Sepanjang perjalanan Reza hanya terdiam tak ada sepatah katapun yang terucap dari bibirnya. Kedua orang tuanya, Vino dan Yusti pun menatapnya aneh. Reza masih memikirkan ucapan kedua orang tuanya tadi pagi.
Flashback on
Rukman dan Rachima bertemu Vino dan Yusti di supermarket, saat ini Rukman sedang mengantar Rachima untuk belanja bahan makanan. Saat Rachima tengah memilih bumbu dapur, ada seseorang yang menepuk bahunya dari belakang.
"DOR.." wanita itu tertawa melihat Rachima terkejut.
"Astaghfirullahal adzim," ucap Rachima kemudian menoleh ke belakang.
"Yusti?!" pekik Rachima.
"Hai Rachima, apa kabar?" sapa Yusti.
"Sudah lama sekali kita gak ketemu, alhamdulillah kabarku baik," kata Rachima sambil memeluk Yusti.
Yusti dan Rachima berteman dekat sejak kuliah dulu, keduanya juga memiliki suami yang sama-sama dekat juga. Walaupun usia mereka tak sebaya karena keakraban mereka membuat tak kenal usia.
"Kamu sendiri kesini, Rukman mana?" tanya Yusti melepaskan pelukan keduanya.
"Aku sama Rukman hanya saja sepertinya sedang mengambil barang yang dia butuhkan, kamu sendiri kesini sama siapa?" kata Rachima.
"Aku sama Vino kesini, kami baru sampai tadi malam dari Singapura karena ingin menengok anak kami yang tinggal disini," seru Yusti.
"Oh ya? jadi selama ini kalian tinggal di Singapura. Anak kamu disini tinggal sendiri?" tanya Rachima.
"Bisnis Vino disana alhamdulillah sudah berkembang pesat, iya anakku sekarang pegang perusahaan pusat milik Vino yang ada di Indonesia," kata Yusti.
"Anakmu umur berapa sekarang? Cewek apa cowok sih? soalnya kan waktu lulus kuliah kamu lagi hamil tua ya, terus gak ada kabar lagi, duuh jahara deh kamu," kata Rachima.
"Hahaha .. sorry. Anakku laki-laki sekarang usianya 24 tahun. Habis setelah lulus aku langsung diboyong ke Singapura sama mas Vino jadi aku lahiran disana. Anakku juga dari bayi sampai lulus SMA disana," kata Yusti.
"Terus kamu punya anak berapa Yusti ?" tanya Rachima namun pertanyaan Rachima membuat Yusti tiba-tiba murung.
"Yusti? maaf ya aku salah tanya ya maaf," ucap Rachima merasa bersalah.
"Ah tidak apa-apa Rachima, anakku 3 tapi yang masih sehat walafiat hanya anak sulungku karena kedua adik kembarnya telah tiada karena lahir prematur dan tidak bertahan lama," kata Yusti dengan raut wajah sedih.
"Maaf ya aku turut berduka cita, aku juga pernah mengalami apa yang kamu rasakan Yusti kehilangan kedua anakku dalam waktu sekejap," kata Rachima jadi iku sedih setelah mendengar cerita anaknya Yusti yang telah tiada, Rachima jadi teringat dengan almh. Alika dan alm. Alfian.
"Oh ya? kenapa anakmu juga pergi Rachima?" tanya Yusti.
"Waktu 11 tahun lalu, aku dan mas Rukman memiliki 3 orang anak, mungkin kalau anak sulungku masih ada usianya selisih 4 tahun dengan anak sulungmu Yusti, saat itu kamu akan berlibur ke Jepang, namun naas pesawat yang kami tumpangi mengalami kecelakaan akibat cuaca buruk yang tiba-tiba. Kadang musibah itu datang begitu saja untuk menguji kita. Anak sulungku dan anak bungsuku ditemukan telah meninggal dunia, dan sekarang yang masih ada hanya anak keduaku perempuan. Jiwanya juga sempat terguncang karena memang awalnya sejak masuk TK ia sudah memiliki indera ke enam, sampai dibawa ke ustadz yang teman dekat mas Rukman juga untuk ditutup mata batinnya namun sampai sekarang belum sepenuhnya tertutup, kalau mas Rukman bilang kata ustadz Fahri satu-satunya cara menutup mata batinnya yaitu menikah dengan laki-laki yang benar-benar kuat imannya dengan begitu bisa merubah cara pandang anakku selama ini," jelas Rachima membuat hati Yusti tersentuh dan menitikkan air matanya kemudian memeluk Rachima kembali.
"Aku tau kamu memang wanita kuat dan luar biasa, aku punya ide," kata Yusti kemudian melepaskan pelukannya membuat Rachima bingung.
"Ide apa Yusti?" tanya Rachima.
"Bagaimana kita jodohkan saja anak kita, ya walaupun usia mereka selisih lumayan jauh, tapi aku yakin anakku sudah dewasa sekarang," kata Yusti dengan penuh keyakinan.
"Hmm, bagaimana kalau kita bicarakan lebih lanjut sambil makan siang aja ? aku kabari mas Rukman dulu ya," kata Rachima kemudian menelepon suaminya untuk menunggu di kasir.
"Sudah, kamu sudah selesai belanjanya Yusti?" tanya Rachima.
"Sudah sudah ayok kita ke kasir, duuh gak sabar punya menantu," kata Yusti membuat Rachima terkekeh.
Dan akhirnya mereka berempat membicarakan perjodohan anak-anak mereka sambil makan siang.
"Rukman, saya dan Vino ingin besanan denganmu, menurutmu bagaimana?" tanya Yusti to the point.
Rukman memandang Rachima dan mendapat anggukkan dari Rachima.
"Begini Yusti, Vino. Anakku saat ini masih 17 tahun dan baru kelas 2 SMK, kalau boleh tau anakmu namanya siapa ya?" kata Rukman.
"Tidak apa-apa, nanti lamaran dulu aja Rukman, pernikahannya setelah anakmu lulus SMK tenang aja, anakmu masih bisa kuliah dan melakukan kegiatan lainnya kok. Nama anak kami Reza Alfiandara," kata Vino membuat mata Rukman membulat sempurna.
"Wah kamu pemilik Andara Corp. ternyata masyaallah, dunia sempit memang ya," kata Rukman terkekeh.
"Kamu mengenal anakku Rukman?" tanya Vino.
"Jelas, dia kan rekan bisnisku kinerja perusahaannya juga bagus Vino, hebat kamu bisa mendidik anakmu menjadi sukses seperti sekarang diusia yang dibilang masih muda," kata Rukman dengan tawanya.
"Syukurlah , tapi jangan beritahu anak-anak kita dulu ya sampai nanti waktunya kami datang melamar anakmu Rukman," kata Vino dan Yusti pun menganggukkan kepalanya dengan senyum yang begitu merekah.
"Baiklah kalau begitu lain kali kita bicarakan lagi ya, ngomong-ngomong sekarang kalian disini sampai berapa lama?" tanya Rukman.
"Sepertinya sampai Reza menikah, soalnya kami gak tega meninggalkannya sendirian," ucap Yusti memasang wajah sendu.
"Oh, ya sudah maaf ya kami duluan karena aku harus ke kantor, sampai bertemu lagi," pamit Rukman pada Yusti dan Vino kemudian mereka pun bersalaman.
3 bulan setelah pertemuan Rukman, Rachima, Yusti dan Vino di mall waktu lalu. Pagi ini suasana sarapan di kediaman Reza pun sangat hening hanya terdengar suara sendok dan garpu
"Za?" ucap Yusti memecah keheningan dan yang sudah selesai menyelesaikan sarapannya.
"Iya mih?" jawab Reza yang masih menikmati sarapannya.
"Mamih dan papih akan menjodohkan kamu dengan anak teman dekat kami sewaktu kami kuliah dulu, kami sangat mengenal sekali keluarganya dan juga dari keluarga terpandang dikota ini. Sebentar lagi kan usiamu menginjak 25 tahun, mamih sama papih juga gak bisa lama-lama disini karena perusahaan di Singapura gak bisa ditinggal terlalu lama. Bagaimana? mau kan?" kata Yusti dengan hati-hati karena Reza memiliki sifat yang keras seperti papihnya.
Reza langsung menaruh sendok dan garpunya, selera makannya tiba-tiba menghilang. "Nanti aku pikirkan lagi mih, pih. Reza berangkat ke kantor dulu," kata Reza yang langsung duduk dari kursi makannya dan memakai jas nya kemudian mencium punggung tangan kedua orang tuanya.
"Za jangan pulang telat nanti malam kamu ikut kami ke pengajian," teriak Yusti namun langkah Reza tidak berhenti dan masih terdengar oleh Reza langsung dijawab acungan jempol oleh Reza.
"Mih kok gak dikasih tau namanya juga sih ke Reza nanti dia galau loh, kali aja dia udah punya pilihannya sendiri," kata Vino protes.
"Biarin aja pah biar surprise," imbuh Yusti.
Flashback Off
"Agistha, berbeda sekali dia hari ini cantik, anggun. Ah aku berat sekali melepas bayangan Agistha kenapa harus dijodohin segala sih, aku kan punya pilihan sendiri, ketemu orangnya aja belum," batin Reza.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Sri Lestari
bukannya tadi di bab atas Rachima sama ketemunya pas dateng ke rumah ya kan tadi dialoknya bilang, "lama gak ketemu"🤔🤔🤔
revisi lagi thor.. tapi it's ok ceritanya bagus, aku suka. 👍👍👍
semangat thor.. 💪💪💪
2022-09-15
1
Ummi Alfa
Reza....Reza.......andai kamu tau siapa orangnya yg bakal dijodohin sama kamu pasti langsung setuju aza ndak ada penolakan dan pikir panjang lagi.
2021-12-05
0
Marya Juliani Jawak
Tenang mas Reza.... Jodohnya ada di depan mata 😂😂😂
2021-05-20
0