Saat berjalan keluar menuju mobil Arina tak sengaja melihat orang yang dicintainya sedang menggandeng cewek lain dengan mesranya. Ia terus saja menatap laki laki itu, ia ingin memastikan agar yang ia lihat itu salah tapi semakin iya berjalan maka semakin jelas pula jika yang iya lihat itu tidak salah.
Karena kecepatan jalan Arnan yang dua kali lipat mengharuskan Arina mengejar langkah kaki Arnan dan kehilangan jejak orang yang membuat ia penasaran dan sakit.
Di dalam mobil Arnan yang terus memperhatikan perubahan raut wajah Arina yang berubah berfikir apa yang telah mengganggu pikiran gadis kecilnya itu.
" apakah iya memikirkan pacar ingusannya itu?, cih kurang ajar " batin Arnan yang merasa panas.
Setelah Arina sampai di apartemen ia pun segera turun dari dalam mobil tanpa menghiraukan Arnan dan semua barang yang ia belih. Itu semua yang membuat Arnan geram sekaligus emosi.
Esok harinya Arnan yang sibuk terus memikirkan Arina sigadis kecilnya itu. Ia tampak tak fokus seperti ada yang mengganjal pikirannya, iyapun segera menelpon Salim sang asistem pribadi.
Salim yang sudah ada diruangan kebesaran itu pun hanya diam melihat ekspresi wajah sang bos yang tidak bersahabat itu. Ia tak mau salah bicara karena kalau sampai begitu maka bonus bulanan akan hanyus begitu saja walaupun Arnan adalah sahabatnya.
" ada apa bos apakah ada sesuatu " tanya Salim yang sudah berdiri dari tadi.
" selidiki semua yang berkaitan dengan Arina sigadis kecil itu sekarang " jawab Arnan datar tak berekspresi.
" siap laksanakan bos " ujar Salim cepat dengan memberi hormat seperti hormat pada bendera.
Hanya memerlukan beberapa jam Salim sudah mengumpulkan dan mengorek berbagai informasi mengenai Arina beserta dengan jalan kehidupannya.
Arina yang terus saja melamun membayangkan apa yang dilihatnya kemarin sore di mall membuatnya sedikit pusing. Bahkan ia tak mengangkat telpon dari Dafa yang sudah berkali kali menghubunginya.
" kalau benar memang Dafa yang aku lihat kemarin maka saat itu juga semuanya sudah berakhir, aku tak mau jika dia jadikan aku sebagai palampiasannya " Arina berbicara sendiri.
" kata katanya saja yang manis, cih nyatanya dia berkhianat juga. jangan jangan selama aku pindah yah kelakuannya kayak gitu yah " Guman Arina yang sadar karena hp nya kembali bergetar.
" okey baiklah aku akan mengikuti permainanmu " kata Arina setelah melihat siapa yang sudah menelponnya.
" halo " ucap Arina
" halo sayang kamu ada dimana, kok baru sekarang ngangkat telponnya sih? " celoteh Dafa di balik telpon.
" enggak dimana mana kok " jawab Arina " aku tuh yang mau nanya sayang kamu kemana aja kemarin kok nggak angkat telpon aku " lanjut Arina sengaja menanyakan hal itu.
" oh itu sayang, kemarin itu aku di rumah saja lagi kurang fiks jadinya nggak ngabarin " jawab Dafa.
" cih pandai sekali anda berbohong, luar biasa jadi begini yah kelakuanmu selama ini " batin Arina yang sudah muak dengan kata kata manis Dafa.
" oh begitu yah sayang, nanti kita telponan lagi yah bye bye " jawab Arina kemudian mematikan telponnya.
Berbeda halnya dengan Arnan yang sudah naik pitam karena sedari tadi iya menelpon Arina tapi handphonenya selalu sibuk. Dengan keadaan marah iya melemparkan HP nya dan jatuh pas didepan kaki salim karena kebetulan saat itu Salim sudah masuk keruangan kebesaran Arnan.
" wah bos, rupanya bob menginginkan handpone baru lagi yah " ketus Salim.
" diam saja kamu " sahut Arnan lalu melemparkan pulpen pas mengenai kening Salim.
" apa kau sudah mencari tahu latar belakang Arina ? " tanya Arnan dengan wajah wajah seperti ingin memangsa jika lawannya sudah jengah.
" iya "
" katakan "
" katakan "
" woiiii katakan, loh mau tidak dapat gajian bulan ini hhe? "
Mendengar soal gajinya yang mau dipotong membuat Salim terciut. Bukan ia tidak mau mengatakan yang sebenarmya tapi ia rupanya takut jika bosnya itu mengamuk jika mengetahui sebagian informasi yang ia dapatkan.
Karena rasa takut ia pun mulai menjelaskan informasi yang ia dapatkan.
" Arina adalah putri dari Surya Jonathan dan Rika Jonathan seorang yang juga sangat berkuasa di kotanya. Dia berumur 17 tahun dan dia dulunya ternyata sangat nakal dan hanya mengahabiskan waktunya dengan berpacaran. Maka dari itulah kedua orang tuanya memindahkannya dan yang lebih mengejutkan adalah ternyata iya tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari tuan dan nyonya Jonathan " penjelasan panjang dari Salim
" Tuan dan nyonya Jonathan tidak menyanyangi Arina karena memang Arina bukanlah anak kandungnya, itulah sebabnya Arina tak menggunakan nama Jonathan diakhir namanya " lanjut Salim
Mendengar itu membuat Arnan merasa kasihan pada gadis kecilnya itu.
" lalu? "
" lalu apa? "
" kau benar benar tidak menginginkan gajimu bulan ini? "
" yah elah bos, kenapa ngancamnya selalu gaji gaji gaji sih " kata Salim.
" bagaemana reaksinya yah jika dia tahu kalau kekasih dari gadis yang disukainya itu adalah adiknya sendiri, tapi yah seharusnya memang bos ini sadar diri, usia juga beda jauh " batin Salim.
" Dia sudah pacaran dengan seorang yang juga seumuran dengannya sejak mereka kelas 10 SMA, Mereka satu sekolah hanya saja mereka beda kelas ".
" Cari tahu mengenai kekasihnya " kata Arnan
" kurasa tidak perlu mencari tahu tentang kekasihnya bos " ujar Salim.
" kenapa kau berkata seperti itu, apakah kau sudah tahu? katakan " lanjut Arnan dengan suara yang sudah meninggi.
Mendengar jika sang bos sudah mulai meninggikan suaranya membuat Salim merasa merinding walaupun mereka bersahabat tapi jika sudah emosi maka Sang sahabat sudah tak memandang buluh.
Ia pun akhirnya menceritakan informasi mengenai kekasih dari Arina. Arnan hanya diam membisu mendengarkan segala yang dibicarakan oleh Salim sang asisten pribadinya. Saat ia mulai membuka hatinya dengan seorang gadis kecil tapi kenapa orang terdekatnya yang harus memilikinya duluan.
Sangat susah iya menerima segala informasi yang telah didengarkannya. Memikirkannya saja iya seakan tak sanggup apalagi jika harus menjauhi gadis kecilnya itu demi sang adik yang juga menaruh rasa cinta.
Jam sudah menunjukkan pukul 22 : 30. Jam dimana sebagian orang sudah terlelap dalam tidurnya menikmati mimpi yang indah. Tapi berbeda dengan seorang pria yang sedang duduk di kursi kebesarannya iya sepertinya sedang gusar. Tubuh yang tinggi dan kekar nan tampan itu terus saja mengotak atik beberapa berkas sampai sampai tak sadar jam terus berjalan hingga menunjukkan pukul 00 : 30.
Setelah lama berkutak dengan berbagai berkas yang ada dihadapannya itu iyapun akhirnya memutuskan untuk pulang. Karena malam sudah begitu larut sehingga tak ada lagi makhluk yang berlalu lalang.
Ia segera memasuki mobilnya kemudian melaju dengan kecepatan tinggi. Ia sudah bebas menguasai jalan yang sudah cukup sepih bukan cukup tapi memang sudah sangat sepih. Tak lama mobil itu telah sampai disalah satu apartemen yang elit dan sang pemilik pun langsung masuk dan menuju ke lantai 40.
Jam 06 : 00 menunjukkan pagi sudah begitu terang. Begitu pula dengam seorang gadis yang sudah begitu rapih dan sudah cukup ceria menyambut hari yang sepertinya pun sedang ceria serta berpihak padanya.
Semua hal telah dilakukannya mulai dari beberes memasak sarapan dan terakhir iya akhirnya bersiap dan sudah siap menjalani hari.
Ya dia iyalah Arina yang sudah siap menjalani hidup barunya yang iya sudah susun rapi tinggal bagaimana iya berusaha agar semuanya berjalan sesuai yang iya harapkan.
Hari sudah semakin siang membuat gadis itu sudah bersiap untuk mencari pekerjaan sampingan untuk sedikit membiayai hidupnya. Sudah beberapa lowongan yang iya datangi tapi tak satupun yang menerimanya sebab tak ada satupun yang menerima pekerja separuh waktu. Tapi semua itu tak cukup membuatnya menyerah ia malah semakin semangat untuk tetap mencari pekerjaan sampingan hingga sudah menunjukkan pukul 12 : 30. Karena sudah merasa sangat lapar ia pun kemudian mencari salah satu tempat makan demi memenuhi cacing perutnya yang sudah berdisko kesekian kalinya.
Ia pun akhirnya memasuki salah satu cafe yang cukup ramai dengan pengunjung. Karena begitu ramai ia pun akhirnya duduk di dekat dekat pintu. Setelah memesang makanan matanya yang bulat itu tak sengaja menangkap obyek yang membuat hatinya bergetar sakit. Tak menyangka apa yang dilihatnya bahkan ini sudah kedua kalinya menyaksikan hal yang sama dengan orang yang sama. Sungguh tak menyangka dengan semua yang iya saksikan membuat iya langsung lari menjauh dari cafe tersebut. Tak peduli dengan hal lainnya lagi ia hanya berlari, berlari dan berlari sekencang kencangnya.
Ia tak mengeluarkan air mata sedikit pun tapi hatinya begitu sakit melihatnya. Ia pun singgah dikursi taman bermain dan menenangkan dirinya sejenak disana. Lalu iya mengambil HP di dalam tas dan menelpon seseorang.
" halo sayang kok enggak nelpon nelpon aku sih " Celoteh Arina yang hanya ingin memancing Dafa.
" sayang maaf yah sekarang aku lagi ada di kantor papa sayang, lagi mengantarkan berkas papa yang ketinggalan di rumah jadi tidak sempat untuk menelpon kamu sayang " jawab Dafa dengan suara santainya.
" hhh pandai sekali anda berbohong " batin Arina sambil tersenyum miris.
" oh begitu yah sayang, maaf yah aku yang ganggu kalau begitu " lanjut Arina yang sengaja membuat suaranya terdengar sedih dan bersalah.
" enggak apa apakok sayang, santai aja. Yah udah nanti aku telpon lagi yang soalnya aku lagi ada yang mau diselesaikan sayang " ujar Dafa di balik telpon.
" baiklah yang, dada " kata Arina langsung mematikan telponnya.
Muak sungguh muak dengan kata kata manis yang keluar dari mulut manis sang kekasih yang rupanya juga menyerupai ular. Hanya menunggu waktu agar iya membuka kedok sang Dafa dan mau mengakhiri segalanya.
Karena tak mau berlarut larut dalam kesedihan dan kemarahan iya pun akhirnya melanjutkan mencari pekerjaan dan berhasil diterima di salah satu butik. Ia diberikan kesempatan bekerja setelah ia pulang dari sekolah.
Setelah diterima disalah satu butik iapun langsung pulang ke apartemen karena dia diberikan waktu dan mulai bekerja esok harinya.
Setelah sampai di Apartemen ia pun langsung membersihkan diri dan mengerjakan tugas sekolah yang sudah menumpuk. Saat mengerjakan tugas pikirannya langsung teringat kepada Arnan.
" kok tiba tiba mikir om Arnan yeh, apa apaansih ini otak?, gesrek kali yah?, kok akhir akhir ini sering teringat dengan om Arnan yah? " Arina berbicara sendiri.
" sedang apa yah dia? " guman Arina lagi.
" hei hei hei apaan sih ini otak?, sepertinya otakku benar benar sudah serong kekiri. ngapain juga coba mikir hal nggak penting " lanjut Arina sambil menepuk nepuk keningnya menerutuki kegesrekannya.
Karena terlalu memikirkannya membuat Arina memberanikan diri menelpon Arnan tapi yang ditelpon tak mengangkatnya walau hanya sekali. Karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari pemilik nomor ia pun hanya melanjutkan mengerjakan tugasnya sampai sampai ia tertidur sambil menundukkan kepalanya di sofa.
Pria dengan tubuh yang tinggi tegap dan berwibawah tak lepas sikap dingin bak es balok terlihat sedang keluar dari pesawat dan disampingnya juga sudah ada pria yang tak kalah dinginnya.
Ya itu Adalah Arnan dan Salim yang sudah ada di belahan negara lainnya yakni Belanda. Arnan memutuskan untuk berada di Belanda untuk mengurus beberapa cabang perusahaannya beberapa bulan kedepannya. Ia bahkan sudah mengerahkan orang yang sementara mengurus perusahaannya yang ada di tanah air.
" bos? bos yakin mau tinggal di Belanda untuk beberapa bulan? " kata Salim bertanya.
FLASHBACK OFF
Jam sudah menunjukkan pukul 22 : 30. Jam dimana sebagian orang sudah terlelap dalam tidurnya menikmati mimpi yang indah. Tapi berbeda dengan seorang pria yang sedang duduk di kursi kebesarannya iya sepertinya sedang gusar. Tubuh yang tinggi dan kekar nan tampan itu terus saja mengotak atik beberapa berkas sampai sampai tak sadar jam terus berjalan hingga menunjukkan pukul 00 : 30.
Setelah lama berkutak dengan berbagai berkas yang ada dihadapannya itu iyapun akhirnya memutuskan untuk pulang. Karena malam sudah begitu larut sehingga tak ada lagi makhluk yang berlalu lalang.
Ia segera memasuki mobilnya kemudian melaju dengan kecepatan tinggi. Ia sudah bebas menguasai jalan yang sudah cukup sepih bukan cukup tapi memang sudah sangat sepih. Tak lama mobil itu telah sampai disalah satu apartemen yang elit dan sang pemilik pun langsung masuk dan menuju ke lantai 40.
Setelah masuk ke dalam kamar ia pun mengambil Hp nya yang ia taro dalam sakunya untuk menelpon seseorang yang tak lain adalah Salim.
" halo aku mau kau menyiapkan keberangkatanku ke Belanda besok pagi "
"....."
"...."
" aku hanya ingin menetap disana untuk beberapa bulan kedepannya sambil mengurus cabang perusahaan yang ada disana " katanya langsung mematikan telponnya.
FLASHBACK ON
" bos? bos yakin mau tinggal di Belanda untuk beberapa bulan? " kata Salim bertanya.
" kamu sepertinya mau di kasih makan racun tikus pembasmi hama, sudah berapa kali kubilang aku hanya ingin berlibur sekaligus mengurus cabang perusaanku disini " kata Arnan yang begitu pusing dengan sahabatnya itu.
" dan yah kamu harus ingat jangan pernah memberi tahuku soal keadaan di Indonesia, berita apa pun jangan pernah. kamu harus ingat itu baik baik, kapan kamu melanggar maka akan aku pecat kau sebagai asisten pribadiku. mengerti? " lanjut Arnan datar tampa ekspresi.
" yah elah kejam banget, lebih kejam dari serigala " batin Salim yang sedikit kesal karena ancamannya selalu gaji, kalau bukan gaji yah dipecat tapi meskipun begitu ia tak pernah menganggap itu semua serius karena ia tahu betul bagaimana sang sahabat sekaligus bosnya itu jika sedang ada yang mengganggu pikirannya.
" siap laksanakan bos " jawab Salim sambil menundukkan badangnya di depan Arnan dan langsung mendapatkan jitakan keras dikeningnya.
Arnan dan Salim pun menuju mansion milik Arnan yang juga berada di Belanda. Memang kekayaan dari Arnan wijayah sudah tidak bisa diragukan lagi, apapun yang diinginkannya pasti akan terpenuhi hanya dengan mengandalkan uang dan kekuasaan. Tapi berbeda lagi soal asmaranya.
***HAY PARA READERS MAAF BANGET YAH KALO CERITANYA BERTELE TELE DAN TAK JELAS KARENA INI KARYA PERTAMAKU JADI HARAP MAKLUM.😁😁***
***SEMOGA SELALU SUKA CERITANYA OKEY***
***JANGAN LUPA***
**LIKE**
**VOTE** ***sebanyak banyaknya*** **and**
**KOMEN**
**Selamat membaca semuanya😍😙😙**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Tum Morang
wahhhh, kasihan arina ya. sebatang kara.... 😟😟😟😟😟😟
2021-06-22
0
Dirah Guak Kui
lah siapa yg urus Arin kl dia juga pergi jauh😡
terus gimana dgn Arin?
2021-06-01
1
eni
makin seru..
2021-02-12
0