"Pak apakah berkasnya sudah selesai semua ?" tanya Agistha pada Reza yang menyuruhnya lembur untuk merapihkan berkas-berkas yang berada diruangannya.
Udah jam 8 malam lagi masih belum selesai juga, beginikah menjadi seorang CEO? kalau sudah berkeluarga bisa-bisa pulang malam terus, batin Agistha.
"Alhamdulillah selesai, kamu belum sholat isya kan?" tanya Reza sambil merapihkan berkas yang telah ia cek di atas mejanya.
"Belum pak makan malam aja belum tadi hanya sholat maghrib aja kan," kata Agistha.
"Ya sudah sebelum pulang kita sholat isya dulu ya di musholah dekat parkiran," ajak Reza.
"Oke," kata Agistha singkat padat dan jelas.
Keduannya pun turun ke bawah, saat sedang memasuki lift entah kenapa perasaan aneh itu muncul lagi.
SLAAASSHHHH (udara mendadak lewat di telinga Agistha)
Reza yang melihat ekspresi Agistha seperti tengah menahan ketakutannya spontan langsung menggenggam tangan Agistha. Benar saja seketika rasa takut Agistha berubah menjadi rasa aman.
Apakah dia orangnya yang mampu membuat aku lepas dari dimensi lain itu, batin Agistha saat tangan Reza masih menggenggam tangannya.
TING (suara lift berhenti)
Agistha dan Reza telah sampai di lobby. Keduanya langsung menuju ke musholah untuk melaksanakan sholat isya'. Setelah selesai Reza mengantar Agistha ke rumahnya, karena Riko tadi sore sudah izin untuk pulang terlebih dahulu.
"Agis saya tidak tau alamat rumah kamu, bisakah kamu memberitahu saya?"tanya Reza.
"Alamat rumah saya di Cluster Felery Jasmine no. 14 pak," ucap Agistha dan dijawab anggukkan oleh Reza.
20 menit kemudian sampailah di depan gerbang rumah yang menjulang tinggi dan terlihat rumah mewah didalamnya.
"Apa benar ini rumah Agis? besar sekali, atau jangan-jangan Agis ini bukan orang biasa, yah tidur lagi anaknya," kata Reza bermonolog.
"Agis bangun Gis udah sampai nih dirumah kamu," kata Reza membangunkan dengan menusuk-nusuk lengan Agistha dengan jari telunjuknya.
"Hoaaam sudah sampai ya pak, kok didepan gerbang pak? kenapa gak masuk ke dalam?" tanya Agistha sambil mengusap wajahnya.
Menggemaskan sekali saat bangun tidur seperti ini, batin Reza.
"Ya bagaimana mau masuk nanti dikira saya apa-apain kamu lagi dengan kondisi kamu tertidur seperti tadi," kata Reza menggerutu.
"Hehe maaf pak, saya turun disini aja ya pak," kata Agistha kemudian lengannya di tarik oleh Reza dan jadilah kedua pasang mata itu saling bertatapan.
Reza tersenyum, "terima kasih sudah menemani saya lembur hari ini," kata Reza tulus.
"Sama-sama," kata Agistha yang ikut tersenyum, "saya ke dalam ya pak, hati-hati dijalan, terima kasih sudah mengantar saya pulang," lanjutnya tulus.
Agistha pun turun dari mobil Reza kemudian masuk ke dalam rumahnya.
"Putri siapa sebenarnya Agistha itu ya, aku bisa saja menyuruh Riko untuk mencari tau tapi ah ya sudahlah biar takdir yang mempertemukan," kata Reza bermonolog sepanjang ia berkendara.
^^^^^^^^^
Keesokan harinya Agistha terbangun lebih awal dari adzan shubuh, ia segera mandi setelah itu mengaji sebelum menunaikan sholat shubuhnya. Entah kenapa Agistha terlihat bersemangat sekali hari ini.
Setelah menyelesaikan kewajibannya, Agistha memakai baju kantor dan turun ke ruang makan. Dilihatnya Rachima baru saja selesai memasak.
"Pagi mah," sapa Agistha pada Rachima.
"Pagi sayang, semalem kamu pulang jam berapa nak?" tanya Rachima.
"Jam setengah 9 sampai rumah mah, aku pulang sudah sepi yaudah deh aku langsung aja ke kamar," kata Agistha sambil mendaratkan badannya di kursi.
"Eh anak papah udah ada disini aja, semangat sekali sepertinya, ada apa sih?" goda Rukman pada Agistha.
"Hehe, mamah tau gak kemarin aku kan ikut meeting ya sama bosku dikantor papah eh papah malah kedip-kedipin mata ke aku genit banget, nanti kalau pak Reza mikir yang aneh-aneh tetang papah gimana coba," gerutu Agistha membuat ramai suasana meja makan di pagi hari.
"Ya tinggal bilang saja kalau kamu anak papah beres kan," kata Rukman santai.
"Ih papah aku cuma gak mau dimanfaatin orang tau karena aku anak papah," kesal Agistha.
Rukman terkekeh mendengar ucapan anak gadisnya itu, "eh iya mah nanti malam jadi kan acara pengajian dirumah?" tanya Rukman pada istrinya.
"Jadi kok pah, aku udah pesan makanan, minuman dan cemilannya juga," kata Rachima.
"Ustadz yang mimpin pengajiannya siapa pah?" tanya Agistha.
"Ustadz Fahri sayang," jawab Rukman.
"Ustadz Fahri?" tanya Agistha sambil mengingat-ingat.
"Ah kamu pasti lupa kan sudah 2 tahun yang lalu, dulu terakhir kita ketemu beliau saat kamu umur 15 tahun yang waktu itu meditasi kamu sama papah," jelas Rukman.
"Oh iya pah aku ingat," kata Agistha.
Setelah selesai sarapan, Agistha dan Rukman pamit untuk berangkat kerja. Sepanjang perjalanan perasaan Agistha bahagia sekali, mungkin karena semalaman tidurnya nyenyak.
"Agis," panggil Rukman.
"Hem?" jawab Agistha.
"Apa sih yang bikin kamu bahagia seperti ini ? pagi-pagi udah senyam senyum aja," kata Rukman penasaran dengan sikap Agistha pagi ini.
"Papah tau gak semalem itu kan Agis lembur sama pak Reza terus pas mau turun masuk kedalam lift Agis merasakan perasaan aneh yang masih terus menghantui Agis, sampai Agis keringat dingin namun tiba-tiba pak Reza menggengam tangan Agis pah, mungkin karena melihat Agis begitu gelisah, anehnya setelah pak Reza menggenggam kuat tangan Agis perasaan aneh itu hilang seketika pah, apa Agis jatuh cinta ya pah?" tanya Agistha polos pada Rukman membuat sang papah terkekeh.
"Nak, dengerin papah. Cinta itu menenangkan namun bisa jadi paling menggelisahkan, cinta itu selalu memaafkan walaupun sering membuat kesalahan, satu hal yang harus kamu tau cinta kepada seorang pria yang seharusnya dan semestinya itu setelah terjadinya sebuah pernikahan," kata Rukman pada Agistha menganggukan kepalanya tanda mengerti.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
💕💕💕
2021-03-26
1
Fira Ummu Arfi
hadirrr lagi aku yaaaa
salam ASIYAH AKHIR ZAMAN 💃💃💃💃💃
2021-03-21
1
Fira Ummu Arfi
lanjuuuttt kak
2021-03-21
1