Tatangga baruku? Sial!

“Apa ini benar bisa diperbaiki? Berapa lama dan berapa biayanya? Saya membutuhkannya secepat mungkin. Apa bisa diperbaiki dalam waktu kurang dari seminggu?” Yebin menghujani pertanyaan pada petugas servis laptop yang sedang memeriksa kerusakan laptopnya. Wajah Yebin penuh harap sementara petugas servis laki-laki yang berkacamata itu terlihat sedang berkonsentrasi memeriksa laptop yang rusaknya cukup parah.

Kepala petugas servis memiring. Ia melihat ke arah laptop Yebin yang diletakkan di atas meja kaca toko servis elektroniknya. Memeriksanya menggunakan beberapa alat tes.

“Tolong perbaiki laptop temanku, Ajeossi (sebutan untuk memanggil laki-laki yang jarak usianya jauh lebih tua). Kami benar-benar membutuhkannya. Tanpa laptop itu, hidup kami akan berakhir. Kumohon, Ajeossi. Perbaikilah laptop temanku itu secepat mungkin dan sebaik mungkin.” Somin menambahi dengan nada suaranya yang penuh permohonan.

Pandangan petugas servis itu sedikit menaik. Tepat di hadapannya, dua wanita cantik menatapnya dengan wajah yang sangat memelas. Seolah tak dapat menahan kepedihannya melalui tatapan yang penuh pilu itu.

“Aku perlu memeriksanya lebih lanjut. Jika bisa diperbaiki, mungkin tidak akan memakan waktu lebih dari semingg.”

Jawaban melegakan yang dilontarkan oleh petugas servis itu seketika membuat kedua wanita di hadapannya mengembuskan napas panjang. Kaki Yebin yang terasa lemas seketika itu memiliki tenaga lagi untuk berlari.

Hari yang sangat melelahkan untuk Yebin. Ia nyaris menggundul rambutnya jika sampai Biniemoon tidak bisa diselamatkan karena laptopnya rusak. Dan sekarang, mendengar petugas servis itu berkata dapat memperbaiki laptopnya, Yebin merasa sangat lega. Seakan-akan sepuluh tahun usianya yang terpotong karena kekacauan tadi telah kembali.

“Terima kasih. Aku meninggalkan nomor teleponku di sini. Kalau sudah selesai, tolong hubungi aku.”

Yebin menyerahkan secarik kertas bertuliskan nomor teleponnya kepada petugas servis. Lalu keluar meninggalkan tempat servis ini dengan tatapan penuh haru yang masih tersirat.

“Untung saja. Kau hampir celaka, Yebin~a. Aku tidak percaya pelayan itu menuangkan minumanku ke atas laptop berhargamu,” cerocos Somin yang berjalan di sebelah Yebin. Lebih dari apa pun wanita itu mengerti situasi apa yang akan dialami Yebin jika sampai Biniemoon tidak bisa diselamatkan.

Somin memang membantu Yebin mengelola Biniemoon. Lebih tepatnya, membantu memasarkan produk-produk yang dijual di Biniemoon melalui akun media sosialnya sebagai beauty flogger. Somin juga kerap memberikan review produk di Biniemoon melalui blog yang ditulisnya di berbagai situs pencarian. Secara kasat mata Somin memang memiliki andil dalam pengelolaan Biniemoon. Tetapi, ia mencemaskan Biniemoon bukan karena keikutsertaannya, melainkan karena Yebin yang merupakan sahabat baiknya. Ia tahu kalau Yebin sangat menyayangi Biniemoon yang menjadi separuh hidupnya.

Kedua wanita itu telah bersahabat baik sejak SMP. Mereka saling mendukung satu sama lain. Yebin mendukung Somin yang ingin menjadi model majalah. Sementara Somin juga mendukung Yebin yang sejak kecil mimpinya menjadi CEO dan memiliki bisnis yang bergerak di bidang fashion.

“Aku tidak akan memaafkan siapa saja yang mencelakai Biniemoon-ku. Hah, wanita pelayan itu benar-benar membuatku jengkel. Tidak hanya merusak laptopku, dia juga merusak hariku.” Yebin merutuk-rutuk.

Ia sedang berjalan di trotoar menuju halte bus. Pandangan Yebin menyebar ke sekeliling. Mengamati suasana siang pada awal musim gugur.

Langit siang cukup cerah pada siang hari ini. Warna biru muda dengan semburat putih dari awan yang bergerak ke barat mengisi seluruh pandangan ketika Yebin mendongakkan kepala ke atas. Aroma dedaunan yang mulai gugur menyentuh indra penciuman. Yebin menghirup aroma bunga cherry yang tumbuh di sepanjang pinggiran trotoar.

Kedua wanita itu tiba di trotoar. Menunggu kedatangan bus selama beberapa waktu. Bus yang akan ditumpangi Somin datang lebih dulu. Wanita itu naik ke dalam bus sementara Yebin menunggu bus lain yang akan membawanya pulang ke rumah.

“Aku duluan. Sampai jumpa besok, Yebin~a!” seru Somin sambil beranjak naik ke dalam bus. Ia melambai-lambakan tangannya kepada Yebin yang masih terduduk manis di halte.

“Hati-hatilah.” Yebin membalas seruan temannya yang bertubuh tinggi langsing itu sambil melambaikan tangan.

Bus yang membawa Somin pun melaju pergi. Napas Yebin berembus panjang. Padahal hari belum berakhir. Waktu masih menunjukkan pukul setengah tiga. Tetapi tubuh Yebin benar-benar lelah. Ia lelah secara fisik maupun mental karena kekacauan yang terjadi di kafe beberapa waktu lalu. Ya. Kekacauan yang menguras emosi dan tenaganya.

Di halte itu Yebin menunggu selama beberapa saat. Ia teringat suatu hal dan segera merogoh saku celana.

Pandangan Yebin menurun. Melihat selembar kartu nama berwarna coklat muda di genggaman. Pada kartu nama itu tertuliskan nama Moon Yul yang merupakan CEO Moonlight Coffe. Di bawah nama yang tertulis juga terdapat nomor kontak, alamat email, dan alamat rumah.

Kedua alis Yebin menaik melihat alamat rumah yang tertulis di kartu nama Yul. Ia memastikan penglihatannya tidak salah. Mendekatkan kartu nama untuk dibacanya dengan lebih jelas.

“112, Degin-ro, Banpo-dong, Seocho-gu, Seoul. Ini kan alamat rumahku?”

***

Dua truk pengangkut barang berhenti di depan rumah dengan pintu gerbang berwarna coklat tua. Rumah berlantai dua dengan berbagai macam tanaman yang mengisi halaman itu dihuni oleh dua orang wanita. Truk pengangkut barang yang mengangkut barang-barang pindahan Yul berhenti di depan rumah dengan dua penghuni wanita di dalamnya.

Suaral bel berbunyi ketika seorang petugas dari jasa angkut barang memencet bel di depan pagar rumah. Di dalamnya, Yebin yang baru selesai mandi berjalan menuruni tangga dengan handuk putih yang melilit kepalanya. Ia menceletuk kepada ibunya yang sedang ada di dapur untuk memasak.

“Ibu, siapa yang datang?” tanya Yebin bingung melihat dua truk pengangkut barang berhenti di depan rumahnya. “Apa ada yang mau pindah ke rumah kita? Kenapa ada truk pengangkut barang?” lanjut Yebin bertanya sambil mendekat ke arah jendela kaca rumah untuk melihat ke depan gerbangnya.

“Siapa yang pindah kemari? Semua sepupumu kan sudah berkeluarga,” jawab Miyoon yang sedang mencuci piring.

“Lalu siapa mereka? Kenapa mereka berhenti di depan rumah kita?”

Sementara itu suara bel terus terdengar. Yebin yang masih belum melepas handuk di kepalanya, terdiam mengamati dua truk itu melalui jendela kaca. Miyoon yang baru menyelesaikan kegiatan mencuinya, berjalan untuk membukakan pintu gerbang pada petugas angkut barang.

“Apa benar-benar ada yang mau pindah kemari?” gumam pelan Miyoon sambil berjalan menuju pintu gerbang. Wanita paruh baya berwajah cantik dengan kerutan kecil di beberapa bagian wajah itu membukakan pintu gerbang untuk petugas angkut barang yang memencet bel rumahnya.

“Selamat sore, kami dari perusahaan jasa pindah rumah. 112, Degin-ro, Banpo-dong, Seocho-gu, Seoul. Alamat ini benar di sini kan?” tanya seorang petugas begitu Miyoon membukakan pinru gerbang.

Kepala Miyoon mengangguk. Keningnya mengerut kerena merasa ada yang aneh.

“Itu benar alamat ini. Tapi, sepertinya tidak ada yang mau pindah kemari. Apa alamat yang tertulis itu sudah benar?” Miyoon meyakinkan.

Petugas itu mengecek kembali alamat yang diterimanya. Memastikan kalau alamat yang tertulis di atas kertas itu memang sudah benar.

“Ini alamatnya sudah benar.”

Tidak lama kemudian ada satu mobil hitam yang tiba. Mobil yang dikendarakan Yul itu berhenti di depan gerbang rumah mewah berlantai tiga yang berdiri di seberang jalan. Yul turun dari mobilnya. Berjalan menghampiri petugas dari jasa pindah rumah.

“Sebelumnya mohon maaf. Sepertinya ada kesalahan teknis. Rumahnya bukan yang ini, tapi yang seberang itu, Ajeossi.” Yul menjelaskan begitu tiba di hadapan Miyoon dan seorang petugas angkut barang.

Petugas angkat barang itu cepat tanggap dan segera mengirim kedua truknya untuk pergi ke rumah di seberang jalan. Sementara petugas beranjak pergi, Yul membungkukkan tubuh sekenanya untuk menyapa Miyoon. Senyumnya yang ramah tersungging di bibir ketika ia memperkenalkan diri.

“Annyeonghaseyo (Halo). Saya tetangga baru yang akan tinggal di seberang. Senang bertemu Anda.”

Yul mengulurkan tangan. Miyoon memperlihatkan raut wajah semringah kepada tetangga barunya yang tampan. Kemudian menyambut uluran tangan Yul dengan hangat.

“Aduh, sudah lama sekali sejak ada laki-laki tampan tinggal di lingkungan ini. Rasanya menyegarkan. Semoga kita akrab,” kata Miyoon dengan seutas senyum riang di wajah. Ia melihat Yul menganggukkan kepala dengan sopan.

Miyoon menjabat tangan Yul dalam waktu lama. Ia pun lanjut menanyai, “Kalau boleh tahu siapa namamu?”

“Saya Yul, Moon Yul. Beberapa orang memanggil saya Yul, dan beberapa orang lainnya lebih akrab memanggil Moon Sajang (bos).” Yul berucap pelan.

Kepala Miyoon memiring mendengar laki-laki tampan itu yang tutur katanya lembut dan sopan. Wajah ibu rumah tangga yang semringah terlihat mengagumi Yul. Seolah-olah ingin menjadikan lelaki itu menantunya.

Sementara kedua manusia di depan gerbang itu masih bercakap-cakap ria, Yebin mengumpat-ngumpat di dalam hatinya. Wanita yang sedang mengintip melalui jendela lantai dua itu masih mengingat dengan baik wajah Yul yang tadi dilihatnya di kafe.

Yebin belum melupakan kejadian siang tadi. Mengingat Yul, membuat Yebin teringat kembali kekacauan itu. Membuatnya merasa marah. Dari lantai dua rumahnya ia mengamati ibunya yang terlihat gembira berkenalan dengan Yul.

“Sial! Aku sudah curiga sejak melihat kartu namanya. Ternyata dia adalah tetanggaku. Tidak bisa. Aku harus menaburi sekeliling rumahku dengan garam agar terhindar dari kesialan.”

Dari sekian banyak rumah mewah yang berdiri di Seoul, kenapa harus rumah yang berdiri di seberang rumah Yebin? Mengingat apa yang terjadi di Moonlight Coffe siang tadi saja membuat kemarahan Yebin kembali tumbuh. Bersusah payah wanita itu melalui harinya yang buruk. Setelah sore hari, Yebin mulai bisa bernapas karena tak terbayang-bayang lagi oleh krisis yang sedang dialami Biniemoon. Ia mulai bisa merasa tenang tanpa memikirkan hal yang membuatnya benar-benar stres. Tapi, melihat pria yang menjadi CEO Moonlight Coffe—yang seolah-olah bersedia bertanggung jawab atas kerugian Yebin yang tidak dapat dihitung menggunakan uang—ada di depan rumahnya, Yebin merasakan stres lagi di kepalanya. Ia kembali teringat Biniemoon setelah berusah payah mencoba menenangkan pikiran.

“Apa laptopku belum selesai? Aku membutuhkannya segera untuk memperbaiki fitur Biniemoon,” gumam pelan Yebin sambil berlalu meninggalkan jendela. Berjalan masuk ke kamar. Sepertinya wanita itu akan mengambil ponsel untuk memeriksa apakah petugas servis itu menelepon atau mengiriminya pemberitahuan.

***

“Jangan khawatir. Aku sudah pindah rumah dengan baik. Aku juga sudah menyiapkan kamar untukmu.”

Yul memegangi ponsel di telinga kirinya untuk bercakap-cakap dengan sang adik di seberang telepon. Pria itu baru selesai membongkar semua barang pindahan dan menatanya. Kini ia sedang menelepon Hun sambil mempersiapkan makan malam.

“Jangan khawatirkan aku. Para tetangga memperlakukanku dengan baik dan mereka semua juga ramah. Kau baik-baik saja di sana dan jalani pelatihanmu dengan maksimal. Aku akan membuka cabang kafe baru di Mapo. Sepertinya aku akan sangat sibuk beberapa hari ke belakang.”

Sembari meneruskan kegiatan meneleponnya, Yul membuka pintu lemari pendingin di dapur rumah yang masih sangat bersih. Di dapur itu belum ada satu peralatan memasak pun. Hanya ada kompor listrik dan beberapa peralatan makan. Yul hampir tidak pernah memasak ketika tinggal sendirian di apartemen sehingga tidak ada peralatan memasak yang bisa ia bawa saat pindah rumah. Ia lebih suka makan di luar atau pun memesan makanan cepat antar daripada harus memasak yang itu sangat merepotkan. Kalau terdesak, pria itu hanya akan memasak makanan cepat saji seperti mie instan dan makanan-makanan instan lain yang hanya tinggal memanaskan.

“Baik. Aku akan meleponmu lagi.”

Panggilan telepon Yul berakhir setelah itu. Ia meletakkan ponselnya ke atas meja marmer dapur. Melihat ke dalam lemari pendingin untuk mencari apa yang hendak dimakannya untuk makan malam. Di dalam lemari pendingin itu hanya terdapat bahan makanan instan, susu instan, air mineral, dan beberapa kotak daging sapi yang masih mentah.

“Ah, ternyata tidak ada telur. Bagaimana aku bisa memakan ramyeon kalau tidak ada telur?” Yul mendesah panjang karena tak menemukan telur ayam di dalam lemari pendingin. Baginya, telur adalah hal wajib yang harus ada saat ia memasak ramyeon. Tanpa telur, ramyeon yang dimasaknya terasa hambar dan tidak ada apa-apanya.

Kening Yul mengernyit melihat ada tiga kotak daging sapi mentah di dalam freezer. Ia mengambil salah satu kotak dan melihat bagian atas kemasannya.

“Tiga hari lagi sudah kadaluarsa. Apa ini masih bisa dimasak?”

Yul pun mengeluarkan semua kotak daging sapi dari dalam lemari pendingin. Menenteng ketiga kotak tersebut untuk dibawanya keluar dari rumahnya yang sunyi ini. Ya.Rumah besar berlantai tiga itu sungguh terlihat sunyi untuk ditinggali satu orang pria lajang.

Langit gelap mengisi pandangan Yul ketika ia tiba di depan gerbang rumah. Suasana dingin pada waktu yang menunjukkan pukul tujuh ini terasa menyegarkan kulit di awal berjalannya musim gugur. Pun jalan depan rumah pria itu menunjukkan kesunyian. Hanya ada beberapa lampu jalan yang menyala. Di antara rumah-rumah yang berdiri di lingkungan ini, rumah Miyoon adalah rumah yang jaraknya paling dengan tempat tinggal Yul. Yul hanya perlu beberapa langkah saja untuk sampai di rumah seorang ibu rumah tangga yang sore tadi menyambut kedatangan Yul dengan hangat.

Sampai di depan gerbang rumah Miyoon, Yul memencet bel rumah. Pandangannya menerobos ke dalam gerbang. Melihat lampu rumah yang masih menyala, menunjukkan aktivitas di dalam rumah tersebut yang masih berjalan.

Tidak lama setelah Yul memencet bel, seorang gadis berambut panjang keluar dengan tatapan dinginnya. Itu adalah gadis yang siang tadi ada di kafe. Gadis yang membuat Yul merasa bersalah sepanjang hari setelah kesalahan yang diperbuat karyawannya.

Gadis itu tinggal di rumah ini?

Yul mengernyit kaget mendapati Yebin. Pria itu melihat Yebin berjalan semakin mendekat ke arah gerbang. Kemudian membukakan pintu gerbang untuknya.

“Aku pria yang tinggal....”

“Kami tidak menerima sogokan dalam bentuk apa pun. Jadi pergi saja, Ajeossi.”

Jrreet!

Tanpa memberi kesempatan untuk Yul bicara, Yebin membanting gerbang rumah dan menutupnya. Ia berlalu pergi setelah memberi penegasan bahwa ia tidak akan menerima tiga kotak daging sapi yang tetangganya itu bawa.

Di depan gerbang rumah, Yul diam tercengang. Dalam sekejap tubuhnya mematung melihat sikap wanita yang ketus itu. Dengan raut wajah yang masih tertegun, Yul menghela napas ke dalam perut. Kepalanya memiring sambil mendesus, “Apa apa dengan wanita itu? Apa dia sedang pubertas?”

***

Terpopuler

Comments

Adel

Adel

Mampir di karyaku yah..

salam
RINDUKU DI UJUNG SURGA

😄😄😄

2020-12-09

0

Ayunina Sharlyn

Ayunina Sharlyn

mampir lagi thor

2020-07-12

0

Sasa (fb. Sasa Sungkar)

Sasa (fb. Sasa Sungkar)

seru thor 😁👍

aq mampir 3 bab dl ya, ntar sambung baca lagi.. udah aq like like 3 bab nya..

ditunggu feedback nya ke cerita ku ya thor 🤗

2020-06-18

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG (revised)
2 Kekacauan yang menyebalkan!
3 Tatangga baruku? Sial!
4 Pria itu sok baik, tapi dia tampan
5 Pria yang lemah terhadap perempuan
6 Wanita ketus dan 'ajeossi' penurut
7 Jantung yang berdebar-debar. Itu gawat!
8 Nona Kang yang payah memilih cowok
9 Dasar pria kurang ajar!
10 Saingan yang bukan seperti saingan
11 Cemburu yang tidak enak
12 Ajeossi yang malang sekali
13 Pria tersipu wajahnya menggemaskan
14 Adikku yang tampan
15 Perasaan yang tidak enak
16 Hal yang tidak diinginkan
17 Cinta yang tak dapat ditoleransi
18 Balasan ciuman yang manis
19 Nyamuk berhidung belang yang nakal
20 Semua tentang waktu dan kepastian
21 Bibir merah yang menggoda
22 Nona Kang yang suka diperhatikan
23 Perasaan yang seperti lukisan abstrak
24 Jauh dari ekspektasi
25 Malam terakhir, matahari terbit keesokannya
26 Cinta lain bersemi
27 Semua tak baik-baik saja
28 Persaingan yang sehat
29 Pernyataan cinta yang tertunda
30 Cinta atau balas budi
31 Akhir atau sebuah awal
32 The End
33 Cinta Hun yang [berawal] berakhir
34 Pengumuman Season 2
35 Yebin ku hamil?
36 Hal yang mendesak!
37 Kakak yang paling baik
38 Yebin si ahli menusukㅋㅋ
39 Membangu Kepercayaan
40 Penyamaran Bodoh Kang Yebin
41 Diam Bukanlah Kang Yebin
42 Kang Yebin Tidak Pernah Bisa Diam
43 Arti Sebuah Ciuman
44 Menjelang Pernikahan
45 Kekuatan Kang Yebin
46 Menjelang Pernikahan 2
47 Amanat Untuk Yul
48 Hari Pernikahan!
49 Kehidupan Pernikahan
50 Kesabaran Suami Sedang Diuji
51 Awal Kecemburuan Istri
52 Kubunuh kau, wanita penggoda!
53 Hukuman Kecemburuan
54 Kecemburuan sang istri
55 Kemarahan Terbesar Yul
56 Kamu Menyesal?
57 Permohonan Maaf Yebin
58 Awam Baru Menjadi Istri yang Baik
59 Menjadi Istri yang Pintar dan Mandiri
60 Kehamilan Pertama
61 Adegan mesra yang mana?
62 Cinta Hun yang Membara
63 Diam-Diam menghanyutkan
64 Kemarahan Sang Kakak
65 Yebin Yang Bijaksana
66 Cinta dan Pengorbanan
67 Perjuangan Seorang Ibu
68 Kabar Buruk
69 Ketegaran Kang Yebin
70 Berusaha Bangkit
71 Bulan Madu
72 Bulan Madu 2
73 Kota Havana yang penuh gairah
74 Akhir dari Bulan Madu
75 Awal baru Kang Yebin
76 Alasan Ketidaksukaan Yebin
77 Niat Busuk
78 Hadiah tak terduga
79 Dilema yang berat
80 Pertemuan Mendadak
81 Keputusan Ambang
82 Predator
83 Kemunculan orang mencurigakan
84 Masakan terburuk istri yang cantik
85 Serangan menohok
86 Bunga sakura yang menawan
87 Perpisahan Sejenak
88 Bos yang galak
89 Pengakuan cinta terlarang
90 Puncak kerinduan
91 Awal sebuah tragedi
92 Perasaan bersalah
93 Kemarahan Predator
94 Memupuk kepercayaan
95 Tipu muslihat iblis
96 Pertemuan Yul Junior
97 YUL, suami yang perhatian
98 Jurus bertahan Kang Yebin
99 Sosok misterius
100 Apa itu Kebahagiaan
101 Keinginan membeli pulau!
102 Istri yang merajuk
103 Niat busuk terungkap
104 Terbangun dari koma
105 Serangan Kang Yebin
106 Kedatangan Yul junior
107 Anggota Keluarga Baru
108 Menjadi Zombie
109 Penyesalan....
110 Hari baru Moon Hanyul
111 Rencana Pernikahan Mendadak
112 Kegeraman Yul
113 Menuju Pulau
114 Perasaan Tak Terdeskripsikan
115 Cerita di Tengah Lautan
116 Menangis dalam hati
117 Ancaman Kelabu
118 Hari Pernikahan Hun
119 Momen Pernikahan yang Semu
120 Puncak Perselisihan
121 The Last Story
122 EPILOG
123 WELCOME TO LOVE YOU LATER SERIES 2
124 Prolog
125 Pertemuan awal
126 Hadiah Ulang Tahun
127 Hubungan Abstrak
128 Ajeossi penolong yang murung
129 Don't Leave Me!
130 My First Kiss
131 Begitu kesepakatan dibuat!
132 Perasaan Misterius Brian
133 Perasaan cemburu atau ...
134 Awal munculnya rasa kagum ^^
135 Munculnya sesosok wanita misterius
136 Bukan salah keadaan,hanya saja takdir tidak mendukung
137 Hati yang dingin membutuhkan kehangatan
138 Jatuh cinta adalah rasa takut tersendiri
139 Perasaan dibutuhkan itu sangat indah
140 ‘Izinkan aku melakukannya sekali lagi, dengan perasaan’
141 Sikap tidak masuk akal pertanda rasa sayang
142 Saatnya mengubur kenangan masa lalu
143 Kisah dua manusia melawan perasaan yang padam
144 Obat penenang yang paling mujarab
145 Sebuah kebenaran yang tidak terduga
146 Bangunkan aku di pagi hari!
147 Kim Lysa; gadis yang tidak terduga
148 Persiapan sebelum bermain
149 Jangan memanggilku Ajeossi lagi!
150 Waktu yang tak dapat diputar
151 Niat hati berkencan, apadaya hati tak sampai
152 Pengakuan cinta di saat yang tidak tepat
153 Terbelahnya langit saturnus
154 Melodi yang berputar di tengah badai halilintar
155 Tidak ada cinta, tidak ada patah hati
156 Keputusan yang telah bulat
157 Jarak dan keadaan yang tidak dapat berkompromi
158 Perasaan yang tidak baik baik saja
159 Harapan palsu untuk meminimalisir luka batin
160 Pertemuan yang dramastis
161 Kim Lysa yang kehilangan akal sehat
162 Kenangan indah di titik nol kilometer Yogyakarta
163 Han Mino si laki laki Bucin (budak cinta)!
164 Pecahan tangis yang telah terbendung lama
165 Pesaing terbesar dalam hidup Mino
166 Kedatangan musuh yang tidak terduga
167 Mino adalah kekasih Lysa, dan Brian adalah kakak lelakinya!
168 Jawaban yang tidak terduga Lysa yang mendatangkan bahaya
169 Kemarahan terbesar Kim Lysa
170 Kekacauan yang sudah terduga
171 Gadis di ambang kehancuran
172 Kim Lysa yang egois dan bodoh
173 Pertemuan tragis sepasang manusia
174 Tangisan bahagia seorang gadis yang sering terluka
175 Awal tinggal bersama yang manis
176 Kerinduan yang tidak berujung
177 Kemunuclan tidak terduga Brian Alvendo
178 Bersama menjadi lebih kuat
179 Pertemuan yang tidak menyenangkan
180 Bukan salah siapa siapa
181 Makanan harimau yang lapar
182 Kedatangan musuh besar untuk bertarung
183 Nyanyian merdu kekasih yang tampan
184 Rencana serangan hukum
185 Tamu tamu tidak terduga yang datang
186 Kegaduhan
187 Akhir Cerita
Episodes

Updated 187 Episodes

1
PROLOG (revised)
2
Kekacauan yang menyebalkan!
3
Tatangga baruku? Sial!
4
Pria itu sok baik, tapi dia tampan
5
Pria yang lemah terhadap perempuan
6
Wanita ketus dan 'ajeossi' penurut
7
Jantung yang berdebar-debar. Itu gawat!
8
Nona Kang yang payah memilih cowok
9
Dasar pria kurang ajar!
10
Saingan yang bukan seperti saingan
11
Cemburu yang tidak enak
12
Ajeossi yang malang sekali
13
Pria tersipu wajahnya menggemaskan
14
Adikku yang tampan
15
Perasaan yang tidak enak
16
Hal yang tidak diinginkan
17
Cinta yang tak dapat ditoleransi
18
Balasan ciuman yang manis
19
Nyamuk berhidung belang yang nakal
20
Semua tentang waktu dan kepastian
21
Bibir merah yang menggoda
22
Nona Kang yang suka diperhatikan
23
Perasaan yang seperti lukisan abstrak
24
Jauh dari ekspektasi
25
Malam terakhir, matahari terbit keesokannya
26
Cinta lain bersemi
27
Semua tak baik-baik saja
28
Persaingan yang sehat
29
Pernyataan cinta yang tertunda
30
Cinta atau balas budi
31
Akhir atau sebuah awal
32
The End
33
Cinta Hun yang [berawal] berakhir
34
Pengumuman Season 2
35
Yebin ku hamil?
36
Hal yang mendesak!
37
Kakak yang paling baik
38
Yebin si ahli menusukㅋㅋ
39
Membangu Kepercayaan
40
Penyamaran Bodoh Kang Yebin
41
Diam Bukanlah Kang Yebin
42
Kang Yebin Tidak Pernah Bisa Diam
43
Arti Sebuah Ciuman
44
Menjelang Pernikahan
45
Kekuatan Kang Yebin
46
Menjelang Pernikahan 2
47
Amanat Untuk Yul
48
Hari Pernikahan!
49
Kehidupan Pernikahan
50
Kesabaran Suami Sedang Diuji
51
Awal Kecemburuan Istri
52
Kubunuh kau, wanita penggoda!
53
Hukuman Kecemburuan
54
Kecemburuan sang istri
55
Kemarahan Terbesar Yul
56
Kamu Menyesal?
57
Permohonan Maaf Yebin
58
Awam Baru Menjadi Istri yang Baik
59
Menjadi Istri yang Pintar dan Mandiri
60
Kehamilan Pertama
61
Adegan mesra yang mana?
62
Cinta Hun yang Membara
63
Diam-Diam menghanyutkan
64
Kemarahan Sang Kakak
65
Yebin Yang Bijaksana
66
Cinta dan Pengorbanan
67
Perjuangan Seorang Ibu
68
Kabar Buruk
69
Ketegaran Kang Yebin
70
Berusaha Bangkit
71
Bulan Madu
72
Bulan Madu 2
73
Kota Havana yang penuh gairah
74
Akhir dari Bulan Madu
75
Awal baru Kang Yebin
76
Alasan Ketidaksukaan Yebin
77
Niat Busuk
78
Hadiah tak terduga
79
Dilema yang berat
80
Pertemuan Mendadak
81
Keputusan Ambang
82
Predator
83
Kemunculan orang mencurigakan
84
Masakan terburuk istri yang cantik
85
Serangan menohok
86
Bunga sakura yang menawan
87
Perpisahan Sejenak
88
Bos yang galak
89
Pengakuan cinta terlarang
90
Puncak kerinduan
91
Awal sebuah tragedi
92
Perasaan bersalah
93
Kemarahan Predator
94
Memupuk kepercayaan
95
Tipu muslihat iblis
96
Pertemuan Yul Junior
97
YUL, suami yang perhatian
98
Jurus bertahan Kang Yebin
99
Sosok misterius
100
Apa itu Kebahagiaan
101
Keinginan membeli pulau!
102
Istri yang merajuk
103
Niat busuk terungkap
104
Terbangun dari koma
105
Serangan Kang Yebin
106
Kedatangan Yul junior
107
Anggota Keluarga Baru
108
Menjadi Zombie
109
Penyesalan....
110
Hari baru Moon Hanyul
111
Rencana Pernikahan Mendadak
112
Kegeraman Yul
113
Menuju Pulau
114
Perasaan Tak Terdeskripsikan
115
Cerita di Tengah Lautan
116
Menangis dalam hati
117
Ancaman Kelabu
118
Hari Pernikahan Hun
119
Momen Pernikahan yang Semu
120
Puncak Perselisihan
121
The Last Story
122
EPILOG
123
WELCOME TO LOVE YOU LATER SERIES 2
124
Prolog
125
Pertemuan awal
126
Hadiah Ulang Tahun
127
Hubungan Abstrak
128
Ajeossi penolong yang murung
129
Don't Leave Me!
130
My First Kiss
131
Begitu kesepakatan dibuat!
132
Perasaan Misterius Brian
133
Perasaan cemburu atau ...
134
Awal munculnya rasa kagum ^^
135
Munculnya sesosok wanita misterius
136
Bukan salah keadaan,hanya saja takdir tidak mendukung
137
Hati yang dingin membutuhkan kehangatan
138
Jatuh cinta adalah rasa takut tersendiri
139
Perasaan dibutuhkan itu sangat indah
140
‘Izinkan aku melakukannya sekali lagi, dengan perasaan’
141
Sikap tidak masuk akal pertanda rasa sayang
142
Saatnya mengubur kenangan masa lalu
143
Kisah dua manusia melawan perasaan yang padam
144
Obat penenang yang paling mujarab
145
Sebuah kebenaran yang tidak terduga
146
Bangunkan aku di pagi hari!
147
Kim Lysa; gadis yang tidak terduga
148
Persiapan sebelum bermain
149
Jangan memanggilku Ajeossi lagi!
150
Waktu yang tak dapat diputar
151
Niat hati berkencan, apadaya hati tak sampai
152
Pengakuan cinta di saat yang tidak tepat
153
Terbelahnya langit saturnus
154
Melodi yang berputar di tengah badai halilintar
155
Tidak ada cinta, tidak ada patah hati
156
Keputusan yang telah bulat
157
Jarak dan keadaan yang tidak dapat berkompromi
158
Perasaan yang tidak baik baik saja
159
Harapan palsu untuk meminimalisir luka batin
160
Pertemuan yang dramastis
161
Kim Lysa yang kehilangan akal sehat
162
Kenangan indah di titik nol kilometer Yogyakarta
163
Han Mino si laki laki Bucin (budak cinta)!
164
Pecahan tangis yang telah terbendung lama
165
Pesaing terbesar dalam hidup Mino
166
Kedatangan musuh yang tidak terduga
167
Mino adalah kekasih Lysa, dan Brian adalah kakak lelakinya!
168
Jawaban yang tidak terduga Lysa yang mendatangkan bahaya
169
Kemarahan terbesar Kim Lysa
170
Kekacauan yang sudah terduga
171
Gadis di ambang kehancuran
172
Kim Lysa yang egois dan bodoh
173
Pertemuan tragis sepasang manusia
174
Tangisan bahagia seorang gadis yang sering terluka
175
Awal tinggal bersama yang manis
176
Kerinduan yang tidak berujung
177
Kemunuclan tidak terduga Brian Alvendo
178
Bersama menjadi lebih kuat
179
Pertemuan yang tidak menyenangkan
180
Bukan salah siapa siapa
181
Makanan harimau yang lapar
182
Kedatangan musuh besar untuk bertarung
183
Nyanyian merdu kekasih yang tampan
184
Rencana serangan hukum
185
Tamu tamu tidak terduga yang datang
186
Kegaduhan
187
Akhir Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!