Setelah memutuskan membawa anak dan istrinya ke kota, papa Sigit meninggalkan nenek Sari yaitu ibu kandungnya tinggal di kampung sendirian. Meskipun papa Sigit berjanji akan mengunjunginya sesering mungkin, namun karena kesibukan hingga saat ini papa Sigit belum pernah sama sekali menemui ibunya. Bahkan mengetahui kabarnya pun tidak.
🌿🌿🌿
Raya sudah siap dengan tas ranselnya untuk dibawa ke kampung halaman. Lily dan Manda pun sudah datang ke rumah Raya menggunakan taksi.
"Kalian hati hati ya..jaga diri kalian. Kalau ada apa apa langsung telpon papa. Lily, Manda..langsung telpon om.." pesan papa Sigit sebelum Raya dan teman temannya berangkat.
"Siap om..kami akan berhati hati!" jawab Lily diikuti dengan mengangkat jempol oleh Manda.
"Kami berangkat pa, ma.."Raya mencium tangan papa dan mamanya. Mama Rossi sebenarnya sangat khawatir melepas kepergian putri satu-satunya itu. Namun apa daya, beliau sangat takut dengan suaminya.
Meskipun baru pertama kalinya Raya pergi ke rumah neneknya tanpa papa dan mama, Raya memberanikan diri nekat ke sana bersama kedua temannya itu.
"Ray..kamu meninggalkan kampung bukankah saat usiamu 5 tahun? Memang kamu bisa ingat jalan menuju ke sana?" tanya Lily khawatir jika mereka pasti akan tersesat.
"Tenang saja.. aku memang tidak ingat jalan menuju ke sana. Tapi setelah masuk kampung, aku ingat semuanya. Ini..aku sudah diberi denah petunjuk oleh papa, kita tidak mungkin tersesat jika mengikutinya." Raya memberikan sebuah kertas pada Lily agar dibuka untuk memberi petunjuk. Karena Raya harus konsentrasi dalam mengemudi.
Lily menerima kertas pemberian Raya. Dia pun membukanya dan mengamati peta itu. Manda yang duduk di kursi belakang tidak memperdulikan perjalanannya, dia lebih asik menikmati camilan yang dibawanya.
" Jauh ya Ray?" tanya Lily kemudian.
"Tidak...kita hanya butuh waktu 5 jam untuk ke sana. Makanya kita berangkat pagi agar tidak kemalaman sampai sana." Jelas Raya.
Jam 9 pagi Raya dan kedua temannya sudah berangkat dari rumah menuju kampung. Berarti..mereka akan tiba di kampung jam 2 siang.
Namun...
"Ray... sepertinya kita tersesat deh!" kata Lily kemudian.
Raya menepikan mobilnya dan melihat lagi peta yang diberikan papanya. Ini sudah senja, tapi kenapa mereka masih belum sampai ke kampung yang dituju? Bukankah seharusnya siang hari tadi mereka sudah sampai?
Raya kembali melihat peta dan mencocokkannya dengan tempat mereka saat ini.
" Ini sudah benar Ly.. tuh ada papan reklame yang sama dengan yang tertulis di peta." Raya menunjuk sebuah baliho yang masih dengan iklan yang sama sejak dia pergi dulu.
"Kamu merasa aneh gak sih Ray? kok aku jadi merinding gini ya?" Lily mulai memegang tengkuk lehernya yang mulai dingin. Sementara Manda sudah terlelap di tempatnya.
" Memangnya kenapa? sebentar lagi kita sampai..sabarlah!" Raya melajukan kembali mobilnya dan konsentrasi dengan kemudinya. Lily mulai merasakan dingin di sekujur tubuhnya.
"Awas Ray!!" Lily teriak histeris begitu melihat sesuatu jatuh di depan mobil mereka. Raya yang juga kaget langsung menghentikan mobilnya. Jalanan sungguh sangat sepi.!
"Astaghfirullah...!" Untung saja Raya bisa mengemudikan mobilnya dengan baik.
Sesuatu terlihat aneh di depan mobil mereka. Raya yang penasaran ingin keluar untuk melihat, namun di cegah oleh Lily.
"Jangan Ray..bahaya!" Lily menarik tangan Raya yang hendak keluar dari mobil.
" Dia menghalangi jalan kita. Bagaimana kita bisa lewat kalau tidak menyingkirkan nya?" Raya masih Keukeh ingin melihat apa yang ada di depan mobilnya. Akhirnya Lily pun ikut keluar dari mobil, takut terjadi sesuatu dengan sahabatnya itu.
Raya dan Lily mendekati sesuatu yang berwarna putih di sana. Karena suasana gelap dan mereka hanya bisa melihat sejauh lampu sorot mobil, Raya dan Lily mendekati sosok putih yang tergeletak kurang lebih 5 meter dari mobilnya.
"I..itu pocong Ray!" Lily ketakutan hendak kembali masuk mobil, namun dia melihat sebuah mobil pengangkut sayur melaju dengan kencangnya akan menabrak Raya yang berdiri di tengah jalan.
"Awas Ray...." teriak Lily dengan kencangnya. Raya sudah tak bisa menghindar hingga tubuhnya tiba tiba melayang ke tepi jalan.
"Eh.." ternyata ada yang menggendong Raya dan menyelamatkannya.
Seorang lelaki tampan yang terlihat dari sorotan lampu mobil mereka. Lily yang sempat melihat wajah lelaki itu sangat terkesima. Dia tidak menyangka jika ada lelaki tampan yang menolong mereka.
"Terimakasih bang, siapa namamu?" tanya Raya namun tak mendapat jawaban dari lelaki itu. Lelaki itu hanya menoleh dan langsung pergi meninggalkan mereka.
" Gak nyangka ya..di tempat sepi seperti ini ada lelaki tampan yang mau menolong kamu. Itu manusia apa bukan ya?" Lily masih membayangkan wajah lelaki tampan tadi.
"Ngomong apa kamu?" sahut Raya.
"Eh..mana pocong yang tergeletak tadi?" Lily mengamati sesuatu di depan mobil mereka yang kini sudah kosong.
"Mobil tadi juga kok tiba tiba bisa menghilang?" lanjutnya. Raya juga melihat ke sekelilingnya. Sudah tidak ada sesuatu di sana.
"Sebaiknya kita segera pergi dari sini. Kita sudah sampai!" Raya segera kembali masuk ke mobilnya untuk melanjutkan perjalanan.
"Darimana kamu tau kalau kita sudah sampai?" Lily jadi kepo, bagaimana bisa Raya bilang sudah sampai. Sedangkan tempat mereka berada saat ini sangat gelap gulita.
"Itu.." tunjuk Raya pada sebuah gapura bertuliskan nama kampungnya.
"Aneh..perasaan tadi gak ada gapura disana!" Lily terus mengamati gapura tersebut sampai Raya melajukan mobilnya dan memasuki jalan yang ada gapura nya tersebut.
Ternyata kondisi kampung Raya sangat sepi. Padahal waktu masih menunjukkan pukul 19.00 WIB. Karena sudah ada di kampungnya, Raya pun sedikit hafal dengan jalan disana. Meskipun masih menggunakan petunjuk dari peta yang diberikan papanya. Raya pun menghentikan mobilnya di halaman sebuah rumah kuno yang hanya diterangi lampu petromax.
"Rumah siapa Ray?" Lily mengamati rumah tersebut dengan seksama.
"Rumah nenekku!" Raya langsung keluar dari mobil dan mengucap salam di depan rumah itu.
"Assalamualaikum...nenek!" sapa Raya memanggil neneknya.Lily pun ikut keluar menghampiri Raya. Dia mengabaikan Manda yang masih tidur di dalam mobil.
"Dasar orang aneh! dari tadi ada orang teriak teriak, ternyata dia tidak mendengar. Malah asik menikmati tidurnya." gumam lily pada Manda.
"Gimana Ray..ada nenek kamu?" tanya lily. Lily pun ikut teriak mengucap salam. Namun masih tidak ada jawaban.
"Mungkin nenek sudah tidur. Kita tunggu besok pagi saja!" jawab Raya.
"Trus malam ini?"tanya Lily.
"Kita tunggu di mobil saja!" jawab Raya.
Ketika mereka berdua hendak kembali ke mobil mereka untuk tidur disana menanti fajar tiba..
Tiba tiba terdengar suara pintu terbuka dari dalam.
Raya dan Lily langsung menoleh.
"Kalian cari siapa tengah malam begini?" Suara wanita tua yang tidak asing bagi Raya.
"Nenek..ini aku, Raya.. Putrinya papa Sigit, cucu nenek!" teriak Raya pada nenek karena Raya tahu jika ngomong dengan neneknya harus dengan nada yang agak tinggi.
"Raya..cucuku"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
VLav
seruuu jadi pengen baca terus yaa
salam dari keluarga besar arsgaf 🙏
2023-04-18
0
Yati Susilawati
kok bisa ya..
anak nggak ingin tau kabar ortu
🤔🤔
2022-07-23
1
Imarin
hello aku mampir baca lagi
2022-07-18
1