Hal yang tidak diinginkan

Yul terkejut ketika tiba di rumah dan mendapati adiknya yang pergi di waktu yang lewat tengah malam. Pria itu baru menyelesaikan pekerjaannya di kantor Haeri untuk mengurusi dokumen Moonlight Coffe cabang Mapo yang akan buka satu minggu lagi. Ia bersama Haeri—yang merupakan penasihat hukum Moonlight Coffe—melembur bersama sampai malam hari untuk mengurusi semua dokumen kafe yang harus disahkan dalam waktu kurang dari satu minggu.

Pukul dua dini hari Yul melaju pergi meninggalkan kantor pengacara Haeri. Pulang ke rumah dan mendapati Hun yang tidak ada di sana. Mobil Hun juga tidak ada dan ponsel Yebin tertinggal di meja sofa. Sepertinya kedua manusia itu pergi bersama ke sebuah tempat di waktu yang sudah lewat tengah malam ini. Begitu Yul menyimpulkan dalam benaknya. Ia mulai merasa cemas dan mengkhawatirkan kedua manusia itu. Apa yang mereka lakukan dengan keluar malam-malam begini. Dan ke mana perginya kedua orang itu selesai menghabiskan kudapan malam di rumah. Yul memikirkan semua itu dan merasa semakin khawatir.

Yang dapat pria itu lakukan adalah menelepon Hun yang kunjungnya tidak dijawab. Yul tengah berdiri di samping sofa ruang tamu dan menadapati ponsel Yebin yang tertinggal. Mencoba menghubungi Hun yang ponselnya sedang mati.

“Ke mana kedua orang itu pergi malam-malam begini?” Yul yang tak dapat menutupi kecemasannya menggumam-gumam setelah lebih dari tiga kali teleponnya tidak dijawab. Ia menurunkan ponsel. Menyebarkan pandangan paniknya ke sekeliling. Menebak-nebak tempat mana yang kira-kira adiknya itu kunjungi bersama Yebin di waktu sedini ini.

Kurang dari satu menit setelah itu terdengar suara mobil Hun di luar. Buru-buru Yul berjalan meninggalkan sofa. Mendapati mobil adiknya yang masuk ke halaman rumah. Yul pun segera mendekati Hun yang beranjak turun dari mobil.

“Dari mana saja kau itu jam segini?” Yul mencetus melihat Hun keluar dari mobil.

Ia mendekat pada Hun yang sedang beralih ke sisi kanan mobil dan membuka pintunya. Di kursi penumpang bagian depan itu Yebin sedang tertidur pulas setelah menghabiskan dua botol wine sendirian.

“Yebin berkata ingin minum alkohol. Jadi aku mengajaknya ke bar untuk menemaninya minum.” Hun menjelaskan singkat sambil melepas sabuk pengaman di tubuh Yebin. Ia melongok melihat Yul di seberang mobil lalu berucap, “Hyeong, bisa bantu aku memindahkan Yebin? Sepertinya dia benar-benar mabuk.”

Tanpa menunggu lama Yul membantu Hun menurunkan Yebin. Yul menggendong tubuh Yebin yang melemas karena alkohol. Wajah wanita itu memerah karena mabuk. Yul menopangnya menggunakan kedua tangan. Berjalan masuk ke dalam rumah sementara Hun memasukkan mobilnya ke bagasi mobil.

Sambil menggendong tubuh Yebin menggunakan kedua tangannya yang berotot, Yul berjalan masuk ke dalam rumah. Naik ke lantai dua. Menuju sebuah kamar tidur khusus tamu yang terletak di lantai itu. Kemudian meletakkan tubuh Yebin ke atas kasur perlahan-pahan. Yebin yang di bawah kendali alkohol, mengaliat kecil ketika Yul menurunkannya dengan pelan. Lalu kembali tertidur nyenyak tak bergerak menghadap langit-langit ruangan.

“Seberapa banyak Yebin minum sampai mabuk begini?”

Merasa heran, Yul menggumam-gumam pelan. Pria itu mendaratkan tubuhnya duduk di pinggiran kasur. Menyelimuti tubuh Yebin menggunakan selimut tebal yang hangat. Ia juga meraih remote penghangat ruangan untuk menaikkan suhu udara ruang di malam yang amat dingin ini.

Sejurus kemudian Yul mendengar suara langkah Hun mendekat. Ia pun segera menolehkan kepalanya ke arah Hun yang berjalan masuk ke dalam kamar.

“Apa yang terjadi? Tidak biasanya Yebin mabuk sampai seperti ini,” tanya Yul yang menatap wajah misterius Hun.

“Aku tidak begitu paham. Setelah kau keluar dengan berkata akan menemui Kak Haeri, Yebin tiba-tiba berkata ingin minum alkohol. Dia sepertinya sedang ada dalam masalah. Aku merasa enggan menolaknya dan membawanya ke Bar Vintage untuk minum. Aku tidak menyangka Yebin akan meminum wine sebanyak itu.”

Kepala Yul kembali menoleh pada Yebin. Tatapannya yang otomatis menyendu menggambarkan kekhawatirannya yang dalam terhadap Yebin. Sembari merapikan selimut yang menutupi tubuh Yebin, Yul menggumam, “Apa yang terjadi padanya? Yebin bukan tipe orang yang akan mabuk-mabukan karena suatu masalah.”

Di belakang, Hun menatap misterius Yul yang menggumam mengkhawatirkan Yebin. Laki-laki berkaca mata itu kemudian bertanya, “Hyeong, menurutmu Yebin itu seperti apa?”

Pertanyaan Hun yang tiba-tiba itu sontak membuat Yul menoleh. Keningnya mengernyit saat menanyakan kembali apa maksud pertanyaan Hun.

“Apa maksudmu?”

“Aku hanya ingin bertanya, apa kau mengganggap Yebin sebagai wanita atau hanya sebatas adik perempuan untukmu.”

Yul terdiam sejenak mencerna pertanyaan aneh Hun. Ia memang sering bercerita tentang Yebin dan selalu berkata kalau Yebin itu dianggapnya seperti adik yang senantiasa dia lindungi. Walau kerap kali Yebin itu bersikap layaknya wanita dewasa yang seolah tidak membutuhkan perlindungan siapa pun. Wanita dewasa yang bisa melakukan semuanya sendiri dan tidak memiliki rasa takut. Yebin sering bersikap seperti itu terhadap Yul. Namun hal itu justru membuat Yul semakin khawatir.

Setelah melalui perenungan yang panjang, Yul pun memberi jawaban pasti. “Memang benar kalau Yebin itu wanita. Namun, juga benar kalau aku menganggap Yebin seperti adik perempuanku.”

Awalnya Yul sempat merasa ragu. Saat jantungnya berdebar kencang karena Yebin, ia merasa ragu apakah dirinya itu menyukai Yebin, wanita yang sepuluh tahun lebih muda darinya. Wanita yang lebih cocok untuk dijadikannya keponakan atau adik ipar. Yul yang merasa itu tidak masuk akal, menyimpulkan kalau debaran jantungnya saat bersama Yebin itu adalah hal yang wajar. Yul berpikir, ketika bersama seseorang yang menyenangkan perasaannya, jantung bisa berdetak lebih cepat dari biasanya. Ketika ia bersama seseorang yang membuatnya merasa nyaman dan senantiasa gembira, perasaan mendesir seperti ketika seseorang jatuh cinta bisa saja datang tanpa sebab. Namun semua itu adalah hal yang wajar, pikirnya. Itu adalah reaksi alamiah tubuh Yul ketika bersama seseorang yang selama ini menyenangkan perasaannya. Yul tidak perlu merasa bingung lagi apakah dirinya itu jatuh cinta kepada Yebin atau tidak.

Yul mengakhiri jawaban singkatnya lalu lanjut bertanya, “Kenapa kau menanyakan hal itu?”

Hun otomatis menggeleng. “Tidak apa-apa. Aku hanya penasaran saja.”

Tubuh Hun pun berbalik. Ia meninggalkan kakaknya berdua bersama Yebin yang sedang tertidur lelap. Hun meninggalkan kamar tersebut dan berjalan menuju kamar tidurnya untuk bergegas istirahat. Sementara Yul beberapa saat ada di kamar tamu tempat Yebin tertidur. Merapikan selimut tebal Yebin dan juga bantalnya. Menyesuaikan suhu udara dalam kamar tidur. Menutup semua korden jendela dan terakhir mematikan lampu sebelum pria itu beranjak keluar meninggalkan Yebin tertidur sendirian di kamar tamu.

***

Kepala Yebin terasa berputar-putar dan pening begitu terbangun dari tidur. Pengar karena mabuknya semalam menyerang pagi Yebin begitu wanita itu terbangun dari tidurnya yang lelap. Rasa mual memenuhi perut Yebin. Membuatnya seakan-akan ingin muntah. Sembari memegangi kepalanya yang pening itu Yebin menuruni tangga lantai dua. Ia mendengar suara gelontengan dari Yul dan Hun yang sedang melakukan beberapa kegiatan di dapur.

“Kau sudah bangun?”

Mendapati keberadaan Yebin yang sedang menuruni tangga, Yul menceletuk. Pria itu memakai apron dapur berwarna biru tua. Memegangi sumpit kayu panjang dan sedang menggoreng daging ham di atas teflon.

“Seberapa banyak kau minum sampai mabuk begitu?” lanjut Yul menanyai Yebin yang berjalan gontai menuju dapur.

Wanita itu menahan rasa sakit di kepalanya karena reaksi alkohol yang belum berakhir. Mengambil air minum di atas meja makan kemudian menjawab dengan gumamam.

“Aku tidak ingat. Aku hanya ingat saat Hun Oppa menyuapiku keju.” Yebin menggosok-gosok rambut untuk mengurangi pengar.

“Duduklah, Yebin~a. Ayo kita sarapan bersama.” Hun yang sedang membuka penanak nasi, menceletuk kepada Yebin. Pria berkacamata itu mengambil tiga mangkuk nasi dan mengisinya dengan nasi merah dari penanak yang sudah matang.

Yebin pun duduk di salah satu bangku meja makan. Menunggu Hun mengantarkan mangkuk nasinya. Juga menunggu Yul selesai menggoreng daging ham dan menyiapkan beberapa lauk pauk yang baru dipanaskannya di microwave. Itu adalah lauk pauk yang dimasakkan Miyoon. Beberapa hari lalu Miyoon pulang ke rumah untuk memasakkan persediaan makanan untuk putrinya dan juga Yul. Lalu kembali ke Incheon untuk mengurus nenek yang sedang sakit.

Di atas meja telah tersaji beberapa makanan. Ada tumus cumi-cumi kering, olahan ikan laut yang dipanggang, daging sapi asam manis, acar, dan makanan pelengkap seperti kimchi, daging ham goreng, telur gulung, dan sosis.

Yul melepaskan apron biru yang melingkari pinggang. Kemudian duduk di bangku sebelah Hun, berhadapan dengan Yebin memulai kegiatan makan.

Ada perasaan tidak enak yang mengelumuni benak Yul. Ia merasakan sesuatu yang menyesakkan saat menatap Yebin yang sedang melahap sarapan. Perasaan itu—yang dirasakan Yul saat ini—mulai muncul tadi malam, tepatnya setelah ia menyadari kedekatan Hun dengan Yebin. Perasaan aneh inilah yang membuat Yul beberapa kali menatap cermin dan mendepati dirinya yang menyedihkan.

“Apa tidak ada Sup pereda mabuk? Aku membutuhkan Sup pereda mabuk sekarang juga.” Yebin berucap setelah menelan telur gulung yang dikunyahnya.

Perutnya terasa mual, seperti mau muntah. Yebin membutuhkan Sup pereda mabuk untuk meredakan pengar di kepalanya karena alkohol.

“Tidak ada. Makanlah apa yang ada di atas meja. Siapa suruh kau minum sampai mabuk?” Yul merutuk melihat Yebin mencari Sup pereda mabuk yang tidak ada di atas meja. Tanpa alasan yang jelas pria itu merasa kesal pada Yebin yang mabuk bersama Hun.

“Kenapa Ajeossi kesal? Aku kan hanya bertanya,” sahut Yebin dengan wajahnya yang memberengut. Ia menekuk bibirnya dan lanjut makan dengan kesal.

“Ajeossi? Katanya kau lebih suka memanggilku Oppa, kenapa tiba-tiba Ajeossi?” Yul memprotes.

Sampai kemarin malam Yebin masih memanggilnya dengan sebutan oppa. Dan pagi ini tiba-tiba panggilan itu berubah menjadi ajeossi. Apa yang sebenarnya wanita itu pikirkan? Kenapa ia memainkan perasaan Yul dengan begitu mudah seperti menggelindingkan bola salju? Tiba-tiba saja Yul merasa marah, sekaligus sakit hati.

Dengan santainya Yebin menjawab, “Aku sudah memikirkan kembali. Sepertinya Ajeossi lebih cocok kupanggil Ajeossi. Untuk panggilan Oppa, kurasa akan lebih cocok untuk memanggil Hun Oppa. Benar kan, Oppa?” Yebin mengakhiri kalimatnya sambil menoleh pada Hun. Laki-laki itu mengangguk sambil terkekeh. Sementaa raut wajah Yul bersungut-sungut mendengar Yebin yang membuat perasaannya sakit.

“Hah! Yang benar saja.” Yul tak menutupi perasaan jengkel yang memenuhi kepalanya. Ia menghentikan kegiatan makan dan merutuk, “Baiklah. Terserah apa yang mau kau lakukan, Nona Kang. Aku tidak peduli.”

Yul segera bangkit dari duduk. Perutnya terasa kenyang secara tidak masuk akal. Mulut Yul tidak memiliki selera untuk menghabiskan sarapan. Pria itu berjalan meninggalkan meja makan. Naik ke lantai dua menuju kamar tidurnya.

Tubuh Yebin menjingkat kecil saat mendengar suara pintu tertutup yang amat keras. Sepertinya Yul sedang kesal dan membanting pintu kamar.

“Ajeossi itu benar-benar. Kenapa dia mengambek hanya karena aku tidak memanggilnya oppa? Kekanakan sekali.” Yebin menggumam tak percaya mendapati Yul yang sedang merajuk.

Bukan berarti hanya Yebin seorang yang memanggil laki-laki itu dengan sebutan oppa. Kenapa Yul berlebihan sekali? Yebin yang melihat Yul sedang mengambek, menggeleng-geleng heran. Ia tidak mengerti kenapa laki-laki itu kadang bersikap kekanakan di hadapan Yebin. Benar. Marah karena tidak dipanggil oppa oleh wanita yang jauh lebih muda darinya itu tindakan sangat kekanakan. Bukan berarti Yebin memiliki arti khusus di hati Yul. Kenapa Yul bersikap kekanakan seperti anak SMA? pikir Yebin dalam benak.

Tanpa mau memikirkan pria yang sedang merajuk itu, Yebin meneruskan kegiatan makannya. Bercanda dia dengan Hun yang memberinya suapan lauk pauk.

Tepat dua menit kemudian, terlihat Yul yang sedang menuruni tangga lantai dua. Pria itu memakai pakaian lengkap musim dingin. Membawa kunci mobil di genggaman.

“Mau ke mana, Hyeong?” tanya Hun spontan melihat kakaknya hendak pergi ke sebuah tempat.

Tanpa menoleh Yul pun menjawab, “Kafe.”

“Akhir pekan begini kau mau ke kafe?”

“Hm.”

Yul yang raut mukanya merengus, dalam sekejap pergi meninggalkan rumah. Meninggalkan Hun dan Yebin yang sedang sarapan. Melaju menuju Moonlight Coffe Gangnam. Pada akhir pekan kafe buka sejak pukul satu siang sampai jam sebelas malam. Di kafe yang sedang sepi itu Yul ingin melukis. Pria itu hendak meluapkan kekesalannya dengan cara melukis. Itu adalah satu-satunya cara yang dapat dilakukan Yul untuk menghilangkan perasaan tidak nyaman yang menyesakkan ini.

***

Terpopuler

Comments

Sussi Slim

Sussi Slim

Bau aroma2 cemburu niiih 😄

2019-10-13

3

Nanik

Nanik

sama sama gak nyadar kalo saling suka nich...

2019-09-05

3

lihat semua
Episodes
1 PROLOG (revised)
2 Kekacauan yang menyebalkan!
3 Tatangga baruku? Sial!
4 Pria itu sok baik, tapi dia tampan
5 Pria yang lemah terhadap perempuan
6 Wanita ketus dan 'ajeossi' penurut
7 Jantung yang berdebar-debar. Itu gawat!
8 Nona Kang yang payah memilih cowok
9 Dasar pria kurang ajar!
10 Saingan yang bukan seperti saingan
11 Cemburu yang tidak enak
12 Ajeossi yang malang sekali
13 Pria tersipu wajahnya menggemaskan
14 Adikku yang tampan
15 Perasaan yang tidak enak
16 Hal yang tidak diinginkan
17 Cinta yang tak dapat ditoleransi
18 Balasan ciuman yang manis
19 Nyamuk berhidung belang yang nakal
20 Semua tentang waktu dan kepastian
21 Bibir merah yang menggoda
22 Nona Kang yang suka diperhatikan
23 Perasaan yang seperti lukisan abstrak
24 Jauh dari ekspektasi
25 Malam terakhir, matahari terbit keesokannya
26 Cinta lain bersemi
27 Semua tak baik-baik saja
28 Persaingan yang sehat
29 Pernyataan cinta yang tertunda
30 Cinta atau balas budi
31 Akhir atau sebuah awal
32 The End
33 Cinta Hun yang [berawal] berakhir
34 Pengumuman Season 2
35 Yebin ku hamil?
36 Hal yang mendesak!
37 Kakak yang paling baik
38 Yebin si ahli menusukㅋㅋ
39 Membangu Kepercayaan
40 Penyamaran Bodoh Kang Yebin
41 Diam Bukanlah Kang Yebin
42 Kang Yebin Tidak Pernah Bisa Diam
43 Arti Sebuah Ciuman
44 Menjelang Pernikahan
45 Kekuatan Kang Yebin
46 Menjelang Pernikahan 2
47 Amanat Untuk Yul
48 Hari Pernikahan!
49 Kehidupan Pernikahan
50 Kesabaran Suami Sedang Diuji
51 Awal Kecemburuan Istri
52 Kubunuh kau, wanita penggoda!
53 Hukuman Kecemburuan
54 Kecemburuan sang istri
55 Kemarahan Terbesar Yul
56 Kamu Menyesal?
57 Permohonan Maaf Yebin
58 Awam Baru Menjadi Istri yang Baik
59 Menjadi Istri yang Pintar dan Mandiri
60 Kehamilan Pertama
61 Adegan mesra yang mana?
62 Cinta Hun yang Membara
63 Diam-Diam menghanyutkan
64 Kemarahan Sang Kakak
65 Yebin Yang Bijaksana
66 Cinta dan Pengorbanan
67 Perjuangan Seorang Ibu
68 Kabar Buruk
69 Ketegaran Kang Yebin
70 Berusaha Bangkit
71 Bulan Madu
72 Bulan Madu 2
73 Kota Havana yang penuh gairah
74 Akhir dari Bulan Madu
75 Awal baru Kang Yebin
76 Alasan Ketidaksukaan Yebin
77 Niat Busuk
78 Hadiah tak terduga
79 Dilema yang berat
80 Pertemuan Mendadak
81 Keputusan Ambang
82 Predator
83 Kemunculan orang mencurigakan
84 Masakan terburuk istri yang cantik
85 Serangan menohok
86 Bunga sakura yang menawan
87 Perpisahan Sejenak
88 Bos yang galak
89 Pengakuan cinta terlarang
90 Puncak kerinduan
91 Awal sebuah tragedi
92 Perasaan bersalah
93 Kemarahan Predator
94 Memupuk kepercayaan
95 Tipu muslihat iblis
96 Pertemuan Yul Junior
97 YUL, suami yang perhatian
98 Jurus bertahan Kang Yebin
99 Sosok misterius
100 Apa itu Kebahagiaan
101 Keinginan membeli pulau!
102 Istri yang merajuk
103 Niat busuk terungkap
104 Terbangun dari koma
105 Serangan Kang Yebin
106 Kedatangan Yul junior
107 Anggota Keluarga Baru
108 Menjadi Zombie
109 Penyesalan....
110 Hari baru Moon Hanyul
111 Rencana Pernikahan Mendadak
112 Kegeraman Yul
113 Menuju Pulau
114 Perasaan Tak Terdeskripsikan
115 Cerita di Tengah Lautan
116 Menangis dalam hati
117 Ancaman Kelabu
118 Hari Pernikahan Hun
119 Momen Pernikahan yang Semu
120 Puncak Perselisihan
121 The Last Story
122 EPILOG
123 WELCOME TO LOVE YOU LATER SERIES 2
124 Prolog
125 Pertemuan awal
126 Hadiah Ulang Tahun
127 Hubungan Abstrak
128 Ajeossi penolong yang murung
129 Don't Leave Me!
130 My First Kiss
131 Begitu kesepakatan dibuat!
132 Perasaan Misterius Brian
133 Perasaan cemburu atau ...
134 Awal munculnya rasa kagum ^^
135 Munculnya sesosok wanita misterius
136 Bukan salah keadaan,hanya saja takdir tidak mendukung
137 Hati yang dingin membutuhkan kehangatan
138 Jatuh cinta adalah rasa takut tersendiri
139 Perasaan dibutuhkan itu sangat indah
140 ‘Izinkan aku melakukannya sekali lagi, dengan perasaan’
141 Sikap tidak masuk akal pertanda rasa sayang
142 Saatnya mengubur kenangan masa lalu
143 Kisah dua manusia melawan perasaan yang padam
144 Obat penenang yang paling mujarab
145 Sebuah kebenaran yang tidak terduga
146 Bangunkan aku di pagi hari!
147 Kim Lysa; gadis yang tidak terduga
148 Persiapan sebelum bermain
149 Jangan memanggilku Ajeossi lagi!
150 Waktu yang tak dapat diputar
151 Niat hati berkencan, apadaya hati tak sampai
152 Pengakuan cinta di saat yang tidak tepat
153 Terbelahnya langit saturnus
154 Melodi yang berputar di tengah badai halilintar
155 Tidak ada cinta, tidak ada patah hati
156 Keputusan yang telah bulat
157 Jarak dan keadaan yang tidak dapat berkompromi
158 Perasaan yang tidak baik baik saja
159 Harapan palsu untuk meminimalisir luka batin
160 Pertemuan yang dramastis
161 Kim Lysa yang kehilangan akal sehat
162 Kenangan indah di titik nol kilometer Yogyakarta
163 Han Mino si laki laki Bucin (budak cinta)!
164 Pecahan tangis yang telah terbendung lama
165 Pesaing terbesar dalam hidup Mino
166 Kedatangan musuh yang tidak terduga
167 Mino adalah kekasih Lysa, dan Brian adalah kakak lelakinya!
168 Jawaban yang tidak terduga Lysa yang mendatangkan bahaya
169 Kemarahan terbesar Kim Lysa
170 Kekacauan yang sudah terduga
171 Gadis di ambang kehancuran
172 Kim Lysa yang egois dan bodoh
173 Pertemuan tragis sepasang manusia
174 Tangisan bahagia seorang gadis yang sering terluka
175 Awal tinggal bersama yang manis
176 Kerinduan yang tidak berujung
177 Kemunuclan tidak terduga Brian Alvendo
178 Bersama menjadi lebih kuat
179 Pertemuan yang tidak menyenangkan
180 Bukan salah siapa siapa
181 Makanan harimau yang lapar
182 Kedatangan musuh besar untuk bertarung
183 Nyanyian merdu kekasih yang tampan
184 Rencana serangan hukum
185 Tamu tamu tidak terduga yang datang
186 Kegaduhan
187 Akhir Cerita
Episodes

Updated 187 Episodes

1
PROLOG (revised)
2
Kekacauan yang menyebalkan!
3
Tatangga baruku? Sial!
4
Pria itu sok baik, tapi dia tampan
5
Pria yang lemah terhadap perempuan
6
Wanita ketus dan 'ajeossi' penurut
7
Jantung yang berdebar-debar. Itu gawat!
8
Nona Kang yang payah memilih cowok
9
Dasar pria kurang ajar!
10
Saingan yang bukan seperti saingan
11
Cemburu yang tidak enak
12
Ajeossi yang malang sekali
13
Pria tersipu wajahnya menggemaskan
14
Adikku yang tampan
15
Perasaan yang tidak enak
16
Hal yang tidak diinginkan
17
Cinta yang tak dapat ditoleransi
18
Balasan ciuman yang manis
19
Nyamuk berhidung belang yang nakal
20
Semua tentang waktu dan kepastian
21
Bibir merah yang menggoda
22
Nona Kang yang suka diperhatikan
23
Perasaan yang seperti lukisan abstrak
24
Jauh dari ekspektasi
25
Malam terakhir, matahari terbit keesokannya
26
Cinta lain bersemi
27
Semua tak baik-baik saja
28
Persaingan yang sehat
29
Pernyataan cinta yang tertunda
30
Cinta atau balas budi
31
Akhir atau sebuah awal
32
The End
33
Cinta Hun yang [berawal] berakhir
34
Pengumuman Season 2
35
Yebin ku hamil?
36
Hal yang mendesak!
37
Kakak yang paling baik
38
Yebin si ahli menusukㅋㅋ
39
Membangu Kepercayaan
40
Penyamaran Bodoh Kang Yebin
41
Diam Bukanlah Kang Yebin
42
Kang Yebin Tidak Pernah Bisa Diam
43
Arti Sebuah Ciuman
44
Menjelang Pernikahan
45
Kekuatan Kang Yebin
46
Menjelang Pernikahan 2
47
Amanat Untuk Yul
48
Hari Pernikahan!
49
Kehidupan Pernikahan
50
Kesabaran Suami Sedang Diuji
51
Awal Kecemburuan Istri
52
Kubunuh kau, wanita penggoda!
53
Hukuman Kecemburuan
54
Kecemburuan sang istri
55
Kemarahan Terbesar Yul
56
Kamu Menyesal?
57
Permohonan Maaf Yebin
58
Awam Baru Menjadi Istri yang Baik
59
Menjadi Istri yang Pintar dan Mandiri
60
Kehamilan Pertama
61
Adegan mesra yang mana?
62
Cinta Hun yang Membara
63
Diam-Diam menghanyutkan
64
Kemarahan Sang Kakak
65
Yebin Yang Bijaksana
66
Cinta dan Pengorbanan
67
Perjuangan Seorang Ibu
68
Kabar Buruk
69
Ketegaran Kang Yebin
70
Berusaha Bangkit
71
Bulan Madu
72
Bulan Madu 2
73
Kota Havana yang penuh gairah
74
Akhir dari Bulan Madu
75
Awal baru Kang Yebin
76
Alasan Ketidaksukaan Yebin
77
Niat Busuk
78
Hadiah tak terduga
79
Dilema yang berat
80
Pertemuan Mendadak
81
Keputusan Ambang
82
Predator
83
Kemunculan orang mencurigakan
84
Masakan terburuk istri yang cantik
85
Serangan menohok
86
Bunga sakura yang menawan
87
Perpisahan Sejenak
88
Bos yang galak
89
Pengakuan cinta terlarang
90
Puncak kerinduan
91
Awal sebuah tragedi
92
Perasaan bersalah
93
Kemarahan Predator
94
Memupuk kepercayaan
95
Tipu muslihat iblis
96
Pertemuan Yul Junior
97
YUL, suami yang perhatian
98
Jurus bertahan Kang Yebin
99
Sosok misterius
100
Apa itu Kebahagiaan
101
Keinginan membeli pulau!
102
Istri yang merajuk
103
Niat busuk terungkap
104
Terbangun dari koma
105
Serangan Kang Yebin
106
Kedatangan Yul junior
107
Anggota Keluarga Baru
108
Menjadi Zombie
109
Penyesalan....
110
Hari baru Moon Hanyul
111
Rencana Pernikahan Mendadak
112
Kegeraman Yul
113
Menuju Pulau
114
Perasaan Tak Terdeskripsikan
115
Cerita di Tengah Lautan
116
Menangis dalam hati
117
Ancaman Kelabu
118
Hari Pernikahan Hun
119
Momen Pernikahan yang Semu
120
Puncak Perselisihan
121
The Last Story
122
EPILOG
123
WELCOME TO LOVE YOU LATER SERIES 2
124
Prolog
125
Pertemuan awal
126
Hadiah Ulang Tahun
127
Hubungan Abstrak
128
Ajeossi penolong yang murung
129
Don't Leave Me!
130
My First Kiss
131
Begitu kesepakatan dibuat!
132
Perasaan Misterius Brian
133
Perasaan cemburu atau ...
134
Awal munculnya rasa kagum ^^
135
Munculnya sesosok wanita misterius
136
Bukan salah keadaan,hanya saja takdir tidak mendukung
137
Hati yang dingin membutuhkan kehangatan
138
Jatuh cinta adalah rasa takut tersendiri
139
Perasaan dibutuhkan itu sangat indah
140
‘Izinkan aku melakukannya sekali lagi, dengan perasaan’
141
Sikap tidak masuk akal pertanda rasa sayang
142
Saatnya mengubur kenangan masa lalu
143
Kisah dua manusia melawan perasaan yang padam
144
Obat penenang yang paling mujarab
145
Sebuah kebenaran yang tidak terduga
146
Bangunkan aku di pagi hari!
147
Kim Lysa; gadis yang tidak terduga
148
Persiapan sebelum bermain
149
Jangan memanggilku Ajeossi lagi!
150
Waktu yang tak dapat diputar
151
Niat hati berkencan, apadaya hati tak sampai
152
Pengakuan cinta di saat yang tidak tepat
153
Terbelahnya langit saturnus
154
Melodi yang berputar di tengah badai halilintar
155
Tidak ada cinta, tidak ada patah hati
156
Keputusan yang telah bulat
157
Jarak dan keadaan yang tidak dapat berkompromi
158
Perasaan yang tidak baik baik saja
159
Harapan palsu untuk meminimalisir luka batin
160
Pertemuan yang dramastis
161
Kim Lysa yang kehilangan akal sehat
162
Kenangan indah di titik nol kilometer Yogyakarta
163
Han Mino si laki laki Bucin (budak cinta)!
164
Pecahan tangis yang telah terbendung lama
165
Pesaing terbesar dalam hidup Mino
166
Kedatangan musuh yang tidak terduga
167
Mino adalah kekasih Lysa, dan Brian adalah kakak lelakinya!
168
Jawaban yang tidak terduga Lysa yang mendatangkan bahaya
169
Kemarahan terbesar Kim Lysa
170
Kekacauan yang sudah terduga
171
Gadis di ambang kehancuran
172
Kim Lysa yang egois dan bodoh
173
Pertemuan tragis sepasang manusia
174
Tangisan bahagia seorang gadis yang sering terluka
175
Awal tinggal bersama yang manis
176
Kerinduan yang tidak berujung
177
Kemunuclan tidak terduga Brian Alvendo
178
Bersama menjadi lebih kuat
179
Pertemuan yang tidak menyenangkan
180
Bukan salah siapa siapa
181
Makanan harimau yang lapar
182
Kedatangan musuh besar untuk bertarung
183
Nyanyian merdu kekasih yang tampan
184
Rencana serangan hukum
185
Tamu tamu tidak terduga yang datang
186
Kegaduhan
187
Akhir Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!