BAB 14

" iya iya aku nggak apa apa kok,,biasa aja kali ngeliatinnya nggak usah ngelotot gitu, nanti biji mata loh keluar baru tau rasa😂😂 " jawab Arina dengan tertawa sambil membayangkan kalau biji mata kedua sahabatnya keluar😆😆

" ditanya malah ketawa, tambah gesrek kayaknya nih anak " timpah Ellin menoyor kening Arina.

" eh apaan sih loh, sakit tau " Arina memegang keningnya sambil terus tertawa sampai membuat kedua sahabatnya menggerutu jengkel " hhh gue bayangin aja pas loh ngelotot biji mata loh keluar " lanjut Arina meredahkan tawanya takut kedua sahabatnya marah karena kalau mereka sudah marah pasti bujuknya susah. Tapi iya sangat bersyukur karena dalam keadaan apapun kedua sahabatnya itu selalu ada disampingnya.

" bener bener kayaknya nih anak mau ditimpuk sepatu "

" cepat habiskan makanannya, nanti pak botak marah lagi kalo kita telat " Teriak Putri menyelah peraduan mulut mereka.

" siap ibunda ratu " jawab Arina dan Ellin dengan serentak lalu mengangkat tangan hormat. Putri dibuat tertawa oleh kelakuan Arina dan Ellin. Setelah itu mereka menyelesaikan makannya telus balik ke kelas karena sudah takut dengan pak botak yang telah berkali kali menghukumnya.

Tak lama bel berbunyi dan semua siswa siswi berhamburan untuk pulang. Berbeda dengan gadis tiga serangkai yang masih sibuk main game di depan kelasnya setelah ruang kelasnya dikunci oleh penjaga sekolah. Sampai sampai tak sadar kalau sebetulnya sudah dua jam mereka main game.

Lain juga dengan Arnan yang gelisa karena bocah kecilnya tidak ada di rumah sakit padahal sudah dua jam yang lalu seharusnya sudah pulang.

" kemana Arina, apakah dia belum balik balik juga? " tanya Arnan kepada bu ina orang yang ia kirim untuk menjaga Aisyah sahabatnya.

" belum tuan " jawab bu inah.

Setelah itu Arnan langsung meninggalkan rumah sakit untuk mencari Arina di Apertemen karena mungkin saja iya ada disana. Tapi setelah Arnan sampai di apartemen dan mengedor ngedor pintu tapi tak kunjung ada yang membukanya.

" kemana tu bocah ditelpon nggak diangkat, pesan nggak dibalas " Arnan menggerutu kesal " apa jangan jangan dia.....akhh" guman Arnan dengan langsung keluar dari Apartemen lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju sekolah Arina. Entah kenapa dia begitu gelisa saat gadis kecil itu belum pulang juga, apakah karena sudah diamanatkan Aisyah untuk menjaganya atau karena sudah tumbuh rasa cinta dihatinya. tapi masa iya sih gue suka ama bocah kecil, nanti gue dikira bapaknya lagi *batin Arnan*.

Setelah Arnan sampai di sekolah dan memarkirkan mobilnya, iya langsung masuk ke area sekolah untuk mencari gadis itu. Tak lama berjalan ia mendengar beberapa orang berteriak teriak.

Dengan rasa penasaran Arnan mendekat kearah suara dan betapa terkejutnya melihat gadis yang sedari tadi dia khawatirkan dan iya cari sedang sibuk main game bersama sahabatnya yang terlihat ricuh.