Pria itu sok baik, tapi dia tampan

Gadis itu tinggal di rumah ini?

Yul mengernyit kaget mendapati Yebin. Pria itu melihat Yebin berjalan semakin mendekat ke arah gerbang. Kemudian membukakan pintu gerbang untuknya.

“Aku pria yang tinggal....”

“Kami tidak menerima sogokan dalam bentuk apa pun. Jadi pergi saja, Ajeossi.”

Jrreet!

Tanpa memberi kesempatan untuk Yul bicara, Yebin membanting gerbang rumah dan menutupnya. Ia berlalu pergi setelah memberi penegasan bahwa ia tidak akan menerima tiga kotak daging sapi yang tetangganya itu bawa.

Di depan gerbang rumah, Yul diam tercengang. Dalam sekejap tubuhnya mematung melihat sikap wanita yang ketus itu. Dengan raut wajah yang masih tertegun, Yul menghela napas ke dalam perut. Kepalanya memiring sambil mendesus, “Apa apa dengan wanita itu? Apa dia sedang pubertas?”

Tidak lama kemudian, Miyoon, ibu rumah tangga yang sikapnya sangat hangat kepada Yul, keluar. Wanita cantik berpakaian sederhana seperti ibu rumah tangga pada umumnya itu berjalan menuju pintu gerbang. Membukakan pintu gerbang untuk Yul dengan seutas senyum yang bermekaran di wajah.

“Moon Sajang, ada apa malam-malam begini datang?” seru Miyoon ramah.

Yul menguntai senyum di bibir.

“Seorang teman memberi saya daging sapi beberapa hari lalu. Dan tiga hari lagi sudah memasuki tenggat kadaluarsa. Saya tidak tahu apa ini masih layak. Mungkin saja, Anda bersedia menerimanya.” Yul berbicara dengan hati-hati sembari memperlihatkan daging sapi yang dibawanya.

“Kelihatannya masih bagus,” kata Miyoon. Ia mengambil satu kotak daging sapi. Merobek penutup plastik untuk memeriksa daging sapi di dalamnya dan kemudian menceletuk, “Oh, ini daging kualitas super. Keadaannya juga masih baik kok.”

“Benarkah?” sahut Yul melihat daging sapi yang baru saja diraba Miyoon untuk dilihat kondisinya. Senyum menawannya memekar di wajah.

Kepala Miyoon mendongak selesai ia memeriksa daging itu. “Kenapa Moon Sajang memberikan semua ini padaku? Kau bisa mengolahnya sampai tenggat kadaluarsa,” tanyanya.

Yul tersenyum sipu sambil menggosok-gosok lehernya yang tidak gatal. “Saya tidak bisa mengolah daging sapi dan tidak tahu bagaimana caranya.” Pria itu lanjut bersenyum sambil mengulurkan daging sapi di tangannya kepada Miyoon. “Ini untuk Anda. Anggap saja sebagai ucapan selamat datang. Saya tidak sempat memberikan kue beras untuk Anda. Tolong diterima.”

“Astaga, aku sungguh berterima kasih, Moon Sajang. Di mana lagi aku bisa menemukan pria rupawan yang baik hati sekaligus?” Miyoon menyeru sambil mengelus-elus pundak Yul seperti seorang ibu yang merindukan putranya. Yul hanya mengangguk pelan sambil tersenyum manis mendapati perlakuan hangat Miyoon yang hari ini dikenalnya.

Benar. Baru hari ini Miyoon mengenal Yul. Dan wanita paruh baya itu terlihat sudah jatuh cinta pada Yul yang mulai hari ini dan seterusnya menjadi tetangganya. Dengan keramahan sikap Yul serta kesopanannya, ia berhasil memikat perasaan Miyoon. Membuat wanita paruh baya itu amat menyukainya meski belum lama keduanya saling mengenal sebagai tetangga.

Di mana pun berada, Yul selalu disukai banyak orang. Sikapnya yang hangat dan menyenangkan membuatnya disukai banyak orang dan memiliki banyak teman di mana pun ia berada. Pria berlesung pipit itu selalu bisa meluluhkan hati banyak orang. Ya, kecuali seorang wanita ketus yang tadi membanting pintu pagar ketika Yul datang.

“Kalau begitu, saya pergi dulu. Selamat malam.”

Yul pamit undur diri sebelum Miyoon menghentikannya dengan bertanya, “Apa kau sudah makan malam? Kalau belum, kau bisa bergabung makan malam denganku dan putriku. Kebetulan hari ini aku memasak banyak makanan.”

Sejenak Yul menimbang-nimbang. Saat ini perutnya sedang lapar. Dan dalam rumahnya tidak ada makanan yang bisa dimakan kecuali satu bungkus ramyeon. Ia baru selesai membongkar barang-barang pindahan dan belum sempat berbelanja. Menerima ajakan makan malam Miyooon sepertinya adalah pilihan terakhir Yul untuk mengisi perutnya yang keroncongan.

Alis Yul mengernyit. Ia tersenyum manis sambil menatap wanita paruh baya yang menanti jawaban.

“Bolehkah?”

“Tentu saja!” Seketika itu Miyoon menceletuk senang. Ia menepuk lenganYul lalu mengajaknya masuk. “Moon Sajang, rumah ini akan selalu terbuka untukmu. Jadi kapan pun kau merasa kesepian dan tidak ada teman makan, datanglah. Aku akan selalu membukakan pintu untukmu.”

Kedua manusia yang tampak riang itu berjalan masuk melewati gerbang rumah. Yul terkekeh pelan mendengar seruan Miyoon.

“Terima kasih. Kalau Anda membutuhkan sesuatu, minta saja kepada saya. Kalau Anda membutuhkan bantuan saya akan bersedia menolong dengan senang hati,” balas Yul. Ia berjalan di samping Miyoon yang baru masuk ke dalam rumah.

Rumah berlantai dua yang ditinggali dua orang wanita ini terlihat terawat. Sepertinya Miyoon merawat rumah dan semua perabotannya dengan baik. Pandangan Yul menyebar ke sekeliling. Mengamati seisi rumah yang dekoratif dan semua barang-barangnya tersusun dengan baik. Di dinding juga terdapat beberapa foto keluarga dan foto-foto gadis muda yang Yul tahu itu adalah putri Miyoon.

“Anda tinggal berdua dengan putri Anda?” tanya Yul melihat beberapa foto Yebin. Dalam foto itu Yebin memperlihatkan senyuman lebar dan terlihat bahagia. Sangat berbeda dari Yebin yang berwajah dingin yang barusan dilihat Yul.

“Ya. Aku tinggal berdua bersama putriku satu-satunya setelah suamiku meninggal.” Miyoon menjawab dengan ringan hati. Ia membawa Yul menuju dapur. Mempersilakan laki-laki itu duduk. “Duduklah, Moon Sajang. Aku akan panggilan Yebin untuk makan malam bersama.”

Yul menarik kursi meja makan lalu terduduk di atasnya. Ia melihat seisi meja makan yang penuh dengan makanan.

“Yebin~a, turunlah. Ayo makan malam. Tetangga baru kita ikut bergabung makan malam. Segeralah turun!” Miyoon berteriak memanggil putrinya sembari menyiapkan peralatan makan untuk Yul. “Senang rasanya melihat bangku meja makanku tidak kosong. Biasanya aku hanya makan berdua bersama Yebin. Sekarang melihat ada orang lain duduk di situ, terasa menyenangkan,” lanjut Miyoon menggumam selagi mengisi mangkuk nasi Yul dengan nasi merah.

“Terima kasih,” ucap Yul ketika Miyoon memberinya mangkuk penuh berisi nasi.

Tidak lama kemudian terdengar suara kaki menuruni tangga. Yebin yang telah memakai piama tidur berjalan menuruni tangga lantai dua. Ia menceletuk kepada ibunya begitu tiba di dapur.

“Kenapa Ibu mengundang orang asing untuk makan malam?” protes Yebin sambil menatap Yul sinis.

“Siapa orang asing? Dia kan tetangga kita.” Miyoon menukasi putrinya. Ia membawa piring berisi penekuk daun bawang. Menaruhnya ke atas meja sembari merecoki putrinya yang baru duduk berhadapan Yul. “Cobalah kau akrab dengan tetangga kita. Jangan hanya menghadap layar komputer. Kau juga perlu berbaur dengan banyak orang agar mengenal dunia lebih luas.”

Yebin hanya terdiam mengerucutkan bibir mendengar ibunya kembali mengomelinya seperti ini. Selama ini Yebin memang tidak begitu akrab dengan banyak orang dan cenderung sering menghabiskan waktunya sendirian untuk membangun bisnis shopping mall. Ia jarang keluar rumah kecuali sedang kuliah atau ada keperluan mendesak lain.

“Nikmati makanmu, Moon Sajang. Jangan pedulikan putriku yang keras kepala ini.” Miyoon menyahut kepada Yul yang memberikan tatapan misterius kepada Yebin. Ia duduk di sebelah putrinya sementara tempat duduk Yul berhadap-hadapan dengan Yebin.

Kepala Yul mengangguk pelan. Ia menatap Yebin yang mulai memakan nasi menggunakan sumpit.

“Putri Anda cantik. Sepertinya dia mewarisi wajah cantik Anda.”

Tenggorokan Yebin nyaris tersedak mendengar laki-laki itu memujinya cantik. Tatapan Yebin pun kontan tertuju pada Yul yang memperlihatkan senyum riang, seolah sedang menyebarkan feromon yang berguna untuk membuat Yebin jatuh hati.

Mendengar itu Miyoon tertawa terbahak-bahak. “Aduh, kau itu ada-ada saja. Tentu putriku lebih cantik dariku,” celetuk Miyoon lalu lanjut tertawa senang. Yul yang melihat wanita paruh baya itu tertawa, ikut terkekeh.

“Aku tahu kalau aku ini cantik. Kau tidak perlu menggombal untuk menarik perhatianku. Habiskan saja makananmu itu dengan tenang, Ajeossi,” cetus Yebin. Jujur saja. hatinya memang sedikit, hanya sedikit bergetar karena Yul. Tetapi itu tidak membuatnya luluh begitu saja kepada laki-laki berlesung pipit yang sedang tebar pesona kepada ibunya tersebut.

Dia bukan wanita yang mudah.

Yul terhenyak mendengar cetusan Yebin. Ia terdiam dengan sedikit senyum yang dipaparkannya di wajah. Perlahan-lahan raut wajah Yul yang antusias mulai membingung. Pertama kali ini pria yang disenangi semua orang karena sikapnya itu mendapat perlakuan ketus dari seorang wanita yang jauh lebih muda darinya.

“Astaga! Kenapa kau itu kaku sekali? Apa salahnya memujimu sedikit karena cantik?” Miyoon merutuk sambil memukul pundak Yebin. Ia memarahi purtinya yang memperlakukan tetangga tampannya dengan ketus.

“Ibu! Kenapa memukulku?” protes Yebin dengan berteriak.

“Kau memang pantas dipukul, putri bandel! Sudah kubilang kau bisa mewarisi sikap pantang meyerah dari ayahmu. Tapi jangan mewarisi sikap keras kepalanya. Kenapa kau tidak mendengar ibumu?” lanjut Miyoon merutuk.

Putrinya itu memang sangat keras kepala dan kaku seperti mendiang suaminya. Hal itu yang sering kali membuat Miyoon merasa stres karena takut jika tidak ada laki-laki yang bersedia menikah dengan Yebin kelak, karena kekakuan sikap dan keras kepalanya itu.

“Memang itu keinginanku? Karena aku ini putri ayah, jadinya aku mirip dengannya. Kenapa Ibu menyalahkanku?” Yebin mencerocos.

Sikap keras kepalanya itu bukan hal yang bisa Yebin kendalikan. Semuanya mengalir begitu saja seperti arus sungai yang tidak bisa dihentikan. Tanpa disadari kepala Yebin itu sekeras batu dan ia tak dapat berbuat apa-apa karena semuanya terjadi begitu saja. Yebin tidak bisa menolak juga tidak bisa mengendalikan sikap yang diwariskan dari ayahnya.

“Itulah kenapa tidak ada laki-laki yang mau berkencan denganmu. Karena kau sangat keras kepala dan tidak bisa dibilangin.”

“Entahlah! Aku lapar.”

Kata ‘aku lapar’ seolah bisa menghentikan omelan ibunya kepada Yebin yang memang sedang kelaparan. Tanpa memprotes lagi wanita itu meneruskan kegiatan makan malam. Wajahnya memberengut dan ingin segera menghabiskan makan malam. Lalu naik ke atas untuk melanjutkan kegiatannya melakukan riset di potal belanja lain yang menjadi saingan ketat Biniemoon. Mencari tahu apa penyebab turunnya omset Biniemoon yang sangat drastis bulan ini.

***

Kurang lebih empat jam lamanya Yebin tidur setelah menyelesaikan kegiatannya. Wanita itu bertekad menyelesaikan pencariannya dalam waktu semalam. Dan baru beranjak tidur sekitar pukul tiga dini hari. Lalu bangun pada pukul setengah delapan untuk bersiap-siap pergi ke kampus. Kini bola matanya terasa sangat berat. Tetapi ia harus terjaga karena memiliki jam kuliah pagi yang harus dihadirinya.

Pada pukul setengah sembilan ini Yebin keluar dari rumah. Berjalan ke arah selatan menuju halte bus sambil menenteng totebag biru berisi buku kuliah dan note di pundak kanan.

“Hoaamm.”

Di pinggir jalan perumahan yang sepi itu Yebin menguap. Wanita itu benar-benar mengantuk karena tidak cukup tidur semalam. Di atas kelopak matanya kini terasa seperti ada batu sebesar kepalan tangan yang membuat matanya berat. Ia sangat membutuhkan asupan kopi untuk bisa terjaga sepanjang kuliahnya nanti.

“Tubuhku juga terasa lelah.”

Yebin memukul-mukul bahunya pelan untuk meredakan ketangan otot. Lalu lanjut memijit pelan lehernya yang terasa kaku.

Sementara Yebin masih sibuk memukul-mukul pelan bahu, sebuah mobil hitam melaju perlahan di samping Yebin. Mobil hitam yang dikendarakan Yul itu melaju dengan sangat pelan menyamai langkah kaki Yebin.

Suara klakson yang berbunyi membuat Yebin menjingkat kecil. Wanita itu seketika menoleh. Mendapati mobil hitam yang perlahan-lahan jendelanya turun. Memperlihatkan sesosok laki-laki duduk di dalamnya.

“Nona Kang! Masuklah, aku akan memberimu tumpangan sampai kampus. Kebetulan aku mau ke Gwangjin. Kau berkuliah di Universitas Konkuk kan?”

Dari dalam mobil Yul menyeru. Sembari melajukan mobilnya dengan sangat pelan, pria itu menoleh pada Yebin yang menatapnya sinis seperti biasanya.

“Kau tidak perlu memberiku tumpangan, Ajeossi. Aku bisa sampai kampus dengan selamat menggunakan bus,” cetus Yebin sambil melengos.

Napas Yul terhela ke dalam perut. Padahal semalam ia telah meminta maaf secara terus terang kepada Yebin. Pria itu juga bersedia bertanggung jawab atas kerusahan laptop Yebin akibat kelalaian seorang karyawanya. Tetapi, wanita itu tetap bersikap ketus kepada Yul dan berkata tidak memerlukan kompensasi darinya. Membuat Yul semakin merasa bersalah dan terbebani.

Pasalnya, Yul adalah tipikal laki-laki yang tidak betah diperlakukan ketus oleh orang yang akan sering dilihatnya. Yul merupakan pria yang cenderung suka berbaur dengan banyak orang dan memiliki hubungan sosial yang bagus dengan semua orang tanpa pandang bulu. Sebisa mungkin ia ingin membuat orang-orang di sekelilingnya merasa nyaman dan senang bersamanya. Namun, hati Yebin terlalu sulit ia luluhkan. Semalam, setelah menyelesaikan makan malam, Yebin diminta ibunya untuk membeli beberapa kebutuhan di toserba. Yul yang juga merasa perlu pergi ke toserba untuk membeli sesuatu, berkata akan menemani Yebin. Kedua manusia itu pun pergi ke toserba bersama. Di sela-sela itu Yul meminta maaf bersungguh-sungguh atas kekacauan yang Yebin alami di Moonlight Coffe. Dan berkata ingin mengenal Yebin lebih dekat sebagai tetangganya. Tetapi Yebin dengan tegas tidak mau menerima permintaan maaf pria itu. Juga meminta Yul untuk tidak mendekatinya dalam bentuk apa pun.

Wanita itu benar-benar keras kepala, seperti yang dikatakan Miyoon. Awalnya Yul tidak begitu mencerna ucapan Miyoon. Tetapi akhirnya ia tahu bahwa Yebin benar-benar berkepala batu dan juga pendendam. Ia bahkan tidak mengizinkan Yul untuk menghilangkah beban rasa bersalah itu atas kesalahan yang diperbuat pelayan Moonlight Coffe kepada Yebin.

“Jangan begitu. Ayolah naik, Nona Kang. Aku berjanji akan memberimu tumpangan sampai kampus dengan tenang. Kau hanya tinggal naik dan menunggu mobilku sampai di depan gerbang kampusmu,” bujuk Yul.

Kening Yebin mengernyit mendengar permohonan Yul. Ia menimbang sejenak lalu menjawab, “Baiklah kalau kau memaksa.”

Jujur. Tubuhnya sangat lelah untuk sekadar berjalan menuju halte bus. Ia kurang tidur dan merasa perlu mengistirahatkan tubuhnya sejenak. Sedangkan nanti di dalam bus belum tentu Yebin akan mendapatkan tempat duduk. Kemungkinan paling buruk adalah ia harus berdiri di dalam bus sampai bus yang membawanya tiba di pemberhentian dekat kampus. Dan setelah itu pun Yebin barus berjalan kurang lebih dari dua ratu meter menuju kelasnya.

***

Terpopuler

Comments

Diah Maya Sari

Diah Maya Sari

lanjut thor

2022-03-18

0

Acan

Acan

mampir kuy ke "cerita nimas"

2020-06-30

0

Sussi Slim

Sussi Slim

aiiih mau d anter juga dong oppa, di anter masuk ke hatimnyu 😄

2019-10-13

3

lihat semua
Episodes
1 PROLOG (revised)
2 Kekacauan yang menyebalkan!
3 Tatangga baruku? Sial!
4 Pria itu sok baik, tapi dia tampan
5 Pria yang lemah terhadap perempuan
6 Wanita ketus dan 'ajeossi' penurut
7 Jantung yang berdebar-debar. Itu gawat!
8 Nona Kang yang payah memilih cowok
9 Dasar pria kurang ajar!
10 Saingan yang bukan seperti saingan
11 Cemburu yang tidak enak
12 Ajeossi yang malang sekali
13 Pria tersipu wajahnya menggemaskan
14 Adikku yang tampan
15 Perasaan yang tidak enak
16 Hal yang tidak diinginkan
17 Cinta yang tak dapat ditoleransi
18 Balasan ciuman yang manis
19 Nyamuk berhidung belang yang nakal
20 Semua tentang waktu dan kepastian
21 Bibir merah yang menggoda
22 Nona Kang yang suka diperhatikan
23 Perasaan yang seperti lukisan abstrak
24 Jauh dari ekspektasi
25 Malam terakhir, matahari terbit keesokannya
26 Cinta lain bersemi
27 Semua tak baik-baik saja
28 Persaingan yang sehat
29 Pernyataan cinta yang tertunda
30 Cinta atau balas budi
31 Akhir atau sebuah awal
32 The End
33 Cinta Hun yang [berawal] berakhir
34 Pengumuman Season 2
35 Yebin ku hamil?
36 Hal yang mendesak!
37 Kakak yang paling baik
38 Yebin si ahli menusukㅋㅋ
39 Membangu Kepercayaan
40 Penyamaran Bodoh Kang Yebin
41 Diam Bukanlah Kang Yebin
42 Kang Yebin Tidak Pernah Bisa Diam
43 Arti Sebuah Ciuman
44 Menjelang Pernikahan
45 Kekuatan Kang Yebin
46 Menjelang Pernikahan 2
47 Amanat Untuk Yul
48 Hari Pernikahan!
49 Kehidupan Pernikahan
50 Kesabaran Suami Sedang Diuji
51 Awal Kecemburuan Istri
52 Kubunuh kau, wanita penggoda!
53 Hukuman Kecemburuan
54 Kecemburuan sang istri
55 Kemarahan Terbesar Yul
56 Kamu Menyesal?
57 Permohonan Maaf Yebin
58 Awam Baru Menjadi Istri yang Baik
59 Menjadi Istri yang Pintar dan Mandiri
60 Kehamilan Pertama
61 Adegan mesra yang mana?
62 Cinta Hun yang Membara
63 Diam-Diam menghanyutkan
64 Kemarahan Sang Kakak
65 Yebin Yang Bijaksana
66 Cinta dan Pengorbanan
67 Perjuangan Seorang Ibu
68 Kabar Buruk
69 Ketegaran Kang Yebin
70 Berusaha Bangkit
71 Bulan Madu
72 Bulan Madu 2
73 Kota Havana yang penuh gairah
74 Akhir dari Bulan Madu
75 Awal baru Kang Yebin
76 Alasan Ketidaksukaan Yebin
77 Niat Busuk
78 Hadiah tak terduga
79 Dilema yang berat
80 Pertemuan Mendadak
81 Keputusan Ambang
82 Predator
83 Kemunculan orang mencurigakan
84 Masakan terburuk istri yang cantik
85 Serangan menohok
86 Bunga sakura yang menawan
87 Perpisahan Sejenak
88 Bos yang galak
89 Pengakuan cinta terlarang
90 Puncak kerinduan
91 Awal sebuah tragedi
92 Perasaan bersalah
93 Kemarahan Predator
94 Memupuk kepercayaan
95 Tipu muslihat iblis
96 Pertemuan Yul Junior
97 YUL, suami yang perhatian
98 Jurus bertahan Kang Yebin
99 Sosok misterius
100 Apa itu Kebahagiaan
101 Keinginan membeli pulau!
102 Istri yang merajuk
103 Niat busuk terungkap
104 Terbangun dari koma
105 Serangan Kang Yebin
106 Kedatangan Yul junior
107 Anggota Keluarga Baru
108 Menjadi Zombie
109 Penyesalan....
110 Hari baru Moon Hanyul
111 Rencana Pernikahan Mendadak
112 Kegeraman Yul
113 Menuju Pulau
114 Perasaan Tak Terdeskripsikan
115 Cerita di Tengah Lautan
116 Menangis dalam hati
117 Ancaman Kelabu
118 Hari Pernikahan Hun
119 Momen Pernikahan yang Semu
120 Puncak Perselisihan
121 The Last Story
122 EPILOG
123 WELCOME TO LOVE YOU LATER SERIES 2
124 Prolog
125 Pertemuan awal
126 Hadiah Ulang Tahun
127 Hubungan Abstrak
128 Ajeossi penolong yang murung
129 Don't Leave Me!
130 My First Kiss
131 Begitu kesepakatan dibuat!
132 Perasaan Misterius Brian
133 Perasaan cemburu atau ...
134 Awal munculnya rasa kagum ^^
135 Munculnya sesosok wanita misterius
136 Bukan salah keadaan,hanya saja takdir tidak mendukung
137 Hati yang dingin membutuhkan kehangatan
138 Jatuh cinta adalah rasa takut tersendiri
139 Perasaan dibutuhkan itu sangat indah
140 ‘Izinkan aku melakukannya sekali lagi, dengan perasaan’
141 Sikap tidak masuk akal pertanda rasa sayang
142 Saatnya mengubur kenangan masa lalu
143 Kisah dua manusia melawan perasaan yang padam
144 Obat penenang yang paling mujarab
145 Sebuah kebenaran yang tidak terduga
146 Bangunkan aku di pagi hari!
147 Kim Lysa; gadis yang tidak terduga
148 Persiapan sebelum bermain
149 Jangan memanggilku Ajeossi lagi!
150 Waktu yang tak dapat diputar
151 Niat hati berkencan, apadaya hati tak sampai
152 Pengakuan cinta di saat yang tidak tepat
153 Terbelahnya langit saturnus
154 Melodi yang berputar di tengah badai halilintar
155 Tidak ada cinta, tidak ada patah hati
156 Keputusan yang telah bulat
157 Jarak dan keadaan yang tidak dapat berkompromi
158 Perasaan yang tidak baik baik saja
159 Harapan palsu untuk meminimalisir luka batin
160 Pertemuan yang dramastis
161 Kim Lysa yang kehilangan akal sehat
162 Kenangan indah di titik nol kilometer Yogyakarta
163 Han Mino si laki laki Bucin (budak cinta)!
164 Pecahan tangis yang telah terbendung lama
165 Pesaing terbesar dalam hidup Mino
166 Kedatangan musuh yang tidak terduga
167 Mino adalah kekasih Lysa, dan Brian adalah kakak lelakinya!
168 Jawaban yang tidak terduga Lysa yang mendatangkan bahaya
169 Kemarahan terbesar Kim Lysa
170 Kekacauan yang sudah terduga
171 Gadis di ambang kehancuran
172 Kim Lysa yang egois dan bodoh
173 Pertemuan tragis sepasang manusia
174 Tangisan bahagia seorang gadis yang sering terluka
175 Awal tinggal bersama yang manis
176 Kerinduan yang tidak berujung
177 Kemunuclan tidak terduga Brian Alvendo
178 Bersama menjadi lebih kuat
179 Pertemuan yang tidak menyenangkan
180 Bukan salah siapa siapa
181 Makanan harimau yang lapar
182 Kedatangan musuh besar untuk bertarung
183 Nyanyian merdu kekasih yang tampan
184 Rencana serangan hukum
185 Tamu tamu tidak terduga yang datang
186 Kegaduhan
187 Akhir Cerita
Episodes

Updated 187 Episodes

1
PROLOG (revised)
2
Kekacauan yang menyebalkan!
3
Tatangga baruku? Sial!
4
Pria itu sok baik, tapi dia tampan
5
Pria yang lemah terhadap perempuan
6
Wanita ketus dan 'ajeossi' penurut
7
Jantung yang berdebar-debar. Itu gawat!
8
Nona Kang yang payah memilih cowok
9
Dasar pria kurang ajar!
10
Saingan yang bukan seperti saingan
11
Cemburu yang tidak enak
12
Ajeossi yang malang sekali
13
Pria tersipu wajahnya menggemaskan
14
Adikku yang tampan
15
Perasaan yang tidak enak
16
Hal yang tidak diinginkan
17
Cinta yang tak dapat ditoleransi
18
Balasan ciuman yang manis
19
Nyamuk berhidung belang yang nakal
20
Semua tentang waktu dan kepastian
21
Bibir merah yang menggoda
22
Nona Kang yang suka diperhatikan
23
Perasaan yang seperti lukisan abstrak
24
Jauh dari ekspektasi
25
Malam terakhir, matahari terbit keesokannya
26
Cinta lain bersemi
27
Semua tak baik-baik saja
28
Persaingan yang sehat
29
Pernyataan cinta yang tertunda
30
Cinta atau balas budi
31
Akhir atau sebuah awal
32
The End
33
Cinta Hun yang [berawal] berakhir
34
Pengumuman Season 2
35
Yebin ku hamil?
36
Hal yang mendesak!
37
Kakak yang paling baik
38
Yebin si ahli menusukㅋㅋ
39
Membangu Kepercayaan
40
Penyamaran Bodoh Kang Yebin
41
Diam Bukanlah Kang Yebin
42
Kang Yebin Tidak Pernah Bisa Diam
43
Arti Sebuah Ciuman
44
Menjelang Pernikahan
45
Kekuatan Kang Yebin
46
Menjelang Pernikahan 2
47
Amanat Untuk Yul
48
Hari Pernikahan!
49
Kehidupan Pernikahan
50
Kesabaran Suami Sedang Diuji
51
Awal Kecemburuan Istri
52
Kubunuh kau, wanita penggoda!
53
Hukuman Kecemburuan
54
Kecemburuan sang istri
55
Kemarahan Terbesar Yul
56
Kamu Menyesal?
57
Permohonan Maaf Yebin
58
Awam Baru Menjadi Istri yang Baik
59
Menjadi Istri yang Pintar dan Mandiri
60
Kehamilan Pertama
61
Adegan mesra yang mana?
62
Cinta Hun yang Membara
63
Diam-Diam menghanyutkan
64
Kemarahan Sang Kakak
65
Yebin Yang Bijaksana
66
Cinta dan Pengorbanan
67
Perjuangan Seorang Ibu
68
Kabar Buruk
69
Ketegaran Kang Yebin
70
Berusaha Bangkit
71
Bulan Madu
72
Bulan Madu 2
73
Kota Havana yang penuh gairah
74
Akhir dari Bulan Madu
75
Awal baru Kang Yebin
76
Alasan Ketidaksukaan Yebin
77
Niat Busuk
78
Hadiah tak terduga
79
Dilema yang berat
80
Pertemuan Mendadak
81
Keputusan Ambang
82
Predator
83
Kemunculan orang mencurigakan
84
Masakan terburuk istri yang cantik
85
Serangan menohok
86
Bunga sakura yang menawan
87
Perpisahan Sejenak
88
Bos yang galak
89
Pengakuan cinta terlarang
90
Puncak kerinduan
91
Awal sebuah tragedi
92
Perasaan bersalah
93
Kemarahan Predator
94
Memupuk kepercayaan
95
Tipu muslihat iblis
96
Pertemuan Yul Junior
97
YUL, suami yang perhatian
98
Jurus bertahan Kang Yebin
99
Sosok misterius
100
Apa itu Kebahagiaan
101
Keinginan membeli pulau!
102
Istri yang merajuk
103
Niat busuk terungkap
104
Terbangun dari koma
105
Serangan Kang Yebin
106
Kedatangan Yul junior
107
Anggota Keluarga Baru
108
Menjadi Zombie
109
Penyesalan....
110
Hari baru Moon Hanyul
111
Rencana Pernikahan Mendadak
112
Kegeraman Yul
113
Menuju Pulau
114
Perasaan Tak Terdeskripsikan
115
Cerita di Tengah Lautan
116
Menangis dalam hati
117
Ancaman Kelabu
118
Hari Pernikahan Hun
119
Momen Pernikahan yang Semu
120
Puncak Perselisihan
121
The Last Story
122
EPILOG
123
WELCOME TO LOVE YOU LATER SERIES 2
124
Prolog
125
Pertemuan awal
126
Hadiah Ulang Tahun
127
Hubungan Abstrak
128
Ajeossi penolong yang murung
129
Don't Leave Me!
130
My First Kiss
131
Begitu kesepakatan dibuat!
132
Perasaan Misterius Brian
133
Perasaan cemburu atau ...
134
Awal munculnya rasa kagum ^^
135
Munculnya sesosok wanita misterius
136
Bukan salah keadaan,hanya saja takdir tidak mendukung
137
Hati yang dingin membutuhkan kehangatan
138
Jatuh cinta adalah rasa takut tersendiri
139
Perasaan dibutuhkan itu sangat indah
140
‘Izinkan aku melakukannya sekali lagi, dengan perasaan’
141
Sikap tidak masuk akal pertanda rasa sayang
142
Saatnya mengubur kenangan masa lalu
143
Kisah dua manusia melawan perasaan yang padam
144
Obat penenang yang paling mujarab
145
Sebuah kebenaran yang tidak terduga
146
Bangunkan aku di pagi hari!
147
Kim Lysa; gadis yang tidak terduga
148
Persiapan sebelum bermain
149
Jangan memanggilku Ajeossi lagi!
150
Waktu yang tak dapat diputar
151
Niat hati berkencan, apadaya hati tak sampai
152
Pengakuan cinta di saat yang tidak tepat
153
Terbelahnya langit saturnus
154
Melodi yang berputar di tengah badai halilintar
155
Tidak ada cinta, tidak ada patah hati
156
Keputusan yang telah bulat
157
Jarak dan keadaan yang tidak dapat berkompromi
158
Perasaan yang tidak baik baik saja
159
Harapan palsu untuk meminimalisir luka batin
160
Pertemuan yang dramastis
161
Kim Lysa yang kehilangan akal sehat
162
Kenangan indah di titik nol kilometer Yogyakarta
163
Han Mino si laki laki Bucin (budak cinta)!
164
Pecahan tangis yang telah terbendung lama
165
Pesaing terbesar dalam hidup Mino
166
Kedatangan musuh yang tidak terduga
167
Mino adalah kekasih Lysa, dan Brian adalah kakak lelakinya!
168
Jawaban yang tidak terduga Lysa yang mendatangkan bahaya
169
Kemarahan terbesar Kim Lysa
170
Kekacauan yang sudah terduga
171
Gadis di ambang kehancuran
172
Kim Lysa yang egois dan bodoh
173
Pertemuan tragis sepasang manusia
174
Tangisan bahagia seorang gadis yang sering terluka
175
Awal tinggal bersama yang manis
176
Kerinduan yang tidak berujung
177
Kemunuclan tidak terduga Brian Alvendo
178
Bersama menjadi lebih kuat
179
Pertemuan yang tidak menyenangkan
180
Bukan salah siapa siapa
181
Makanan harimau yang lapar
182
Kedatangan musuh besar untuk bertarung
183
Nyanyian merdu kekasih yang tampan
184
Rencana serangan hukum
185
Tamu tamu tidak terduga yang datang
186
Kegaduhan
187
Akhir Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!