krim dulu hahaha"kata Renata.
"Kerjakan itu dulu baru aku belikan es krim buat adek"jawab Jonathan ngegas tapi di tegur oleh Agung.
"Jo bisakah kamu lebih lembut lagi dengan adekmu"tegur Agung.
"Iya Pa ini lagi ajari adek kok Pa"kata Jonathan sambil membelai rambut adeknya dengan sedikit kasar karena kesal.
"Belikan dulu es krim buat adekmu nanti"ucap Agung serius.
"Iya Pa"jawab Jonathan malas.
"Jo,kita juga mau dong dibelikan es krim hehehe"ucap Ezra dan Sean.
"Beli sendiri sana,kan sudah gede kalian berdua beda lagi sama bocah yang satu ini"kata Jonathan ngegas tapi sedikit menyindir adeknya.
"Ren,kakakmu ini pelit banget sumpah"kata Sean mengadu ke Renata.
"Kak Sean dan Kak Ezra lebih baik sendiri iya es krimnya,itu buat adek iya"ujar Renata santai.
"Gak Kakak gak adek sama saja"ucap Ezra bete.
Jonathan dan Renata malah tertawa ngakak gara gara Ezra dan Sean minta dibelikan es krim juga.
"Btw mana si Peter"tanya Jonathan.
"Gak tahu, katanya Om Alan dan Tante Laura datang dari Inggris makanya dia tadi jemput orang tuanya"jawab Ezra.
"Apa Alan dan Laura sudah pulang iya"tanya Agung serius.
"Iya Om"jawab Ezra.
"Ada apa iya kok mendadak pulang gitu"tanya Agung bingung sekali padahal Alan dan Laura itu jarang pulang ke Indonesia karena ada bisnis di Inggris.
"Gak tau Om,kita saja gak tau apalagi anaknya"kata Sean bingung.
"Kayaknya Kak Peter mau dijodohkan sama Keluarga Hanendra"batin Renata hanya tebak saja.
"Emangnya kenapa kalo Om Alan dan Tante Laura mendadak pulang ke Indonesia"tanya Renata polos dan penasaran.
"Iya karena mereka ada bisnis di sana maksudnya ada cabang di Inggris"jawab Agung serius.
"Tapi kok tumben saja iya"kata Jonathan bingung dan penasaran.
"Gak tau hanya Alan dan Laura saja yang tahu"jawab Agung.
Mona sedang duduk bersama Aldo, Sabrina,Scott dan Argi sedangkan Agung, Jonathan,Ezra,Sean dan Renata belum pulang ini kemana mereka berlima ini dan Alan,Laura dan Peter gak ada kabar ini.
"Mona dimana suami dan kedua anakmu"tanya Scott penasaran
"Belum pulang dari kantor"kata Mona mulai gelisah.
"Terus dimana Ezra dan Sean"tanya Scott penasaran lagi.
"Gak tau tuh si Ezra"kata Aldo gak tau anaknya kemana perginya.
"Saya juga gak tahu dia pergi kemana"sambung Argi pusing.
"Itu Kak Agung sama Jo dan Ren"kata Sabrina tunjuk ke arah Agung, Jonathan dan Renata.
"Banyak sekali kamu beli es krim,ini buat siapa"tanya Scott bingung. Mona dan Sabrina bingung juga.
"Ini si Jo,adek,Sean dan Ezra merengek minta belikan es krim,ya sudah aku belikan buat mereka berempat ini"kata Agung pusing.
"Kok Kak Agung gak belikan buat kita sih"protes Aldo mau juga es krim.
"Ayah sudah tua ,ini buat anak-anak"kata Sabrina ngegas.
"Betul kata Bunda, ayah sudah tua"ledek Ezra.
"Ini buat Om Aldo"ucap Renata memberi es krim ke Aldo.
"Renata baik banget sama Om,gak kayak Ezra pelit bukan main,kalo gini mending aku punya anak kayak Renata saja daripada Ezra"ledek Aldo kesenangan karena keponakan perempuan nya bagi es krim.
"Ayah ,Renata bukan anak ayah tapi aku anak ayah"protes Ezra ngambek.
"Ayahmu cuma bercanda saja kok kamu yang baperan"sahut Sabrina.
"Gimana dengan sekolahmu dek"tanya Argi semangat.
"1 semester lagi adek lulus SMA"jawab Renata dingin.
"Adek kalo lulus SMA mau rencana ke mana"tanya Scott penasaran.
"Berkuliah di Amerika"kata Renata dingin dan sendu.
"Apa adek mau meneruskan perusahaan Kakek, soalnya Kakak-kakak mu gak mau meneruskan nya jadi adek yang meneruskan nanti"ucap Scott berharap Renata mau meneruskan nya.
"Nanti adek coba"jawab Renata dingin.
"Adek jawabnya jangan dingin dong"tegur Mona.
"Jadi maunya jawab apa dulu"tanya Renata polos.
"Terserah adek aja lah itu keputusan ada di tanganmu"ucap Agung serius.
"Adek,kakek mohon adek harus meneruskan perusahaan Kakek iya,kakek ada 1 orang yang mau serius dengan perusahaan Kakek yaitu Renata adek sendiri,kakakmu gak mau,Ezra gak mau,Sean gak mau sedangkan Peter dulunya mau sekarang dia harus habiskan dulu di perusahaan kakek selama 6 bulan baru dia harus pergi ke Inggris bersama kedua orangtuanya dan adek adalah pengganti nya Peter,kakek mohon kepadamu Ren"ucap Scott serius.
"Tapi adek baru belajar"jawab Renata jujur.
"Nanti ada papamu dan kakakmu yang ajari kamu nanti ,kakek hanya mengawasi mu saja"balas Scott serius.
"Baiklah adek yang meneruskan perusahaan Kakek,"jawab Renata terpaksa dan dingin.
"Papa dan Kakek jahat banget sama aku"batin Renata menahan amarahnya.
"Renata ini keturunannya Kak Agung banget, sama-sama dingin gitu"ucap Argi.
"Apaan sih kamu tuh"kata Agung kesal.
"Sudah tua tapi masih saja kayak anak kecil btw gak ada cicit disini,siapa nih mau menikah muda iya"ujar Scott ingin punya cicit.
"Jo,mau gak kakek carikan wanita buatmu"tawar Scott ke Jonathan.
"Gak mau Kek,aku masih mencintai Maya"tolak Jonathan.
"Ternyata kamu belum bisa melupakan Maya iya"ucap Aldo kaget.
"Iya mau gimana lagi,hanya Maya saja yang mampu membuat aku tergila-gila"cerita Jonathan.
"Aku di tinggal sama Lisa,Lisa malah menikah dengan si Rudy Hanan itu"ucap Ezra kesal dan sakit hati.
"Sabar iya"kata Sean santai.
Renata gak tau mau jawab apa itu tentang percintaan para orang dewasa sedangkan dirinya belum punya pacar sama sekali padahal banyak laki-laki yang tergila-gila dengan nya tapi sayangnya Renata tak tertarik.
"Kakek suruh si Renata saja Kek, kan dia belum punya pacar,jadi suruh dia cari cowok saja gitu secara Renata kan cantik,muda,pintar dan kaya lagi"saran Ezra tapi lengannya dicubit sama Jonathan.
"Apaan sih ,adekku masih polos dan kamu lebih baik cari pengganti nya Lisa jangan sarankan ke adekku"ucap Jonathan ngegas.
"Kakakmu galak banget,kamu juga cari dong pengganti nya Maya"sindir Ezra dan Jonathan terdiam.
"3 pria itu selalu muncul di hidupku,Rayson,Jun dan Kak Juan"batin Renata.
"Btw katanya Kak Alan dan Kak Laura balik ke Indonesia iya"tanya Aldo penasaran.
"Aku saja baru tahu jika anakmu cerita tadi itu"jawab Agung serius.
"Kapan mereka datang kok gak kesini sih"tanya Scott kesal dengan anak keduanya.
"Dirumah kali,si Peter kita ajak malah jemput kedua orangtuanya dibandara"jawab Sean.
"Ada apa iya kok mendadak banget iya"kata Argi bingung.
"Gak tau hanya Alan dan Laura saja yang tahu"sambung Agung.
Ara sedang menangis gara-gara perjodohan antara keluarga nya dan Keluarga pria itu di kamar.
"Kenapa aku selalu begini melulu"batin Ara marah.
Sedangkan Peter ingin sekali dia ke rumah kakeknya soalnya semuanya pada berkumpul disana.
"Papi aku mau ke rumah kakek boleh gak"tanya Peter.
"Kita pergi sama-sama iya, soalnya Papi sudah gak ketemu Papa,Kak Agung dan kedua adik Papi"jawab Alan serius.
"Ayo pergi sekarang"ucap Laura sudah siap.
Peter,Alan dan Laura pergi ke rumah Scott, Renata sudah mandi dan membantu mamanya dan tantenya sedang masak di dapur.
"Enaknya kalo punya anak perempuan pasti menyenangkan"puji Sabrina.
"Iya Dek,saya dan Agung saja masih tak percaya jika keturunan Hadikusuma untuk pertama kalinya mempunyai keturunan perempuan di dalam sejarah keluarga Hadikusuma"cerita Mona.
"Dulu mau punya anak perempuan malah si Ezra yang keluar hehehe"jawab Sabrina cerocos.
"Sabar iya belum rezeki kali"kata Mona lembut.
"Bunda,lihat Reren gak"tanya Ezra ke Sabrina.
"Itu Ren ada dibelakang mu"ucap Sabrina dan Ezra menoleh ke belakang.
"Ada apa Kak Ezra"tanya Renata bingung.
"Renata,gue minta tolong sama kamu sampaikan salam ke Odelia iya"kata Ezra.
"Nanti adek salamkan ke dia tapi dia pulang ke Palembang"jawab Renata jujur.
"Iya sudah tunggu dia pulang dari Palembang"kata Ezra senang.
Ini Ezra diam-diam suka sama Odelia pas Renata membawa 3 sahabatnya berjalan ke taman terus gak sengaja ketemu Odelia.
"Mudah-mudahan dia gak mau hahahaha"ledek Jonathan tiba-tiba datang saja dan membantu mamanya masak.
"Asem loe jadi bocah"marah Ezra.
"Masa dia mau sama om om sih"ledek Jonathan.
"Kalian berdua gak usah masak kalo begitu,rumpi sana di belakang"tegur Mona. Ezra dan Jonathan terdiam.
"Makanya jangan ribut disini"sindir Sabrina.
Scott,Argi,Aldo dan Sean sedang bermain catur di ruang keluarga sedangkan Agung lebih memilih baca majalah bisnis di ruang tamu ada suara bunyi bel rumah dan Agung membuka pintunya. Ada Alan,Laura dan putra tunggalnya yaitu Peter.
"Kak Agung"sapa Alan rindu dengan kakak sulungnya dan memeluk Agung dengan erat.
"Heh Alan lama gak bertemu dengan mu"balas Agung tak kalah rindunya kepada adek tercintanya.
"Kak Agung apa kabarnya"sapa Laura lembut. Peter melangkah ke dalam rumah daripada melihat adegan drama kakak beradik itu.
Renata memanggil yang ada di ruang keluarga untuk makan malam dan Renata juga melihat ada Peter dan berlari ke arah Peter dan memeluknya.
"Kak Peter kemana saja padahal adek mau kasih Kakak es krim loh tapi sayangnya sudah habis hehehe"kata Renata senang kayak anak kecil dan manja kepada Peter.
Jonathan yang melihat adegan itu tak terima lah dia soalnya sebagai Kakak kandungnya Renata tak pernah memeluk nya sampai seceria itu apalagi manja.
"Maaf tadi aku habis jemput Papi dan Mami dari Inggris"jawab Peter mengacak rambutnya adek sepupunya.
"Dimana Om dan Tante"tanya Renata polos. Belum dijawab oleh Peter. Alan dan Laura bergabung di ruang keluarga dan menatap Renata dengan kaget.
"Ini Renata kah"tanya Laura kaget melihat perubahan dari Renata.
"Iya Tante ini adek."jawab Renata polos.
"Astaga kamu sudah besar ternyata dan aduh kamu semakin cantik saja dan badanmu lebih tinggi daripada Tante"kata Laura memeluk Renata dengan erat.
"Kak Agung,putrimu makin gede malah wajahnya makin mirip dengan mu tapi bedanya dia cewek dan wajahnya semakin cantik saja"ucap Alan kagum dengan perkembangan dari keponakannya.
"Dulu aku pingin punya anak perempuan tapi yang keluar malah Jonathan,tunggu 8 tahun si Mona melahirkan anak perempuan yaitu si Renata"kata Agung dulu pingin punya anak perempuan sekarang doanya terwujud.
"Iya doa kakak terwujud tapi dulu kamu ingin punya anak lagi malah diprotes sama Peter,dia gak mau punya adek"kata Alan kesal.
"Oh iya mau gimana Lan,anakmu saja kayak gitu apalagi bapaknya"jawab Agung ngegas.
"Ngegas terus kerjaannya,lupa kah menyapa papa ini"protes Scott kepada 2 putranya.
"Papa aku kangen"ucap Alan.
Alan memeluk ayahnya dengan erat karena sudah 7 tahun dia meninggalkan Indonesia dan memilih tinggal di London Inggris.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments