Hari ini adalah hari pertama liburan sekolah,Raya sudah merasa suntuk dibuatnya. Raya pun pamitan pada mamanya untuk pergi ke rumah Lily, teman sebangku di kelasnya dan merupakan teman dekatnya sejak SD.
"Ma..aku pergi ke rumah Lily dulu ya?" pamit Raya.
" Hati hati di jalan nak!Jangan terlalu malam pulangnya!" pesan mama Rossi.
"Iya ma..." Raya mengemudikan mobilnya menuju rumah Lily. Meskipun belum cukup umur, namun Raya sudah bisa mengendarai mobil sendiri. Apalagi papanya sudah menghadiahi Raya sebuah mobil sebagai ulang tahunnya yang ke 15 tahun.
Raya sudah tiba di rumah Lily. Sama sama sebagai anak tunggal, Raya dan Lily memiliki banyak kesamaan. Oleh karena itu mereka bisa saling mengisi satu sama lain jika ada suatu kekurangan.
Seperti saat ini, Raya tak sungkan menceritakan semua yang dialaminya kepada Lily sahabatnya.
"Mimpi itu bunga tidur Raya, semua orang mengalaminya. Kamu hanya perlu melupakannya, semua akan baik baik saja!" Lily menenangkan sahabatnya yang selalu dihantui mimpi buruk akhir akhir ini.
"Semua terlalu kebetulan Lily..apa yang aku mimpikan seolah kenyataan. Lalu dimana Tyo sekarang? hilang kan?" Raya masih tidak mempercayai semua yang dialaminya.
"Ayolah Raya.. Tyo hanya keluar negeri, Nanti juga balik!" Lily justru lebih mencemaskan Raya.
"Tapi apa yang dia lakukan disana? sementara kedua orangtuanya ada di Indonesia? jika berlibur kenapa tidak dengan orang tuanya saja?"
"Sudahlah Raya..ini tuh liburan sekolah. Bisa jadi orang tuanya banyak kerjaan di sini. Mending kita pikirkan apa yang akan kita lakukan selama liburan." ucap Lily.
"Aku ingin ke kampung mengunjungi nenekku. Sudah lama aku tidak menemui beliau. Kau mau ikut?" tanya Raya.
"Nanti kita ajak Manda juga!" katanya lagi.
"Seru gak disana?" tanya Lily.
"Pastilah!" jawab Raya.
"Oke! kita akan berpetualang di kampung kamu!" jawab Lily semangat.
"Tapi kampung halaman ku masih primitif. Orang orangnya masih terlihat kolot semua." kata Raya.
"Darimana kamu tau itu? bukankah kamu sudah lama tidak ke sana?" tanya Lily.
"Itu yang aku dengar dari kedua orang tua ku." jelas Raya.
"Baiklah! siapa tau kita dapat pengalaman baru di sana! aku akan mengabari Manda" Lily segera mengambil ponselnya dan menghubungi Manda. Sahabat Raya yang satu lagi, tapi tak sedekat Lily.
"Manda ikut Ray.." kata Lily setelah menutup telponnya.
"Oke! aku pulang dulu. Aku harus ijin pada orang tua ku!" Raya langsung pamit pada mama Lily, sekalian minta ijin akan mengajak Lily liburan ke kampung halamannya.
Syukurlah mama Lily mengijinkan.
Orang tua Lily sudah menganggap Raya seperti putrinya sendiri karena sudah akrab dengan Lily sejak kecil. Selama bersahabat, Lily dan Raya tak pernah bentrok. Justru mereka saling menguatkan satu sama lain. Maka dari itu orang tua Lily sangat sayang pada mereka berdua.
Raya segera melajukan mobilnya untuk pulang ke rumah. Syukurlah papanya sudah ada di rumah, sekalian saja minta izin pada beliau.
"Darimana Ray?" tanya papa Sigit. Sepertinya mamanya tidak bilang Raya pergi kemana.
"Rumah Lily Pa.." jawab Raya.
"Oh ya Pa..sekarang kan liburan sekolah, aku mau ke kampung mengunjungi nenek. Boleh ya pa?" Raya mengeratkan pelukannya pada papanya.
"Rumah nenek jauh Ray. Sama siapa kamu kesana? Papa masih ada kerjaan,tidak bisa mengantar kamu!" Papa Sigit memang selalu sibuk. Sudah lama sejak mereka pindah ke kota, sama sekali papa Sigit tidak pernah mengajak Raya dan mamanya ke kampung meskipun hanya sekedar menengok ibunya sendiri.
"Aku sama Lily dan Manda pa..Tenang saja,aku akan hati hati kok! Boleh ya.. teman teman sudah pada diijinkan sama orang tuanya" Raya tetap merayu papanya agar diijinkan untuk pergi ke rumah neneknya.
"Ya sudah papa ijinkan. Tapi kamu harus janji untuk jaga diri kamu baik baik!" kata papa Sigit.
Sebenarnya papa Sigit sangat khawatir dengan Raya. Tapi demi senyum putri semata wayangnya, papa Sigit pun tidak melarang.
"Siap Pa.." Raya sangat semangat karena sudah mengantongi ijin dari papanya. Raya pun segera mengirim chat pada Lily dan Manda.
"Ada apa ini? kenapa kalian terlihat bahagia sekali?" Mama Rossi pun datang dengan membawa teh dan camilan.
" Aku akan menghabiskan liburan kali ini di rumah nenek di kampung!" kata Raya.
"Apa?" Mama Rossy pun kaget. Hampir saja beliau menjatuhkan nampan dari tangannya, Untung saja sudah ada di meja.
"Kamu kenapa?" tanya papa Sigit heran melihat istrinya gugup. Raya tidak menggubris, dia segera ke kamarnya untuk packing. Karena dia dan teman-temannya harus berangkat pagi agar tidak kemalaman sampai kampung tersebut.
"Papa gak salah mengijinkan Raya kembali ke kampung itu? kita sudah susah payah membawanya kesini!" kata mama Rossi setelah melihat Raya masuk ke kamarnya.
"Kamu itu bicara apa? memang ada apa disana? Hanya ada ibuku saja. Lagipula kita sudah lama tidak mengunjungi beliau,bahkan kabarnya saja kita tidak tau!" papa Sigit tidak memperdulikan apa yang dikatakan istrinya.
Mama Rossi pun teringat akan masa lalu saat masih tinggal di kampung.
🌿🌿🌿
Flashback..
"Raya..mau magrib nak! ayo masuk, gak baik di luaran. Banyak setan gentayangan saat saat seperti ini!" nenek Sari pun memanggil Raya yang sedang bermain di bale yang ada di teras rumahnya.
"Aku masuk dulu ya..besok kita main lagi! Da dah.." Raya melambaikan tangannya pada teman bermainnya sambil berlalu masuk ke dalam rumah.
Mama Rossi yang saat itu baru datang langsung melihat ke arah bale yang di duduki Raya. Mama Rossi dan nenek Sari saling memandang heran.
"Raya sayang..kamu bicara sama siapa nak?" tanya nenek Sari masih sesekali melihat ke arah bale tempat cucunya bermain.
"Sama temanku nek, itu yang duduk di sana!" tunjuk Raya pada bale tadi dan masih melambaikan tangannya. Nenek Sari dan mama Rossi langsung mengajak Raya masuk rumah dan menutup pintunya.
Beberapa hari berlalu...
Saat papa Sigit pulang dari kota, nenek Sari menceritakan tentang kelebihan cucunya yang bisa melihat makhluk tak kasat mata. Nenek Sari pun meminta Sigit agar mencari paranormal untuk menutup mata batin cucunya itu.
Papa Sigit yang memang tidak pernah percaya dengan hal hal seperti itu merasa marah. Dia tidak mau terlibat dengan hal hal yang berbau syirik.
"Tapi ini berhubungan dengan leluhur keluarga kita Sigit!" kata nenek Sari.
"Itu sudah lama terjadi Bu..Ibu lihat kan? tidak terjadi apapun pada keluarga kita? kita baik baik saja sampai sekarang." Papa Sigit masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan ibunya itu.
"Itu karena tidak ada yang memiliki kelebihan seperti itu Sigit! Terakhir kali yang memiliki kelebihan mata batin adalah kakek buyutmu" jelas nenek Sari.
"Sudahlah Bu..itu takhayul,musrik jika kita mempercayainya. Apa gunanya kita sholat setiap hari jika masih percaya dengan hal begituan?" Sigit menjadi geram pada ibunya sendiri.
"Tapi aku tadi juga melihatnya mas.." mama Rossi hanya membenarkan kata kata ibu mertuanya.
"Diam kamu!" bentak papa Sigit pada istrinya.
"Aku akan membawa Raya dan Rossi ke kota Bu! Nanti kami akan sering sering mengunjungi ibu!" kata papa Sigit kemudian.
" Atau ibu mau ikut ke kota?" lanjutnya.
" Tidak! siapa yang menjaga rumah ini jika kita semua pergi? siapa yang membersihkan makam bapak kamu nanti?" nenek Sari menolak ajakan putranya untuk pindah ke kota.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
🦊⃫⃟⃤Haryani_hiatGC𝕸y💞🎯™
seketika perasaan ga enak
2023-04-18
0
Risfa
mangatt ka
2023-04-17
0
VLav
lanjut mampir 👍
2022-07-09
1