Keputusan tanpa pikir panjang

"Tante, ditensi itu nggak pakai jarum suntik kok," ucap Amara mencoba menenangkan. Senyumnya pun terukir tulus, sementara tangannya bergerak pelan mengusap tangan Winda yang dingin dan gemetaran. Amara bisa memastikan jika wanita itu benar-benar ketakutan.

Lalu untuk apa dia kemari? Pertanyaan itu masih berputar-putar di kepala Amara ingin segera mendapatkan jawaban. Tapi hal itu tak penting. Bagaimanapun juga, kesehatan ibu sahabatnya itu yang utama. Lagipula terlalu banyak ingin tahu tak baik juga untuk kesehatan pikirannya.

Kini Winda merasa jauh lebih tenang usai Amara meyakinkan. Ia pun mengangguk dan pasrah, membiarkan Amara memeriksa tekanan darahnya.

Winda memperhatikan bagaimana Amara dengan cekatan memeriksanya dengan sabar dan telaten. Tangannya yang sehalus sutra begitu lembut saat menyentuh, menimbulkan sensasi nyaman.

"Tante seberapa pusing?" tanya Amara sembari melepas alat tensi itu.

"Sedikit." Winda menjawab singkat.

Amara menyimpan kembali alat tensinya. "Tekanan darah tante sedikit lebih tinggi, mungkin itu yang membuat kepala Tante pusing." Amara menjelaskan sambil menatap Winda. "Tekanan darah tinggi di sebut juga hipertensi tante, dan beresiko besar jika dibiarkan berlarut-larut."

"Beresiko besar bagaimana?"

"Bisa menimbulkan penyakit lainnya, seperti serangan jantung, stroke, gangguan ginjal bahkan kebutaan."

"Hah!" pekik Winda penuh keterkejutan. Wanita itu membulatkan matanya lebar-lebar. Bayangan mengerikan terlintas begitu saja di kepalanya. Jantung! Stroke! Gagal ginjal! Buta! Astaga, aku belum mau mati, Tuhan ,,, selamatka lah aku dari semua itu ...!

"Tante," panggil Amara pada Winda yang masih bengong dengan mulut yang ternganga.

"Ih Mara, jangan nakut-nakuti tante, ah!" teriak Winda dengan nada ngeri.

"Mara bukannya mau nakuti Tante, Mara cuma menjelaskan agar Tante bisa melakukan pencegahan." Amara diam sejenak. "Apa tante sedang banyak pikiran?"

"Maksud kamu?" Winda bertanya dengan kening berkerut bingung.

"Maksud Mara, pemicu hipertensi bisa dari makanan, atau pikiran yang membuat seseorang tertekan."

"Enggak kok, Tante nggak ada pikiran. Bukankah kau tahu, hidup Tante itu terlalu bahagia untuk dipikirkan hingga membuat Tante tertekan, Amara, hahaha!" tutur Winda diikuti tawanya yang terdengar garing. Andai saja kamu tahu, kamulah yang jadi beban pikiran Tante, Amara! geram Winda dalam hatnyai.

"Tante, apa Tante sering chek - up?"

"Tante merasa baik-baik saja, makanya Tante jarang chek-up," jawab Winda ketus sambil mengangkat dagunya.

"Tante, kalau Mara boleh kasih saran, mulai sekarang usahakan Tante sering-sering chek-up. Sebab, mencegah itu lebih baik dari mengobati. Apa lagi untuk Tante yang takut dengan jarum suntik. Orang yang sakit sudah pasti akan bersahabat dengan jarum suntik. Tante mau, setiap hati harus merasakan sakitnya sentuhan jarum ini?" tanya Amara dengan nada peringatan sembari menunjukkan jarum suntik yang masih dalam kemasan.

Winda langsung menatap ngeri pada jarum itu. Dia benar-benar merasa sial hari ini. Ternyata keputusannya untuk datang dan memberi Amara sebuah peringatan merupakan kesalahan terburuk baginya.

Bukannya berhasil memberi peringatan pada Amara, justru malah gadis itulah yang memberikan peringatan padanya.

"Tante bisa minum obat, kan? Amara kasih obat untuk menurunkan tekanan darah ya, mau kan?"

"Terserah kau sajalah," jawab Winda cepat, berharap bisa segera pergi dari tempat mencekam itu segera.

Amara bergegas bangkit dan melangkah menuju lemari obat. Agak lama dia mencari-cari sesuatu di sana.

"Bisa lebih cepat tidak?" Winda yang sudah tak sabaranpun bertanya. "Saya sedang buru-buru, sekarang. Ada urusan yang lebih penting dari ini."

Amara hanya tersenyum, lalu melangkah kembali ke kursinya dengan dua macam obat di tangan.

"Ini Tante, diminum tiga kali sehari setelah makan ya," tutur Amara sembari menyerahkannya pada Winda.

"Berapa ini?" tanya Winda sembari meraih obat itu.

"Gratis tante," Amara menjawab sembari tersenyum.

"Kok gratis, si?" tanya Winda dengan nada protes. Ia menatap bungkus obat itu sambil membolak-balik, seolah-olah tengah menelitinya. "Tante kan bukan orang miskin, jadi nggak layak dapat bantuan obat."

"Itu obat generik kok, tante," jelas Amara.

"Hah! Kamu kasih saya obat generik?" Winda berdecak tak percaya.

"Maaf tante, bukan maksud Amara menghina tante. Tapi stok obat paten untuk hipertensi disini sedang kosong. Kalau tante mau bersabar, Amara ambil dulu ke gudang penyimpanan obat ya, tapi agak lama karena tempatnya agak jauh."

Winda memberengut mendengar penjelasan Amara. Benar-benar pilihan yang sama-sama tidak mengenakkan.

"Tapi obat generik juga bagus kok, Tante." Amara menjelaskan cepat, seolah tahu kebimbangan yang Winda rasakan.

"Ya sudah, lah. Yang ini saja." Winda memasukkannya ke dalam tas. Lantas bangkit dari duduknya. " Permisi." Pamitnya singkat sambil berbalik badan, lalu melangkah menuju pintu untuk keluar.

"Tante Winda!" panggilan Amara yang seketika menghentikan langkah Winda. Wanita itu mengurungkan niat untuk membuka pintu.

Duh apa lagi si? gumam Winda cemas dalam hati sambil menggigit bibir.

Berdehem kecil, Winda pun memutar tubuhnya menghadap ke arah Amara. "Ada apa?" tanyanya kemudian dengan wajah datar.

Tak nyaman berbicara dari jarak jauh, Amara lantas bangkit dan melangkah mendekati Winda.

"Tante," sebut Amara saat ia sudah berdiri di depan Winda. Ia menatap Winda dengan penuh keseriusan. "Amara tahu, maksud tujuan Tante datang kemari bukan untuk ini, kan?" tanyanya dengan maksud tersirat.

Sedikit terkejut, Winda langsung memalingkan wajahnya menghindari bersitatap dengan Amara.

"Tante, Amara tegaskan sekali lagi, hubungan saya dengan Juan murni sebagai sahabat saja. Tidak pernah lebih. Dan tante tidak perlu khawatir, karena ini hari terakhir Amara bekerja di sini."

Winda sontak menoleh dan menatap Amara dengan wajah penasaran. "Memangnya kamu mau kemana? Kau tidak mungkin menikah mendadak, atau pergi ke luar negeri, kan?"

"Saya mendapat tawaran sebuah pekerjaan. Saya akan merawat seorang pasien dan tinggal di rumah beliau."

Winda tersenyum remeh. "Baguslah kalau begitu," ucapnya dengan acuh. "Kalau gitu Tante permisi. Nggak ada alasan lagi buat Tante lama-lama berada di sini," tegasnya dengan nada angkuh, lantas berlalu pergi dari tempat itu dengan tergesa.

Kini tinggal Amara seorang di ruangan itu, tertegun heran dengan sikap Winda yang selalu membencinya hanya karena latar belakang dia yang seorang gadis yatim piatu.

"Astaghfirullah!" Sebut Amara saat dirinya tersadar oleh sesuatu yang menurutnya keliru. "Apa yang sudah kukatakan tadi?"

Amara menyeret kakinya yang tiba-tiba lemas menuju kursi lalu duduk di sana. Ia menghela nafas dalam. Tangannya bergerak memijat keningnya yang tiba-tiba pening.

Wajah Amara tampak pucat menyadari kesalahannya. Lagi-lagi ia mengambil keputusan tanpa berpikir panjang. Pertemuan singkat dengan Winda membuatnya merubah keputusannya yang sudah ia pikirkan matang-matang semalam.

Begadangnya semalaman suntuk itu sia-sia hanya karena sikapnya sendiri yang suka mengambil keputusan tanpa pikir panjang.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Eny Budi Lestari

Eny Budi Lestari

keputusan yang sudah kita siapkan terkadang itu adalah hal yang kurang tepat😂😂 contohnya aku klau mau belanja dri rumah udah ancang" mau belanja apa aja tpi begitu smpai di tempat tujuan mlah lebih bnyak putar haluan dan ambil barang tidak sesuai dengan catatan di kepalaku😂😂😂😂

2021-03-24

1

lihat semua
Episodes
1 Kecelakaan
2 Yatim piatu
3 Jomblowati
4 Bisik di telinga
5 Juan
6 Cinta bertepuk sebelah tangan
7 Perubahan sikap
8 Pemandangan mencengangkan
9 Terbongkar
10 Terima kasih untuk malam ini
11 Suara syahdu
12 Takut
13 Insiden di mini market
14 Sebuah tawaran
15 Oh No!
16 Keputusan tanpa pikir panjang
17 Siap bekerja
18 Penyambutan luar biasa
19 Berhasil menipu
20 Sebuah gigitan
21 Merasa sendirian (Rindu Juan)
22 Bukan lelaki lemah
23 Pertemuan tak terduga
24 Di mana Naura?
25 Senjata makan tuan
26 Balas dendam
27 Siapa nama Lo?
28 Seperti maling tertangkap basah
29 Pelajaran
30 Lelah
31 Tertidur pulas
32 Pijatan di kaki
33 Melukis pulau di atas bantal
34 Bidadari turun dari loteng
35 Balikin pisang gue!
36 Tidak!
37 Lo ngetawain gue
38 Cewek nggak ada ahlak
39 Ciuman pertama
40 Ini hanya ujian
41 Anugerah tak terduga
42 Pembalasan
43 Doooor!!!!
44 Menangis lah
45 Di bawah selimut
46 Mangkuk bubur
47 Tujuh kucing
48 Nggak boleh bantah!
49 Es krim
50 Empat gadis
51 Lowbat
52 Jadi Ustadzah
53 Kontrak
54 Denda
55 Awas naksir
56 Terpesona
57 Gila?
58 Sepatu sebelah
59 Berdarah
60 Paranoid
61 Jalan pakai kaki gue
62 Mobil
63 Ayo Buruan
64 Suasana tak nyaman
65 Pengorbanan Sia-sia
66 Nggak Jadian
67 Kenangan di restoran
68 Naura
69 Kehilangan pasien
70 Menemukan pasiennya
71 Cie cie
72 Mas Ikuuuuut
73 Cowok nggak peka
74 Kayak bini gue aja
75 Gini-gini doang
76 Salon
77 Baper
78 Pesta
79 Kan ada aku
80 Makasih udah cemasin gue
81 Ucapan Selamat
82 Menunda untuk kesekian kalinya
83 Secangkir kopi
84 Mati bersamamu
85 Terjebak
86 Tertangkap basah
87 Kedatangan Mertua
88 Penjelasan
89 Enam bulan
90 Gosah ngarep
91 Panggil Mama
92 Simbol janji
93 Bisa, kan?
94 Menantu sementara
95 Malu nggak ketulungan
96 Sesuai ekspektasi
97 Kasur lipat
98 Aku lapar
99 Jangan libatkan hati dan perasaan
100 Menginap
101 Kompak
102 Sarapan bertiga
103 Toko perhiasan
104 Es Boba
105 Mencintaimu dalam diam
106 Permintaan Naura
107 Perlakuan Manis
108 Seperti Tersengat
109 Tak Waras
110 Lupa
111 Kecewa
112 Salah paham
113 Ketahuan
114 Sedikit tidak rela
115 Iblis betina
116 Pernyataan mengejutkan
117 Kecewa
118 Kelimpungan
119 Telah Berakhir
120 Kafe
121 Foto Candid
122 Yang suami Amara itu siapa?
123 Hanya batu kali
124 Kejadian di panti asuhan
125 Kehilangan jejak
126 Tangan lembut dan dingin
127 Gue Capek
128 Aturan Baskoro
129 Khawatir
130 Terjebak situasi
131 Merasa terancam
132 Kembali di titik awal
133 Otak nggak ada akhlak
134 Sadar Diri
135 Sok tau
136 Satu Paket
137 Provokasi
138 Aku yang membantumu berdiri, dia yang kau ajak berlari
139 Sandiwara yang nyata
140 Iya, aku suka
141 Bantal guling
142 Bisikan setan
143 Hanya peduli, bukannya ada hati
144 Perpaduan yang sempurna
145 Terima kasih, Ma
146 High heels versus pantofel
147 Panas dingin
148 Perjuangan untuk orang yang istimewa
149 Tolong aku
150 Nggak bisa tidur tanpa lo
151 Mala Rindu
152 Aldo
153 Cuma Modus
154 Mau apa lagi?
155 Kepiting matang
156 Satu permintaan
157 Cemburu?
158 Terlalu pemalu
159 Ketahuan
160 Satu syarat
161 Mau sih, tapi malu
162 Kamu di mana, Sayang?
163 Bercak darah
164 Bocah asing
165 Secercah cahaya
166 Mau aku bantu?
167 Jangan buat aku hancur
168 Aku mencintaimu
169 Sini aku bantu (Bonchap)
170 Seperti dapat berkah (Bonchap)
171 Menyatukan Cinta
Episodes

Updated 171 Episodes

1
Kecelakaan
2
Yatim piatu
3
Jomblowati
4
Bisik di telinga
5
Juan
6
Cinta bertepuk sebelah tangan
7
Perubahan sikap
8
Pemandangan mencengangkan
9
Terbongkar
10
Terima kasih untuk malam ini
11
Suara syahdu
12
Takut
13
Insiden di mini market
14
Sebuah tawaran
15
Oh No!
16
Keputusan tanpa pikir panjang
17
Siap bekerja
18
Penyambutan luar biasa
19
Berhasil menipu
20
Sebuah gigitan
21
Merasa sendirian (Rindu Juan)
22
Bukan lelaki lemah
23
Pertemuan tak terduga
24
Di mana Naura?
25
Senjata makan tuan
26
Balas dendam
27
Siapa nama Lo?
28
Seperti maling tertangkap basah
29
Pelajaran
30
Lelah
31
Tertidur pulas
32
Pijatan di kaki
33
Melukis pulau di atas bantal
34
Bidadari turun dari loteng
35
Balikin pisang gue!
36
Tidak!
37
Lo ngetawain gue
38
Cewek nggak ada ahlak
39
Ciuman pertama
40
Ini hanya ujian
41
Anugerah tak terduga
42
Pembalasan
43
Doooor!!!!
44
Menangis lah
45
Di bawah selimut
46
Mangkuk bubur
47
Tujuh kucing
48
Nggak boleh bantah!
49
Es krim
50
Empat gadis
51
Lowbat
52
Jadi Ustadzah
53
Kontrak
54
Denda
55
Awas naksir
56
Terpesona
57
Gila?
58
Sepatu sebelah
59
Berdarah
60
Paranoid
61
Jalan pakai kaki gue
62
Mobil
63
Ayo Buruan
64
Suasana tak nyaman
65
Pengorbanan Sia-sia
66
Nggak Jadian
67
Kenangan di restoran
68
Naura
69
Kehilangan pasien
70
Menemukan pasiennya
71
Cie cie
72
Mas Ikuuuuut
73
Cowok nggak peka
74
Kayak bini gue aja
75
Gini-gini doang
76
Salon
77
Baper
78
Pesta
79
Kan ada aku
80
Makasih udah cemasin gue
81
Ucapan Selamat
82
Menunda untuk kesekian kalinya
83
Secangkir kopi
84
Mati bersamamu
85
Terjebak
86
Tertangkap basah
87
Kedatangan Mertua
88
Penjelasan
89
Enam bulan
90
Gosah ngarep
91
Panggil Mama
92
Simbol janji
93
Bisa, kan?
94
Menantu sementara
95
Malu nggak ketulungan
96
Sesuai ekspektasi
97
Kasur lipat
98
Aku lapar
99
Jangan libatkan hati dan perasaan
100
Menginap
101
Kompak
102
Sarapan bertiga
103
Toko perhiasan
104
Es Boba
105
Mencintaimu dalam diam
106
Permintaan Naura
107
Perlakuan Manis
108
Seperti Tersengat
109
Tak Waras
110
Lupa
111
Kecewa
112
Salah paham
113
Ketahuan
114
Sedikit tidak rela
115
Iblis betina
116
Pernyataan mengejutkan
117
Kecewa
118
Kelimpungan
119
Telah Berakhir
120
Kafe
121
Foto Candid
122
Yang suami Amara itu siapa?
123
Hanya batu kali
124
Kejadian di panti asuhan
125
Kehilangan jejak
126
Tangan lembut dan dingin
127
Gue Capek
128
Aturan Baskoro
129
Khawatir
130
Terjebak situasi
131
Merasa terancam
132
Kembali di titik awal
133
Otak nggak ada akhlak
134
Sadar Diri
135
Sok tau
136
Satu Paket
137
Provokasi
138
Aku yang membantumu berdiri, dia yang kau ajak berlari
139
Sandiwara yang nyata
140
Iya, aku suka
141
Bantal guling
142
Bisikan setan
143
Hanya peduli, bukannya ada hati
144
Perpaduan yang sempurna
145
Terima kasih, Ma
146
High heels versus pantofel
147
Panas dingin
148
Perjuangan untuk orang yang istimewa
149
Tolong aku
150
Nggak bisa tidur tanpa lo
151
Mala Rindu
152
Aldo
153
Cuma Modus
154
Mau apa lagi?
155
Kepiting matang
156
Satu permintaan
157
Cemburu?
158
Terlalu pemalu
159
Ketahuan
160
Satu syarat
161
Mau sih, tapi malu
162
Kamu di mana, Sayang?
163
Bercak darah
164
Bocah asing
165
Secercah cahaya
166
Mau aku bantu?
167
Jangan buat aku hancur
168
Aku mencintaimu
169
Sini aku bantu (Bonchap)
170
Seperti dapat berkah (Bonchap)
171
Menyatukan Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!