Di Batas Senja
Raya terus berlari menuju hutan belantara. Tanpa alas kaki, dia terus berlari karena merasa ada orang yang terus mengejarnya dengan membawa sebuah parang. Raya tak berani berteriak, karena takut ketahuan oleh orang itu.
Sekuat tenaga Raya terus berlari. Menyibak ilalang yang menghalangi jalan di depannya. Tanpa merasakan sakit yang melukai kaki dan tangannya, Raya terus saja melangkahkan kakinya mencari tempat yang bisa dijadikannya untuk berlindung.
Namun sayang sungguh sayang..Setelah lama dia berlari hingga tenaga hampir tiada lagi, Raya tak kunjung menemukan tempat untuknya berlindung.
Senja telah tiba..menangis? mungkin itu yang seharusnya dia lakukan. Tapi apakah dengan menangis, Raya akan terselamatkan?
Tidak! bukan seperti itu! Hal yang harus dia lakukan kini adalah menyelamatkan dirinya. Itu yang terpenting.
Dengan sisa tenaga yang ada, Raya mencoba menerobos kembali jalan di depannya. Hingga dia menemukan sebuah pondokan dengan lampu remang remang.
Raya mencoba mendekati rumah tersebut sambil sesekali menengok ke belakang, memastikan jika orang yang mengejarnya tidak mengikutinya.
Raya mendatangi rumah tersebut,ternyata banyak sekali orang-orang di sana. Tapi mereka hanya diam dan duduk menunduk seperti orang sedang tahlilan.
Raya mengendap endap memasuki rumah tersebut karena mendengar suara erangan dari dalam. Dengan hati hati Raya melewati orang orang yang duduk di sepanjang jalan menuju dalam rumah.
Hingga Raya tiba di sebuah kamar, dia melihat seorang gadis terbaring dan mengeluh sakit pada tubuhnya. Gadis itu didampingi oleh seorang nenek tua yang berdiri di sampingnya. Lagi lagi nenek itu menunduk, sama seperti orang orang di luar sana.
Raya menghampiri gadis itu, memperhatikannya dengan seksama. Wajahnya sangat familiar sekali. Tapi siapa?
Raya sudah berada di samping nenek itu yang masih diam. Hingga nenek itu menatap Raya tajam.
"Kamu akan menggantikannya di sini!" nenek itu tersenyum mengerikan, mencengkeram lengan Raya dengan sangat kencang. Wajahnya rusak hingga tak berbentuk. Raya akhirnya sadar jika wajah gadis di depannya sangatlah mirip dengannya.
"Aaakkkhhh...." Raya memejamkan kedua matanya dan menjerit dengan sekuat tenaga.
🍁🍁🍁
"Mimpi buruk Rey?" Tyo yang sedang membetulkan mesin mobilnya yang mogok, langsung menghampiri Raya begitu mendengar teriakan Raya dari dalam mobil.
"Aku gapapa Tey!" Raya segera mengambil air mineral untuk melegakan tenggorokan nya. Ternyata hanya mimpi. Syukurlah..
Tyo dan Raya baru saja pulang dari rumah temannya untuk mengerjakan tugas kelompok dari sekolah. Namun dalam perjalanan pulang mobil Tyo malah mogok.
Tyo telah selesai membetulkan mesin mobilnya. Kini dia akan melajukan mobilnya untuk mengantar Raya pulang.
Hari telah senja. Sebelum Tyo menyalakan mobilnya, Raya melihat sosok nenek tua sedang melintas di depan mobil yang mereka tumpangi. Nenek itu menatap Raya sambil tersenyum. Raya ketakutan,dia terbayang akan sosok nenek dalam mimpinya tadi.
"Ada apa Rey?" tanya Tyo sambil memperhatikan arah pandangan Raya. Namun tak ada apapun di depan sana.
"Gapapa Tey..jalan saja!" nenek yang dilihat Raya sudah tidak nampak. Padahal tadi jelas sekali nenek itu melintas di depan mobil mereka.
Tyo pun segera melajukan mobilnya. Mereka tidak ingin kemalaman sampai di rumah. Raya dan Tyo merasakan keanehan dalam perjalanan pulangnya.
" Kamu ngerasa aneh gak sih Tey? dari tadi kita cuma muter muter di jalan ini saja loh?" Raya memperhatikan daerah di sekitarnya. Memang dari tadi mereka masih di tempat yang sama saat mobil yang mereka tumpangi mogok.
"Iya ya..ini kan tempat aku parkir mobil tadi? tapi Aku mengemudikannya lurus loh,tidak ada tikungan juga dari tadi? kok sampai sini lagi?" Tyo memberhentikan mobilnya tepat dimana mobilnya mogok tadi.
"Ini sudah gelap Tey..Mana gak ada orang sama sekali lagi!" Raya menaikkan kakinya ke atas kursi dan memeluk tubuhnya sendiri dengan erat.
" Kita harus pulang secepatnya!" Tyo kembali melajukan mobilnya. Setidaknya mereka harus meninggalkan tempat itu.
"Awas..." teriak Raya.
Tyo segera menghentikan mobilnya karena tiba tiba menabrak sesuatu. Tyo pun keluar dari mobilnya ingin mengecek apa yang sudah ditabraknya tadi.
"Jangan keluar Tey.." cegah Raya, namun Tyo malah penasaran. Dia tetap keluar dari mobil untuk melihat ke depan mobil.
Tyo melihat tubuh seorang wanita tergeletak di depan mobilnya. Ketika Tyo hendak menghampiri wanita itu.. Entah darimana datangnya, tiba-tiba sebuah truk kontainer langsung menghantam tubuh Tyo dari arah depan. Raya yang melihat kejadian di depannya langsung teriak.
"Tey...." Raya langsung menutup kedua matanya.
Suasana hening, tak ada suara mobil ataupun klakson kendaraan yang melintas. Raya ingin membuka matanya namun masih takut.
🍁🍁🍁
"Raya..sayang..kamu gapapa nak?" mama Rossi mengetuk pintu kamar Raya yang terkunci. Raya yang mendengar teriakan mamanya langsung membuka matanya. Ternyata dia sedang berada di dalam kamarnya. Kejadian tadi itu hanya mimpi? namun semua seperti nyata.
"Sayang..." panggil Mama Rossi lagi.
"Iya ma..aku gapapa!" jawab Raya dari dalam kamar sambil teriak, agar terdengar oleh mamanya tanpa harus membukakan pintu.
" Bagaimana ma..apa Raya sudah mau keluar?" tanya papa Sigit.
"Belum mas, apa perlu kita bawa Raya ke paranormal?" mama Rossi masih khawatir dengan Raya,putri satu satunya.
"Jangan ngomong macem macem kamu! apa yang dialami Raya tidak ada hubungannya dengan masa lalu keluargaku. Jadi tolong jangan mengungkitnya lagi!" bentak papa Sigit pada istrinya dan segera berangkat ke kantor setelah sarapan tadi.
Mama Rossi hanya terdiam menatap kepergian suaminya. Memangnya apa salahnya jika Raya di bawa ke paranormal?mama Rossi pun menangis tak sanggup menahan derai air matanya.
Tak berapa lama,Raya membuka pintu. Dia kaget begitu melihat mamanya masih berdiri di depan pintu sambil menangis.
"Mama kenapa?" Raya langsung panik begitu melihat mamanya jatuh pingsan. Raya pun berteriak memanggil siapa saja yang bisa mendengar suara teriakannya. Tak lama pak Harun sopirnya mama Rossi datang dan membantu Raya memapah mamanya untuk istirahat di dalam kamar.
Raya masih menemani mamanya dan mencoba untuk membangunkannya dengan minyak kayu putih yang diberikan bik Asih.
Tak lama mama Rossi pun bangun. Dia segera memeluk Raya dengan erat.
"Apa yang kamu rasakan nak?" tanya mama Rossi masih memeluk Raya. Raya pun heran.
"Memangnya kenapa ma?" Raya melepaskan pelukan mamanya.
"Eh..maksud mama,kenapa kamu berteriak kencang seperti tadi?" mama Rossi pun mengalihkan pembicaraan agar tidak keceplosan dengan kejadian keluarga suaminya dimasa lalu. Karena sudah diancam suaminya agar tidak menceritakan masa lalu keluarganya pada Raya.
" Enggak ada ma..mungkin hanya mimpi buruk seperti biasanya." jawab Raya asal. Raya tau jika mamanya menyimpan sebuah rahasia darinya. Namun dia tidak menampakkan rasa curiga nya itu.
Mama Rossi pun merasa lega karena tidak terjadi apapun pada Raya. Mama Rossi pamit untuk segera kembali ke kamarnya sendiri.
" Pijitin aku di kamar bik!" pinta mama Rossi pada bik Asih. Bik Asih hanya bisa menurut. Raya tertawa lirih saat melihat mamanya merasa salah tingkah.
.
.
.
.
.
Hai...salam jumpa lagi readers👋👋
Mohon dukungannya di ceritaku ini.
Like dan coment sangat membantu Author agar lebih semangat dalam menulis..
Semoga berkenan....
Salam sehat selalu...
🙏🙏🙏🙏😁😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
🦊⃫⃟⃤Haryani_hiatGC𝕸y💞🎯™
ya ampun ternyata mimpi
2023-04-18
0
Risfa
Hadir ka
2023-04-17
0
Hanum Anindya
wow ceritanya bagus kak tentang misteri sepertinya, penasaran.juga sih masa lalu dari keluarga papa Sigit. dalam kenal dari keluarga ASGRAF. semangat ya kak.
2023-04-17
0