Pukul 01.30
Agistha terlihat sangat gelisah dalam tidurnya. Keluarnya keringat dan badannya terasa dingin.
~Dalam mimpi
"Agis tolong aku Agis!" teriak seorang laki-laki dari tepi jurang itu.
Agis masih bergeming mencari asal suara itu.
"Agis tolong aku jodohmu, tolong selamatkan aku!" lagi-lagi suara laki-laki itu membuat Agis terus mencari sumbernya.
"Kalau kamu selamatkan aku, aku gak akan pernah meninggalkan kamu Agis!" kata laki-laki itu.
"Siapa kamu!" tanya Agistha dengan nada tinggi.
"Kalau memang kamu jodohku kenapa kamu berada di jurang sana!" ucap Agistha lagi.
Namun tak ada lagi jawaban dari laki-laki itu, Agistha pun tersentak bangun dari tidurnya.
"Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah. Siapa dia? kenapa baru kali ini aku mendengarnya? suara itu seperti aku mengenalnya tapi siapa," Agistha bermonolog sambil berfikir mencari dan mencoba mengenali suara laki-laki itu di memori otaknya.
Agistha mengambil segelas air di atas nakasnya kemudian meminumnya sampai habis, setelah minum perasaannya sedikit tenang kemudian melanjutkan tidurnya. Tak terasa adzan shubuh pun berkumandang, Agistha terbangun kembali dan mandi.
30 menit kemudian
Agistha telah siap memakai pakaian kantornya. Entah raut wajahnya seperti orang yang sedang sakit walaupun sudah memakai lipbam dan eyeliner.
"Pagi sayang," sapa Rachima kemudian menyeritkan keningnya merasa ada yang berbeda dari anak gadisnya itu.
"Pagi mah, pah," kata Agistha dengan senyum tipisnya.
"Kamu kenapa nak? kok kelihatannya tidak bersemangat?" tanya Rukman.
"Nggak tau nih pah badanku serasa pada sakit butuh massage kayaknya ini," ucap Agistha.
"Apa yang sudah terjadi pada kamu nak?" tanya Rachima cemas.
"Anu.. sebenernya kemarin Agis kecelakaan saat berangkat ke kantor, jadi ojek yang aku tumpangi itu kaget karena ada mobil dari belakang melaju dengan kencang dan tiba-tiba membunyikan klaksonnya, eh abang ojolnya menabrak trotoar yang disebrang jalan, tapi Agis hanya luka-luka ringan aja kok pah, mah. Yang lumayan parah abang ojolnya kemarin sempat pingsan ditempat. Untungnya yang punya mobil mau bertanggung jawab membawanya ke RS dan juga membiayai perawatan abang ojol juga," jelas Agistha membuat Rachima dan Rukman merasa lebih lega.
"Ya sudah lain kali hati-hati ya, lebih baik mulai sekarang berangkat sama papah aja ya. Nggak ada penolakan!" tegas Rukman.
"Iya pah," Kata Agistha pasrah padahal ia masih ingin menyembunyikan identitas aslinya.
Selesai sarapan Agistha pun berangkat bersama papahnya. Sepanjang perjalanan Agistha justru tertidur pulas.
"Anak ini tumben sekali tidurnya nyenyak banget gak biasanya baru naik mobil langsung tidur," kata Rukman bermonolog sambil memandang wajah Agistha.
~Andara Corp.
"Agis, sudah sampai bangun nak," kata Rukman sambil menggoyangkan bahu Agistha.
"Hoaaam... cepet banget sih pah padahal Agis masih ngantuk ini," kata Agis meluruskan tangannya dan mengucek matanya.
"Kalau masih ngantuk mending kamu pulang aja izin gak masuk hari ini, atau biar papah yang minta izin ke atasan kamu," ucap Rukman santai.
"Eh nggak deh pah aku mau masuk aja, papah hati-hati dijalan ke kantornya, semangat papah, assalamualaikum," kata Agistha langsung hilang kantuknya seketika kemudian mencium punggung tangan papahnya dan keluar dari mobil.
Setelah mobil papahnya pergi, langkah Agis terhenti karena dipanggil seseorang.
"Agis tunggu!" kemudian Agistha menoleh ke belakang ternyata Reza.
"Eh pak Reza, pagi pak," kata Agistha.
"Pagi, ehemm kamu kok berangkat sama pak Rukman? kamu anaknya ya?" tanya Reza dengan tatapan yang tajam.
"A-anak? oh tentu ... bukan pak, itu tetangga saya baik banget emang orangnya," ucap Agistha yang hampir kelepasan ngomong.
"Oh, yasudah masuk sana," kata Reza dingin.
"Silahkan pak Reza saja duluan, saya mau absen dulu," imbuh Agistha dengan senyum yang paling manis.
"Menggemaskan," batin Reza yang tak sadar menunjukkan senyum tipisnya.
Setelah absen, Agistha menuju ke ruangan Riko. Sesampai di ruangan Riko, ternyata penghuninya sudah duduk di kursi kebesarannya. Berhubung pintunya sudah terbuka, membuat Agistha langsung masuk ke dalam.
"Assalamualaikum pak Riko," ucap Agistha.
"Waalaikumsalam, Agis nanti jam 9 kamu ikut pak Reza meeting di perusahaan Navanka Corp. ya soalnya di jam yang sama ada 2 meeting bersamaan dan gak bisa di undur," kata Riko tanpa menatap ke Agistha melainkan fokus pada berkas yang ada di mejanya.
"Ba-baik pak kalau begitu, lalu apa yang harus saya lakuin selama meeting disana pak?" tanya Agistha.
"Kamu cukup bawa buku catatan kemudian catat semua isi penting saat meeting itu dan hasilnya nanti berikan ke saya dulu barulah setelah rapih diberikan ke pak Reza, mengerti?" jelas Riko.
"Mengerti pak," kata Agistha mantap.
~Navanka Corp.
Semua peserta meeting sudah berkumpul diruangan, hanya tinggal menunggu direktur Navanka Corp. hadir. Tak lama masuklah laki-laki paruh baya dengan sekretarisnya, semua yang hadir langsung berdiri dan memberi hormat,tidak terkecuali Agistha.
"Sabar, sabar gak boleh gugup semoga aja gak ada mengenaliku," batin Agistha.
Selama meeting berlangsung Agistha melakukan tugasnya dengan baik. 1 jam berlalu, meeting pun selesai. Semua yang hadir sudah keluar dari ruangan itu, tinggallah Reza, Agistha, Rukman dan Gigih.
"Pak Reza terima kasih sudah hadir di meeting kali ini," kata Rukman sedangkan matanya berkedip sebelah ke arah Agistha, membuat Agistha tersenyum terpaksa.
Berbeda dengan Reza yang melihat Rukman seperti sedang menggoda Agistha, dan dalam hati Gigih tertawa begitu puas karena akting Rukman.
"Sama-sama pak Rukman," sambil meraih uluran tangan Rukman, "kalau begitu kami permisi, selamat siang," kata Reza kemudian keluar dari ruangan diikuti dengan Agistha yang sedari tadi hanya menunduk.
"Reza seperti cemburu melihat Agis aku goda Gih, hahaha," Rukman tertawa puas bersama Gigih.
Reza dan Agistha pun sudah masuk ke dalam mobil.
"Pak jalan ke cafe Lotus ya," kata Reza memberitahu tujuannya ke supir.
Mobil pun melaju membelah sepinya jalan raya karena masih jam kantor. Agistha hanya diam tidak berani untuk bertanya.
~Cafe Lotus
Reza yang baru saja mendaratkan badannya di kursi begitupun dengan Agistha. Langsung memanggilkan pelayan untuk melihat menunya. Pelayan pun datang.
"Silahkan pak, bu," kata pelayan itu sambil memberikan menu.
"Kamu pesan aja apapun yang kamu mau jangan sungkan-sungkan," kata Reza dingin dan dijawab anggukkan oleh Agistha.
"Sikapnya aja dingin tapi sebenarnya dia itu baik sekali," batin Agistha yang sesekali melirik ke arah Reza.
"Mbak saya pesan chicken katsu mozarella pakai nasi sama jus melon ya," kata Agistha.
"Kalau saya beef steak saus blackpaper sama orange juice ," kata Reza.
"Baik pak, bu saya ulangi pesanannya. Chicken katsu mozarella + nasi 1, beef steak saus blackpaper 1, jus melon 1, jus jeruk 1, ada lagi?" kata pelayan itu.
"Tidak ada," kata Agistha dan Reza bersamaan.
"Baik, terima kasih kalau begitu mohon ditunggu," kata pelayan itu kemudian pergi dari hadapan Reza dan Agistha.
Agistha melihat jam ditangannya ternyata masih pukul 11 siang. Baru saja mulut Agistha akan berbicara pada Reza namun langsung dipotongnya.
"Iya saya tau masih jam 11, saya udah laper banget soalnya tadi gak sempet sarapan," kata Reza dan Agistha ber oh ria.
"Oh iya tadi kamu gak ngerasa risih gitu saat pak Rukman mengedipkan matanya padamu?" tanya Reza tetap dingin.
"Ri-risih? biasa aja pak kan dia..." Agistha hampir saja kelepasan dan membuka identitas aslinya.
"Dia? maksudnya?" tanya Reza dengan tatapan tajam seperti mencari sebuah kebenaran dari dalam mata Agistha.
"Matanya cantik, tatapannya membuatku ingin selalu tersenyum dan merasakan ketenangan," batin Reza yang tak sadar mengembangkan senyum tipisnya.
"Dia seperti sedang meledek saya pak karena saya kan masih sekolah jadi masih kecil gitu pak," Agistha mengelak, padahal Agistha tau papahnya sengaja seperti itu untuk melihat reaksi Reza yang terkenal sangat dingin dengan wanita.
"Kamu sudah punya pacar belum Gis?" tanya Reza kembali.
"Saya gak punya pacar pak," jawab Agistha.
"Oh, apa ga ada laki-laki yang kamu sukai di sekolahmu?" kata Reza.
"Kenapa jadi berasa lagi di interview sama kakak sendiri, eh bukan tepatnya om," batin Agistha terkekeh.
"Dulu ada tapi sekarang tidak ada," kata Agistha.
"Kenapa?" tanya Reza spontan.
"Karena dia bukan yang terbaik buat saya pak," jawab Agistha mantap.
Perbincangan mereka berhenti saat pelayan mengantarkan pesanannya.
"Selamat menikmati," ucap pelayan itu kemudian pergi dari meja Agistha dan Reza.
"Pasangan yang serasi, apa mungkin mereka jodoh, eh tapi perempuannya kelihatan seperti masih sekolah," batin pelayan itu.
Wajah Agistha memang babyface walaupun sebentar lagi usianya menginjak 17 tahun namun puppy eyes yang ia miliki membuatnya menjadi menggemaskan.
Setelah menyelesaikan makan siangnya, mereka pun kembali ke kantor. Tak lama tibalah di kantor, semua mata tertuju pada Agistha dan Reza yang jalan beriringan memasuki lift khusus direktur.
TING (suara lift berhenti)
Agistha dan Reza keluar dari lift, namun saat Agistha akan masuk ke ruangan Riko. Reza memanggilnya terlebih dahulu.
"Agis minta tolong bawakan berkas yang ada di meja Riko sekarang ya," kata Reza.
"Baik pak," ucap Agistha dan Reza pun masuk ke ruangannya.
TOKTOKTOK (suara ketukan pintu)
Karena tak ada jawaban dari dalam Agistha pun masuk ke ruangan Riko dan benar Riko sedang tidak ada diruangannya. Segera Agistha mengambil berkas yang sudah tertumpuk rapih diatas meja Riko dan mengantarkannya kepada Reza, sebelum itu Agistha menaruh tasnya di sofa.
TOKTOKTOK (suara ketukan pintu)
"Masuk!" kata Reza dari dalam.
"Permisi pak ini berkas yang bapak minta," Agistha pun menaruh berkas itu di meja Reza, "ada lagi pak ?" tanya Agistha.
"Tidak ada, oh iya kamu nyusun hasil meeting tadi disini aja soalnya Riko gak akan kembali ke kantor tapi langsung pulang," kata Reza.
"Kalau begitu saya ambil tas saya dulu ya pak," kata Agistha dan dijawab anggukkan oleh Reza.
Agistha ke ruangan Riko, setelah ia mengambil tasnya. Tiba-tiba..
SLASSHHH (ada angin mendadak)
Agistha seketika merinding dan bulu-bulu halusnya berdiri. Dengan cepat Agistha keluar dari ruangan Riko.
"Astagfirullah, astaghfirullah, ada apa sama aku ya, semoga hanya perasaan aku saja," Agistha bermonolog dan kemudian masuk ke ruangan Reza, dilihatnya Reza sedang fokus dengan berkas yang ada ditangannya.
"Kamu kenapa? seperti habis ngeliat hantu aja," kata Reza tanpa menatap Agistha.
"Eng-enggak apa-apa kok pak," kata Agistha langsung duduk di sofa .
'Kok aku ngerasa seperti ada yang berbeda dari diri Agis ya, dia seperti punya kelebihan yang tak biasa," batin Reza dengan melirik ke arah Agistha.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Happyy
😬😬
2022-02-19
0
Reo Hiatus
Kami hadir untuk dukung Author 😂😂😂🐘🐘🐘🐇🐇🐇🦃🦃🦃🐔🐔🐔🐓🐓🐓🐣🐣🐣🐤🐤🐤🐥🐥🐥🐦🐦🐦🐧🐧🐧🕊🕊🕊🐢🐢🐢🐳🐳🐳🐋🐋🐋🐬🐬🐬🐟🐟🐟🐠🐠🐠🐡🐡🐡🐙🐙🐙🐚🐚🐚🐌🐌🐌🐛🐛🐛🦀🦀🦀🐜🐜🐜🐝🐝🐝🐞🐞🐞💐💐💐🌸🌸🌸💮💮💮🏵🏵🏵🌹🌹🌹🌺🌺🌺🌻🌻🌻🌼🌼🌼🌷🌷🌷⚘⚘⚘Semangat thor💗💗💗
2021-03-29
1
ARSY ALFAZZA
semongko 💕
2021-03-26
1