"Nenek.." Raya melihat nenek Sari tengah tersenyum padanya.Namun Raya masih belum berani beranjak dari tempat duduknya.
"Raya..mari nenek antar pulang." nenek Sari pun mengulurkan tangannya untuk meraih Raya. Raya yang masih ketakutan tidak berani mendekat.
"Jangan takut! nenek akan mengantarmu pulang. Mari ikut nenek!" Nenek Sari mendekat. Raya pun berdiri hendak meraih tangan neneknya.
"Pergi!" dengan sigap Ali menggertak makhluk yang menyerupai nenek Sari tersebut.
Arwah yang menyerupai nenek Sari tersebut sangat terkejut melihat kedatangan Ali yang tiba-tiba. Begitu juga dengan Raya. Arwah itu berubah menjadi sosok mengerikan. Raya lebih terkejut lagi ketika melihat neneknya berubah wujud. Raya berlari mendekati Ali dan bersembunyi di belakang tubuh Ali.
" Bang Ali.." Raya sangat ketakutan.
"Tenanglah! kamu akan aman bersamaku!" Ali pun melindungi Raya dari gangguan jin itu.
"Apa yang kamu lakukan Ali? serahkan dia padaku! Dia adalah milikku sekarang!"
"Aku bilang pergi! Kau pergi sendiri atau aku akan terpaksa mengusirmu!" Ali sudah bersiap mengeluarkan keris pusakanya.
"Kau akan menyesalinya anak muda, sebaiknya kau serahkan gadis itu padaku. Dia sudah menjadi milikku!"
"Pergilah menjauh!" bisik Ali pada Raya. Raya menuruti Ali dan bersembunyi di balik pohon tak jauh dari tempatnya berdiri tadi.
"Jadi kamu benar-benar tidak ingin pergi dengan sendirinya? rasakan ini!" Ali mengeluarkan jurus-jurus nya untuk melawan jin yang ingin melukai Raya.
Mereka pun berkelahi. Jin yang tadinya menyerupai wajah nenek Sari, kini berubah menjadi wajah ayah Ali yang sudah meninggal. Ali tidak terpengaruh, karena tau dia hanya sosok yang menyerupai ayahnya dan hanya ingin mengecoh pendirian Ali.
Ali terus melawan jin itu dengan bertarung tenaga dalam. Ali sudah berjanji pada ayahnya untuk melindungi anggota keluarga Bisri seperti yang dikatakan ayahnya dulu semasa hidup.
Jin itupun selalu merubah wajahnya menjadi orang orang yang dekat dengan Ali. Namun Ali tidak terpengaruh. Hingga saat Ali hendak menancapkan kerisnya, jin itu malah berubah menjadi wajah ibunya yang sangat dirindukan Ali. Ali menghentikan aksinya dan memandangi wajah cantik ibunya sekilas.
Jin itu pun tersenyum hingga membuat Ali tersadar dan langsung menghujamkan kerisnya tepat di jantung makhluk tersebut. Hingga makhluk itupun berubah menjadi asap dan menghilang.
"Kamu akan menyesal telah melakukan ini padaku wahai anak muda." suara nyaring makhluk itu masih terdengar jelas di telinga Ali.
Ali mengedarkan pandangannya. Kini dia mencari sosok Raya yang tidak terlihat olehnya. Namun Ali bisa mendengar suara menggigil Raya yang ketakutan.
Raya tidak berani melihat pertarungan Ali dengan makhluk tersebut. Raya sudah sangat takut dibuatnya. Dia kembali duduk di balik pohon dan mendekap kedua lututnya, serta menenggelamkan wajahnya di sela sela kakinya.
"Mari pulang, kamu sudah aman sekarang!" Ali mengulurkan tangannya pada Raya. Raya mengangkat wajahnya dan mendapati Ali dengan gagah ingin menolongnya. Seketika Raya langsung berdiri dan memeluk Ali. Ali sangat terkejut dengan sikap Raya, namun dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Tubuh Raya yang memeluk Ali dirasakan semakin berat oleh Ali. Ternyata Raya pingsan. Ali merebahkan tubuh Raya di akar pohon yang keluar dari tanah. Ali mencoba membangunkan Raya, tapi tidak bisa.Ali pun panik.
Ali membacakan jampi jampi untuk menyadarkan Raya,tapi sepertinya Raya sangat kelelahan sehingga tidak bisa dibangunkan sama sekali oleh Ali.
Ali pun menggendong Raya menuju kampungnya. Hari telah larut, lagipula Raya pingsan. Ali membawa Raya ke rumah kyai Arifin.
"Tok tok tok.."
Ali mengetuk pintu rumah kyai Arifin berulang kali, lama tidak ada yang membuka pintu. Hingga Ilham,putra kyai Arifin yang membuka pintu untuk Ali.
"Siapa yang kamu bawa ini?" tanya Ilham pada Ali. Namun belum dijawab oleh Ali, kyai Arifin sudah datang membuka pintu lebih lebar. Kyai Arifin sangat terkejut melihat Ali sudah menggendong seorang gadis.
"Dia siapa Ali?" tanya kyai Arifin yang memang belum tau siapa gadis yang ada dalam gendongan Ali.
"Dia Raya, anaknya pak Sigit yang hilang tadi pagi. Saya menemukannya di hutan belantara. Dia mengikuti neneknya. Maksudnya..jin yang menyerupai neneknya" jelas Ali.
Kyai Arifin pun meminta Ali membawa Raya masuk ke dalam rumah dan merebahkan Raya di kursi panjang ruang tamu. Kyai Arifin meminta Ilham putranya agar memanggil orang-orang yang sedang ronda di balai tak jauh dari rumahnya.
" Tolong kabari Sigit, bilang kalau putrinya ada di rumah saya!" perintah kyai Arifin pada hansip dan orang orang yang sudah tiba di rumah beliau.
"Baik kyai.." jawab mereka.
Kyai Arifin membacakan surat Al Fatihah untuk membangunkan Raya, namun Raya tidak bergeming. Sejenak Ilham menatap Raya. Dia pun kagum dengan paras cantik nan polos yang dimiliki Raya. Ilham pun tersenyum. Ali yang melihat pandangan kagum Ilham pada Raya menjadi geram. Sepertinya Ali cemburu melihat Ilham yang terus memperhatikan Raya.
"Ehemm.." Ali pun membuyarkan lamunan Ilham. Kyai Arifin yang tadi juga sempat memperhatikan putranya memandang Raya menjadi tersenyum melihat kecemburuan Ali. Sepertinya akan ada kisah menarik diantara ketiganya. Batin kyai Arifin.
Tak lama papa Sigit dan mama Rossi serta Lily dan Manda tiba di rumah kyai Arifin bersama orang orang yang menjemputnya tadi. Mereka sangat tidak menyangka jika Ali benar benar nekat mencari putrinya malam itu juga. Padahal tadi mereka semua sepakat akan mencari Raya keesokan paginya. Tapi Papa Sigit sangat bersyukur putrinya sudah ditemukan.
Mama Rossi memeluk putrinya yang sama sekali tidak bergerak itu. Mama Rossi pun menangis. Beliau sangat bersyukur masih bisa bertemu dengan putrinya dalam keadaan masih hidup.
"Sayang..bangunlah! Mama sama papa sudah ada di sini!" tangis mama Rossi memeluk erat Raya. Raya tidak merespon sama sekali.
Istri kyai Arifin membawakan segelas air putih kepada suaminya. Setelah dibacakan Al Fatihah oleh kyai Arifin, mama Rossi meminumkan air tersebut ke dalam mulut Raya. Seketika Raya terbatuk batuk meskipun belum membuka matanya.
Raya pun mengerang masih dalam keadaan mata tertutup. Manda yang memperhatikan menjadi takut. Hal ini sama seperti yang terjadi pada Lily sebelumnya. Raya kerasukan.
Manda segera menyingkir. Lily yang mengetahui tingkah Manda mengikuti Manda mundur ke tempat yang agak jauh.
"Kenapa?" bisik Lily pada Manda.
"Raya kerasukan, sama seperti kamu waktu itu!" jawab Manda masih dengan berbisik pada Lily. Lily menjadi cemas.
"Arrgggghhh...." Raya mengerang. Dia menampik pelukan mamanya. Kemudian menjambak rambutnya dengan kasar.
Mama Rossi berusaha mendekati putrinya namun dilarang oleh kyai Arifin. Papa Sigit yang melihatnya langsung menarik tangan istrinya agar sedikit menjauh. Kyai Arifin terus membacakan ayat suci Al-Qur'an dibantu Ilham. Kyai Arifin berusaha menyadarkan Raya.
"Aarrrgggghhh..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Wulan Sari
kisah yg sungguh menegangkan
2021-05-17
2
Fahny Zahra Maharani
lanjut..🤭🤭
2021-02-05
2