Insiden di mini market

"Terima kasih ya, mbak. Aku pinjam sebentar," ucap Amara saat menerima kunci motor dari Perawat senior yang juga temannya.

"Iya, pakai saja," jawab Perawat yang bernama Mila itu ramah.

Amara lantas mengendarai motor matic itu menuju pusat perbelanjaan bersama dua orang teman yang berboncengan satu motor. Mereka memang sepakat untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari di minimarket terdekat dari rumah sakit.

Setelah memarkirkan motor, ketiga wanita itupun segera masuk ke dalam. Setelah beberapa lama memilah-milih sesuatu yang akan mereka beli, ketiganya lantas berjalan menuju kasir untuk menyelesaikan pembayaran.

Tiga dara berpakaian putih-putih itu lantas keluar dari mini market dengan menenteng kantong belanjaan di tangan. Amara yang saat itu belanjaannya paling banyak merasa kantong yang ia pakai tak muat untuk menampung, hingga akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke dalam untuk membeli kantong lain.

"Bang aku tinggal masuk dulu sebentar nggak apa-apa ya. Mau beli kantong lagi," pamit Amara pada tukang parkir yang sudah hampir sebulan ini ia kenal.

"Iya nggak apa-apa." Jawab abang parkir itu santai. Dan akhirnya Amara pun meninggalkan motor pinjamannya yang sudah berada di luar garis parkir. Sementara kedua temannya masih setia menunggu di sana.

Namun ketika Amara sudah berada di dalam, ia mendengar suara dentuman keras dari arah luar dan terang saja hal itu menarik perhatian semua orang yang ada di sana.

"Eh ada kecelakaan di luar!" ucap seorang pengunjung mini market pada temannya, lantas berhambur keluar dengan wajah terlihat panik.

Mendengar kata kecelakaan membuat Amara secara spontan ikut berlari keluar dari sana. Padahal ia belum mendapatkan apa yang dicarinya.

Sampai di luar pandangan Amara langsung bersirobok dengan kerumunan orang-orang yang mengelilingi sebuah mobil. Pikirannya langsung teringat pada dua temannya yang semula berada tak jauh dari sana.

Pandangannya mengedar mencari dua sosok gadis itu, dan ia akhirnya menghela napas lega. Rupanya dua temannya itu tengah berjalan menghampirinya. Namun Amara merasa aneh sebab mereka datang dengan ekspresi wajah panik.

"Mar, motor yang kamu bawa ditabrak orang!" ucap keduanya langsung tanpa basa-basi.

"Apa!" Amara yang terkejut segera berlalu melewati kedua temannya untuk memeriksa kondisi motor itu.

Benar saja, motor matic berwarna merah itu sudah ambruk terkapar dengan kondisi kerusakan yang lumayan fatal. Dan tak jauh dari motor itu nampak mobil mewah berwarna merah muda tampak tergores akibat gesekan dengan motor pinjamannya.

Pintu mobil di bagian kemudi tampak terbuka, dan seorang gadis cantik mengenakan mini dress warna maroon keluar dari sana. Gadis itu langsung melihat bagian depan mobil mewahnya, dan langsung berang begitu melihat kondisinya.

"Mobil gue!" teriaknya itu histeris sembari mengusap goresannya. Pandangannya langsung terarah pada motor Amara dengan wajah memerah padam. "Motor siapa ini!" jerit gadis itu sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling.

Amara mendesah pelan sebelum akhirnya melangkah maju dengan penuh keberanian.

"Motor aku." Amara menjawab dengan suara tegas.

Seketika pandangan semua orang tertuju pada Amara, tak terkecuali pemilik mobil itu.

"Oh, jadi ini motor lo!" bentaknya pada Amara. "Gue minta lo ganti rugi!" pintanya dengan suara yang meninggi.

"Nggak bisa gitu, dong! Bukannya justru kamu yang nabrak motor ini, Gladys. Terus kenapa harus aku yang ganti rugi?" protes Amara tak terima.

Dua teman Amara sontak terperangah mendengar Amara memanggil gadis itu dengan nama. "Kamu kenal dia, Mara?" tanya gadis yang bernama Hana itu kemudian dengan ekspresi wajah tak percaya.

"Iya. Dia pacar sahabat aku," jelas Amara yang sontak membuat dua temannya itu tercengang.

"Heh nggak usah sok kenal untuk menghindari ganti rugi, lo! Lagian, siapa elo. Males banget gue kenal sama perebut pacar orang kayak elo, ih amit-amit!" papar Gladys dengan ekspresi jijik.

Tak ingin menanggapi, Amara hanya mendesah pelan sambil menggelengkan kepala.

"Buruan sini duitnya!" tangan Gladys menadah dengan jemari yang bergerak-gerak, seolah-olah mengisyaratkan agar Amara memberikan apa yang ia minta. "Gue minta ganti rugi! Motor butut lo ini, udah menghalangi jalan gue! Jadi elo yang salah! Lo nggak lihat mobil gue yang mahal ini lecet akibat motor murahan lo itu!" teriaknya penuh penekanan.

"Aku nggak mau." Amara membantah tegas. Ia pun menatap Gladys tanpa berkedip.

Ya ampun mbak, situ yang salah kenapa situ yang minta ganti rugi si?! Aneh deh." Hana pun menimpali.

"Diam Lo!" bentak Gladys pada Hana dengan pandemi penuh peringatan. Lalu perhatiannya kembali pada Amara. "Oh, jadi kamu nggak mau?" Tersenyum sinis, gadis dengan kaca mata di atas kepala itu berjalan mendekati Amara. Ia bersedekap dada dan memindai tubuh gadis perawat itu dari kaki hingga ujung kepala.

"Oh, iya. Kamu, kan miskin. Jadi mana ada duit buat ganti rugi, ya nggak sih!" tutur Gladys pula dengan nada menyindir. Bibirnya pun menunjukkan seringai kemenangan tak terbantahkan. "Eh, kamu kan bisa minta duit sama cowok hasil rebutan kamu yang tajir itu--"

"Gladys!" potong Amara penuh kemarahan. "Sudah kukatakan berulang-ulang, aku dan Juan tidak ada hubungan apa-apa!"

"Cih! Siapa yang percaya!" sahut Gladys dengan nada menyangkal. Wanita bersurai pirang itu kemudian mengarahkan pandangan ke semua orang. "Oh ya, Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian, perkenalkan ini Amara, dan dia ingin merebut pacar saya!"

"Gladys!"

"Apa! Nggak suka? Kalau gitu jangan gangguin pacar orang, dong!"

Tak bisa berkata-kata, Amara hanya bisa menundukkan kepala dan mengepalkan tangannya. Ia telah kehilangan muka di depan orang-orang yang ada di sana. Tidak akan ada orang yang membela perebut pacar orang meskipun yang Gladys katakan bukanlah kenyataan yang sebenarnya.

"Heh, nggak baca tuh tulisan di larang parkir sembarangan. Mau diciduk polisi?! Gue bisa laporin ya!"

Dan begitulah seterusnya. Gladys memang pintar berkilah. Amara yang tak mau urusan menjadi panjang akhirnya memilih jalan damai. Ia juga tak mau berurusan dengan gadis itu, karena pada akhirnya akan turut menyeret Juan masuk ke dalamnya.

Mengingat bahwa Gladys adalah kekasih Juan. Amara tak mau menghadapkan sahabatnya itu dalam dilema saat harus memilih antara membela kekasih atau sahabatnya.

Namun gilanya, kenapa dia harus menyanggupinya, padahal Amara sendiri tak memiliki tabungan yang cukup untuk ganti rugi. Terlebih Gladys mengklaim kerusakan mobilnya sebesar lima juta.

Belum lagi Amara juga harus mengganti kerugian kerusakan dari motor yang dipinjamnya itu. Entah keputusan macam apa ini, hanya karena tak ingin menyeret Juan ke dalam masalahnya, ia harus mengorbankan diri dalam persoalan pelik semacam ini.

Saat itu juga Amara bingung harus meminta bantuan pada siapa. Sebab selama ini hanya Juanlah satu-satunya orang yang selalu menolongnya. Laki-laki itu selalu datang di saat yang tepat, Juan selalu hadir dalam kesusahan Amara bak malaikat penolong saja.

Namun jelas berbeda dengan masalah yang sedang dialaminya saat ini, yang justru ingin Amara tutupi dari lelaki itu.

Dan Amara seperti mendapatkan oase di tengah gurun pasir saja saat Diana datang dan menawarkan bantuannya. Seniornya itu pun membantunya terbebas dari jerat hutang yang Amara rasa ini adalah sebuah jebakan.

Diana tak membebankan agar Amara secepatnya mengembalikan uang itu. Ia memberi senggang waktu sampai Amara benar-benar mampu untuk mengembalikannya.

"Huh nyesel deh tadi mbak nggak jadi ikutan sama kamu! Harusnya mbak bisa bantuin kamu dengan mengancam cewek itu menggunakan profesi suami mbak yang polisi andai Mbak jadi saksi! Ini benar-benar enggak adil buat kamu, kamu mengalah hanya karena urusan pribadi kamu! Kamu yang dirugikan disini, Mara!" geram Diana kesal.

"Sudahlah mbak, ini sudah jadi keputusan aku. Aku nggak apa-apa kok."

Diana hanya bisa menghela nafas dalam untuk menetralkan rasa sesak di dadanya. Amara yang di rugikan tapi kenapa justru dia yang merasa kesal.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Via

Via

huhhh TOLOL si Amara goblok anjing gitu aj mau ngalah setan😤😤😤😏😏😏

2022-11-23

0

beybi T.Halim

beybi T.Halim

gak asek .., karakter wanitanya seharusnya keren.,barbar dan gak gampang ditindas.,biasanya anak yatim-piatu itu punya sifat yg keren😊

2022-11-05

0

Eny Budi Lestari

Eny Budi Lestari

Amara itu udah mental baja,jadi aku yakin setiap masalah pasti bisa di selesaikan

2021-03-23

0

lihat semua
Episodes
1 Kecelakaan
2 Yatim piatu
3 Jomblowati
4 Bisik di telinga
5 Juan
6 Cinta bertepuk sebelah tangan
7 Perubahan sikap
8 Pemandangan mencengangkan
9 Terbongkar
10 Terima kasih untuk malam ini
11 Suara syahdu
12 Takut
13 Insiden di mini market
14 Sebuah tawaran
15 Oh No!
16 Keputusan tanpa pikir panjang
17 Siap bekerja
18 Penyambutan luar biasa
19 Berhasil menipu
20 Sebuah gigitan
21 Merasa sendirian (Rindu Juan)
22 Bukan lelaki lemah
23 Pertemuan tak terduga
24 Di mana Naura?
25 Senjata makan tuan
26 Balas dendam
27 Siapa nama Lo?
28 Seperti maling tertangkap basah
29 Pelajaran
30 Lelah
31 Tertidur pulas
32 Pijatan di kaki
33 Melukis pulau di atas bantal
34 Bidadari turun dari loteng
35 Balikin pisang gue!
36 Tidak!
37 Lo ngetawain gue
38 Cewek nggak ada ahlak
39 Ciuman pertama
40 Ini hanya ujian
41 Anugerah tak terduga
42 Pembalasan
43 Doooor!!!!
44 Menangis lah
45 Di bawah selimut
46 Mangkuk bubur
47 Tujuh kucing
48 Nggak boleh bantah!
49 Es krim
50 Empat gadis
51 Lowbat
52 Jadi Ustadzah
53 Kontrak
54 Denda
55 Awas naksir
56 Terpesona
57 Gila?
58 Sepatu sebelah
59 Berdarah
60 Paranoid
61 Jalan pakai kaki gue
62 Mobil
63 Ayo Buruan
64 Suasana tak nyaman
65 Pengorbanan Sia-sia
66 Nggak Jadian
67 Kenangan di restoran
68 Naura
69 Kehilangan pasien
70 Menemukan pasiennya
71 Cie cie
72 Mas Ikuuuuut
73 Cowok nggak peka
74 Kayak bini gue aja
75 Gini-gini doang
76 Salon
77 Baper
78 Pesta
79 Kan ada aku
80 Makasih udah cemasin gue
81 Ucapan Selamat
82 Menunda untuk kesekian kalinya
83 Secangkir kopi
84 Mati bersamamu
85 Terjebak
86 Tertangkap basah
87 Kedatangan Mertua
88 Penjelasan
89 Enam bulan
90 Gosah ngarep
91 Panggil Mama
92 Simbol janji
93 Bisa, kan?
94 Menantu sementara
95 Malu nggak ketulungan
96 Sesuai ekspektasi
97 Kasur lipat
98 Aku lapar
99 Jangan libatkan hati dan perasaan
100 Menginap
101 Kompak
102 Sarapan bertiga
103 Toko perhiasan
104 Es Boba
105 Mencintaimu dalam diam
106 Permintaan Naura
107 Perlakuan Manis
108 Seperti Tersengat
109 Tak Waras
110 Lupa
111 Kecewa
112 Salah paham
113 Ketahuan
114 Sedikit tidak rela
115 Iblis betina
116 Pernyataan mengejutkan
117 Kecewa
118 Kelimpungan
119 Telah Berakhir
120 Kafe
121 Foto Candid
122 Yang suami Amara itu siapa?
123 Hanya batu kali
124 Kejadian di panti asuhan
125 Kehilangan jejak
126 Tangan lembut dan dingin
127 Gue Capek
128 Aturan Baskoro
129 Khawatir
130 Terjebak situasi
131 Merasa terancam
132 Kembali di titik awal
133 Otak nggak ada akhlak
134 Sadar Diri
135 Sok tau
136 Satu Paket
137 Provokasi
138 Aku yang membantumu berdiri, dia yang kau ajak berlari
139 Sandiwara yang nyata
140 Iya, aku suka
141 Bantal guling
142 Bisikan setan
143 Hanya peduli, bukannya ada hati
144 Perpaduan yang sempurna
145 Terima kasih, Ma
146 High heels versus pantofel
147 Panas dingin
148 Perjuangan untuk orang yang istimewa
149 Tolong aku
150 Nggak bisa tidur tanpa lo
151 Mala Rindu
152 Aldo
153 Cuma Modus
154 Mau apa lagi?
155 Kepiting matang
156 Satu permintaan
157 Cemburu?
158 Terlalu pemalu
159 Ketahuan
160 Satu syarat
161 Mau sih, tapi malu
162 Kamu di mana, Sayang?
163 Bercak darah
164 Bocah asing
165 Secercah cahaya
166 Mau aku bantu?
167 Jangan buat aku hancur
168 Aku mencintaimu
169 Sini aku bantu (Bonchap)
170 Seperti dapat berkah (Bonchap)
171 Menyatukan Cinta
Episodes

Updated 171 Episodes

1
Kecelakaan
2
Yatim piatu
3
Jomblowati
4
Bisik di telinga
5
Juan
6
Cinta bertepuk sebelah tangan
7
Perubahan sikap
8
Pemandangan mencengangkan
9
Terbongkar
10
Terima kasih untuk malam ini
11
Suara syahdu
12
Takut
13
Insiden di mini market
14
Sebuah tawaran
15
Oh No!
16
Keputusan tanpa pikir panjang
17
Siap bekerja
18
Penyambutan luar biasa
19
Berhasil menipu
20
Sebuah gigitan
21
Merasa sendirian (Rindu Juan)
22
Bukan lelaki lemah
23
Pertemuan tak terduga
24
Di mana Naura?
25
Senjata makan tuan
26
Balas dendam
27
Siapa nama Lo?
28
Seperti maling tertangkap basah
29
Pelajaran
30
Lelah
31
Tertidur pulas
32
Pijatan di kaki
33
Melukis pulau di atas bantal
34
Bidadari turun dari loteng
35
Balikin pisang gue!
36
Tidak!
37
Lo ngetawain gue
38
Cewek nggak ada ahlak
39
Ciuman pertama
40
Ini hanya ujian
41
Anugerah tak terduga
42
Pembalasan
43
Doooor!!!!
44
Menangis lah
45
Di bawah selimut
46
Mangkuk bubur
47
Tujuh kucing
48
Nggak boleh bantah!
49
Es krim
50
Empat gadis
51
Lowbat
52
Jadi Ustadzah
53
Kontrak
54
Denda
55
Awas naksir
56
Terpesona
57
Gila?
58
Sepatu sebelah
59
Berdarah
60
Paranoid
61
Jalan pakai kaki gue
62
Mobil
63
Ayo Buruan
64
Suasana tak nyaman
65
Pengorbanan Sia-sia
66
Nggak Jadian
67
Kenangan di restoran
68
Naura
69
Kehilangan pasien
70
Menemukan pasiennya
71
Cie cie
72
Mas Ikuuuuut
73
Cowok nggak peka
74
Kayak bini gue aja
75
Gini-gini doang
76
Salon
77
Baper
78
Pesta
79
Kan ada aku
80
Makasih udah cemasin gue
81
Ucapan Selamat
82
Menunda untuk kesekian kalinya
83
Secangkir kopi
84
Mati bersamamu
85
Terjebak
86
Tertangkap basah
87
Kedatangan Mertua
88
Penjelasan
89
Enam bulan
90
Gosah ngarep
91
Panggil Mama
92
Simbol janji
93
Bisa, kan?
94
Menantu sementara
95
Malu nggak ketulungan
96
Sesuai ekspektasi
97
Kasur lipat
98
Aku lapar
99
Jangan libatkan hati dan perasaan
100
Menginap
101
Kompak
102
Sarapan bertiga
103
Toko perhiasan
104
Es Boba
105
Mencintaimu dalam diam
106
Permintaan Naura
107
Perlakuan Manis
108
Seperti Tersengat
109
Tak Waras
110
Lupa
111
Kecewa
112
Salah paham
113
Ketahuan
114
Sedikit tidak rela
115
Iblis betina
116
Pernyataan mengejutkan
117
Kecewa
118
Kelimpungan
119
Telah Berakhir
120
Kafe
121
Foto Candid
122
Yang suami Amara itu siapa?
123
Hanya batu kali
124
Kejadian di panti asuhan
125
Kehilangan jejak
126
Tangan lembut dan dingin
127
Gue Capek
128
Aturan Baskoro
129
Khawatir
130
Terjebak situasi
131
Merasa terancam
132
Kembali di titik awal
133
Otak nggak ada akhlak
134
Sadar Diri
135
Sok tau
136
Satu Paket
137
Provokasi
138
Aku yang membantumu berdiri, dia yang kau ajak berlari
139
Sandiwara yang nyata
140
Iya, aku suka
141
Bantal guling
142
Bisikan setan
143
Hanya peduli, bukannya ada hati
144
Perpaduan yang sempurna
145
Terima kasih, Ma
146
High heels versus pantofel
147
Panas dingin
148
Perjuangan untuk orang yang istimewa
149
Tolong aku
150
Nggak bisa tidur tanpa lo
151
Mala Rindu
152
Aldo
153
Cuma Modus
154
Mau apa lagi?
155
Kepiting matang
156
Satu permintaan
157
Cemburu?
158
Terlalu pemalu
159
Ketahuan
160
Satu syarat
161
Mau sih, tapi malu
162
Kamu di mana, Sayang?
163
Bercak darah
164
Bocah asing
165
Secercah cahaya
166
Mau aku bantu?
167
Jangan buat aku hancur
168
Aku mencintaimu
169
Sini aku bantu (Bonchap)
170
Seperti dapat berkah (Bonchap)
171
Menyatukan Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!