Setelah menyalami keduanya . Azzam lalu pergi . Hatinya bergejolak , di satu sisi dia ingin sekali bertemu Aisyah , tapi disisi lain juga membutuhkan dia .
"hhhuuuf...kenapa diwaktu yang bersamaan " gerutu Azzam .
***
Pak Sulaiman dan Ahmad pun meninggalkan cafe menuju rumah sakit, dan langsung keruangan Aisyah .
Tampak Aisyah masih tertidur pulas . Disofa duduk 3 orang perempuan , mereka adalah Bu Yani dan 2 sahabat Aisyah , Putri dan Ayu, Mala baru saja pulang karena masih banyak yang harus dikerjakan .
"Gimana Yah ? Tanya Bu Yani ketika Pak Sulaiman duduk di sampingnya .
Sedangkan Ahmad mendekati Aisyah . Lalu duduk di samping ranjang .
"Alhamdulillah , semua beres , motor Aisyah lecet sedikit saja " jawab Pak Sulaiman .
"Syukurlah " kata Bu Yani
"Kalau gitu kami permisi pulang dulu pak, " kata Ayu lalu menyalami Pak Sulaiman dan Bu Yani diikuti Putri .
"Insya Allah nanti malam kami balik lagi " tambah Putri .
"Abang , Kami balik dulu ya ? "kata Ayu
"Iya , Hati-hati "
***
Pak Sulaiman lalu memceritakan tentang obrolan mereka di cafe tadi ke istrinya . Bu Yani terharu mendengar cerita suaminya . Semua orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya , begitu juga mereka , tapi semuanya tergantung pada keputusan Aiyah .
Ahmad yang sedang duduk di samping Aisyah menatap dalam wajah adiknya yang masih terlihat pucat dengan perban di kepalanya . Ia teringat akan kata -kata Aisyah tempo hari .Aisyah pernah bilang dia tidak mau pacaran lagi , ingin langsung menikah saja .
Walaupun baru mengenal Azzam , menurutnya Azzam lelaki yang baik , terlepas dari ketampanan dan kemewahan yang dia miliki, sikap ramah dan pembawaanya yang tenang cukup membuat Ahmad merasa Azzam cocok mendampingi adiknya .
Ahmad terhanyut dalam lamunannya, sementara itu Aisyah mulai membuka matanya , menatap sekelilingnya , dia merasa asing ditempat itu , kepalanya terasa pusing.
"Abang , " seru Aisyah saat melihat Ahmad disampingnya .
"iya , alhamdulillah , kamu dah sadar dek " jawab Ahmad tersadar dari lamunannya .
Mendengar perkataan Ahmad , Pak Sulaiman dan Bu Yani mendekati Aisyah .
"Alhamdulillah, " kata Bu Yani sambil mengelus kepala Aisyah .
"ini dimana bu ?" tanya Aisyah bingung sambil memegang kepalanya , sedikit kaget ketika melihat jarum inpus di tangannya .
" ini di rumah sakit , tadi kamu kecelakaan " kata Pak Sulaiman .
Aisyah mencoba mengingat-ingat kejadian yang menimpanya . Dia ingat akan kecelakaan itu dan ada seorang laki - laki yang menggendongnya , wajah lelaki yang dia kenal , lelaki itu adalah Azzam .lalu dia menatap sekelilingnya berharap Azzam ada disitu .
"Hey , cari siapa ? " tegur Ahmad
Pak Sulaiman dan Bu Yani saling pandang .
"Gak koq " jawab Aisyah , sedikit kecewa , yang dia harapkan tidak ada .
"Gimana, sekarang , udah enakan " tanya Pak Sukaiman
"Badan Ais pegel, kepala juga pusing " jawab Aisyah
" Ini lagi , bisa di lepas gak , bu ,ayah " rengek Aisyah sambil menunjuk jarum inpus di tangannya .
Sejak kecil Aisyah memang parno dengan jarum suntik , tapi kini jarum itu menempel di tangannya membuatnya risih .
Seorang Bu Dokter bersama perawat masuk untuk mengecek kondisi Aisyah ,
"Assalamualaikum "sapa dokter
"Waalaikumsalam " jawab mereka bersamaan
Dokter memeriksa kondisi Aisyah ,
"Gimana dok ? " Tanya Pak Sulaiman
" Tensi darah mba nya masih rendah , masih pusing kan ? Tanya Bu Dokter ke Aisyah
Aisyah menganggukan kepala .
"Suntik vitamin dan tambah darah 1 jam lagi "kata Bu Dokter .
Kata -kata Bu Dokter seperti petir di siang hari bagi Aisyah , wajahnya yang pucat tampak semakin pucat , tubuhnya gemetar , hal itu dilihat Ahmad .
"Gak papa biar cepat sembuh " kata Ahmad menenangkan Aisyah .
"Kenapa ? Takut disuntik kah ? Gak sakit koq " tambah Bu Dokter yang juga melihat reaksi Aisyah sambil tersenyum .
Setelah ngobrol - ngobrol Bu dokter pun keluar , Aisyah sedikit lega . Ekor matanya menelusuri seluruh isi ruangan itu , Aisyah baru sadar , kalau ruangan itu berbeda dari ruangan biasanya . Dia seperti berada disebuah kamar hotel berbintang , bukan seperti ruangan rawat biasanya , Pasti sangat mahal ruangan sebagus ini pikirnya .
"Ayah , kenapa Aisyah di rawat di ruangan sebagus ini ?" tanya Aisyah
"Sakit Aisyah gak terlalu parah , di ruangan biasa aj gak papa sayang uangnya " tambahnya lagi
Pak Sulaiman , Bu Yani dan Ahmad saling pandang .
"Ais...gak usah mikir macem-macem dulu , yang penting Aisyah cepat sembuh " kata Pak Sulaiman .
"Tapi , Ayah , ini mahal lho. mending uangnya di tabung untuk keperluan ayah sama ibu aja " Sahut Aisyah mulai gelisah .
"Kalau kamu sudah sembuh , Ayah akan cerita , fokus sama kesembuhan kamu dulu " kata Bu Yani .
"Abang,,," Aisyah meminta penjelasan Abangnya.
Ahmad hanya diam dan sibuk dengan ponselnya .
"Ini sebenarnya ada apa sich ? Ada sesuatu yang disembunyikan dari Ais , kah ? Desak Aisyah .
"Lagi sakit aja bawelnya minta ampun ! Abang panggilkan Bu Dokter ni , biar ceoat disuntik " ledek Ahmad sambil mencubit hidung Aisyah .
"Abang..." Aisyah balik mencubit lengan Ahmad.
"Awas, ntar darahnya keluar lho " kata Ahmad sambil menunjuk jarum inpus menakuti Aisyah.
Spontan Aisyah langsung terdiam, membuat semuanya tertawa.
"Daripada ngoceh terus , mending makan dulu , sini ibu suapin " kata Bu Yani
"Bener tu , makan yang banyak , biar gak jadi di suntik " goda Ahmad lagi .
Aisyah lalu makan disuapi ibunya , Perasaan takut kembali menyelimuti Aisyah ketika ingat kalau sebentar lagi dokter akan kembali untuk menyuntiknya .
Sementara Ahmad merasa geli sendiri melihat tingkah adeknya , dengan ponsel di tangannya diam -diam dia merekam tingkah Aisyah .
Ponsel Pak Sulaiman berdering , tampak panggilan video call dari Anisa .
"Assalamualaikum " sapa Anisa
"Waalaikumsalam "
Dari layar ponsel tampak Anisa sedang berada didalam mobil , tak ketinggalan 2 orang anaknya Dira 2 tahun dan Dika 4 tahun yang sepertinya juga ingin unjuk diri dilayar ponsel itu
"kakek, " seru kedua anak itu sambil melambaikan tangan
Anisa sudah dalam perjalanan , tadinya mau berangkat besok , tapi suaminya mengajak hari itu juga , mumpung ada waktu luang , mereka juga sudah lama tidak berjumpa.
Obrolan mereka terhenti ketika dokter kembali masuk , Wajah ceria Aisyah saat sedang bercanda dengan ponakanya berubah dengan ekpresi tegang . Ahmad yang tidak ingin melewatkan moment itu kembali merekam lagi secara diam -diam.
"Ibu..." rengek Aisyah seperti balita yang tidak mau disuntik .
Pak Sulaiman hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah manja anaknya .
Tubuh Aisyah gemetaran ketika melihat jarum suntik di tangan Bu Dokter . Bu Yani lalu merangkul Aisyah agar lebih tenang . Bu Dokter tersenyum melihat ekspresi Aisyah , dia maklum , bukan kali ini saja dia bertemu pasien seperti Aisyah.
Aisyah menyembunyikan wajahnya dalam pelukan ibunya , Ahmad yang sedang merekam moment itu cekikikan sendiri melihat tingkah adeknya .
"Uuuyyyy...bayi gedenya ayah sama ibu " kata Ahmad sambil melirik Ayahnya . Lalu berpindah posisi mendekati ibunya tujuannya untuk ngezoom wajah Aisyah .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments