Saat fajar menjelang.m nampak kedua wanita itu masih tertidur pulas, karena hari ini mereka libur kerja.
"Tok tok tok ...."
suara pintu rumah Bella diketuk oleh seseorang.
"Aduh siapa sih yang pagi-pagi begini bertamu." guman Bella dengan suara liriknya pada posisi yang belum tersadar sepenuhnya.
"Ada apa Bell." ucap vanila yang juga belum tersebut tersadar dari tidurnya.
"Ada tamu." jawab Bella yang malas untuk bangun.
"Sebaiknya kau buka pintu itu karena mungkin dia tamu penting." jawab Vanilla yang kemudian melanjutkan tidurnya.
"Kenapa tidak kau saja Van." jawab Bella kepada vanila, yang kemudian melanjutkan aktifitas tidurnya.
Beberapa saat kemudian...
Tok..
Tok..
pintu rumah Bella terus diketuk yang membuat kedua gadis itu terbangun.
"Ya!" seru Bella yang kemudian bangun dan mencoba untuk membuka matanya.
ceklek...
suara pintu yang terbuka
Terlihat di sana seorang pria berjas hitam yang sudah berdiri di depan rumah Bella, berdiri dengan posisi yang memunggungi Bella.
"Iya ada apa?" tanya Bella kepada pria itu, sesaat kemudian pria itu langsung berbalik dan menatap Bella.
"Apakah kamu masih mengenal ku?" tanya pria itu kepada Bella, yang melihat Bella masih berantakan.
Sesaat kemudian terlihat Bella mengingat-ingat pria yang ada di depannya.
Dua detik kemudian...
Sesaat kemudian nampak Bella mengingat-ingat dengan pria yang ada di hadapannya. Sontak hal itu membuat Bella langsung menutup pintunya dan membukanya kembali.
"Maaf Tuan, tunggu sebentar! sebaiknya Tuan tunggu sebentar! aku akan cuci muka dahulu!" seru Bella yang kemudian berlari menuju kamar mandinya.
"Kenapa pria tua itu harus kemarin sekarang." gerutu Bella saat dia mencuci mukanya.
5 menit kemudian...
Nampak Bella telah keluar dari kamar mandinya dan sudah mencuci mukanya, dan mempersilahkan pria itu untuk masuk ke rumahnya.
"Silahkan masuk Tuan." ucap Bella yang mempersilahkan pria itu untuk masuk.
"Apakah seorang wanita kelakuannya harus seperti ini! sudah siang bolong masih tidur terlelap." sindir pria itu kepada Bella.
Hal itu membuat Bella menjadi malu seketika.
"Sudahlah Tuan! kami ini orang miskin yang harus bekerja dengan memeras keringat! enak Tuan kerjaannya hanya jalan-jalan saja! sedangkan kami...," gerutu Bella yang berkata dengan seenak jidatnya.
"Ternyata sikapmu sangat berbeda dengan kemarin." guman pria tua itu kepada Bella.
"Kemarin saya sangat kaget Tuan dengan surat yang saya terima, bagaimana Tidak.. saya tiba-tiba mendapatkan surat penyegelan rumah dan diminta untuk melunasi hutang-hutang setinggi gunung, berjalan ke gunung saja sudah capek apalagi melunasinya." jawab Bella yang membuat pria berjas itu tampak ingin tertawa, namun di tahan karena tidak ingin terlihat seperti orang bodoh.
"Namaku adalah Ridwan, siapa namamu?" tanya pria setengah baya itu kepada Bella.
"Nama panjang atau pendek paman." jawab Bella yang membuat pria tua itu nampak sedikit kesal.
"Siapa nama kepanjangan mu?" tanya paman Ridwan kepada Bella.
"Nama saya adalah Isabella Marina." jawab Bella yang kemudian menatap pria yang ada dihadapannya.
"Oh ya Paman boleh bertanya tidak?" tanya Bella.
"Ada apa." jawab Paman Ridwan.
"Paman matanya sakit ya, masa masuk ke rumahku masih memakai kacamata hitam." guman Bella yang membuat pria setengah baya itu nampak ingin sedikit marah.
"Kalau iya kenapa." Jawab Paman Ridwan.
"Ya enggak gitu.. masak pagi buta seperti ini tidak ada sinar matahari Paman memakai kacamata, apa lagi masuk ke rumahku." ucap Bella yang membuat pria setengah baya itu tidak mampu untuk berdebat lagi.
"Kelihatannya wanita ini akan bisa membeku keangkuhan tuan Antonio." guman Paman Ridwan dalam hati.
"Lalu apa yang Paman lakukan di pagi buta seperti ini?" tanya Bella kepada pria tua itu.
"Tentu aku akan menagih janjimu kepada ku!" seru pria tua itu kepada Bella.
"Aku akan menerima perjanjian itu Paman, tapi apa syarat-syarat yang harus aku lakukan dan tidak boleh aku lakukan?" tanya Bella kepada pria tua itu.
Beberapa saat kemudian akhirnya Paman Ridwan menceritakan semua syarat-syarat dan apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh, nampak Bella mengangguk dan menyetujui permintaan pria setengah tua.
"Toh aku cuma jadi perawat orang sakit saja kan, tidak ada jeleknya." guman Bella dalam hati.
Setelah dia menyetujui perjanjian itu nampak sesaat kemudian pria tua itu mengajak Bella untuk pindah ke rumah majikan.
"Tapi kan aku setiap hari bisa berangkat dari rumah paman, kenapa aku harus pindah ke sana?" tanya Bella kepada Paman Ridwan.
"Apakah kau tidak membaca isi surat perjanjian itu?" tanya Paman Ridwan kepada Bella.
"Sebaiknya kau setujui saja Bella, aku akan menjaga rumah ini.. toh kos-kosan ku juga akan aku tinggalkan!" seru Vanilla yang datang dari kamar mandi.
Akhirnya Bella setuju untuk pindah rumah dengan pria tua itu.
40 menit kemudian....
Bella telah sampai sebuah rumah besar bagaikan rumah kerajaan yang ada di film-film drama.
Paman Ridwan langsung mengajak Bella untuk masuk ke rumah besar itu. di sana berdiri para pelayan yang sedang menunggu kedatangan pria tua itu.
"Oh ya Paman! Apakah aku akan memakai pakaian seperti mereka?" tanya Bella kepada Paman Ridwan.
"Kau tidak akan memakai pakaian seperti mereka! Karena kau akan merawat pemilik rumah ini!" seru Paman Ridwan kepada Bella.
Nampak Bella terlihat sangat santai karena yang ada dipikirannya dia akan merawat seorang kakek tua atau nenek tua, tidak terlintas di pikirannya bahwa dia akan mendapatkan kejutan yang sangat besar.
"Selamat datang tuan Ridwan!" seru para pelayan yang berdiri menerima kedatangan pria tua itu.
"Ini rumah apa istana ya." guman Bella dalam hati saat melihat rumah yang ada di hadapannya.
"Apakah Tuan kalian baik-baik saja?" tanya Paman Ridwan kepada para pelayan yang ada di rumah megah itu.
"Tuan habis mengamuk." jawab para pelayan itu.
"Baiklah kalau begitu, kalian pergilah!" seru Paman Ridwan yang kemudian mengajak Bella masuk kedalam rumah besar itu.
Di sana terdapat guci guci besar, keramik marmer yang begitu indah.. hiasan dinding dan lukisan yang bernilai jutaan. dan sofa yang sangat besar.
"Kalau ini mah rumah Sultan." guman Bella yang mengikuti langkah kaki pria tua itu.
"Oh ya paman, di mana orang tua yang akan aku rawat?" tanya Bella kepada Paman Ridwan.
"Pria tua?" tanya Paman Ridwan.
"Iya dia kakek atau nenek yang akan ku rawat." tanya Bella yang membuat Paman Ridwan nampak sedikit bingung.
"Jadi.. Dia mengira kalau orang yang akan dia rawat adalah orang tua, jadi gadis ini tidak membaca isi surat perjanjian itu ya." guman Paman Ridwan dalam hati sambil menatap gadis muda yang ada di depannya.
"Masuklah kau akan bertemu dengannya." seru Paman Ridwan yang kemudian mengajak Bella masuk ke sebuah ruangan.
"Mulai sekarang kau akan berada di sini dan kau akan merawat pemilik rumah ini 24 jam." seru Paman Ridwan yang kemudian meletakkan baju-baju Bella.
"Ini kamar siapa Paman?" tanya Bella kepada pria tua itu.
"Mulai sekarang kau akan tidur di sini." jawab Paman Ridwan kepada Bella, nampak Bella melihat ruangan besar yang ada dihadapannya.
"Segera kau mandi, setelah itu aku tunggu di ruang bawah, karena Mulai detik ini kau akan merawat dia!" seru Paman Ridwan yang kemudian meninggalkan Bella di kamar yang telah dia tunjukkan.
Nampak Bella begitu melongoh dengan kamar yang ada di hadapannya.
"Ini kamar apa rumah? kamar segede rumahku gini." guman Bella yang kemudian meletakkan tasnya dan membuka lemari pakaian.
Beberapa menit kemudian nampak Bella sedang melakukan aktivitas mandi di kamar baru, di rumah barunya dengan pekerjaan baru.
Nampak Bella menatap cermin besar yang ada di kamarnya, gadis itu memakai kaos dan celana selutut hal itu yang biasa Bella lakukan saat bersantai di rumah.
Bella keluar dengan penampilan santainya, sesaat kemudian nampak Bella yang ada di tangga ditatap oleh pria setengah tua itu.
"Gadis ini begitu cantik, bahkan gadis ini mempunyai kepribadian yang sangat kuat." guman Paman Ridwan yang melihat Bella turun dari tangga.
Pria itu menatap Bella dari atas sampai ke bawah, sederhana itulah yang ada di fikiran pria tua itu.
Beberapa saat kemudian nampak suara teriakan yang datang dari lantai atas dekat kamar Bella.
"Aaaaaaa....," suara teriakan seorang pria yang sangat kencang saat Paman Ridwan mendengar teriakan itu.
Dengan segera pria tua itu langsung bergegas menuju kamar yang ada di lantai 2.
"Siapa sih yang teriak-teriak seperti Tarzan saja." guman Bella yang kemudian berlari mengikuti Paman Ridwan.
Terlihat di sana Paman Ridwan telah membuka pintu yang berada di sebelah kamar Bella.
"Brakk....," suara pintu yang dibuka secara kasar oleh Paman Ridwan.
Nampak di sana ada seorang pria yang sedang terbaring di tempat tidur king size.
"Bella, cepat kau ambil peralatan itu dan obat yang ada di sana. serta kau cari air untuk membersihkan tubuh pria ini." seru Paman Ridwan yang kemudian berlari menghampiri seorang pria yang sedang marah di atas tempat tidur king size itu.
"Antonio, sadarlah!" seru Paman Ridwan yang mencoba untuk menenangkan pria itu.
Nampak Bella yang sudah berada di dekat Paman Ridwan dia menatap sosok pria yang ada di hadapannya.
"Tampan." guman Bella yang kemudian menatap lekat pria yang ada di atas tempat tidur itu.
"Bella, segera kau buka seluruh pakaiannya dan kau bersihkan!" seru paman Ridwan kepada Bella. Hal itu membuat Bella langsung melotot.
"Yang benar saja paman! aku harus menelanjangi pria tampan ini, kau kira aku ini wanita gila apa!" seru Bella yang tidak terima atas perintah yang diberikan oleh Paman Ridwan.
"Apa yang kau katakan, kau Sudah menandatangani perjanjian itu kan. dia adalah pria yang akan kau kau urus, dia adalah pria yang harus kau rawat!" seru Paman Ridwan yang kemudian menyeret tangan Bella.
** bersambung **
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
susan
karya nya bagus aku sudah kadih bom like yuk dukung karyaku juga yang berjudul "syane dan minho"
2023-03-20
0
Cicih Sophiana
hmm gimana rasanya ya melihat cowo ganteng telanjang...😀gapapa thor bagus di selingin yg lucu",jd ga monoton ...
2021-11-09
0
Jumadin Adin
trus lanjut💪💪
2021-09-13
1