Hari ini adalah hari pertama di libur panjang sekolah. Rukman mengajak istrinya beserta anak-anaknya untuk berlibur ke Jepang. Alika, Agistha dan Alfian begitu senang karena akan pergi ke DisneyLand Jepang.
Mereka memilih tidak menggunakan pesawat pribadi karena ingin pergi ala-ala backpacker dan hanya berlima.
Tibalah di dalam pesawat, Rukman dan keluarganya sudah duduk di kelas penumpang kelas satu itu, tengah bersiap untuk take off.
"Anak-anak kita berdoa dulu ya," ajak Rukman.
Mereka pun berdoa, saat pesawat sudah mulai take off.
Perasaan Rachima tiba-tiba merasa tidak enak. Entah, ia terlihat begitu gelisah. Rukman menggenggam tangan Rachima sambil memberikan senyumnya yang sangat manis, sehingga membuat Rachima lebih tenang.
Namun tiba-tiba di tengah perjalanan, pesawat yang mereka tumpangi mengalami masalah. Semua yang di dalam pesawat diintruksikan memakai sabuk pengaman dan pelampung.
"Astaghfirullahal adzim."
"Ya Allah."
"Ya Allah."
"Astaghfirullah."
Semua orang yang berteriak panik, begitu pula dengan Alfian yang terus menangis dipelukan Rachima. Sedangkan Alika dan Agistha saling berpegangan erat.
PYUUUUNG
BRUUK
DUAAR
Pesawat jatuh tepat di sebuah pulau kecil yang masih berada di kawasan pulau seribu. Dengan kecanggihan teknologi, para TNI dan polisi dikerahkan untuk mengevakuasi korban pesawat tujuan Jepang tersebut.
"Pak tolong saya, tolong, tolong," teriak Rukman dan teriakannya didengar oleh salah satu anggota TNI.
"Mari Pak saya bantu," kata TNI itu seraya mengangkat tubuh Rukman dari runtuhan badan pesawat.
"Lapor! disini ada korban yang masih hidup segera bawakan tandu!" perintahnya bicara pada alat komunikasi HT.
Tak lama datanglah dua orang perawat pria membawakan tandu. Rukman langsung dibawa ke tenda darurat evakuasi.
Tubuh Rukman begitu lemah dan banyak sekali luka, terutama di kepalanya. Setelah perawat itu mengobati luka dan menginfusnya, Rukman memejamkan matanya untuk beristirahat.
Dalam tidurnya Rukman merasa terusik karena ada yang terus menusuk-nusuk lengannya. Rukman membuka matanya perlahan.
"Alika ..." lirih Rukman.
Alika tersenyum duduk di samping Rukman. Wajahnya cantik sekali dan terlihat sehat tak ada lecet sedikitpun. Rukman mengembangkan senyumnya.
"Papah harus kuat ya supaya bisa doain Alika dan Alfin terus. Mamah dan Agis yang akan temani Papah disini," ucap Alika yang sekarang duduk berdua dengan Alfian.
"Maksud kamu apa Nak? Kalian anak-anak Papah. Harta Papah yang paling berharga," Rukman menangis lirih kemudian dia sadar dengan sisi lain dari dirinya.
Rukman memperhatikan Alika dan Alfian yang terus tersenyum, dan entah kenapa tangan Rukman rasanya begitu jauh untuk menggapai kedua anaknya. Kemudian tangisnya pun pecah.
Perawat menghampiri Rukman yang tengah menangis dengan suara yang terdengar pilu.
"Pak tolong tenang ya, petugas akan segera menemukan keluarga Bapak yang lainnya," ucap perawat pria itu lalu menyuntikkan obat penenang di infusnya Rukman dan benar saja Rukman langsung tertidur kembali.
Tak lama datanglah para anggota TNI yang terlihat menggendong beberapa korban diantaranya ada Rachima, Alika, Agistha serta Alfian. Para petugas pun mengerahkan dokter untuk langsung memeriksa korban.
Mendengar ada keributan Rukman membuka matanya kembali.
"Rachima," ucap Rukman dengan suara yang lemah.
Dengan segala kekuatan yang Rukman miliki saat ini, ia bangun dari ranjang rawatnya menghampiri para korban yang baru saja ditemukan. Rukman duduk bersimpuh dihadapan istri serta anak-anaknya.
"Apa Bapak keluarga korban?" tanya perawat pada Rukman dan dijawab sebuah anggukkan olehnya.
"Dengan berat hati kami akan menyampaikan kondisi keluarga Bapak saat ini," kata dokter pria yang berjongkok di samping Rukman.
"Bagaimana kondisi mereka Dok?" tanya Rukman pelan dengan air mata yang masih membekas.
"Bapak harus kuat," kata dokter sambil menepuk bahu Rukman, ia menarik napas panjang sebelum akhirnya melanjutkan perkataannya, "Saat ini anak Bapak yang bernama Alika dan Alfian telah tiada."
DEG
Jantung Rukman seketika berhenti sejenak. Ia merasakan sesak di dadanya.
Apakah tadi itu jiwa Alika dan Alfian yang telah berpisah oleh raganya?
Batin Rukman mengingat kejadian yang baru saja dialaminya beberapa menit lalu.
"Namun alhamdulillah dengan segala mukjizat yang telah Allah kasih, istri dan anak Bapak yang bernama Agistha selamat. Namun mereka masih dalam masa kritis," jelas dokter dan Rukman langsung menangis. Entah perasaan bahagia, sedih dan trauma yang saat ini Rukman rasakan.
"Dok apakah disini ada telepon umum?" tanya Rukman.
"Ada Pak, mari ikut saya," ajak dokter itu kemudian Rukman langsung mengikutinya. "Ini Pak, silahkan."
Rukman mencoba mengingat nomor telepon Gigih. Sesaat kemudian ia mulai menekan satu per satu nomor disana. Tak lama, Gigih pun menjawabnya.
"Hallo Gih, ini saya Rukman." Gigih terkejut dengan suara Rukman yang terdengar sengau.
"Pak Rukman? Atasan saya?" tanya Gigih memastikan.
"Iya Gih, saya mengalami kecelakaan pesawat. Bisakah kamu mengurus pemakaman anak-anak saya sekarang dan siapkan ruang ICU serta ruang inap VVIP untuk istri dan anak saya?" kata Rukman membuat Gigih terkejut bukan main.
"Astaghfirullah ... Bapak sendiri bagaimana keadaannya sekarang? posisi Bapak dimana?" tanya Gigih kembali.
"Saya masih di tenda evakuasi tepatnya di wilayah kepulauan seribu. Saya Alhamdulillah sudah membaik, tapi istri saya dan Agis masih dalam masa kritis dan ... " Rukman kembali menangis. "Anak saya Alika dan Alfian meninggal dunia."
"Innalillahi wa innaillaihi roji'un. Bapak yang kuat ya. Untuk saat ini, biar perusahaan sementara waktu saya yang handle, Bapak jangan banyak pikiran."
"Saya minta tolong ya, Gih."
"Ya Allah ... Baik Pak, saya akan segera mengurusnya. Sebelum itu, saya turut berduka cita ya, Pak," ucap Gigih cemas. "Saya akan mengerjakan sekarang sesuai perintah bapak. Assalamualaikum," ucap Gigih.
"Waalaikumsalam, terimakasih ya, Gih," ucap Rukman dan sambungan telpon terputus.
Gigih adalah sekretaris Rukman di kantor. Gigih sudah lama sekali bekerja dengan Rukman sejak dia belum menikah dengan Rachima. Hingga sekarang Gigih ikut terpukul dengan kepergian kedua anaknya Rukman.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Happyy
😥😥
2022-02-19
0
Yeni Eka
Innalilahi baru bab dua udh ada cerita kecelakaan
2021-07-12
1
👑Meylani Putri Putti
like lagi ya straw
2021-05-31
0