Wanita ketus dan 'ajeossi' penurut

“Bisa coba kau cek. Kalau masih ada yang kurang, aku akan perbaiki sekarang juga,” ucap petugas servis yang berdiri di seberang etalase.

Yebin yang duduk di kursi pun segera mengambil laptopnya. Memeriksa laptop dan perangkat masuk Biniemoon. Syukurnya, semua masih baik-baik saja. Perangkat laptop juga berjalan dengan baik seperti sebelumnya.

“Kurasa sudah. Terima kasih, Ajeossi. Berapa biayanya?”

“350 ribu won.”

Tidak menunggu lama Yebin membuka tas di pangkuan. Mengambil uang tunai di dalam dompet untuk membayar biaya perbaikan laptop.

Belum sempat Yebin mengeluarkan uang tunai satu lempar pun, Yul telah mengulurkan kartu kreditnya kepada petugas servis. “Bisa bayar pakai kartu?” tanya Yul sembari menyerahkan kartunya. Petugas servis memberi tanggapan berupa anggukan kepala.

“Bisa.” Kemudian petugas itu menerima kartu Yul dan menggesekkannya di mesin penggesek.

“Kenapa Ajeossi yang membayar? Aku juga membawa uang kok,” celetuk Yebin yang kebingungan melihat Yul membayar biaya servis laptopnya. Ia merasa tidak pernah meminta kompensasi kepada Yul.

“Sudah kukatakan, aku akan memberi kompensasi untuk kerusakan laptopmu,” jawab Yul santai. Ketika itu petugas servis telah selesai melakukan pembayaran Yul. Ia mengembalikan kartu tersebut kepada pemiliknya.

“Terima kasih.”

Selesai menerima kartunya kembali, Yul beranjak dari duduk. Pandangannya menatap ke arah Yebin yang sedang memasukkan laptop ke dalam tas. Kemudian beranjak berdiri dan mereka berjalan keluar dari bangunan ini.

Yul masuk ke dalam mobil. Memasang sabuk pengaman pada tubuh untuk bersiap mengemudi. Sementara Yebin yang telah duduk di kursi penumpang, menaruh laptopnya di kursi belakang. Ia tengah memakai sabuk pengaman ketika menggumam pelan.

“Terima kasih, Ajeossi.”

Ucapan terima kasih yang pertama Yul dengar dari Yebin itu terdengar dingin di telinganya. Tetapi, entah mengapa Yul merasa senang mendengar hal itu dari wanita yang selama ini bersikap ketus.

“Sekarang laptopmu sudah selesai. Kau memaafkanku kan?” Yul meyakinkan. Mobil yang dikendarakannya telah melaju di jalanan Seoul yang padat.

“Ya... begitu.”

Yebin menggumam tak jelas sembari menatap lurus ke depan, melihat lampu merah perempatan yang menyala. Seolah wanita itu sedang menghindari tatapan Yul dari samping.

“Ya begitu itu artinya kau memaafkanku apa tidak? Katakan yang jelas. Jangan menggantung permintaan maafku.”

Wanita itu sontak menoleh. Ia menjawab sambil menggerutu, “Ya, aku memaafkanmu, Ajeossi.”

Seutas senyum seketika itu tersungging di bibir Yul. Ia tersenyum manis memperlihatkan kedua lesung pipitnya kepada Yebin.

“Begitu dong, Nona Kang. Kalau seperti ini kan kita sama-sama merasa senang. Mulai sekarang, ayo kita berteman baik, Nona Kang.” Yul menyeru senang kepada Yebin yang mendengarnya dalam keheningan.

Lampu merah yang menyala hijau membuat Yul segera meluruskan pandangan ke depan. Ia melajukan mobilnya menuju Banpo setelah selesai mengantar Yebin ke tempat servis.

Merasa ada yang kurang, Yul kembali melontarkan pertanyaan. “Kenapa kau tidak berkata apa-apa?”

Berapa kali pun berpikir, Yebin merasa itu tidaklah benar. Ia memang telah memaafkan Yul atas apa yang terjadi di Moonlight Coffe hari itu. Tetapi, permaafan Yebin bukan berarti keduanya bisa bersikap layaknya teman.

“Aku memang memaafkanmu. Tapi, aku tidak berpikir untuk berteman dengan Ajeossi. Lagi pula aku lebih muda sepuluh tahun darimu. Bagaimana aku bisa menganggapmu teman, Ajeossi?” Yebin berucap seperti sedang menggerutu.

“Astaga, Nona Kang,” Yul mendesah panjang mendengar kalimat Yebin. “Aku kan tidak memintamu untuk menjadi kekasihku. Kenapa kau berpikir dalam sekali? Aku hanya ingin kau bersikap nyaman denganku layaknya teman. Bukan menjadi sungguh-sungguh teman, tetapi membiarkanmu merasa nyaman seperti teman. Itu maksudku mengajakmu berteman.”

Layaknya tomat wajah Yebin tiba-tiba saja memerah menahan malu. Pikirannya terlalu dalam. Ia terlalu ekstrem memikirkan kalimat Yul. Membuatnya malu sendiri seperti ini.

“Baiklah. Alih-alih teman, bagaimana kalau kau menganggapku paman? Kudengar kau memiliki paman seiusiaku. Kau bisa menganggapku paman, biar kau bisa bersikap nyaman padaku. Bagaimana?”

Pantang menyerah Yul melakukan pendekatan pada Yebin yang menurutnya sulit didekati. Pria supel yang selalu menjalin hubungan baik dengan semua orang itu sejenak membuat Yebin mempertimbangkan ucapannya.

“Tidak buruk,” jawab Yebin yang sontak membuat Yul tersenyum manis di bibir.

“Jika membutuhkan sesuatu, jangan sungkang memintaku. Aku selalu siap membantumu dan ibumu, Nona Kang.”

Satu mingguan keduanya bertetangga, Yebin merasa tahu bagaimana karakter seorang pria yang menjadi bos Moonlight Coffe itu. Yul adalah pria yang supel dan mudah berbaur. Dengan sikapnya yang ramah dan bersahabat itu, semua tetangga di lingkungan menyukainya. Apalagi Miyoon yang sangat menyukai Yul. Yebin merasa tidak bisa menolak pria itu yang telah bersikap baik kepada ibunya.

Dalam waktu lama Yebin memikirkan kalimat Yul. Tak lama kemudian wanita berambut lurus itu memberi tanggapan.

“Apa sungguh aku bisa meminta bantuan padamu, Ajeossi?” tanya Yebin meyakinkan.

“Tentu saja. Sesama tetangga kan harus saling membantu.” Yul membalas dengan menceletuk.

Kepala Yebin termanggut-manggut. Sekarang ia merasa bisa bersikap baik pada Yul. Toh permasalahan laptopnya sudah selesai. Rasa tak suka yang mulanya menyelubungi benak Yebin karena kecerobohan pelayan Moonlight Coffe yang tidak tahu namanya itu kini berkurang, karena Yul yang selalu memperlakukan Yebin dengan baik dan membuatnya sungkan. Yebin merasa tidak ada yang perlu dipermasalahkan lagi karena sekarang laptopnya sudah selesai diperbaiki. Dan tanpa dimintanya, Yul telah menanggung biaya perbaikan laptop dan beberapa kali meminta maaf kepada Yebin. Itu semua sudah cukup membuat perasaan Yebin meluluh. Paling tidak sebagai tetangga, ia bisa bersikap biasa kepada Yul, pikirnya.

Tepat setelah itu ponsel Yebin di dalam tas berdering. Ia segera mengambil ponsel untuk menjawab panggilan yang masuk dari Somin.

“Laptopku sudah diperbaiki. Aku akan menghubungkan perangkat Biniemoon dengan tablet-ku untuk mengantisipasi. Secepatnya juga aku akan memperbaiki sistemnya. Kenapa?” Yebin menyahut setelah Somin mengatakan beberapa hal dari seberang telepon.

Beberapa saat Yebin terdiam mencerna ucapan Somin. Wanita itu menoleh kepada Yul yang sedang fokus mengendarakan mobil. Lalu berucap, “Baiklah. Sepertinya aku sudah dapat. Kututup dulu. Nanti aku hubungi lagi.”

Setelah itu panggilan berakhir. Yebin menutup ponselnya dan menatap Yul dari samping.

“Ajeossi,” panggilnya.

“Hm?”

“Mungkinkah, kau tahu Biniemoon?”

Yul memiringkan kepala. Ia menebak-nebak apa itu Biniemoon yang dibicarakan Yebin.

“Entahlah, aku seperti pernah mendengarnya.”

“Itu adalah situs belanja online yang menjual berbagai macam fashion.” Yebin menjelaskan singkat. Yul mengangguk-angguk.

“Begitu rupanya. Aku tidak pernah membeli pakaian online. Jadi aku tidak tahu.”

“Pemilik Biniemoon itu aku, Ajeossi. Aku yang membuat Biniemoon delapan bulan lalu.”

Ucapan Yebin sontak membuat Yul menoleh. Ia cukup terkejut mendengarnya.

“Benarkah? Bukannya kau masih kuliah?”

“Aku mengerjakannya di samping kuliah. Mimpiku adalah menjadi bussines women. Dan aku tidak sabar menunggu sampai lulus kuliah. Jadi membuat Binimoon yang sebenarnya telah kurancang sejak lama,” lanjut Yebin bercerita.

“Wah, kau hebat. Tidak banyak orang yang berani melakukannya.”

Awalnya Yebin merasa ragu saat hendak bertanya, “Ajeossi, apa kau mau menjadi model pria Biniemoon?”

Bola mata Yul terbelalak dan ia langsung menoleh. Ia merasa pendengarannya itu salah dan bergumam-gumam tidak jelas.

“Apa... apa katamu?”

***

Sejak laptopnya selesai diperbaiki dua mingguan lalu, Yebin telah memperbarui semua fitur Biniemoon. Wanita yang sangat gigih itu mulai melakukan perbaikan pada shopping mall-nya yang sedang mengalami krisis. Memperbaiki semua fitur di portal belanja online-nya agar calon pelanggan yang berkunjung merasa lebih nyaman. Menurunkan harga-harga produk. Menawarkan kupon berhadiah dan juga cashback. Dan terakhir, menyewa model lelaki untuk mempromosikan produk yang dijualnya.

Untuk produk-produk wanita Yebin menggunakan Somin sebagai modelnya. Somin yang berbakat dalam bidang itu menjadi model fashion wanita di Biniemoon. Sedangkan model lelakinya sekarang sedang melakukan pemotretan di studio yang Yebin sewa selama dua jam. Wanita itu tidak memiliki uang lebih untuk menyewa fotografer. Sehingga ia hanya meminjam kamera foto dan perlatan memotret dari seorang senior yang kenal akrab dengannya. Juga meminta bantuan Somin dan satu orang lagi temannya untuk membantunya men-setting tempat dan pencahayaan.

“Tegakkan kepalamu, Ajeossi. Mana ada model yang kepalanya menunduk seperti itu?” Yebin yang sedang memegangi kamera, menceletuk kepada Yul.

Pria itu yang menjadi model Biniemoon. Yul yang sebenarnya bisa untuk dijadikan model karena wajah rupawan dan tubuhnya yang tinggi proporsional, diminta—setengah dipaksa—Yebin untuk menjadi modelnya.

Pasalnya biaya sewa model pria sangat mahal. Yebin tidak memiliki cukup uang untuk menyewa model pria. Apalagi setelah krisis yang dialami Biniemoon. Uang tabungan yang Yebin miliki telah terkuras habis untuk menangani krisis itu. Yebin menggunakan sebagian penghasilan Biniemoon selama beberapa bulan terakhir untuk menyuplai barang-barang baru, membayar biaya perbaikan sistem, menyediakan promo, dan membayar iklan dengan jangkauan luas yang tentunya tidak murah. Yebin hampir kehabisan uang untuk menyewa model laki-laki untuk dijadikannya model produk Biniemoon. Dan akhirnya memutuskan untuk meminta Yul yang memenuhi spesifikasi sebagai model Biniemoon.

Awalnya Yul sempat menolak. Ini adalah pertama kalinya pria itu diminta menjadi model. Ia juga merasa dirinya itu tidak berbakat menjadi model. Tetapi Yebin yang keras kepala dan pantang menyerah tidak pernah berhenti menghantui Yul untuk menjadi modelnya. Wanita itu sangat gigih ingin menjadikan Yul model pria Biniemoon. Dengan segala cara yang dilakukannya, salah satunya adalah mengikuti Yul kemana pun pria itu pergi layaknya bayang-bayang yang tidak diinginkan, akhirnya Yebin berhasil membujuk Yul. Yul merasa tidak bisa bekerja atau melukis dengan baik karena terus diikuti Yebin Akhirnya ia pun bersedia menuruti kemauan wanita itu untuk menjadi model Biniemoon.

Semua itu tergantung pada usaha. Tidak peduli kalau sebenarnya Yul itu anti terhadap kamera, pada akhirnya ia luluh karena usaha Yebin yang tidak ada habisnya. Wanita itu benar-benar gigih sampai-sampai selalu datang ke rumah Yul, entah itu pagi, siang, sore, dan mengikuti Yul kemana pun pria itu pergi. Tidak jarang Yebin mengaku sebagai keponakan Yul saat mengikuti pria itu berkumpul dengan teman-temannya. Yebin tidak ada habisnya meminta Yul menjadi model. Hingga saat tidur pun Yul merasa dihantui Yebin. Pria itu menyerah dan akhirnya menerima permintaan Yebin untuk menjadi modelnya. Dengan begitu, setidaknya Yul bisa tidur nyenyak tanpa terbayang-bayang wajah Yebin yang mengikutinya ke mana-mana.

Yul menyandarkan tubuhnya ke atas kursi furnitur tinggi. Ia memakai atasan tak berkerah warna abu-abu tua yang terbuat dari bahan kaus. Bagian luarnya coat panjang warna maroon yang berbahan wol.

“Bagaimana? Sudah kubilang, aku tidak berbakat menjadi model.” Yul yang tidak tahu harus bagaimana, merutuk.

“Kenapa rambutmu...?”

Yebin mendesah panjang melihat tatanan rambut Yul yang sedikit berantakan. Ia menoleh ke arah Somin dan Hana yang sedang sibuk memasangkan baju yang akan Yul pakai setelah ini.

Tidak memiliki pilihan lain, Yebin meletakkan kameranya ke atas meja dalam studio. Berjalan menghampiri Yul yang sedang menyandarkan tubuh ke kursi furnitur berwarna coklat tua.

“Duduklah, Ajeossi. Aku ingin merapikan rambutmu,” pinta Yebin. Yul pun segera menurut. Ia mendudukkan tubuhnya ke atas kursi kayu sementara Yebin mulai mengeluarkan sisir dan hairspray untuk Yul.

Tangan Yebin bergerak-gerak pelan menata rambut Yul bergaya maskulin ke atas dan menyamping. Lalu menyemprotkan hairspray agar rambut hitam laki-laki itu tidak berantakan.

Selesainya menata rambut Yul, Yebin menyeluarkan cushion dari dalam tasnya. Membuka cushion berwarna natural yang sering digunakan model-model pria untuk pemotretan.

“Mendongaklah, Ajeossi,” suruh Yebin. Ia mengangkat dagu Yul untuk mendongak menatapnya.

Yul hanya terdiam sementara Yebin memolesi wajahnya menggunakan cushion. Dalam diamnya, Yul yang sedang menengadah, menatap wajah Yebin dari bawah. Sembari itu Yebin berbicara pelan kepada Yul.

“Nanti, jika Biniemoon berjalan dengan baik dan menunjukkan perkembangan, aku akan memberimu hadiah, Ajeossi. Ajeossi tinggal katakan apa yang kau inginkan. Aku akan memberinya untukmu.”

Senyum hangat Yul tersimpul mendengar itu. Ia tahu betul saat ini Yebin sedang memperjuangkan Biniemoon-nya. Yul pun tahu itu bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan Yebin, seorang wanita muda yang masih berstatus mahasiswa, untuk mengawali bisnis daring semacam ini. Tetapi perasaan Yul berkata bahwa tidak ada hal tidak mungkin yang dilakukan Yebin. Karena pria itu tahu bagaimana Yebin bersikap layaknya wanita dewasa yang pemikirannya sangat cemerlang. Dengan tidak masuk akal Yebin bahkan bisa menjadikan Yul modelnya. Itu sangatlah mustahil mengingat Yul yang anti terhadap kamera dan jarang sekali berfoto. Yebin telah menjadikan sesuatu yang mustahil menjadi tidak mustahil. Tidak ada yang tidak bisa wanita itu lakukan, pikir Yul yang sedang menengadah menatap wajah memesona Yebin.

“Aku akan pikirkan, hadiah apa yang kuinginkan. Kau bahkan membuatku melakukan hal yang tidak pernah kulakukan seumur hidup. Hadiah kecil tidak akan cukup. Kau tahu?” jawab Yul. Perkataannya yang benar itu membuat Yebin menaikkan kedua alis dan menganguk-angguk.

“Asal Ajeossi tidak meminta hadiah mobil, aku masih bisa menyanggupinya.”

Yul terkekeh-kekeh. “Jangan khawatir. Aku juga tidak akan meminta hal semacam itu kepada wanita.”

Terakhir, Yebin mengolesi lipbalm pada bibir Yul. Selesai mendandani pria itu, Yebin kembali menceletuk, “Bergayalah yang baik, Ajeossi. Tegakkan kepalamu. Lemaskan bahu dan lehermu. Berikan tatapan yang tajam dan memesona. Perlihatkan karismamu melalui tatapan yang mematikan. Okay?”

Yebin berjalan meninggalkan Yul setelah memberi isyarat ‘okay’ menggunakan jari tangan. Yul yang melihat wanita itu kembali menceletuk, mengela napas panjang-panjang ke dalam dada. Lalu mengangguk pasrah.

“Baiklah-baiklah. Akan kuperlihatkan karismaku.”

“Kalau begitu, ayo lanjutkan pemotretan! Kita masih memiliki waktu satu jam empat puluh menit.” Yebin menyeru antusias untuk memulai pemotretan. Dua orang temannya, Somin dan Hana yang mengatur pencahayan ruang, ikut menyeru memberikan semangat kepada Yebin.

“Fighting!”

Terpopuler

Comments

Nanik

Nanik

yeee.......dapat model gratis

2019-09-05

3

Dian Iwan

Dian Iwan

yeeeeeye

2019-09-03

0

Ade

Ade

saya sangat suka lao psangan dengar umur beda jauh....

2019-09-03

3

lihat semua
Episodes
1 PROLOG (revised)
2 Kekacauan yang menyebalkan!
3 Tatangga baruku? Sial!
4 Pria itu sok baik, tapi dia tampan
5 Pria yang lemah terhadap perempuan
6 Wanita ketus dan 'ajeossi' penurut
7 Jantung yang berdebar-debar. Itu gawat!
8 Nona Kang yang payah memilih cowok
9 Dasar pria kurang ajar!
10 Saingan yang bukan seperti saingan
11 Cemburu yang tidak enak
12 Ajeossi yang malang sekali
13 Pria tersipu wajahnya menggemaskan
14 Adikku yang tampan
15 Perasaan yang tidak enak
16 Hal yang tidak diinginkan
17 Cinta yang tak dapat ditoleransi
18 Balasan ciuman yang manis
19 Nyamuk berhidung belang yang nakal
20 Semua tentang waktu dan kepastian
21 Bibir merah yang menggoda
22 Nona Kang yang suka diperhatikan
23 Perasaan yang seperti lukisan abstrak
24 Jauh dari ekspektasi
25 Malam terakhir, matahari terbit keesokannya
26 Cinta lain bersemi
27 Semua tak baik-baik saja
28 Persaingan yang sehat
29 Pernyataan cinta yang tertunda
30 Cinta atau balas budi
31 Akhir atau sebuah awal
32 The End
33 Cinta Hun yang [berawal] berakhir
34 Pengumuman Season 2
35 Yebin ku hamil?
36 Hal yang mendesak!
37 Kakak yang paling baik
38 Yebin si ahli menusukㅋㅋ
39 Membangu Kepercayaan
40 Penyamaran Bodoh Kang Yebin
41 Diam Bukanlah Kang Yebin
42 Kang Yebin Tidak Pernah Bisa Diam
43 Arti Sebuah Ciuman
44 Menjelang Pernikahan
45 Kekuatan Kang Yebin
46 Menjelang Pernikahan 2
47 Amanat Untuk Yul
48 Hari Pernikahan!
49 Kehidupan Pernikahan
50 Kesabaran Suami Sedang Diuji
51 Awal Kecemburuan Istri
52 Kubunuh kau, wanita penggoda!
53 Hukuman Kecemburuan
54 Kecemburuan sang istri
55 Kemarahan Terbesar Yul
56 Kamu Menyesal?
57 Permohonan Maaf Yebin
58 Awam Baru Menjadi Istri yang Baik
59 Menjadi Istri yang Pintar dan Mandiri
60 Kehamilan Pertama
61 Adegan mesra yang mana?
62 Cinta Hun yang Membara
63 Diam-Diam menghanyutkan
64 Kemarahan Sang Kakak
65 Yebin Yang Bijaksana
66 Cinta dan Pengorbanan
67 Perjuangan Seorang Ibu
68 Kabar Buruk
69 Ketegaran Kang Yebin
70 Berusaha Bangkit
71 Bulan Madu
72 Bulan Madu 2
73 Kota Havana yang penuh gairah
74 Akhir dari Bulan Madu
75 Awal baru Kang Yebin
76 Alasan Ketidaksukaan Yebin
77 Niat Busuk
78 Hadiah tak terduga
79 Dilema yang berat
80 Pertemuan Mendadak
81 Keputusan Ambang
82 Predator
83 Kemunculan orang mencurigakan
84 Masakan terburuk istri yang cantik
85 Serangan menohok
86 Bunga sakura yang menawan
87 Perpisahan Sejenak
88 Bos yang galak
89 Pengakuan cinta terlarang
90 Puncak kerinduan
91 Awal sebuah tragedi
92 Perasaan bersalah
93 Kemarahan Predator
94 Memupuk kepercayaan
95 Tipu muslihat iblis
96 Pertemuan Yul Junior
97 YUL, suami yang perhatian
98 Jurus bertahan Kang Yebin
99 Sosok misterius
100 Apa itu Kebahagiaan
101 Keinginan membeli pulau!
102 Istri yang merajuk
103 Niat busuk terungkap
104 Terbangun dari koma
105 Serangan Kang Yebin
106 Kedatangan Yul junior
107 Anggota Keluarga Baru
108 Menjadi Zombie
109 Penyesalan....
110 Hari baru Moon Hanyul
111 Rencana Pernikahan Mendadak
112 Kegeraman Yul
113 Menuju Pulau
114 Perasaan Tak Terdeskripsikan
115 Cerita di Tengah Lautan
116 Menangis dalam hati
117 Ancaman Kelabu
118 Hari Pernikahan Hun
119 Momen Pernikahan yang Semu
120 Puncak Perselisihan
121 The Last Story
122 EPILOG
123 WELCOME TO LOVE YOU LATER SERIES 2
124 Prolog
125 Pertemuan awal
126 Hadiah Ulang Tahun
127 Hubungan Abstrak
128 Ajeossi penolong yang murung
129 Don't Leave Me!
130 My First Kiss
131 Begitu kesepakatan dibuat!
132 Perasaan Misterius Brian
133 Perasaan cemburu atau ...
134 Awal munculnya rasa kagum ^^
135 Munculnya sesosok wanita misterius
136 Bukan salah keadaan,hanya saja takdir tidak mendukung
137 Hati yang dingin membutuhkan kehangatan
138 Jatuh cinta adalah rasa takut tersendiri
139 Perasaan dibutuhkan itu sangat indah
140 ‘Izinkan aku melakukannya sekali lagi, dengan perasaan’
141 Sikap tidak masuk akal pertanda rasa sayang
142 Saatnya mengubur kenangan masa lalu
143 Kisah dua manusia melawan perasaan yang padam
144 Obat penenang yang paling mujarab
145 Sebuah kebenaran yang tidak terduga
146 Bangunkan aku di pagi hari!
147 Kim Lysa; gadis yang tidak terduga
148 Persiapan sebelum bermain
149 Jangan memanggilku Ajeossi lagi!
150 Waktu yang tak dapat diputar
151 Niat hati berkencan, apadaya hati tak sampai
152 Pengakuan cinta di saat yang tidak tepat
153 Terbelahnya langit saturnus
154 Melodi yang berputar di tengah badai halilintar
155 Tidak ada cinta, tidak ada patah hati
156 Keputusan yang telah bulat
157 Jarak dan keadaan yang tidak dapat berkompromi
158 Perasaan yang tidak baik baik saja
159 Harapan palsu untuk meminimalisir luka batin
160 Pertemuan yang dramastis
161 Kim Lysa yang kehilangan akal sehat
162 Kenangan indah di titik nol kilometer Yogyakarta
163 Han Mino si laki laki Bucin (budak cinta)!
164 Pecahan tangis yang telah terbendung lama
165 Pesaing terbesar dalam hidup Mino
166 Kedatangan musuh yang tidak terduga
167 Mino adalah kekasih Lysa, dan Brian adalah kakak lelakinya!
168 Jawaban yang tidak terduga Lysa yang mendatangkan bahaya
169 Kemarahan terbesar Kim Lysa
170 Kekacauan yang sudah terduga
171 Gadis di ambang kehancuran
172 Kim Lysa yang egois dan bodoh
173 Pertemuan tragis sepasang manusia
174 Tangisan bahagia seorang gadis yang sering terluka
175 Awal tinggal bersama yang manis
176 Kerinduan yang tidak berujung
177 Kemunuclan tidak terduga Brian Alvendo
178 Bersama menjadi lebih kuat
179 Pertemuan yang tidak menyenangkan
180 Bukan salah siapa siapa
181 Makanan harimau yang lapar
182 Kedatangan musuh besar untuk bertarung
183 Nyanyian merdu kekasih yang tampan
184 Rencana serangan hukum
185 Tamu tamu tidak terduga yang datang
186 Kegaduhan
187 Akhir Cerita
Episodes

Updated 187 Episodes

1
PROLOG (revised)
2
Kekacauan yang menyebalkan!
3
Tatangga baruku? Sial!
4
Pria itu sok baik, tapi dia tampan
5
Pria yang lemah terhadap perempuan
6
Wanita ketus dan 'ajeossi' penurut
7
Jantung yang berdebar-debar. Itu gawat!
8
Nona Kang yang payah memilih cowok
9
Dasar pria kurang ajar!
10
Saingan yang bukan seperti saingan
11
Cemburu yang tidak enak
12
Ajeossi yang malang sekali
13
Pria tersipu wajahnya menggemaskan
14
Adikku yang tampan
15
Perasaan yang tidak enak
16
Hal yang tidak diinginkan
17
Cinta yang tak dapat ditoleransi
18
Balasan ciuman yang manis
19
Nyamuk berhidung belang yang nakal
20
Semua tentang waktu dan kepastian
21
Bibir merah yang menggoda
22
Nona Kang yang suka diperhatikan
23
Perasaan yang seperti lukisan abstrak
24
Jauh dari ekspektasi
25
Malam terakhir, matahari terbit keesokannya
26
Cinta lain bersemi
27
Semua tak baik-baik saja
28
Persaingan yang sehat
29
Pernyataan cinta yang tertunda
30
Cinta atau balas budi
31
Akhir atau sebuah awal
32
The End
33
Cinta Hun yang [berawal] berakhir
34
Pengumuman Season 2
35
Yebin ku hamil?
36
Hal yang mendesak!
37
Kakak yang paling baik
38
Yebin si ahli menusukㅋㅋ
39
Membangu Kepercayaan
40
Penyamaran Bodoh Kang Yebin
41
Diam Bukanlah Kang Yebin
42
Kang Yebin Tidak Pernah Bisa Diam
43
Arti Sebuah Ciuman
44
Menjelang Pernikahan
45
Kekuatan Kang Yebin
46
Menjelang Pernikahan 2
47
Amanat Untuk Yul
48
Hari Pernikahan!
49
Kehidupan Pernikahan
50
Kesabaran Suami Sedang Diuji
51
Awal Kecemburuan Istri
52
Kubunuh kau, wanita penggoda!
53
Hukuman Kecemburuan
54
Kecemburuan sang istri
55
Kemarahan Terbesar Yul
56
Kamu Menyesal?
57
Permohonan Maaf Yebin
58
Awam Baru Menjadi Istri yang Baik
59
Menjadi Istri yang Pintar dan Mandiri
60
Kehamilan Pertama
61
Adegan mesra yang mana?
62
Cinta Hun yang Membara
63
Diam-Diam menghanyutkan
64
Kemarahan Sang Kakak
65
Yebin Yang Bijaksana
66
Cinta dan Pengorbanan
67
Perjuangan Seorang Ibu
68
Kabar Buruk
69
Ketegaran Kang Yebin
70
Berusaha Bangkit
71
Bulan Madu
72
Bulan Madu 2
73
Kota Havana yang penuh gairah
74
Akhir dari Bulan Madu
75
Awal baru Kang Yebin
76
Alasan Ketidaksukaan Yebin
77
Niat Busuk
78
Hadiah tak terduga
79
Dilema yang berat
80
Pertemuan Mendadak
81
Keputusan Ambang
82
Predator
83
Kemunculan orang mencurigakan
84
Masakan terburuk istri yang cantik
85
Serangan menohok
86
Bunga sakura yang menawan
87
Perpisahan Sejenak
88
Bos yang galak
89
Pengakuan cinta terlarang
90
Puncak kerinduan
91
Awal sebuah tragedi
92
Perasaan bersalah
93
Kemarahan Predator
94
Memupuk kepercayaan
95
Tipu muslihat iblis
96
Pertemuan Yul Junior
97
YUL, suami yang perhatian
98
Jurus bertahan Kang Yebin
99
Sosok misterius
100
Apa itu Kebahagiaan
101
Keinginan membeli pulau!
102
Istri yang merajuk
103
Niat busuk terungkap
104
Terbangun dari koma
105
Serangan Kang Yebin
106
Kedatangan Yul junior
107
Anggota Keluarga Baru
108
Menjadi Zombie
109
Penyesalan....
110
Hari baru Moon Hanyul
111
Rencana Pernikahan Mendadak
112
Kegeraman Yul
113
Menuju Pulau
114
Perasaan Tak Terdeskripsikan
115
Cerita di Tengah Lautan
116
Menangis dalam hati
117
Ancaman Kelabu
118
Hari Pernikahan Hun
119
Momen Pernikahan yang Semu
120
Puncak Perselisihan
121
The Last Story
122
EPILOG
123
WELCOME TO LOVE YOU LATER SERIES 2
124
Prolog
125
Pertemuan awal
126
Hadiah Ulang Tahun
127
Hubungan Abstrak
128
Ajeossi penolong yang murung
129
Don't Leave Me!
130
My First Kiss
131
Begitu kesepakatan dibuat!
132
Perasaan Misterius Brian
133
Perasaan cemburu atau ...
134
Awal munculnya rasa kagum ^^
135
Munculnya sesosok wanita misterius
136
Bukan salah keadaan,hanya saja takdir tidak mendukung
137
Hati yang dingin membutuhkan kehangatan
138
Jatuh cinta adalah rasa takut tersendiri
139
Perasaan dibutuhkan itu sangat indah
140
‘Izinkan aku melakukannya sekali lagi, dengan perasaan’
141
Sikap tidak masuk akal pertanda rasa sayang
142
Saatnya mengubur kenangan masa lalu
143
Kisah dua manusia melawan perasaan yang padam
144
Obat penenang yang paling mujarab
145
Sebuah kebenaran yang tidak terduga
146
Bangunkan aku di pagi hari!
147
Kim Lysa; gadis yang tidak terduga
148
Persiapan sebelum bermain
149
Jangan memanggilku Ajeossi lagi!
150
Waktu yang tak dapat diputar
151
Niat hati berkencan, apadaya hati tak sampai
152
Pengakuan cinta di saat yang tidak tepat
153
Terbelahnya langit saturnus
154
Melodi yang berputar di tengah badai halilintar
155
Tidak ada cinta, tidak ada patah hati
156
Keputusan yang telah bulat
157
Jarak dan keadaan yang tidak dapat berkompromi
158
Perasaan yang tidak baik baik saja
159
Harapan palsu untuk meminimalisir luka batin
160
Pertemuan yang dramastis
161
Kim Lysa yang kehilangan akal sehat
162
Kenangan indah di titik nol kilometer Yogyakarta
163
Han Mino si laki laki Bucin (budak cinta)!
164
Pecahan tangis yang telah terbendung lama
165
Pesaing terbesar dalam hidup Mino
166
Kedatangan musuh yang tidak terduga
167
Mino adalah kekasih Lysa, dan Brian adalah kakak lelakinya!
168
Jawaban yang tidak terduga Lysa yang mendatangkan bahaya
169
Kemarahan terbesar Kim Lysa
170
Kekacauan yang sudah terduga
171
Gadis di ambang kehancuran
172
Kim Lysa yang egois dan bodoh
173
Pertemuan tragis sepasang manusia
174
Tangisan bahagia seorang gadis yang sering terluka
175
Awal tinggal bersama yang manis
176
Kerinduan yang tidak berujung
177
Kemunuclan tidak terduga Brian Alvendo
178
Bersama menjadi lebih kuat
179
Pertemuan yang tidak menyenangkan
180
Bukan salah siapa siapa
181
Makanan harimau yang lapar
182
Kedatangan musuh besar untuk bertarung
183
Nyanyian merdu kekasih yang tampan
184
Rencana serangan hukum
185
Tamu tamu tidak terduga yang datang
186
Kegaduhan
187
Akhir Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!