"Raya..cucuku" nenek Sari tersenyum pada Raya dan Lily. Sementara Manda masih tidur di dalam mobil.
"Nenek..Raya kangen!" Raya pun berlari memeluk neneknya.
"Nenek dingin sekali?" Raya memastikan jika kondisi neneknya mungkin kurang sehat.
"Nenek tidak cocok dengan udara malam di luar." nenek Sari merapatkan selimut yang menutupi tubuhnya.
"Ayo masuk nek.." Raya membawa nenek Sari masuk ke dalam rumah.
Lily yang membangunkan Manda tapi tak mau bangun, akhirnya membiarkan temannya yang suka tidur itu tetap di dalam mobil. Lily masuk ke dalam rumah hanya membawa tas miliknya dan juga milik Raya.
"Manda belum bangun?" tanya Raya. Lily hanya mengangkat bahunya.
"Bagaimana kabar kalian?" tanya nenek Sari.
"Kami semua baik nek, oh ya papa dan mama minta maaf karena belum bisa berkunjung kesini. Mereka masih sibuk!" jelas Raya.
"Orang tua kamu memang sudah tidak peduli dengan nenek. Bahkan menjenguk nenek saja tidak mau!" nenek Sari menceritakan kisahnya di masa lalu.
Tentang bagaimana Raya bisa sampai diajak ke kota.
Raya dan Lily mendengarkan dengan seksama. Saat itu Raya masih kecil,jadi tidak tau apa yang terjadi. Terakhir kali yang diingat Raya, neneknya membawa Raya ke kebun karet dan Raya berlarian di sana sementara neneknya mengumpulkan getah karet.
Raya ikut terbuai dengan kenangan masa lalu, meskipun tidak terlalu banyak kenangan dalam ingatannya karena Raya masih sangat kecil saat itu.
"Kalian istirahatlah! hari sudah sangat larut." nenek Sari kembali ke kamarnya, membiarkan cucunya mencari kamarnya sendiri.
"Ada makanan di meja makan, jika kalian belum makan tadi!" lanjut nenek Sari.
"Terimakasih nek.." jawab Raya dan Lily bersamaan. Mereka menempati kamar depan yang jendelanya menghadap halaman depan.
"Nyaman ya di sini, tak ada kebisingan." kata Lily.
"Namanya juga kampung, dan jauh dari kota. Tentu saja masih asri. Besok aku tunjukkan tempat indah di kampung sini. Kamu pasti suka." kata Raya.
"Memangnya kamu tau tempat indah disini?" tanya Lily tidak yakin.
"Kita bisa tanya orang sekitar. Seingatku dulu ada sungai yang masih alami disini. Kamu bawa kamera kan?"
"Sudah Aku siapkan"
Raya dan Lily menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Ternyata kamar ini sangat bersih terawat. Nenek Sari sudah tua,tidak mungkin membersihkan rumah sebesar ini sendirian. Raya mencoba memejamkan matanya. Namun dia baru ingat jika belum menelpon orang tuanya.
Raya pun mengeluarkan ponselnya yang ternyata dalam mode diam. Banyak panggilan telepon dari kedua orang tuanya. Raya ke teras rumah untuk menelpon mamanya.
"Assalamualaikum ma.."
"Wa alaikumsalam Raya..mama telpon dari tadi!"
Raya dan mamanya terlibat obrolan serius di telepon. Raya menceritakan perjalanannya menuju kampung neneknya. Mama Rossi sangat khawatir terhadap Raya. Namun setelah mendengar suara Raya, mama Rossi yakin jika putrinya baik baik saja.
"Jangan lupa sholat sayang..Apapun yang terjadi jangan sampai lupakan sholat. Dan perbanyaklah istighfar." pesan mama Rossi.
"Iya mama.."jawab Raya.
Tiba tiba saja saluran telepon mereka terputus. Raya terus memanggil mamanya. Sementara jauh disana mama Rossy juga memanggil putrinya. Mama Rossi mencoba menghubungi Raya kembali tapi tak bisa.
"Telpon siapa cu.."tiba tiba nenek Sari sudah ada di depan pintu mengagetkan Raya.
"Eh..nenek bikin kaget saja! Raya sedang telpon mama memberi kabar. Tiba tiba saja mati ". jawab Raya.
"Namanya juga di kampung, sinyal putus putus. Ayo masuk! tidak baik anak gadis di luar jam segini." ajak nenek Sari.
"Iya nek!" Raya pun mengikuti neneknya masuk ke dalam.
Malam ini Raya tidur dengan nyenyak di samping Lily. Nenek Sari mendekatinya dan membelai lembut rambut cucunya tersebut. Mungkin nenek Sari memang sangat kangen dengannya.
🌷🌷🌷
Pagi pun tiba..
Manda terkejut saat bangun di dalam mobil. Tidak ada Raya dan Lily di sana. Manda mengedarkan pandangannya mencari teman temannya. Dia tersenyum riang saat melihat Raya dan Lily ada di teras rumah yang ada di depannya. Manda segera menghampiri mereka.
"Kok kalian ninggalin aku sih?" tanya Manda cemberut.
"Salah siapa dibangunin gak mau?" Lily memukul bahu Manda.
"Sudah jangan berantem, cepat mandi di belakang sana. Kami mau jalan jalan, ikut gak?" tanya Raya pada Manda.
"Tungguin.." Manda kembali ke mobil mengambil tasnya dan bergegas masuk ke dalam rumah.
"Semalam kalian tidur dimana?" tanya Manda kembali ke luar.
"Kamar depan, kamar mandi di belakang sebelah kiri!" jawab Raya sambil memainkan ponselnya.
"Nenek kamu kemana? pagi pagi sudah tidak terlihat! oh ya..ini ada listrik, kenapa semalam hanya lampu petromax yang nyala. Ponselku lowbat lagi." tanya Lily.
"Nenek lebih suka lampu petromax makanya listriknya tidak begitu dipakai." jawab Raya.
Lily kembali ke kamar untuk men charger ponselnya.
"Dingin banget airnya.." kata Manda langsung masuk ke dalam kamar.
"Kamu ini bikin kaget saja!" bentak Lily.
Pagi itu, agak siang sih..mereka bertiga berjalan keliling kampung. Karena di rumah tidak ada bahan makanan, mereka pun berinisiatif mencari warung makan. Lama mereka berjalan tak menemui satu pun warung makan yang ada.
Lily memberanikan diri bertanya pada orang yang lewat tentang warung makan. Bukannya menjawab, mereka hanya memandang Lily dengan heran.
"Apa aku terlalu cantik, sampai mereka melihatku seperti itu?" Tanya Lily pada kedua temannya dengan PeDe nya. Raya dan Manda tertawa cekikikan. Lily pun cemberut.
"Mereka terkesima dengan tuan putri yang cantik jelita ini. Pakaian kamu terlalu seksi tau?" jawab Raya yang disetujui Manda dengan anggukan kepala.
Karena tak mendapat jawaban dari warga yang lewat, mereka melanjutkan perjalanannya. Hingga akhir nya menemukan warung makan yang sepertinya sangat ramai. Namun ternyata mereka hanya antri membungkus makanannya untuk di bawa pulang.
"Mbak..makan tiga sama teh hangat tiga!" pesan Raya pada penjaga warung.
" Iya mbak.."Jawab penjaga warung yang sedang hamil itu.
" Ternyata tempat ini masih sejuk dan segar ya? jadi betah kalau gini!" kata Manda menghirup udara dengan dalam. Udara segar yang tak pernah dia jumpai di kota tempat tinggalnya.
"Iya.. aku gak nyangka ada tempat masih asri seperti ini." Lily ikut membenarkan kata kata Manda.
"Silakan..ini makanan dan minumnya!" penjaga warung yang bernama Nina itu memberikan pesanan Raya dan kedua temannya.
"Terimakasih.." jawab mereka bertiga.
"Apa kalian dari kota?saya tidak pernah melihat kalian sebelumnya?" tanya Nina.
" Iya.. kami sedang liburan sekolah! semalam baru sampai sini!" jawab Lily.
Mereka memandang heran pada pengunjung yang menggendong bayi dan memesan bubur, dilanjut melihat lagi pada Nina.
"Sepertinya kalian masih seumuran dengan kami?" tanya Lily heran.
"Disini gadis lima belas tahun sudah harus nikah!" jawab Nina.
"Apa?" mereka bertiga teriak kaget hinga membuat pengunjung disana memandang ke arah mereka. Mereka pun bungkam.
"Kalian tinggal dimana?" tanya Nina.
"Kami menginap di rumah nenek dia diujung sana!" jawab Lily menunjuk Raya kemudian menunjuk arah rumah neneknya.
"Saya cucunya nenek Sari. Kamu kenal kan?" tanya Raya. Nina sangat kaget dan langsung masuk ke dalam tanpa bertanya lagi.
"Kenapa dia?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Imarin
mampir juga yuk dinovelku
2022-07-18
1
diksiblowing
ah lanjut dlu ah
2022-06-17
1
Wulan Sari
jangan jangan nenek sari tinggal arwahnya
2021-05-16
1