Rukman pun segera menghubungi ustadz Fahri untuk datang ke kantor Reza dijemput oleh supir pribadinya yaitu mang Ujang. 2 jam kemudian sampailah di perusahaan Reza. Ustadz Fahri pun naik ke ruangan Reza dengan arahan resepsionis.
"Bapak langsung aja naik ke atas kemudian ke ruangan direktur ya pak," kata resepsionis itu dan dijawab angukkan kepala oleh ustadz Fahri kemudian resepsionis itu kembali ke tempatnya.
"Assalamualaikum," ucap ustadz Fahri saat hendak memasuki lift, karena ustadz Fahri merasa dirinya sudah diikuti oleh banyak makhluk tak kasat mata dengan berbagai jenis sejak ia memasuki lobby perusahaan.
TING ( suara lift berhenti)
Ustadz Fahri langsung masuk ke dalam ruangan Reza.
TOKTOKTOK (suara ketukan pintu)
Reza kemudian bangun dari duduknya untuk membukakan pintu.
Ceklek (suara pintu terbuka)
"Apa ini ustadz Fahri temannya pak Rukman?" tanya Reza.
"Iya benar," kata ustadz Fahri.
"Mari masuk pak," ajak Reza.
Ustadz Fahri yang sudah melihat wajah Agistha sudah berbeda langsung menghampiri Agistha dan mengusap wajahnya sambil dibacakan doa. Seketika Agistha langsung kembali seperti semula dan beristighfar.
"Pak Rukman ada apa memanggil saya kesini?" tanya ustadz Fahri.
"Jadi begini ustadz, Reza ini pemilik perusahaan ini dan anak saya Agis sedang magang disini. Dan Reza berniat untuk mengajak kita berempat mencari fakta soal lantai yang diatas lantai ini. Bagaimana ustadz?" kata pak Rukman.
Ustadz Fahri menarik nafas, "sebentar ada yang tidak menerima saya disini," kata ustadz Fahri sambil memejamkan matanya dan menarik nafas.
Setelah matanya terbuka, "pak Rukman sepertinya Agis disini banyak yang tidak senang dengan Agis, tapi saya minta izin sebelumnya kepada bapak supaya Agis saya isi terlebih dahulu sebelum kita ke lantai atas, nanti setelah selesai saya akan bersihkan kembali dari jiwanya Agis, bagaimana? mengingat Agis ini jiwanya terlihat seperti terisi namun sebenarnya kosong tapi dibilang kosong juga tidak malah terlihat terisi," jelas ustadz Fahri.
"Baiklah lakukan yang terbaik ustadz," kata pak Rukman, kemudian ustadz Fahri membacakan doa ke ubun-ubun Agistha. Setelah selesai mereka pergi ke lantai atas.
Sedangkan Riko yang sejak tadi sudah tidak ada diruangannya karena mewaliki Reza untuk meeting bersama client.
Ternyata ada lift terpisah menuju lantai paling atas itu, Reza sudah mengetahuinya sejak lama namun karena keyakinannya kuat jadi selama ia memimpin disini ia tak merasakan terganggu ataupun aneh.
Sampailah mereka berempat dilantai itu. Ustadz Fahri yang mencium bau yang sangat menyengat, bau darah yang sudah sangat lama padahal ruangan itu terlihat sangat bersih sekali dan kosong.
Diujung lantai memang terdapat satu ruangan, ustadz Fahri dan yang lainnya mencoba mendekat ke ruangan tersebut.
"Astaghfirullahal adzim, semuanya tetap membaca doa dalam hati ya soalnya mereka semua sedang mengelilingi kita," kata ustadz Fahri membuat jantung mereka berdegub setengah mati.
Reza yang tak sadar menggenggam tangan Agistha dengan sangat kuat, malah membuat Agistha semakin berani. Ustadz Fahri membaca doa-doa untuk ketenangan mereka semua penghuni lantai ini, karena dari raut wajah mereka, semuanya ini adalah korban pembunuhan yang sadis.
Dengan segala keyakinan mereka berempat, akhirnya semua penghuni lantai tersebut pun berangsur menghilang dan kembali ke alam masing-masing.
"Alhamdulillah, dengan seizin Allah mereka sudah hidup dengan tenang, sekarang pergunakan lantai ini dengan kegiatan rohani, mungkin bisa dijadikan musholah dan diadakan pengajian setiap seminggu sekali untuk mendoakan mereka yang telah pergi, dan untuk yang ada diruangan ini lebih baik dibongkar saja, oh iya minta tolong nak Reza panggilkan ambulans ke sini karena saya merasa ada yang gak beres di dalam ruangan ini," jelas ustadz Fahri menunjuk ke satu ruangan yang berada di sudut lantai dan dijawab anggukkan kepala oleh Reza.
Rukman yang melihat tangan Agistha digenggam oleh Reza tersenyum bahagia. Melihat Rukman tersenyum pada Reza membuat Reza tersadar dan melepaskan genggaman tangannya membuat keduanya tersipu malu.
Reza meraih ponsel disaku jasnya dan menelepon rumah sakit untuk diantarkan ambulans. Beberapa menit kemudian datanglah 4 orang perawat membawa 2 buah tandu dan satu dokter.
Reza dibantu para perawat mendobrak pintu tersebut karena Reza sendiri tidak tahu dimana kuncinya berada. Setelah pintunya terbuka mata Reza membulat dengan sempurna.
Reza melihat sosok Maura, seorang masalalunya yang dulu sangat ia cintai kini terbaring kaku tak berdaya, tubuhnya sudah pun membengkak dan membiru.
Flashback On
2 tahun yang lalu, Reza dan Maura sedang berada diruangan kerja Reza. Maura adalah sosok yang penyayang dan lembut, Reza sama sekali tidak pernah menyentuh Maura sama sekali.
"Sayang aku akan ke Sedney 2 minggu, kamu baik-baik disini, kalau bosan berkunjung saja kesini," kata Reza pada Maura yang sedang asik membaca majalah.
"Iya tak apa sayang, lagian aku juga lagi buka bisnis aku yang baru kok," ucap Maura.
"Syukurlah, jangan lupa ibadah kamu ya," kata Reza mengingatkan, walaupun Maura belum memakai hijab saat itu tapi Maura rajin beribadah.
2 minggu setelah kepergian Reza ke Sedney, ternyata Reza belum bisa pulang ke Indonesia karena perusahaan disana belum stabil. Reza pun menghubungi Maura untuk memberitahu dan Maura pun memahaminya. Reza yang usianya 2 tahun lebih tua dari Maura membuat Maura sangat mencintai kelembutan Reza padanya.
2 bulan kemudian, Reza belum kembali dari Sidney. Saat Maura sedang berkunjung ke kantor Reza, seperti biasa Maura akan langsung saja ke ruangan Reza. Tiba-tiba langkahnya terhenti saat hendak keluar dari lift saat tiba di lantai khusus direktur tersebut.
Saat itu Riko juga sedang tidak ada di ruangannya karena sedang meeting.
Maura disekap mulutnya oleh seseorang dan kemudian pingsan. Maura dibawa ke lantai paling atas perusahaan Reza di masukkannya kedalam ruangan itu. Tak lama Maura pun tersadar dengan membuka sedikit matanya.
"Om Andre!" pekik Maura.
"Baby tenanglah, layani aku sekarang setelah itu aku akan membebaskanmu," kata Andre.
Andre adalah adik tiri Vino papihnya Reza yang senang sekali mengusik kehidupan Vino dan keluarganya karena Vino lebih beruntung daripada dirinya.
Andre pun melakukannya dengan kasar membuat Maura tak sadarkan diri. Karena Andre ingin menghilangkan jejak maka Andre dengan tega membunuh Maura dan menyekapnya disini.
Andre lah yang dulu mengirim pesan kepada Reza yang isinya :
Sayang, maafkan aku harus pergi meninggalkanmu. Mulai sekarang kita putus.
Itulah kata-kata terakhir yang dikirim ke ponsel Reza dari Maura. Dan sejak itu pula Reza jadi dingin kepada wanita karena ia merasa hatinya telah dikhianati oleh Maura.
Flashback Off
"Itulah yang saya tangkap dari penerawangan saya nak Reza," kata ustadz Fahri setelah mencoba menerawang yang sudah terjadi pada Maura.
Reza menangis bersimpuh di hadapan jasad Maura yang sudah tak bernyawa. Agistha yang melihatnya justru merasa iba pada Reza. Pak Rukman yang senantiasa disamping Agistha mencoba untuk menguatkan Agistha.
"Jadi selama ini aku mencarimu untuk meminta sebuah kejelasan ternyata nasibmu seperti ini, aku akan membuat perhitungan kepada Om Andre!" kata Reza yang diselimuti amarahnya.
Para perawat pun membawa jasad Maura yang sudah membusuk dimasukkan ke dalam kantong jenazah. Dan Maura dimakamkan dengan cara yang benar serta jiwanya pun sudah tenang di dunianya.
"Mungkin ini alasan kenapa disini ada yang tidak menyukai Agis, karena hati nak Reza sudah berpaling dari Maura dan terpaut pada Agis, bukan begitu nak Reza?" kata ustadz Fahri saat mereka sudah tiba di ruangan Reza.
Pak Rukman mendengar ucapan ustadz Fahri langsung terkejut, sementara Reza hanya tersenyum tulus.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Ari_nurin
klu sdh 2 th bukannya sdh tinggal tulang belulang ya? 🤔
2023-01-07
2
al_9haniy
thor merinding nic bacanya apalgi sekarang jm 3 pagi.....
2021-10-19
0
miLy_yOuL
merindinggg eeiiii. untung bacanya siang2 🤣🤣🤭
2021-09-14
1