Dafa pergi kesebuah taman tempat ia janjian dengan sang pujaan hati. Setelah sampai ia sudah melihat gadis yang berperawakan tinggi, berkulit putih dan berambut panjang nan lurus sedang menghadap ke arah danau yang penuh dengan kerlap kerlip lampu.
Dengan cepat iya memeluk gadis tersebut tanpa melihat wajahnya. Karena iya sudah tahu bagaimana sang kekasih.
" sayang aku sangat merindukanmu " kata dafa dengan berat dan penuh gairah.
" aku juga sangat merindukanmu sayang " Sahut gadis tersebut yang tak lain adalah Arina.
Sangat lama mereka berpelukan dan melepas rindu. Terlihat keduanya sangat bahagia dengan pertemuan mereka, meskipun keduanya masih sangat mudah tapi mereka sudah cukup dewasa jika menyankut tentang cintanya .
" sayang apa kau baik-baik saja tampaku, apa kau tidak main-main dibelakangku kan?, awas saja kalau kau berani main-main " jelas Dafa kepada sang kekasih yang beberapa bulan ini tidak bertemu.
" sayang mana mungkin aku mau main dibelakangmu, kau tetap yang pertama dihatiku. Jadi jangan berfikir bahwa aku akan berpaling darimu " jawab Arina dengan serius.
" seharusnya bukan kau yang bertanya sayang tapi aku. Aku yang seharusnya bertanya apakah kau ada cewek lain disana " tanya Arina penuh serius dengan sang pujaan hati. Ia takut jika Dafa memiliki perempuan lain dihatinya.
" mana mungkin sayang " jawab Dafa membalikan tubuhnya menghadap Arina lalu memeluknya erat.
Setelah lama berbicara dan melepas rindu di taman itu. Mereka berdua akhirnya melanjutkannya dengan mengunjungi salah satu restoran Eropa. Tampak keduanya sangat bahagia.
Karena sudah larut malam akhirnya kedua sejoli itu akhirnya pulang ke apartemen Arina.
Dipagi hari yang sangat cerah Arina menyiapkan sarapan untuk Dafa sebelum iya berangkat ke sekolah. ( jangan berfikir aneh aneh yah😆😆,,, mereka berdua satu apartemen tapi tidak sama kamar tidur kok 😅😅 ).
Dafa mengantar Arina ke sekolahnya. Setelah itu iya berpamitan dan memeluk Arina sejenak lalu kemuadian ia pulang ke rumah kedua orang tuanya setelah semalaman tidak pulang. Sesampainya ia di rumah iya mendapati kedua orang tua dan kakanya sedang sarapan pagi.
" dari mana saja kamu Dafa, kemana saja kamu semalaman hm? " tanya Mama Desi yang sedikit meninggikan suaranya.
" biasalah ma, cowo' jaman sekarang itu taunya cuman perempuan doang " sahut papa Dimas.
" Mama tahu sendirikan mungkin aku besok akan balik ke rumah kakek " jawab Dafa santai.
" lah terus " ucap mama Desi.
" maaf tapi sepertinya aku nggak mau lagi tinggal dengan kakek, aku mau tinggal di kota ini saja ". Ucap Dafa karena iya tidak mau meninggalkan sang kekasih sendirian.
" kamu harus tetap tinggal disana " sahut Arnan yang tak bisa dibantah.
Dafa yang tidak mau uang jajangnya dikurangi apalagi semua fasilitasnya dicabut terpaksa mengikuti kemauan sang kakak. Karena semua fasilitas dan kemewahan yang selama ini iya miliki itu tak lepas dari pemberian Arnan sang kakak satu satunya.
Dengan kesal iya pun akhirnya mengalah dan akan tetap tinggal dengan sang kakek di luar kota. Mengalah adalah solusi terbaik jika sudah berdebat dengan Mamanya apalagi jika sumber dari fasilitasnya sudah berkata.
Setelah sarapan Arnan yang telah dijemput oleh Salim akhirnya berangkat ke kantor. Sesampainya di kantor Arnan yang berwibawah selalu menjadi pusat perhatian apalagi bagi karyawati karyawati yang matanya melotot jika melihat yang tampan apalagi kalau sudah kaya.
Arnan yang menandatangani beberapa berkas tiba tiba teringat dengan gadis kecilnya. Ia rupanya sangat merindukannya. Karena melamun ia sampai tak sadar jika kedua sahabatnya yakni Radit dan Martin ternyata sudah duduk cantik di sofa ruangannya.
" khm pikirin apa tuh,,,bisa kita bantu enggak mikirinnya? " sahut Martin menyadarkan Arnan dari lamunannya.
Arnan yang baru menyadari kedatangan sahabatnya itu pun dengan reflek melemparkan pulpen ke arah Martin dan pas mengenai dahinya.
" woiiii sakit bangsat " Teriak Martin mengusal usap dahinya.
" loh aja yang kayak jaelangkung " sahut Arnan dengan sedikit emosi.
" weh santai dong bro enggak usah ngegas juga ". Ujar Martin. Radit jangan ditanya. Ia hanya menyaksikan perdebatan antara Martin dan Arnan.
" loh ngapain pada kesini. Loh itu hanya jadi pengganggu disini " kata Arnan datar.
" yah elah bro sahabat sendiri juga kok " ujar Radit.
" eh kita kesini mau kasi tahu loh sesuatu, siapa tahu aja loh enggak tahu. iya enggak Mar?? " sahut Radit.
" iya " jawab Martin membenarkan apa yang Radit katakan.
" apa apaansih enggak jelas banget " kata Arnan datar yang tak mau ambil pusing dengan apa yang dikatakan sahabatnya itu.
" yah ela bro, dengarin dulu aja kali' " sahut Martin.
" kita kemarin malam lihat gadis itu berpelukan dengan cowok seusianya. Sepertinya mereka sangat bahagia " ujar Radit pelan karena takut.
" gadis itu??, gadis siapa? " tanya Arnan yang mulai serius.
" ituloh,,, dia kayaknya sama pacarnya deh tapi itu cowok sepertinya kita kenal " lanjut Martin.
" gadis siapa maksud kamu? " tanya Arnan yang sudah emosi melihat kedua sahabatnya bertele tele.
" yah itu loh Arina gadis kecil nan belia itu " jawab Martin rada rada takut.
Mendengar itu membuat emosi Arnan memuncak. Ia begitu panas mendengar kalau gadis yang selama ini iya selalu pikirkan ternyata diam diam menjalin hubungan dengan lelaki lain.
" Arina gadis kecil kau harus menjadi milikku, hanya milikku " batin Arnan mengepalkan tangannya yang sudah benar benar terbakar emosi. Martin dan Radit yang melihat itu langsung terciut dan tak berani mengatakan bahwa orang yang bersama Arina itu adalah orang terdekatnya.
Karena merasa tidak aman melihat Arnan yang seperti sudah mau memangnsa membuat Martin dan Radit langsung keluar terbirit birit. Karena iya tahu betul bagaimana jika sahabatnya yang satu itu sudah emosi.
Karena emosi yang membara membuat Arnan langsung meninggalkan setumpukan berkas yang menunggu tanda tangan dari sang bos menuju sekolah Arina.
Setelah sampai di sekolah Arnan yang melihat para Siswa siswi sudah mulai berpulangan langsung keluar dari dalam mobil. Kedatangan Arnan sang CEO di perusahaan wijaya group yang merupakan orang terkaya di manca negara membuat para siswa siswi berteriak histeris.
Arina beserta dengan kedua sahabatnya yang melihat kerumunan diluar gerbang membuatnya penasaran. Dengan betapa terkejutnya Arina melihat jika Arnan datang kesekolahnya dan terus memikirkan buat apa om Arnannya itu ada disekolah tempatnya iya belajar.
" om Arnan ngapain dia disini " batin Arina yang berniat meninggalkan kerumunan orang itu tapi baru saja iya melangkahkan kakinya iya sudah mendengarkan seseorang memanggil namanya dan dia tahu betul suara itu milik siapa.
" Arina "
deg deg deg ( jantung Arina seperti mau lompat dari tempatnya ).
Dia berdiri mematung mendengar seseorang memanggil namanya. Ia tak melakukan pergerakan apapun. Tak lama dia merasa ada yang menggenggamnya.
" kau mau kemana gadis kecil hm? saya sudah mau menjemput kamu disini dan kamu mau pergi begitu saja? " tanya Arnan berbisik pas ditelinga Arina.
" o..om om ngapain juga mau jemput aku, kan aku juga nggak nyuruh kan om " jawab Arina terbata bata.
" oh jadi kamu merasa terganggu atas kehadiranku disini hm?? " lanjut Arnan marah mendengar jawaban dari Arina yang seakan akan tidak mau melihat kehadirannya. Dengan perasaan kesal Arnan menarik Arina menuju mobil dan melemparkannya masuk.
" om, oom ini apa apaan sih " kata Arina kesal.
" kamu lebih baik diam saja, kamu itu harus tahu diri. Kau pasti tahu aku yang membiayai seluruh kebutuhan kamu mulai dari sekolah dan yang lainnya semenjak kakak kamu itu tiada " kata Arnan tak sadar telah menyakiti perasaan Arina.
" maaf om, kalau selama ini aku membebani om, aku juga tidak mau seperti ini om, aku juga enggak mau bergantung dengan orang lain. Terlebih lagi orang yang baru saja kukenal " jawab Arina menahan isak tangisnya. Sesujujurnya ia sangat sedih akan hidupnya apalagi kedua orang tuanya seakan akan tidak peduli dan tidak pernah menganggap kehadirannya dan sekarang ditambah lagi sepupunya yang ia anggap sebagai pelindung pun sudah tiada.
" om tenang saja mulai saat ini om tidak perlu repot repot lagi memikirkan tentang kehidupan saya, saya akan berusaha keras bagaimana saya akan menjalani hidup saya sendiri " lanjur Arina yang sudah tidak bisa lagi menahan isak tangisnya.
" saya ini juga tahu diri om, jadi om tidak usah merasa terbebani akan hidup saya lagi, saya akan berusaha keras agar bisa mengembalikan semua biaya yang om keluarkan untuk kehidupan saya walaupun saya harus relah kerja banting tulang seumur hidup saya ". lanjut Arina yang sudah menangis sesugukan.
Arnan benar benar tidak menyangka jika perkataannya mampu menyakiti hati gadis kecilnya itu sebab ia hanya mengingatkannya saja agar Arina tak macam macam di luar sana. Tapi diluar dugaan perkatannya justru menyakiti perasaannya.
" om lebih baik berhenti disini saja om, saya turun disini saja " kata Arina.
" maaf " ujar Arnan yang membuat Arina melongo heran karena bagaimana bisa orang yang dingin dan sedikit kejam meminta maaf.
" om tidak salah kok, saya yang salah karena sudah membebani om selama ini dan yah om saya pasti akan mengembalikan materi yang pernah om berikan kepada saya " lanjut Arina.
" tidak, kamu tidak akan kubiarkan pergi sendiri, dan iya siapa juga yang menyuruhmu untuk memgembalikan semua yang pernah kukeluarkan untuk biayamu " kata Arnan begitu lembut.
" tapi om "
" enggak ada tapi tapian okey " lanut Arnan mengacak acak rambut Arina.
" maaf karena sudah menyakiti perasaanmu tapi sebanarnya aku tak pernah bermaksud hanya saja saya benar bemar tidak suka kalau kamu hanya bermain main dalam sekolahmu apalagi kalau kamu hanya bersama pria ingusan di luar sana "
" duuaar ". Arina begitu syok syok syok karena bagaimana bisa Arnan mengetahui jika ia bersama dengan kekasihnya kemarin malam.
" maksud om, aku tidak mengerti deh " jawab Arina dengan muka memerah.
Tapi yang ditanya mala melototkan matanya membuat Arina takut dan tak berani untuk bertanya lagi.
" maaf om " lanjut Arina lalu diam membisu membuat Arnan geram sekaligus gemas.
Karena tak ada jawaban dari Arnan membuat Arina merasa takut.
" om aku lapar " Arina dengan muka seimut mungkin agar Arnan luluh dan benar saja Arnan langsung mengabulkannya.
" baiklah kamu mau makan dimana hm? " jawab Arnan yang gemas dengan wajah imut Arina.
" terserah om deh,, om nanti kalau aku sudah dapat kerja insyaallah aku akan mengembalikan semuanya om " ujar Arina.
" sekali lagi kamu bilang sok so'an mau mengembalikan maka sekarang juga aku akan membawamu kejurang buaya jadi santapan makan siang para buaya jantan " ujar Arnan menakut nakuti Arina.
" eh enggak enggak om " jawab cepat Arina yang tidak mau jika hidupnya akan berakhir disantap buaya.
Arnan yang melihat itu sontak ketawa terbahak bahak. Ia merasa wajah Arina sangat lucu apabila merasa takut.
" aduh aduh " Arnan yang memegang perutnya karena tertawa kencang.
" om nggak gila kan? " tanya Arina memegang kening Arnan.
" ini orang udah gila kali yah?, enggak lucu juga kok tapi malah ketawa " batin Arina.
" wuhahah wuhahah " Arnan yang terus tertawa langsung meredahkan tawanya karena melihat gadis kecilnya sudah mulai memonyongkan bibirnya kedepan persis sekali dengan bebek 😆😆
" oke baiklah sekarang kita cari makan ".
Sesampainya Arnan dan Arina disebuah restoran mewah mereka langsung memesan makanan terutama Arina yang sudah seperti tak makan satu bulan padahal ia hanya tidak sarapan sebelum berangkat ke sekolah.
Arnan yang melihat cara makan Arina yang tak ada anggung anggungnya pun hanya menggeleng gelengkan kepalanya.
" dasar bocah " batin Arnan.
Karena makan dengan sangat cepat membuat Arina tersedak.
" kamu itu yah kalo makan yah pelan pelan ajah, enggak ada kok yang mau mengambil makananmu " Arnan dengan sedikit menambahkan volume suaranya melihat Arina tersedak makanan karena cara makannya yang seperti tidak pernah makan saja.
" yah maaf om, soalnya aku enggak sarapan tadi jadinya sangat lapar " jawab Arina yang kembali melanjutkan makannya.
" cih baru tidak sarapan saja udah kaya orang yang tak pernah melihat makanan " batin Arnan.
Arina yang sudah sangat kenyang pun bersendawah di depan Arnan.
" astaga, ya ampun maaf om, aku kekenyangan " ujar Arina memasang wajah wajah imut.
Setelah makan keduanya selesai akhirnya mereka memutuskan untuk pulang tapi diperjalanan pulang Arina yang terus saja menatap Mall terus menerus membuat Arnan membawanya ke Mall.
" om ngapain kita kesini? " tanya Arina
" bukannya kamu yang mau kesini " jawab Arnan santai.
" What??, kok dia bisa tahu? " batin Arina " apa jangan jangan dia memakai ilmu hitam atau mantra mantra yang bisa membaca kemauan orang yah!. kalau begitu aku juga mau meminta mantranya agar aku juga bisa membaca situasi orang lain hahaha " batin Arina.
Arina yang digenggam tangannya oleh Arnan tidak keberatan karena iya menganggap Arnan itu omnya. Tapi ternyata yang ia anggap om itu nyatanya memiliki perasaan yang berbeda. lama mereka berputar putar karena ulah Arina yang ingin mengunjigi setiap tokoh tapi akhirnya mereka berdua berhenti didepan tokoh jam tangan, pakaian dan terakhir di tokoh HP. Arnan membelikan segalanya yang menurutnya cocok dengan Arina.
Karena sudah membelikan segalanya untuk Arina sibocah kecil akhirnya mereka memutuskan untuk pulang ( sebenarnya Arina bukan kecil sih tapi jika mereka berdua berjalan itu kayak apa yah?? ). tinggi keduanya begitu jauh.😅😅😅
Saat berjalan keluar menuju mobil Arina tak sengaja melihat orang yang dicintainya sedang menggandeng cewek lain dengan mesranya. Ia terus saja menatap laki laki itu, ia ingin memastikan agar yang ia lihat itu salah tapi semakin iya berjalan maka semakin jelas pula jika yang iya lihat itu tidak salah.
HY GUYS MAAF YAH BARU SEKARANG UP NYA SOALNYA TUGAS LAGI NUMPUK DAN AKHIR2 INI SEDANG FINAL TEST.
SEMOGA SELALU SYUKA YAH GUYS CERITAKU😁😁
JANGAN LUPA LIKE, VOTE AND KOMMEN YAH
JANGAN LUPA KASIH SARAN YANG BAIK JUGA OKEY
SELAMAT MEMBACA😙😙😙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Jum Yana
lanjut untuk kisah putri and rendy
2022-02-08
0
Dirah Guak Kui
jgn bilang kl mereka ketemu dgn Rafa ya Tjor
2021-06-01
2
eni
berarti sama kakaknya saja arin... 😂😂
2021-02-09
1