"Permisi pak, ada perlu apa pak Reyhan memanggil saya?" Tanya Arini dengan sopan.
"Buatkan kami kopi." Jawab Reyhan dengan dingin. Arini mengangguk dan segera membuatkan kopi sesuai perintah Reyhan.
Lima menit kemudian, Arini masuk kembali dengan membawa nampan berisi tiga cangkir kopi. Arini meletakkannya di meja.
"Apa ada pekerjaan lain lagi pak?" Tanya Arini memastikan. Sebelum ia beranjak keluar. Reyhan menatap Arini sekilas. Tatapannya hanya datar. Lalu meneguk kopi yang sudah tersaji di depannya.
"Tidak buruk juga. Rasanya enak. Tapi kenapa soal pekerjaan dia lelet sekali." Batin Reyhan sambil menikmati seduhan kopinya.
Arini masih berdiri mematung. Menunggu perintah dari Reyhan. Dirinya mengamati setiap gerak-gerik Reyhan.
"Ngapain sih lo masih disini?" Bentak Novi yang tak suka dengan kehadiran Arini. Arini hanya diam tak menanggapi.
"Apa kau mau berdiri disini terus? Apa kau begitu senggangnya?" Tanya Reyhan sinis. Menatap Arini dengan tajam. Arini yang mendapat tatapan dari atasannya ini menelan salivanya dengan kasar. Dirinya saat ini sangat gugup. Sedangkan Soni sedari tadi hanya mengamati Arini. Dirinya diam tak bergeming. Menatap Arini dengan kasihan.
"Ma-maaf pak, kalau tidak ada hal lain lagi saya permisi dulu." Ucap Arini dengan sopan dan segera melangkah meninggalkan ruangan. Sedangkan mereka bertiga asik menikmati kopi.
"Ini enak lho. Pintar juga Arini membuatnya." Ujar Soni sambil mencium aroma kopi dari cangkirnya.
"Halah cuma gini doang banyak yang bisa." Timpal Novi dengan geram.
Reyhan hanya menatap Soni dan Novi bergantian. Dirinya tak berkomentar apa-apa. Namun dalam hatinya, ia mengakui bahwa kopi buatan Arini memang sesuai seleranya. Mereka melanjutkan obrolan yang sempat tertunda tadi.
Arini sudah terduduk di kursinya. Lagi-lagi ia tidak tahu harus mengerjakan apa. Arini tidak akan bertindak sebelum disuruh untuk mengerjakan sesuatu. Dirinya terlalu takut. Alhasil, hanya duduk sambil menunggu perintah dari Reyhan.
Ini sudah jam makan siang. Reyhan juga belum keluar dari ruangannya. Sedari tadi Arini memandangi pintu ruangan direktur tersebut. Kali ini ia harus bertanya dengan jelas apa saja tugasnya. Kalau seperti ini terus, Arini tidak akan bisa mengerti apa tugasnya sebagai sekretaris direktur.
Arini memantapkan hatinya. Biarpun kali ini dimarahi lagi karena tidak cekatan dalam bekerja, ia tidak peduli lagi. Arini tak enak hati jika hanya memandangi komputer dan membaca dokumen setiap harinya.
Klek
Suara pintu terbuka. Arini segera berdiri. Terlihat Novi yang keluar ruangan nampak kesal melihat Arini. Novi melangkah mendekati Arini yang masih berdiri mematung di dekat meja kerjanya. Novi mengamati Arini dari atas sampai bawah dengan tatapan merendahkan.
"Heh, hanya orang kampung yang tak bisa melakukan apa-apa. Lihat saja penampilannya. Bekerja saja tidak beres, apa yang ia banggakan dengan posisi ini. Cantikam juga gue kemana-mana." Batin Novi kesal.
"Oh, lo masih belum mengerjakan apa-apa ya? Jadi sekretaris kok lelet, cih. Lebih baik lo kemasi barang lo dan mengundurkan diri. Karena posisi ini tidak cocok untuk orang rendahan seperti lo!" Ujar Novi merendahkan Arini. Arini diam tak bergeming. Memang benar jika ia lelet dalam bekerja. Karena ia tidak punya pengalaman apapun di bidang ini.
Setelah mengucapkan kata-kata itu, Novi langsung beranjak dan pergi ke ruangannya. Novi sangat membenci Arini karena takut suatu saat nanti Arini akan menjadi ancaman baginya.
Arini terduduk dengan lemas. Rasanya ingin menangis, beginikah susahnya bekerja di perusahaan. Lingkungan ini sama sekali tidak cocok untuknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Bunga Syakila
semangat airin kamu bisa airin jangan menyerah 💪💪💪💪
2021-01-11
0
Tuty Tuty
aaaaah Novi sirik banget sih thor lo kelewatan emang buat si arini jangan bego bego amat yaa
2021-01-04
2
Mien Mey
thor boleh kan snovi sm bos reyhan aku kutuk jd kodok..sebeel as nk bru bkn d kasih arahan mlh d bully..
2020-12-22
7