~Ruangan Riko
Setelah dari lantai paling atas di gedung ini, Reza langsung menemui Riko diruangannya untuk mencari tahu keberadaan om Andre. Beruntung jadwal Reza hari ini tidak terlalu padat jadi bisa diambil alih sementara dengan Riko.
"Ko lu baru selesai meeting?" tanya Reza.
"Iya Za, ada apa emang lu kayanya gelisah banget?" tanya Riko yang melihat Reza mondar mandir diruangan Reza.
"Ko gue mau minta tolong sama lu, gue mau lu cari tau tentang keberadaan om Andre sekarang, lu tau gak tadi gue nemuin jasad Maura yang udah ga bernyawa di lantai paling atas di salah satu ruangan. Gue udah nyari dia hampir 2 tahun ini bahkan gue sama sekali gak tau keberadaannya dan tadi gue nemuin dia udah gak bernyawa dikantor gue sendiri!" kata Reza sambil menangis kepada Riko.
"Astaghfirullahaladzim, yang bener lu Za? kok gue jadi merinding sih, terus jasadnya sekarang dimana?" tanya Riko yang ketakutan.
"Tadi gue udah makamin dia dengan cara yang benar, menurut keterangan ustadz Fahri dan polisi kalau Maura mengalami kekerasan dan pemerkosaan kemudian dibunuh supaya bisa menghilangkan jejak si pelaku," jelas Reza membuat Riko tercengang.
"Lu tau darimana kalau pelakunya om Andre Za?" tanya Riko.
"Ustadz Fahri menerawang jasadnya Maura, terus tiba-tiba ustadz Fahri menyebut nama om Andre karena Maura merespon penerawangan ustadz Fahri. Tapi itu baru secara batin belum kenyataannya, mau gak mau gue harus bergerak cepat sebelum om Andre menghancurkan hidup keluarga gue lagi," ucap Reza membuat Riko mengangguk paham.
"Oke Za, gue akan segera cari tau keberadaannya om Andre, terus Agistha gimana?" kata Riko membuat Reza menatap dirinya dengan tatapan tajam karena merasa cemburu kalau Riko menanyakan soal Agistha.
"Dia ada diruangan gue sama ustadz Fahri dan pak Rukman juga," kata Reza dingin.
"Jangan lupa Ko gue tunggu kabar baiknya, gue keruangan dulu," kata Reza yang sudah di depan pintu ruangan Riko dan menutup pintuny kembali.
"Ya Allah Maura sorry ya gue gak ada saat dulu lu butuh gue, gue cuma bisa berdoa supaya sekarang ku bisa hidup tenang dialam yang berbeda," batin Riko.
~Ruangan Reza
Kini Rukman menceritakan pada ustadz Fahri tentang mimpi buruk yang selalu hadir di dalam mimpi Agistha. Ustadz Fahri pun mencoba menerawang kembali melalui mata batinnya kemudian memejamkan kedua matanya.
10 menit kemudian, ustadz Fahri mulai berbicara.
"Agis, sebenarnya jodoh yang dimaksudkan dalam mimpimu itu mengandung maksud untuk dirimu sendiri. Dirimu yang sesungguhnya. Jiwamu jangan sampai terbawa ke dalam dunia yang bukan tempat kamu yang sebenarnya. Jadi kamu harus benar-benar menjaga imanmu supaya lebih kuat, dan untuk suara laki-laki itu, suatu saat kamu akan menemukan jawabannya," kata ustadz Fahri membuat Rukman dan Agistha mengangguk paham.
"Oh iya berhubung tadi kamu saya isi, sekarang saya akan kosongkan kembali seperti semula, namun saya tidak menghilangkan sesuatu yang sudah ada di diri kamu sebelumnya yang menjadi sumber kekuatan kamu Agis, dan untuk mata batin kamu saya akan coba untuk lebih menutupnya lagi," lanjut ustadz Fahri.
Dan ustadz Fahri pun mulai memeditasi Agistha kembali. Sungguh hidup Agistha tidaklah mudah sejak ia kecil. Membuat jiwanya selalu ekstra lebih kerja keras untuk melawan semua rasa takut.
Di tengah berlangsungnya meditasi Agistha oleh ustadz Fahri, kini Reza memasuki ruangannya dengan mengetuk pelan pintunya terlebih dahulu. Rukman yang mendengar langsung membukakan pintunya dan memberi kode supaya Reza tidak berisik.
2 jam berlalu, akhirnya Agistha telah selesai di meditasi oleh ustadz Fahri. Raut wajah Agistha tampak pucat dan terlihat lelah sekali, beruntungnya Agistha tidak memiliki iga jarang jadi selama proses meditasi tersebut tak ada yang mengganggu raganya.
"Alhamdulillah wa syukurillah sudah selesai, nanti malam sebelum tidur minum vitamin ya nak Agis, insyallah setelah ini nak Agis sudah bisa hidup normal seperti manusia lainnya," kata ustadz Fahri saat telah selesai memeditasi Agistha.
Hari pun sudah mulai beranjak sore, ustadz Fahri berpamitan untuk pulang dengan diantar dengan mang Ujang. Sedangkan Rukman, Agistha dan Reza masih didalam ruangan.
"Za, apa benar hatimu sudah terpaut pada anak gadisku ini?" tanya Rukman yang seketika membuat Reza gugup setengah mati.
"I-iya pak Rukman," jawab Reza terbata-bata.
Agistha yang masih tertidur pulas di sofa karena merasa sangat lelah tidak mendengar apapun yang dibicarakan Reza dan papahnya.
"Apa kamu sudah menjawab pertanyaan mamih dan papihmu mengenai perjodohan yang mereka rencanakan?" tanya Rukman serius kepada Reza.
"Perjodohan? kok pak Rukman tau mengenai perjodohan itu?" alih-alih menjawab petanyaan pak Rukman tapi Reza malah bertanya kembali.
"Ya saya tau, karena wanita yang orang tuamu jodohkan itu Agistha anak gadis saya ini," kata Rukman santai sambil melirik ke arah Agistha.
"Tapi apakah Agistha sudah tau pak?" tanya Reza.
"Belum, karena sebenarnya saya masih belum yakin saat itu. Tapi dengan melihat kesungguhan kamu mencintai anak saya, sekarang saya jadi yakin," jelas Rukman membuat hati Reza lega mendengarnya.
"Apa pak Rukman bersedia menerima saya menjadi menantu bapak?" tanya Reza berhati-hati.
"Tentu, bukan hanya sekedar menantu tapi juga sebagai anak laki-laki saya," kata Rukman tersenyum tulus pada Reza. Kemudian Reza pun langsung memeluk Rukman hangat.
"Izinkan saya menjadi suami untuk Agistha pak," kata Reza yang masih memeluk Rukman.
"Iya saya izinkan," jawab Rukman menepuk-nepuk punggung Reza.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
shakila
udh 2 taun kok masih ada jasadnya yyy
2022-12-23
1
Ummi Alfa
Aku juga ikut lega dan seneng dengernya kalau pak Rulman dah kasih restu ke Reza.
2021-12-05
0
Marya Juliani Jawak
Cie.... yg dapat restu.....
2021-05-20
0