Matahari bersinar terang, membangunkan semangat bagi para pekerja untuk mencari rezeki.
Begitu pula dengan kinara, ia baru membuka kedua matanya. Hendak beranjak bangun namun tiba-tiba.
Aarrrg...kenapa punggungku begitu sakit rasanya. Kinara
Kinara mencoba beranjak dari tempat tidurnya, mencoba mengalahkan rasa sakit yang ia rasakan.
Berjalan dengan sempoyongan menahan sakit, ia berusaha untuk menutupi dengan senyuman
Sarapan adalah rutinitas keluarga untuk berkumpul, seperti yang dilakukan keluarga hadi saat ini.
Kinara berjalan tersenyum melewati mereka.
"Nara, kamu tidak sarapan?" hadi
"Enggak pa, nara buru-buru" kinara
Imah yang melihat kinara pergi tanpa sarapan berlari menuju dapur. Mengambil bekal yang sengaja ia buat untuk kinara.
"Nona kinara" imah berlari kecil menuju kinara
"Mbak imah, kenapa harus berlari-lari seperti itu. Panggil saja biar aku yang menghampiri mu" kinara tersenyum
"tidak apa nona, apa nona sakit? nona terlihat begitu pucat lho?" imah khawatir
"Aku tidak apa mbak imah" kinara tersenyum
"Tapi kenapa muka nona terlihat pucat seperti itu, seperti menahan sakit" imah
"Hanya kecapekaan saja mbak imah, jangan khawatirkan aku ya" kinara
"Apa nona yakin?" imah tersenyum getir dan memberikan kotak sarapan yang sengaja ia buat untuk kinara "ini untuk nona sarapan" lanjut imah
" ya ampun mbak imah, makasih yaa" kinara
"Sama-sama nona hati-hati dijalan" imah
"Iyaa" kinara melambaikan tangan pada imah. Imah hanya tersenyum pada kinara.
*Nona-nona meskipun sudah terlihat anda kesakitan namun anda tetap menyembunyikannya dari saya*. Imah
Imah melanjutkan tugasnya, membereskan semua keperluan nona kinara. Ia tidak ingin mengecewakan tuan suho yang sudah berbaik hati padanya. Apa lagi nona kinara, yang selalu bersikap lembut padanya.
Imah mengambil ponsel dan mengirim pesan pada seseorang.
"Sepertinya nona kinara hari ini tidak begitu sehat tuan, ia terlihat sedikit pucat tadi pagi" pesan imah
Dari kejauhan hadi hanya berdiri diam, Ia memandang punggung kinara yang semakin menjauh dan hilang dipertiga jalan.
Kemudian ia memalingkan pandangan kepada imah.
"Imah" papa hadi
"Iya tuan, kenapa?" imah
"Terima kasih untuk kebaikanmu terhadap kinara, terima kasih juga karna sudah memperhatikan anak saya" hadi
"Itu sudah menjadi tugas saya tuan, tuan muda suho sudah memberikan tugas ini pada saya. Dia begitu memperhatikan nona kinara, jadi saya akan melakukan tugas saya dengan baik" tutur imah
"Sampaikan rasa terima kasih saya pada tuan muda suho" hadi
Imah hanya menganggukkan kepala mengiyakan.
Dari sudut dua pasang mata memperhatikan. Kebenciannya pada kinara kini menyelimuti hatinya
Kenapa dia mendapatkan perlakuan seistimewa ini, apalagi perlakuan istimewa itu diberikan dari tuan suho. Apa yang dilihat dari wanita macam kinara sih, masih mending aku kemana-mana. Sedangkan aku tak mendapatkan hal serupa dari pria mana pun.
Dari dulu sampai sekarang, kamu selalu mendapatkan perlakuan istimewa dari pria yang ku suka. Rasya
"Sedang apa nona disini? Apa anda menguping pembicaraan saya dengan tuan? " imah
"Apa? Enggak aku tadi tidak senggaja lewat sini" ucap rasya terkejut
"Benarkah? Lalu kenapa anda masih berdiri disini?" imah
"Emmm" rasya Beranjak pergi meninggalkan Imah yang masih menatapnya dengan begitu tajam.
Kenapa tatapan imah begitu mengerikan sih. Rasya
_-_
Gedung GY Gruop memperlihatkan sisi kesibukkannya. Jam masih menunjukkan waktu kerja, begitu pun dengan kinara saat ini.
Walau punggungnya masih terasa sakit namun ia masih berusaha kuat dan menutupi rasa sakitnya.
Dari jauh Tom memperhatikan kinara, Dengan sesekali menatap layar ponselnya, ia melangkah mendekati kinara.
"Nona kinara tidak apa-apa?" tom
"Aahh tuan, saya tidak apa-apa" kinara tersenyum
"Tapi anda terlihat begitu pucat nona?" tom
"Mungkin karna kecapean tuan, hari ini begitu banyak pekerjaan jadi agak sedikit lelah" kinara
"Kalau anda merasa tidak enak badan, anda bisa izin tuan muda undur diri lebih awal nona. Tuan muda pasti dengan senang hati mengizinkan" tom
"Terima kasih atas sarannya tuan" kinara
Kinara tidak beranjak dan melakukan saran yang diberikan sekertaris tom padanya. Ia masih tetap mengerjakan tugasnya. Lalu tom beranjak pergi meninggalkan kinara.
Udah jam makan siang, tapi tidak mungkin aku tinggalkan semua pekerjaan ini. Apalagi waktu yang kupunya tidak sebanyak itu. Kinara
Kinara mengambil ponselnya, mencari-cari nomor yang ingin ia hubungi.
"Halo nian"
"Iya nara kenapa?"
"Aku boleh nitip makan siang padamu? Aku tidak bisa keluar, pekerjaanku saat ini sedang dikejar dateline"
"Baiklah aku belikan buat kamu"
"Terima kasih nian"
"Iya sama-sama"
Kinara menutup telepon dan menatap layar laptop didepannya.
Huuufffz aku harus kuat, harus.
Pekerjaan ini harus cepat selesai, aku gak akan mengecewakan tuan muda yang sudah memberiku kesempatan tetap magang disini. Kinara
Sekertaris tom yang melihat kinara merasa ia harus cepat bertindak. Jika saran yang ia berikan tadi tidak kinara respon paling tidak jika tuan muda yang bertindak nona kinara akan istirahat.
Tom menemui tuan muda, walau ia tau tuan mudanya sedang menikmati waktu istirahatnya. Namun jika ia terlambat dan tidak memberitahukan soal nona kinara tuan muda akan lebih murka padanya.
"Tuan" tom mendekat pada tuan muda
"Ada apa tom?" tuan muda sambil makan potongan buah didepannya.
"Ini soal nona kinara tuan" tom
Tuan muda meletakkan garbu ditangannya dan memandang kearah tom.
"Kenapa dengan kinara? " tuan muda
"Anda bisa melihatnya sendiri tuan, nona masih diruangannya" tom mempersilahkan
"Apa dia tidak pergi makan siang?" tuan muda mengerutu sambil jalan ketempat kinara saat ini.
Tuan muda sudah berapa tepat didepan pintu, menyaksikan sendiri keadaan kinara.
Sedangkan kinara menyantap hamberger didepannya.
Dengan tangan masih mengetik melanjutkan pekerjaannya.
Tuan muda melangkah mendekati kinara, menatap kinara dari dekat.
Kinara yang terkejut dengan kedatangan tuan muda secara tiba-tiba seketika menghentikan pekerjaannua dan tidak bisa berkata-kata lagi.
"Makanan apa yang sedang kamu makan ini?" tuan muda
"Eemm ini hamberger tuan" kinara mengangkat tangan yang berisi makanan yang ia santap tadi.
tuan muda dengan cepat meraih makanan ditangan kinara dan meletakkan lagi ditempatnya.
"Tuan kenapa diambil" kinara
"Kenapa?" tuan muda mendekatkan wajahnya pada kinara
"Saya masih lapar tuan, otak saya tidak akan jalan kalau perut saya kosong" kinara dengan reflek menggenggam tangan tuan muda.
"Terus menurut kamu dengan makan ini kamu bisa kenyang" tuan muda menunjuk makanan didepannya
"Ya setidaknya bisa menganjal perut tuan" kinara menjawab lirih
"Kamu ya" tuan muda mulai jengkel. "Ikut saya" tuan muda menarik tangan kinara.
Kinara spontan berdiri mengikuti namun tiba-tiba
"Aauuuu" kinara kesakitan dan memegang punggungnya.
"Kinara, kamu kenapa?" tuan muda terlihat sangat khawatir.
Apa lagi wajah kinara terlihat begitu pucat dan ekspreainya menunjukkan rasa kesakitan yang sangat dalam.
"Saya tidak apa-apa tuan, hanya kecapean aja kok" kinara masih menutupinya.
"Kecapean? Bagaimana bisa kamu sampai seperti ini?" tuan muda
Dengan cepat mengendong kinara sedangkan kinara sudah tidak memiliki kekuatan lagi untuk menolak. Ia sekarang pasrah dengan tuan muda
"Tom siapkan mobil kita kerumah sakit sekarang" tuan muda
"Baik tuan" tom
Kinara dengan cepat menarik jas sekertaris tom yang membuat tom menghentikan langkahnya.
"Tolong, tidak perlu sampai ke dokter. Tuan aku tidak apa-apa, ini akan membaik setelah aku istirahat nanti" kinara memohon
"Kamu yakin?" tuan muda memastikan
"Saya yakin tuan, anda tidak perlu khawatir" kinara
"Baiklah-baiklah. Tom kamu siapkan saja makan siang yang terbaik" tuan muda
"Baik tuan" kinara
Maafkan saya tuan, saya begitu takut dengan hasil yang akan saya terima dari dokter nanti.
Saya takut hasilnya tidak sesuai dengan apa yang saya inginkan tuan. Kinara
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
Aqiyu
😐😐😐😐😐😐
2021-09-09
1
Zumrodatun Munawaroh
gara2 di gebukin nenek lampir sampe cidera path tulg mungkin
2020-12-29
4
Ratiah Nursafitri
sebenarnya apa yang terjadi dengan kirana ya.
2020-07-11
3