" mama nggak usah khawatir, aku bisa memilih pendamping hidup sendiri " Kata Arnan marah lalu meninggalkan mama dan papanya masuk ke kamar. Disusul dengan Desi dan Dimas yang masuk kekamarnya.
Di dalam kamar Arnan begitu emosi karena sudah berkali kali mamanya ingin menjodohkannya. Ia tak habis pikir dengan kelakuan mamahnya. Karena emosi ia pun mencoba untuk memejamkan matanya tapi pikirannya justru diisi oleh gadis kecil yang selalu bersamamya akhir akhir ini. Yah ia adalah Arina. Rupanya gadis itu sudah menyita pikirannya. Iapun mencoba menghubungi Arina tapi tak kunjung ada jawaban. Ia sangat khawatir karena talut akan terjadi sesuatu pada Arina apalagi sahabatnya Aisyah yang tak lain adalah kakak sepupunya Arina yang sekarang menjadi tempat berlindungnya gadis itu sedang koma di rumah sakit. Sebenarnya parah dokter sudah mengatakan sebelumnya bahwa pasien sampai sekarang masih bernapas karena alat bantu tapi Arnan bersikeras untuk mempertahankannya karena tak tega dengan Arina jika sampai harus kehilangan sepupunya itu.
Dengan pikiran yang berkecamuk karena begitu mengkhawatirkan gadis kecilnya Arnan akhirnya berniat untuk menyusul Arina ke Apartemennya. Baru iya mengambil kunci mobilnya yang iya letakkan di atas nakas tapi terdengar pintu ada yang mengetoknya.
" Arnan mama masuk yah, mama hanya mau mengatakan sesuatu sayang " ucap Desi dari luar pintu. Ia memang sering memaksakan kehendaknya kepada Arnan tapi ia sangat menyayangi putra pertamanya itu karena adiknya di asuh oleh mama dan papa Desi di kota A dan bersekolah disana.
" Arnan mama mau bicara sesuatu sayang " ucap ibu Desi yang masuk ke kamar Arnan dan melihat Arnan sedang duduk diatas sofa.
" sayang mama hanya ingin..." lanjut bu Desi tapi arnan kembali berkata sebelum mamahnya menyelesaikan ucapannya.
" kalau mama ingin menjodohkan aku dengan gadis tadi,, maaf mah aku nggak bisa karena aku masih bisa mencari pendamping yang menurutku cocok mah " jawab Arnan.
" tapi kapan sayang?, kamu taukan mama dan papa itu udah nggak mudah lagi " sahut Ibu Desi dengan raut wajah sedih.
" mama sabar saja, apa mama pikir aku akan hidup sendiri selamanya?? enggak mah!!, tapi saat ini belum ada yang cocok " lanjut Arnan merasa kasihan dengan mamahnya.
" baiklah sayang, mulai hari ini mama nggak akan menjodoh jodohkan kamu lagi " ujar mama Desi sambil memeluk putranya. " kamu nginap disini kan sayang? " lanjut Mama Desi berharap Arnan menginap karena sudah sangat lama Arnan tinggal sendiri di Apartemennya.
" maaf mah tapi Arnan ada urusan, jadi nggak bisa menginap " jawab Arnan dan berpamitan kepada mama Desi.
" baiklah sayang, hati hati yah " ujar mama Desi. Arnan menganggukkan kepalanya lalu keluar rumah dan menancap gas mobilnya menuju apartemen tempat Arina. Rupanya iya sangat khawatir dan takut akan terjadi apa apa pada gadis kecilnya itu. Ia juga heran kenapa iya sekhawatir itu.
Sesampainya di Apartemen Arina, Arnan langsung mengetuk pintu tapi tak kunjung ada yang membukanya sehingga ia memberanikan diri untuk membukanya karena kebetulan ia mengetahui kode apartemen sahabatnya itu. Setelah masuk Arnan langsung mencari Arina disetiap sudut apartemen. Lalu ia menuju ke kamar dan dilihatnya Arina tertidur dengan pulasnya dengan kaki menggantung kelantai.
" Ampun nih gadis kalo tidur nggak bisa kalem kalem dikit apa??, bagaimana kalau ia udah bersuami, mungkin suaminya akan terjatuh dari ranjang karena gaya tidurnya yang subehanallah " guman Arnan terus memperhatikan Arina yang tertidur pulas dengan sedikit dengkuran yang cukup mengganggu.
" Tarik sis semongko " Arina dengan tidur pulasnya berbicara sendiri.
" ayoh goyang guys, kaaaaki diatas " Arina kembali berguman dalam tidurnya sambil menggerak gerakkan tubuhnya. Arnan tambah heran dibuatnya.
Kali ini rasanya Arnan benar benar ingin tertawa terpingkal pingkal😆😆. Tapi dengan setianya iya tetap memperhatikan Arina yang kini masih tertidur pulas. Dan tak lama Arina kembali berguman yang berhasil membuat Arnan bertanya tanya.
" Dafa maafkan aku, aku merasa bersalah
Daf " guman Arina dibawah tidurnya.
" dafa?? siapa dafa ?? " begitulah yang ada dipikiran Arnan setelah mendengar Arina berguman sendiri.
" Apa dafa....akh nggak mungkin ". Setelah Arnan bertengkar dengan pikirannya sendiri, iya kemudian keluar dari kamar lalu membanting pintu dengan keras.
Sontak Arina jadi kaget dan berteriak.
" Atagfirullah subehanallah alhamdulillah ".
Dengan cepat Arina berlari keluar kamar dan dilihatnya Arnan sedang duduk di sofa ruang tengah.
" om disini? kapan datangmya om?? " tanya Arina tapi tak ada jawaban. " om kenapa si, datang kok jutek " batin Arina.
" bisa nggak kamu itu nggak panggil aku om, aku itu bukan om kamu " bentak Arnan
" jadi aku harus manggil apa om?, bagaimana kalau kakak aja? " jawab Arina sambil tersenyum ria.
" ini anak udah dibentak masih ajah senyum, gesrek kaliyah " guman Arnan dalam hati.
" ih udah tua kok sok-soan nggak mau di panggil om " batin Arina yang kesal tapi rasanya ia ingin ketawa keras.
" hhhm terserah " jawab Arnan
" okey baiklah aku panggil kak, kak Arnan " ujar Arina. " om anterin besok aku kerumah sakit yah, mau jenguk kak Aisyah "
" hmmm "
" yaelah bang toyyib, jawabnya nggak ada yang lain apa? " batin Arina. Tapi tak lama terdengar suara perut Arina.
" kamu lapar? " tanya Arnan menggerutkan dahinya.
" hehe iya om, tapi dikit " jawab Arnan cengegesan karena malu mengerutuki perutnya yang tak tak tau situasi.
Tak beberapa lama Arnan dan Arina pergi disalah satu restoran ternama untuk makan malam. Terlihat Arnan dan Arina saling berbagi cerita satu sama lain. Semua mata tertuju kepada kedua sejoli itu, ada yang senang dan tak sedikit pula yang merasa irih. Setahu mereka Arnan adalah orang yang sangat dingin melebihi dinginnya dikutup utara dan sangat susah untuk didekati.
Setelah mereka berdua makan mereka pun pulang tapi diperjalanan pulang Arina melihat sebuah pasar malam.
" kak liat ga disana? kayaknya seruh tuh kak, kesana yuk " ajak Arina sambil menunjuk ke arah pasar malam tersebut.
Dengan terpaksa Arnan mengikuti kemauan Arina yang gila akan pasar malam pasalnya ia tidak mau tapi ia terus dipaksa dan ditarik tarik sampai kemejanya terlepas dan itu membuat Arnan sungguh jengkel dan akhirnya menurutinya juga.
Terlihat Arina yang sangat girang bermain wahana bersama kedua sahabatnya karena sebelum masuk iya menelpon Putri dan Ellin untuk menemaninya. Arnan, jangan ditanya dia hanya menunggu karena sejujurnya dia sangat takut dengan wahana permainan yang cukup ekstrim menurutnya.
Berbeda dengan Arina bersama kedua sahabatnya yang berteriak porak poranda. Karena Arnan merasa bosan yang hanya menonton Arina dan kedua sahabatnya main, lalu iya akhirnya menelpon sahabatnya juga untuk segera datang menemaninya.
Tak lama kemudian Melati, Martin dan radit pun datang menghampiri Arnan yang sedang sibuk dengan handphonenya.
" lama banget sih datangnya, ketiak gue asem nunggu kalian " ketus Arnan yang jengkel menunggu.
" Ya elah Nan " jawab Radit.
Setelah Arina dan kedua sahabatnya main. Dia lalu menghampiri Arnan dan sahabatnya yang sedang asik mengombrol ria.
" eh kakak ada juga disini yah " sahut Arina melihat Melati, Martin dan Radit.
" eh iya dek " jawab mereka bersamaan.
" bagaimana kalo kita semuanya main, dan kita naik itu " Ajak Arina sambil menunjuk wahana yang sangat ekstrim.
Mata Arnan melotot karena sejujurnya iya sangat takut tapi ia menetralkan perasaannya karena merasa malu. Masa iya laki laki kalah sama perempuan. Begitupun dengan Martin iya juga sangat takut, berbeda dengan Melati dan Radit yang juga cukup berani.
Setelah adanya paksaan akhirnya semuanya naik wahana dan setelah turun dan permainannya selesai semua terlihat teler kecuali Arina dan kedua sahabatnya. Karena sebelum pindah Arina dan sahabatnya selalu hang out bareng, kalau bukan ke bar yang mall.
Hari ini Arina akan mengunjungi Aisyah kerumah sakit. Karena sejujurnya ia sangat khawatir dan takut akan terjadi sesuatu kepada kakanya itu. Ia juga merasa sedih karena memang kedua orang tua Aisyah sudah lama meninggal karena kecelakaan pesawat. Sedari kecil memang Aisyah dirawat oleh kedua orang tua Arina dan menyekolahkannya setelah lulus ia akhirnya ke kota C untuk melanjutkan kuliahnya dan bekerja.
Arina merasa sedih karena mama beserta papanya relah memindahkannya, iya sempat berfikir apakah mungkin iya bukan anak kandung mereka. Ia juga rupanya sangat merindukan sosok Dafa kekasih yang selalu menemaninya.
Yah Dafa adalah kekasih Arina sebelum iya pindah. Dafa selalu ada buat Arina baik ketika suka maupun duka, itu yang disukai Arina karena dafa menerimanya apa adanya dan selalu ada buatnya kapanpun dan dimana pun. Dafa sebenarnya adalah asli dari kota C tapi iya tinggal dengan oma dan opanya sehingga iya bertemu dengan Arina.
Arina terus melamun dan berfikir keras sampai sampai iya tidak menyadari bahwa Arnan sudah ada di dekatnya.
" Daf....Dafa aku rindu " guman Arina sambil melamun mengingat masa kebersamaanya dengan Dafa.
Tubuh Arnan serasah membara karena begitu emosi saat mendengar Arina merindukan laki laki lain. Ia merasa tubuhnya makin panas sehingga iya menendang meja dengan keras membuat semua yang ada diatas meja itu pecah seribu. Sontak Arina kaget dan langsung berdiri.
" kak apa apaan sih, nendang meja sembarangan " bentak Arina yang membuat Arnan melototkan matanya.
Wajahnya merah padam menahan emosi " gue pikir selama ini loh juga suka sama gue, ternyata loh merindukan kekasihmu itu, tidak akan kubiarkan kau jatuh ketangan pria lain tidak akan " batin Arnan dengan emosi yang membara.
" eee....eeeeemmm maksudku kakak kapan datangnya " kata Arina takut karena telah meninggihkan suaranya.
Kau terlalu sibuk memikirkan kekasihmu itu sampai sampai kau tak menyadari aku disini batin Arnan. Tapi tadi iya mengatakan Dafa??..Apakah mungkin Dafa....akh nggak mungkin batin Arnan melamun.
" emm kak maaf, kakak kenapa??, bukankah kakak mau mengantar aku ke rumah sakit? " tanya Arina hati hati
" jangan harap kau akan kulepas dari genggamanku Arina " batin Arnan geram memikirkan apa yang didengarnya tadi.
" siap siaplah akan kutunggu " ketus Arnan.
Dengan cepat Arina berlari ke kamar untuk mengganti pakaian dan sedikit memoles wajahnya karena memang sudah cantik dari sananya jadi tidak perlu di poles tebal tebal.
Setelah berganti pakaian Arina keluar kamar dan dilihatnya Arnan sedang memainkan ponselnya. Arina berdiri mematung memerhatikan wajah Arnan yang terlihat sangat tampan.
" Ternyata tampan juga kak Arnan yah " batin Arina tersenyum " eh eh apa apaan sih aku, udah punya Dafa kok ini mata malah keluyuran kesana kemari liat yang segar
segar " Batin Arina tersenyum " emang Dafa nggak seger yah " batin Arina lalu tertawa yang ternyata sedari tadi Arnan memerhatikannya juga.
" kamu kenapa berdiri mematung disitu, ketawa ketawa lagi, gila kamu? " tanya Arnan
" eh iya nggak apa apa kok, ayo kita pergi " Arina sangat malu merasa tertangkap basa sedang mencuri curi pandang.
Arina dan Arnan pun bergegas menuju ke rumah sakit tempat Aisyah dirawat. Di dalam mobil semuanya membisu tidak ada yang memulai pembicaraan.
Setelah sampai di rumah sakit Arina berjalan mendahui Arnan. Ia begitu tak sabar melihat sepupunya walau belum sadarkan diri.
Sesempainya disana Arina terus menangis karena dokter mengatakan kalau sebenarnya Aisyah masih bernapas sampai sekarang karena alat bantu. Ia sudah mencoba untuk menelpon Mamanya tapi nomornya tak bisa dihubungi. Arnan yang melihatnya pun merasa iba, iya membawa Arina kedalam pelukannya dan mengusap ngusap kepalanya.
" tenanglah aku ada disini untukmu " Ujar Arnan menenangkan Arina yang terus menangis.
Arina merasa sangat nyaman berada didekapan Arnan. Ia merasa mendapat tempat ternyaman bila disisi Arnan, ia merasa terlindungi.
Karena Arnan merasa khawatir ia pun mengajak Arina untuk makan diluar agar ia merasa tenang.
" ayo kita makan dulu diluar setelah itu aku akan membawahmu kesuatu tempat agar kau tidak merasa sedih lagi " Ujar Arnan
Setelah melihat Arina sedikit merasa tenang Arnan membawa Arina kesalah satu Restoran termewah yang ada di kota itu. Setelah sampai iya pun melihat beberapa makanan yang ia akan pesan.
Setelah makan selesai Arnan pun mengajak Arina kesebuah tempat yang sangat indah.
Setelah sampai Arina dibuat melongo dengan keindahan yang ada di depan mata itu. Hamparan air laut dan kerlap kerlip bintang yang memenuhi beberapa area disana. Selain itu terdapat tempat yang berbentuk hati dan didalamnya terdapat meja yang dipenuhi dengan bunga mawar merah.
Arina melongo melihat semuanya. Dan Arnan pun menarik tangannya untuk segera duduk.
" kak ini apa?? " tanya Arina
" udah nggak usah banyak tanya, dan ayo duduklah " titah Arnan kepada Arina.
" Dia hanya menampilkan ekspresi seperti itu. Apakah dia sering mendapatkan kejutan seperti ini yang lebih mewah dari pacarnya
itu " batin Arnan. " cih masih bau ingus udah pada pintar pacaran "
Setelah duduk terlihat pria yang membawa sebuah makanan dan diletakkanya makanan itu di depan mereka.
" Kak makasih banyak yah " ucap Arina merasa senang dan sedikit sudah melupakan kesedihannya.
" Iya iya makanlah " Jawab Arnan mengacak acak rambut Arina sampai ia merasa kesal.
Setelah makan ia pun membawa Arina kepinggir pantai dan duduk disana.
" kak indahyah pemandangan disini " tanya Arina tersenyum ke arah Arnan. Sehingga Arnan dibuat gemas olehnya.
" iya emang, makanya aku bawa kamu kesini " jawab Arnan bahagia karena Arina merasa senang.
" em begini, eh misalnya kalau terjadi apa apa dengan Aisyah kakakmu, kau jangan merasa sedih yah karena aku pasti akan selalu disampingmu untuk melindungimu " kata Arnan dengan pelan takut menyakiti perasaan Arina yang sering iya panggil gadis kecil itu.
" maksudku kau tidak akan sendiri, masih ada aku dan sahabatmu juga " Lanjut Arnan melihat Arina seperti mau menangis.
" kak kau tau, mamaku rela memindahkan aku kesini karena kata mereka aku sangat nakal dan sangat susah diatur padahal itu karena aku kurang kasih sayang mereka, mereka hanya mementingkan pekerjaannya, kadang aku merasa aku bukan anak kandung dari mereka tapi itu tidak mungkin " kata Arina menangis lalu memeluk tubuh gagah Arnan.
HAI TEMAN TEMAN SEMUANYA😍😍, SEMOGA SELALU SUKA YAH DENGAN CERITAKU.
MAAF KALAU BANYAK KESALAHAN DAN BERBELIT BELIT.
JANGAN LUPA LIKE , VOTE AND KOMENYAH
SELAMAT MEMBACA,, SEMOGA SUKA YAH😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Dirah Guak Kui
aduh du du du yg dipeluk Arina😬 hatinya serasa berbunga2 serasa hatinya mau loncat
keluar😍😍😍😍
2021-05-31
3
Harini Rini
Maaf thor, perhatikan EYD nya.
2021-03-06
0
eni
2x d up ya?
2021-01-18
0