Pagi ini Rachima dan Agistha sudah berada di ruang perawatan VVIP rumah sakit milik Navanka Corp. . Sedangkan Rukman sedang berada di kamar jenazah untuk mengantarkan Alika dan Alfian yang terakhir kalinya.
Hati Rukman masih begitu terpukul dengan kepergian kedua anaknya. Bibirnya begitu kelu dan hanya bisa diam seribu bahasa dan lirihan tangis yang terdengar.
Rachima dan Agistha ditempatkan diruangan yang sama, mereka tak lagi berada di ruang ICU karena kondisinya sudah stabil meskipun berapa jam yang lalu sempat tersadar. Namun, saat Rukman memberitahukan bahkan Alika dan Alfian telah tiada, Rachima pingsan sedangkan Agistha hanya merespon dengan tatapan kosong.
...----------------...
Flashback On
Rachima sudah sadar dari komanya. Setelah dokter memeriksanya, kemudian bergantian Rukman yang masuk ke ruang ICU. Dengan langkah gontai Rukman berjalan menghampiri istrinya yang begitu cantik dari pandangan matanya.
"Mas," Rachima lirih dengan senyuman yang mengembang diwajahnya.
"Iya sayang, apa ada yang sakit, hem?" tanya Rukman lembut.
"Tidak Mas, anak-anak mana mas?" tanya Rachima tersenyum dengan keadaan yang masih lemah namun sudah mulai stabil.
"Agis alhamdulillah selamat sayang," ucap Rukman mengembangkan senyumnya, sesaat matanya mulai berkaca-kaca.
"Alika sama Alfian mana, Pah?" tanya Rachima kembali, Rukman seakan diam cukup lama. Lidahnya begitu kelu untuk memberitahukan yang sebenarnya pada Rachima.
"Alika ... Alfian ... ," kalimat Rukman menggantung, membuat Rachima bertanya-tanya dari sorot matanya.
"Maafkan aku ... hiks hiks hiks ... Alika dan Alfian telah tiada ... hiks hiks hiks ... " Tangis Rukman pecah kembali namun Rachima hanya menatap kosong, "Tidak mungkin Mas!" dan kemudian pingsan. Rukman panik, lalu memanggil dokter kembali.
"Bapak tolong tunggu diluar ya biar kami periksa pasien," kata perawat itu.
~Dalam mimpi Rachima
"Mamah," teriak Alika dan Alfian bersamaan sambil berlari menghampiri Rachima yang sedang duduk di kursi sebuah taman.
Rachima merentangkan kedua tangannya menyambut kedua anaknya. Cukup lama mereka berpelukan dan akhirnya pelukan itu terlepas. Alika dan Alfian duduk di sebelah kanan dan kiri Rachima.
"Mah, kenapa Mamah disini?" tanya Alika.
"Mamah mau main sama kalian disini, tempatnya sangat indah bukan?" ucap Rachima.
"Iya aku juga mau sama mamah disini," kata Alfian yang menggemaskan.
Namun tiba-tiba seseorang yang berada didalam cahaya putih itu memanggil Alika dan Alfian.
"Alika ... Alfian ... sudah waktunya pulang."
"Mah, maaf ya kami harus pergi, Mamah harus kuat. Ada Agis dan papah yang lebih membutuhkan Mamah sekarang," ucap Alika memeluk mamahnya lagi. Rachima langsung menangis dalam mimpinya.
Dia juga tak sadar bahwa ia juga mengeluarkan air mata dalam keadaan tak sadarkan diri.
"Mamah, aku akan merindukanmu, aku tunggu ditempat yang paling indah yang belum pernah Mamah temuin di dunia ini. Saat tiba nanti waktunya, aku yang akan paling pertama menjemput Mamah," ucap Alfian dan Rachima hanya bisa menangis menatap kepergian kedua anaknya.
Detak jantung di monitor pun mulai bergerak, kondisi Rachima mulai stabil kembali. Dokter keluar ruangan menghampiri Rukman yang tengah duduk dengan perasaan gelisah.
"Bagaimana Dok keadaan istri saya?"tanya Rukman.
"Alhamdulillah istri Anda bisa melewati masa kritisnya. Sekarang istri Anda masih tertidur karena habis disuntikkan obat penenang ke dalam selang infusnya. Satu jam lagi saya akan mengecek kembali. Kalau stabil, istri Anda bisa masuk ke ruang perawatan," kata dokter itu.
"Alhamdulillah terimakasih banyak dok," kata Rukman dan dokter pergi meninggalkan Rukman.
Satu jam kemudian, dokter memeriksa Rachima kembali ternyata kondisinya benar-benar sudah stabil. Akhirnya ia dipindahkan ke ruang perawatan.
~Ruang ICU Agistha
Gadis cantik nan mungil masih terbaring lemah dengan alat medis yang berada di tubuhnya. Setelah Rachima sudah masuk ke kamar perawatan, kini Rukman masuk ke dalam ruang ICU Agistha.
"Agis sayang, bangun Nak. Mamahmu sudah sadar. Tapi sayangnya ... kakak dan adikmu sudah lebih dulu meninggalkan kita. Sekarang hanya kamu putri kami satu-satunya. Bangun Nak, biar bisa doakan kakak dan adikmu di surga," ucap Rukman dengan berderai air mata.
Agis mendengar papahnya berbicara perlahan membuka kedua matanya.
"Papah," lirih Agistha.
"Iya Sayang?" kata Rukman.
Agistha melihat di jendela luar ruangannya dia melihat sosok kakak dan adiknya sedang tersenyum sambil melambaikan tangannya.
Kejadian itu terjadi sangat cepat sehingga Agis belum menyadari kalau yang dilihatnya adalah hanya jiwa kakak dan adiknya yang sudah terpisah dari raganya.
"Pah, kak Alika dan Alfian kok di luar, kenapa mereka gak masuk pah?" tanya Agistha polos.
Rukman tersenyum ke arah yang Agistha maksud dan kembali menatap putri kecilnya itu. "Sayang, sekarang kakak dan adikmu akan menjagamu dari kejauhan," katanya dengan dada yang begitu terasa sesak.
"Kenapa memangnya Pah? Bukankah kita mau liburan bareng?" kata Agistha polos.
Rukman terkekeh dan diam sejenak, ia baru paham kalau Agistha belum mengerti soal kematian. Yang dia lihat adalah dimensi lain dari sisinya.
"Sayang kamu istirahat ya, biar cepat masuk ruang perawatan sama mamah. Kakak dan adikmu sudah bahagia, mereka sudah ada di surga. Tapi sekarang kita gak bisa bermain lagi dengan Alika dan Alfian. Saat tiba waktunya nanti, kita semua pasti akan berkumpul kembali." Agistha mengangguk mendengar perkataan Rukman dan ia pun tertidur kembali.
Beberapa jam kemudian akhirnya Agistha pinda ke ruang perawatan.
Flashback Off
...----------------...
Rukman dan Gigih kini sudah berada di pemakaman. Rukman sengaja menyuruh Gigih menyediakan pemakaman untuk mereka berlima. Rukman menempatkan Alika dan Alfian bersebelahan.
Saat semua pelayat sudah meninggalkan pemakaman, Gigih masih setia menemani Rukman yang tengah bersimpuh diantara kedua makam anaknya.
"Alika ... Alfian ... doa kami selalu untuk kalian. Semoga kalian disana bahagia. Papah, mamah dan Agis akan selalu menyempatkan berkunjung ke sini. Maafkan Papah nak, maafkan mamahmu dan juga Agis kalau kami punya salah. Dan kami pun memaafkan kesalahan kalian berdua, kami ikhlas Nak atas kepergian kalian dari hidup kami selamanya," kata Rukman setelah itu ia memanjatkan doa untuk putra dan putrinya.
Pemakaman selesai, Rukman dan Gigih kembali ke rumah sakit.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Happyy
💖💖💖
2022-02-19
0
RN
triple like hadir dari totok pembangkit saling dukung kk
2021-07-15
1
Yeni Eka
Tapi klo indigo serem ya bisa lihat yg gaib2.
Baca sampai sini dulu ka. Mampir juga ya ke karyaku Gadis Berkerudung Merah
2021-07-12
1