Memata-matai

Setelah mendengarkan perkataan Paman Ridwan, entah apa yang ada dipikiran Antonio. dia selalu mengecek di layar laptopnya untuk melihat semua aktivitas yang dilakukan oleh Bella. Bahkan setiap Bella ingin kemanapun, Antonio selalu memantau, apalagi jika berhubungan dengan seorang pria. dengan sangat arogan nya Antonio langsung memberikan tindakan yang sangat tegas, Antonio sudah bisa menerima Bella.. namun sikap angkuhnya tidak mengijinkan dirinya untuk mengakui perasaannya itu, gengsinya terlalu tinggi hingga membuatnya sering salah berbicara dan membuat Bella sakit hati.

Antonio merahasiakan kondisi tubuhnya yang sudah bisa bergerak hampir 70%, karena dia ingin mengikat Bella agar selalu bersamanya. Antonio menatap Bella dengan tatapan tak terkatakan, hanya Bella saja wanita yang tidak tertarik dengan harta yang dimiliki Antonio, bahkan saat Bella bersama dengannya pun.. gadis itu tidak pernah membicarakan mengenai uang ataupun hal yang bersifat mengenai harta. Hal itu membuat Antonio memandang Bella dengan pandangan yang spesial, namun dia tidak ingin perasaannya diketahui oleh orang lain termasuk oleh Bella sendiri, hal itu membuat rasa cemburu yang dimiliki untuk Bella dia simpan sendiri.

Pagi itu Antonio melihat layar laptopnya untuk mengecek CCTV yang ada hari rumahnya. Namun pagi itu.. betapa terkejutnya Antonio, saat Dokter Smith memberikan Bella beberapa tangkai mawar Merah.

"Apa yang dilakukan Dokter berengsek itu kepada istriku, Apakah dia tidak ingin hidup apa." seru Antonio yang berbicara sendiri sambil menatap layar laptopnya.

Antonio langsung bergegas berdiri dari ranjangnya, karena dia ingin menghampiri Dokter Michelle Smith dan menghajarnya. Karena pria itu sudah berani mengatakan cinta pada sang istri. Namun beberapa saat kemudian, tiba-tiba Antonio tersadar dengan perbuatannya.

"Kalau aku tiba-tiba turun dari ranjang ku dan menuju tempat itu, maka rahasiaku bisa terbongkar dong. kalau sebenarnya aku sudah bisa berjalan." guman Antonio yang kemudian kembali keranjangnya, dan langsung memencet bel dari ruangannya untuk memanggil Bella.

"Tut tut tut." bel yang ada di ruangan Antonio dipencet oleh sang pemilik, hal itu membuat Bella langsung bergegas menuju tempat suara, sebelum itu Bella memberikan rangkaian bunga itu kepada Dokter Smith.

Sedangkan Antonio yang menatap kejadian itu dari layar laptopnya, bibirnya tiba-tiba tersenyum.

"Awas ya, kalau aku sudah menemukan waktu yang tepat.. pasti akan kuberi Kau pelajaran." guman Antonio sambil menatap layar laptopnya.

Tak lama kemudian

Bella mengetok pintu kamar Antonio dan memasukinya.

"Apa yang ingin tuan lakukan?" tanya Bella kepada Antonio.

Sebenarnya Antonio merasa risih dipanggil Bella dengan sebutan Tuan, tapi karena rasa gengsi dan egoisnya terlalu tinggi. hal itu membuat Antonio mengiyakannya.

"Kau dari mana saja?" tanya Antonio kepada Bella.

"Aku dari dapur, mau makan." jawab Bella.

"Mulai sekarang, kalau kau makan kau bawa ke sini. setelah kau makan.. baru kau menyuapiku." seru Antonio sambil menatap layar laptopnya.

"Mengapa aku harus makan di sini? kan dibawa ada meja makan." jawab Bella.

"Pokoknya kau jangan langgar perintahku ataupun menentang ucapan ku, aku tidak suka." seru Antonio.

"Lalu kau mau apa, Tuan?" tanya Bella lagi sambil menghela nafasnya.

"Ambilkan aku... ah tidak, tidak jadi, kau tunggu saja di sini. Apakah tadi kau sudah memasak?" tanya Antonio.

"Sudah, memangnya kenapa?" tanya Bella. Sesaat kemudian nampak Antonio mengambil ponselnya dan menelpon salah satu pembantu yang ada di dapur, untuk membawa masakan Bella untuk dibawa ke ruangannya.

"Kau tidak usah menelpon mereka, biar aku yang akan mengambilkan makanan di dapur." ucap Bella yang kemudian hendak pergi dari kamar Antonio.

"Tidak usah! kau di sini saja, biar mereka membawakan makanan ke ruangan ini. Jangan-jangan itu hanya alasanmu untuk bertemu dengan Dokter Smith." ucap Antonio dengan nada yang tidak terlalu keras. hal itu membuat Bella langsung menatap wajah Antonio dan menyipitkan salah satu matanya.

"Apa maksudmu, Aku mencari alasan untuk bertemu dengan dokter Smith. kalau aku mau tinggal aku ke kamarnya atau menelpon dokter Smith untuk menemuiku, kenapa aku harus mencari alasan." jawab Bella dengan nada yang sangat mengganggu di telinga Antonio.

"Apa maksudmu? kau seharusnya jadi wanita jangan terlalu muda untuk digoda oleh seorang pria!" seru Antonio dengan suara yang mulai meninggi.

"Aku ini wanita lajang, bebas-bebas saja kan kalau aku mencari jodoh untuk diriku." jawabkan Bella yang masih berdiri dihadapan Antonio.

"Kau.." perkataan Antonio yg tak dilanjutkan, ingin sekali pria itu membekap mulut wanita yang dinikahinya secara kontrak. Namun apalah daya, keegoisan dan arogansi nya yang terlalu tinggi membuatnya hanya memandang Bella sebagai seorang istri kontrak.

"Kau ini wanita yang aku bayar untuk merawatku! kau tidak akan mampu untuk melunasi hutang seumur hidup." seru Antonio dengan suara yang menggelegar, hal itu membuat Bella langsung melotot dan menarik bantal yang ada di ranjang Antonio.

"Apa maksudmu!" seru Bella sambil memukul wajah Antonio dengan bantal yang diambil secara paksa dari ranjang Antonio.

"Aihhh.., sakit tahu! apa yang kulakukan? Kenapa kau memukulku seperti itu." seru Antonio sambil memegang wajahnya yang dipukuli oleh Bella dengan bantal miliknya.

"Kau ini pria yang sangat menjengkelkan, kalau aku tidak berhutang padamu dan kau tidak selalu mengancam akan memenjarakan ku. Pasti aku akan kabur malam hari dan menghilang dari rumah ini." jawab Bella dengan suara yang ikut meninggi.

"Apa maksudmu! jadi kau ingin kabur dari rumah ini? awas kalau kau berani melakukannya. akan kubuat kau menyesal." seru Antonio yang kemudian menggerakkan tubuhnya dan menarik Bella kepelukan nya.