Jantung yang berdebar-debar. Itu gawat!

Cahaya remang mengisi seluruh ruang tempat Yebin berada pada malam yang telah larut ini. Di dalam kamar tidurnya seorang diri, wanita itu duduk menghadap layar komputer. Mengedit foto hasil pemotretan siang tadi menggunakan aplikasi photoshop yang terinstal di komputer.

Yebin memilih beberapa foto Yul yang memakai pakaian serupa. Diantanya banyaknya jepretan yang diambilnya, Yebin memilih salah satu foto Yul yang memakai atasan kemeja kasual putih dengan pose berdiri menggunakan kaki menyilang yang menurutnya paling bagus. Memilih foto tersebut untuk dieditnya menggunakan photoshop sebelum diunggah di portal Biniemoon.

“Wah, Ajeossi ini benar-benar tampan. Apa karena kameranya? Atau karena pencahayaan ruangnya yang bagus? Aku tidak tahu kalau dia bisa setampan ini.” Yebin menggumam-gumam memandangi Yul yang karismatik di dalam foto itu. Ia merasa Yul sangat tampan di foto itu meski pada kenyataannya pria tersebut memang memiliki wajah tampan. Hanya saja Yebin tidak menyadarinya.

Dari segala sudut Yul terlihat menawan. Kontur wajah yang tegas. Alis mata yang tebal. Hidung yang mancung dan proporsional. Mata yang sipit dan tatapan yang karismatik. Siapa pun yang melihat foto hasil jepretan ini pasti mengira kalau Yul adalah seorang model profesional. Yebin merasa sosok yang dilihatnya saat ini bukanlah Yul yang selama ini dikenalnya. Yebin merasa sangat asing namun juga terpesona pada sosok laki-laki yang tengah menatapnya legas melalui layar komputer di hadapan itu.

“Apa Ajeossi memang setampan ini? Kenapa aku selama ini tidak menyadari kalau memiliki tetangga sekelas model?” Yebin lanjut menggumam-gumam tidak jelas sembari memandangi wajah memesona Yul. Samar-samar ia mengingat wajah Yul yang siang tadi ditatapnya dari dekat sebelum pemotretan.

“Baikah. Kuakui kalau Ajeossi memang tampan. Tapi, memangnya kenapa? Aku kan sudah memiliki Kak Minho.”

Yebin yang terpesona pada Yul mendadak merasa bersalah kepada Minho yang merupakan kekasihnya. Beberapa hari lalu Yebin mulai berkencan dengan Minho yang ditaksirnya dua bulan terakhir. Keduanya memutuskan berkencan setelah Minho mengutarakan perasaannya kepada Yebin enam hari yang lalu.

Dirinya yang terpesona pada Yul itu membawa perasaan tidak nyaman dalam benak. Yebin menggeleng-geleng kecil menghilangkan perasaannya yang bedebar-debar tidak jelas karena tatapan karismatik Yul yang merasuki jiwanya.

“Sadarlah, Kang Yebin! Kau sudah memiliki Kak Minho. Untuk apa terpesona pada ajeossi ini?”

Yebin menampar pelan kedua pipinya yang tersipu karena Yul. Ia menjernihkan otaknya dan memutuskan untuk fokus mengedit foto Yul. Lalu segera mengunggahnya di Biniemoon agar besok pagi ia bisa istirahat tanpa merasa terbebani karena pekerjaannya yang belum selesai.

Di tempat lain yang berseberangan dengan rumah Yebin. Yul sedang duduk menghadap kanvas berukuran besar yang berdiri di hadapan. Tangannya memegangi kuas lukis yang pegangannya terbuat dari kayu jati. Beregrak-gerak ringan membentuk lekukan wajah seorang gadis di atas kanvas putih yang terdapat beberapa coretan cat minyak.

Angin pada malam pertengahan musim gugur berembus pelan ke arah balkon lantau tiga. Menerpa wajah rupawan Yul yang sedang berkonsentrasi. Di bawah pencahayaan temaram balkon lantai tiga rumahnya, Yul menggambar. Kunang-kunang yang ekornya menyala kuning beterbangan mengelilingi Yul. Menjadi teman Yul di malam musim gugur yang sunyi ini.

Lagu khas musim gugur syahdu yang menemani Yul pada malamnya yang sunyi ini mengalun pelan melalui headset yang menyumbat kedua telinga. Suara pelan dan lembut dari penyanyi pria dalam lagu yang berputar itu mengisi relung jiwa Yul yang sedang memoles wajah seorang gadis cantik di atas kanvas.

Amuri saenggakhaedo nan neoreul

(Tidak peduli bagaimana aku memikirkanmu)

Ijeundeut nun gamado nan neoreul

(Bahkan jika mataku terpejam seolah aku telah melupakanmu)

Anindeut doraseodo nan neoreul

(Meskipun aku berbalik)

Jogeuman solchik-haedo na neoreul

(Jika saja aku sedikit lebih jujur padamu)

Geurohke apahadorok neoreul

(Sangat menyakitkan untukmu)

Geurohke bwarabodorok, seul-seulhan nuneruro daman

(Sampai aku melihatmu dengan tatapanku yang kesepian ini)

Hati Yul larut dalam lagu khas musim gugur yang mengalun di telinganya. Selama bertahun-tahun lamanya, sejak pria itu masih berada di bangku kuliah, lagu yang dinyanyikan oleh Sweet Sorrow berjudul No Matter How I Think About it itu yang menjadi teman Yul menghabiskan malam musim gugurnya. Lagu yang didengar Yul sebanyak puluhan, bahkan ratusan kali sepanjang perjalanannya itu yang menjadi teman Yul dalam menciptakan lukisan-lukisan yang dibuatnya di malam musim gugur.

Yul mengambil warna coklat tua di atas palet. Mencampur cat itu dengan beberapa warna lain di atas palet. Kemudian memoleskan kuasnya ke atas kanvas. Membentuk rambut lurus seorang wanita cantik yang tersenyum lebar menggunakan mata beningnya yang menyipit.

Waktu terus bergulir ketika Yul larut dalam lukisan yang dibuatnya. Hingga tanpa disadari waktu telah beranjak semakin malam. Kunang-kunang yang tadi terbang di sekelilingnya telah pergi ke tempat lain. Lagu yang berputar di telinga Yul pun beberapa kali telah berganti.

Selesai melukis wajah cantik wanita itu, Yul melakukan polesan terakhir di sudut bawah lukisan. Ia menandatangani lukisan itu menggunakan cat minyak berwarna hitam. Memberinya inisial ‘MY’ di bawah tanda tangannya tertera.

Napas lega berembus dari rongga hidung Yul. Ia tersenyum simpul menatap wajah Yebin yang tersenyum dalam lukisan itu.

Sesaat kemudian kepala Yul memiring. “Apa aku membuatnya terlalu cantik di lukisan ini?” gumamnya pelan. Keningnya mengernyit. Menimbang apakah ia membuat wajah Yebin terlalu cantik dalam lukisan tersebut. “Tidak apa-apa. Toh ini untuk hadiah ulang tahunnya. Membuat wajahnya lebih cantik juga sebagai hadiah.”

Yul menggumam menyimpulkan. Kemudian mengakhiri kegiatan melukisnya. Lukisan wajah Yebin yang dibuatnya itu merupakan hadiah ulang tahun Yul untuk Yebin. Pria itu mendengar dari Miyoon kalau sebentar lagi Yebin berulang tahun. Tepatnya pada tanggal sebelas Oktober.

Setelah menyelesaikan lukisannya, Yul melepaskan dua cabang headset yang menyumbat telinga. Beranjak dari duduk. Ia mengambil bongkahan kapas di atas meja balkon. Membasahi kapas tersebut menggunakan cairan mineral untuk membersihkan sisa-sisa cat minyak di kuku dan jari tangan. Sembari itu Yul beranjak bangkit dari duduk. Menghadap ke arah luar. Mendapati suasana perumahan yang telah menggelap. Di hadapannya, lampu rumah Yebin yang sampai beberapa saat lalu menyala, kini telah padam. Yul menebarkan pandangan ke sekeliling selagi menggosok-gosok cat di jari tangannya menggunakan kapas basah.

Kepala Yul menengok arloji bundar yang melingkar di pergelangan tangan. Ia tersentak melihat waktu yang menunjukkan pukul dua dini hari.

“Sudah jam dua. Aku menghabiskan waktu terlalu banyak untuk melukis.”

Tepat ketika Yul selesai menggumam, remang-remang ia melihat seorang wanita bediri di kegelapan. Yebin yang baru menyelesaikan pekerjaannya, berjalan keluar ke balkon lantai dua. Berdiri seorang diri di balkon sambil melakukan peregangan otot. Di bawah cahaya temaram balkon itu, Yul melihat Yebin yang belum beranjak tidur pada waktu yang sudah sangat larut ini.

“Apa-apaan itu? Kenapa dia belum tidur jam segini?” rutuk Yul pelan melihat Yebin yang melakukan peregangan ala kadarnya di balkon.

Beberapa detik kemudian Yebin menyadari keberadaan Yul di seberang rumah. Wanita itu melambai-lambaikan tangannya ke atas menyapa Yul yang terlihat baru selesai melukis.

“Apa yang kau lakukan?” Yul bertanya walau ia tahu Yebin tak dapat mendengarnya dari kejauhan. Sambil menghadap Yebin, Yul berbicara menggunakan isyarat tubuh. Seolah sedang berkata “Cepatlah tidur,” kepada Yebin di seberang rumah.

Di balkon depan kamarnya, Yebin menanggapi Yul dengan isyarat serupa. Ia menangkupkan kedua telapak tangan. Memiringkan kepala dengan tangannya yang tertangkup di samping pipi. Seolah sedang berkata “Ajeossi juga cepatlah tidur!” kepada Yul.

Seketika itu kepala Yul mengangguk. Tidak lama kemudian Yebin pergi meninggalkan balkon. Menutup pintu balkon. Mematikan lampu kamar tidur lalu beranjak tidur malam. Yul yang melihat kamar Yebin telah padam, mengembuskan napas panjang.

“Apa yang dia lakukan sampai tidur malam sekali?”

Selesai menggumam-gumam Yul pun segera memberesi peralatan melukisnya. Memasukkan semua peralatan melukis itu ke dalam rumah. Menutup pintu balkon dan mematikan lampunya. Yul membiarkan lukisan yang masih basah itu kering dengan sendirinya. Sementara dirinya sendiri beranjak tidur untuk mengistirahatkan tubuhnya yang sudah lelah dan mengantuk.

Kedua manusia yang sama-sama melembur itu terlelap dalam waktu hampir bersamaan. Angin musim gugur yang berembus semakin dingin. Ekor kunang-kunang yang berkelap-kelip terbang ria memberi titik-titik cahaya kuning di langit yang hitam. Aroma dedaunan kering khas musim gugur yang berjatuhan pun menjadi teman menghabiskan malam musim gugur yang sepi. Yebin dan Yul terlelap dalam tidur yang dalam dan menyenyakkan. Terlelap semakin dalam dan meredam ingatan yang tercipta hari ini menjadi kenangan.

Tidak dapat dimungkiri bahwa hari ini adalah hari yang panjang untuk mereka berdua lalui. Hari yang mungkin hanya hadir satu kali dalam hidup Yul menjadi model untuk Yebin. Serta, hari yang melelahkan dan cukup menguras hati Yebin yang terus bedebar-debar karena terus mendapat sorotan mata karismatik Yul. Membuat Yebin yang harusnya cukup berkonsentrasi mengedit hasil potretan Yul, terus berdebar-debar sampai-sampai merasa berdosa kepada Minho yang telah menjadi kekasihnya. Harusnya Yebin bisa mengendalikan jantung lantaran dirinya yang telah memiliki kekasih. Sayangnya, Yul yang karismatik lebih dari sekadar kuat untuk tidak membuat siapa pun jatuh hati. Bahkan Yebin, wanita ketus yang di awal tidak begitu menyukainya.

Anehnya, semakin menatap Yul, semakin perasaan Yebin bergetar. Membuatnya melupakan satu hal. Bahwa pria itu tidak lebih dari tetangga depan rumah yang akhir-akhir ini sering menghabiskan waktu bersamanya dan yang sangat disukai ibunya. Benar. Hanya sebatas tetangga depan rumah yang baik hati dan selalu memperlakukan Yebin dengan baik layaknya seorang laki-laki dewasa yang hangat dan bertanggung jawab.

***

“Iya, Kak Minho. Aku sudah bersiap. Tidak. Kau tidak perlu cepat-cepat. Aku akan menunggumu di halte.”

Yebin melangsungkan panggilan telepon dengan Minho yang mengajaknya berkencan pada sore akhir pekan ini. Wanita tersebut sedang melangkah keluar dari gerbang rumah. Ia telah berdandan cantik dengan memakai dress selurut warna maroon.

Panggilan Yebin dengan Minho berakhir kemudian. Dari arah utara, mobil hitam yang dikendarai Yul melaju mendekat. Pria yang baru pulang setelah mengurusi pembangunan cabang kafe Mapo itu menurunkan kaca jendela mobil. Menceletuk kepada Yebin yang pukul lima sore ini baru mau keluar.

“Nona Kang, mau ke mana kau sore-sore begini?” tanya Yul dari dalam mobilnya.

“Orang muda yang punya pasangan tentu akan menghabiskan akhir pekan dengan berkencan. Ajeossi yang jomblo mana tahu?” Yebin berkelakar. Ia menjulurkan lidahnya kepada Yul yang lama melajang.

Yul mengembuskan napas heran. “Yang benar saja kau itu. Memang apa salahnya jomblo? Secara finansial aku lebih unggul dari laki-laki muda yang berkencan.”

Perkataan Yul yang tidak salah dan masuk akal itu membuat Yebin tak dapat menyergahnya. Ia tidak dapat menyangkal kalau tetangga depan rumahnya itu memang lebih unggul pada finansialnya dibanding Minho, kekasih Yebin yang masih berstatus mahasiswa tingkat akhir dan belum memiliki penghasilan. Dari semua hal Yul memang lebih unggul dari Minho. Yul lebih mapan dengan Moonlight Coffe dan semua cabang yang dikelolanya. Juga lebih matang secara pribadi dan emosional mengingat usia Yul yang telah berkepala tiga. Namun semuanya sudah terlambat. Yebin yang telah memiliki Minho, merasa tidak perlu membanding-bandingkan kedua laki-laki itu seperti anak remaja yang masih labil. Yebin mencintai Minho. Oleh sebab itu ia bersedia berkencan dengan Minho, seniornya.

“Terserahlah. Aku akan berkencan. Ajeossi nikmati saja waktu sendirianmu bersama kuas lukis dan palet.”

Selesai melontarkan kalimat itu Yebin berlalu pergi meninggalkan Yul di dalam mobil. Wanita itu berjalan semampai di pinggir jalan menuju halte bus. Sementara Yul yang masih berada di dalam mobil mulai mencemas. Wajah pria itu terlihat panik memikirkan Yebin.

“Aku harus memberitahunya. Tapi bagaimana? Nona Kang terlanjur jatuh hati pada bocah tengik itu.”

Yul yang sedang panik menggumam sambil melirik kaca spion mobil. Melihat punggung Yebin yang semakin jauh.

Sejak mendengar bahwa Yebin berkencan dengan laki-laki bernama Minho itu, Yul selalu merasa cemas. Ia mengingat dengan baik siapa itu Han Minho, lak-laki playboy yang mengencani banyak wanita untuk menguras uang dari wanita yang dikencaninya. Yul yang enam bulan lalu memberi pelajaran pada Minho yang mengencani adik perempuan Haeri, merasa benar-benar khawatir. Ia cemas jika kejadian serupa pada Heejin—adik perempuan Haeri yang berumur dua puluh lima tahun—terjadi pada Yebin.

Dari awal Yul ingin memberi tahu Yebin tentang siapa Minho. Namun, dengan sikap Yebin yang seperti itu, seratus persen Yul yakin wanita itu tidak akan memercayainya. Sudah pasti Yebin yang sedang kasmaran akan lebih memercayai Minho daripada Yul yang belum lama ini menjadi tetangganya. Apalagi dengan sikap keras kepalanya itu, Yebin tidak akan percaya kata-kata Yul dan beranggapan kalau pria itu hanya ingin menghalangi perasaannya.

“Tau ah. Nona Kang bukan anak kecil. Dia pasti tahu mana laki-laki yang baik mana laki-laki yang buruk.”

Yul melinsankan tubuhnya untuk tidak mencemaskan Yebin. Ia melajukan kembali mobilnya memasuki gerbang rumah. Tetapi Yul menyadari sudut hati terdalamnya masih mencemaskan Yebin. Pria itu berusaha untuk tidak peduli meski perasaannya tak demikian.

“Ah, sial!”

Merasa benaknya yang memikirkan Yebin itu tak terkendali, Yul pun menyerah. Ia memutar balik mobilnya. Melesatkannya kembali menjauhi bangunan rumah.

***

Terpopuler

Comments

Adel

Adel

Mampir di karyaku juga ya, berjudul RINDUKU DI UJUNG SURGA...Trims 😄

2020-12-02

0

Naoki Miki

Naoki Miki

haiii mampir yuk ke krya q 'Rasa yang tak lagi sama'
cuss bacaa jan lupa tinggalkan jejaakk🤗
tkan prfil q aja yaaa😍
vielen danke😘

2020-10-15

0

Sussi Slim

Sussi Slim

eciyeeee khawatir nih bang

2019-10-13

2

lihat semua
Episodes
1 PROLOG (revised)
2 Kekacauan yang menyebalkan!
3 Tatangga baruku? Sial!
4 Pria itu sok baik, tapi dia tampan
5 Pria yang lemah terhadap perempuan
6 Wanita ketus dan 'ajeossi' penurut
7 Jantung yang berdebar-debar. Itu gawat!
8 Nona Kang yang payah memilih cowok
9 Dasar pria kurang ajar!
10 Saingan yang bukan seperti saingan
11 Cemburu yang tidak enak
12 Ajeossi yang malang sekali
13 Pria tersipu wajahnya menggemaskan
14 Adikku yang tampan
15 Perasaan yang tidak enak
16 Hal yang tidak diinginkan
17 Cinta yang tak dapat ditoleransi
18 Balasan ciuman yang manis
19 Nyamuk berhidung belang yang nakal
20 Semua tentang waktu dan kepastian
21 Bibir merah yang menggoda
22 Nona Kang yang suka diperhatikan
23 Perasaan yang seperti lukisan abstrak
24 Jauh dari ekspektasi
25 Malam terakhir, matahari terbit keesokannya
26 Cinta lain bersemi
27 Semua tak baik-baik saja
28 Persaingan yang sehat
29 Pernyataan cinta yang tertunda
30 Cinta atau balas budi
31 Akhir atau sebuah awal
32 The End
33 Cinta Hun yang [berawal] berakhir
34 Pengumuman Season 2
35 Yebin ku hamil?
36 Hal yang mendesak!
37 Kakak yang paling baik
38 Yebin si ahli menusukㅋㅋ
39 Membangu Kepercayaan
40 Penyamaran Bodoh Kang Yebin
41 Diam Bukanlah Kang Yebin
42 Kang Yebin Tidak Pernah Bisa Diam
43 Arti Sebuah Ciuman
44 Menjelang Pernikahan
45 Kekuatan Kang Yebin
46 Menjelang Pernikahan 2
47 Amanat Untuk Yul
48 Hari Pernikahan!
49 Kehidupan Pernikahan
50 Kesabaran Suami Sedang Diuji
51 Awal Kecemburuan Istri
52 Kubunuh kau, wanita penggoda!
53 Hukuman Kecemburuan
54 Kecemburuan sang istri
55 Kemarahan Terbesar Yul
56 Kamu Menyesal?
57 Permohonan Maaf Yebin
58 Awam Baru Menjadi Istri yang Baik
59 Menjadi Istri yang Pintar dan Mandiri
60 Kehamilan Pertama
61 Adegan mesra yang mana?
62 Cinta Hun yang Membara
63 Diam-Diam menghanyutkan
64 Kemarahan Sang Kakak
65 Yebin Yang Bijaksana
66 Cinta dan Pengorbanan
67 Perjuangan Seorang Ibu
68 Kabar Buruk
69 Ketegaran Kang Yebin
70 Berusaha Bangkit
71 Bulan Madu
72 Bulan Madu 2
73 Kota Havana yang penuh gairah
74 Akhir dari Bulan Madu
75 Awal baru Kang Yebin
76 Alasan Ketidaksukaan Yebin
77 Niat Busuk
78 Hadiah tak terduga
79 Dilema yang berat
80 Pertemuan Mendadak
81 Keputusan Ambang
82 Predator
83 Kemunculan orang mencurigakan
84 Masakan terburuk istri yang cantik
85 Serangan menohok
86 Bunga sakura yang menawan
87 Perpisahan Sejenak
88 Bos yang galak
89 Pengakuan cinta terlarang
90 Puncak kerinduan
91 Awal sebuah tragedi
92 Perasaan bersalah
93 Kemarahan Predator
94 Memupuk kepercayaan
95 Tipu muslihat iblis
96 Pertemuan Yul Junior
97 YUL, suami yang perhatian
98 Jurus bertahan Kang Yebin
99 Sosok misterius
100 Apa itu Kebahagiaan
101 Keinginan membeli pulau!
102 Istri yang merajuk
103 Niat busuk terungkap
104 Terbangun dari koma
105 Serangan Kang Yebin
106 Kedatangan Yul junior
107 Anggota Keluarga Baru
108 Menjadi Zombie
109 Penyesalan....
110 Hari baru Moon Hanyul
111 Rencana Pernikahan Mendadak
112 Kegeraman Yul
113 Menuju Pulau
114 Perasaan Tak Terdeskripsikan
115 Cerita di Tengah Lautan
116 Menangis dalam hati
117 Ancaman Kelabu
118 Hari Pernikahan Hun
119 Momen Pernikahan yang Semu
120 Puncak Perselisihan
121 The Last Story
122 EPILOG
123 WELCOME TO LOVE YOU LATER SERIES 2
124 Prolog
125 Pertemuan awal
126 Hadiah Ulang Tahun
127 Hubungan Abstrak
128 Ajeossi penolong yang murung
129 Don't Leave Me!
130 My First Kiss
131 Begitu kesepakatan dibuat!
132 Perasaan Misterius Brian
133 Perasaan cemburu atau ...
134 Awal munculnya rasa kagum ^^
135 Munculnya sesosok wanita misterius
136 Bukan salah keadaan,hanya saja takdir tidak mendukung
137 Hati yang dingin membutuhkan kehangatan
138 Jatuh cinta adalah rasa takut tersendiri
139 Perasaan dibutuhkan itu sangat indah
140 ‘Izinkan aku melakukannya sekali lagi, dengan perasaan’
141 Sikap tidak masuk akal pertanda rasa sayang
142 Saatnya mengubur kenangan masa lalu
143 Kisah dua manusia melawan perasaan yang padam
144 Obat penenang yang paling mujarab
145 Sebuah kebenaran yang tidak terduga
146 Bangunkan aku di pagi hari!
147 Kim Lysa; gadis yang tidak terduga
148 Persiapan sebelum bermain
149 Jangan memanggilku Ajeossi lagi!
150 Waktu yang tak dapat diputar
151 Niat hati berkencan, apadaya hati tak sampai
152 Pengakuan cinta di saat yang tidak tepat
153 Terbelahnya langit saturnus
154 Melodi yang berputar di tengah badai halilintar
155 Tidak ada cinta, tidak ada patah hati
156 Keputusan yang telah bulat
157 Jarak dan keadaan yang tidak dapat berkompromi
158 Perasaan yang tidak baik baik saja
159 Harapan palsu untuk meminimalisir luka batin
160 Pertemuan yang dramastis
161 Kim Lysa yang kehilangan akal sehat
162 Kenangan indah di titik nol kilometer Yogyakarta
163 Han Mino si laki laki Bucin (budak cinta)!
164 Pecahan tangis yang telah terbendung lama
165 Pesaing terbesar dalam hidup Mino
166 Kedatangan musuh yang tidak terduga
167 Mino adalah kekasih Lysa, dan Brian adalah kakak lelakinya!
168 Jawaban yang tidak terduga Lysa yang mendatangkan bahaya
169 Kemarahan terbesar Kim Lysa
170 Kekacauan yang sudah terduga
171 Gadis di ambang kehancuran
172 Kim Lysa yang egois dan bodoh
173 Pertemuan tragis sepasang manusia
174 Tangisan bahagia seorang gadis yang sering terluka
175 Awal tinggal bersama yang manis
176 Kerinduan yang tidak berujung
177 Kemunuclan tidak terduga Brian Alvendo
178 Bersama menjadi lebih kuat
179 Pertemuan yang tidak menyenangkan
180 Bukan salah siapa siapa
181 Makanan harimau yang lapar
182 Kedatangan musuh besar untuk bertarung
183 Nyanyian merdu kekasih yang tampan
184 Rencana serangan hukum
185 Tamu tamu tidak terduga yang datang
186 Kegaduhan
187 Akhir Cerita
Episodes

Updated 187 Episodes

1
PROLOG (revised)
2
Kekacauan yang menyebalkan!
3
Tatangga baruku? Sial!
4
Pria itu sok baik, tapi dia tampan
5
Pria yang lemah terhadap perempuan
6
Wanita ketus dan 'ajeossi' penurut
7
Jantung yang berdebar-debar. Itu gawat!
8
Nona Kang yang payah memilih cowok
9
Dasar pria kurang ajar!
10
Saingan yang bukan seperti saingan
11
Cemburu yang tidak enak
12
Ajeossi yang malang sekali
13
Pria tersipu wajahnya menggemaskan
14
Adikku yang tampan
15
Perasaan yang tidak enak
16
Hal yang tidak diinginkan
17
Cinta yang tak dapat ditoleransi
18
Balasan ciuman yang manis
19
Nyamuk berhidung belang yang nakal
20
Semua tentang waktu dan kepastian
21
Bibir merah yang menggoda
22
Nona Kang yang suka diperhatikan
23
Perasaan yang seperti lukisan abstrak
24
Jauh dari ekspektasi
25
Malam terakhir, matahari terbit keesokannya
26
Cinta lain bersemi
27
Semua tak baik-baik saja
28
Persaingan yang sehat
29
Pernyataan cinta yang tertunda
30
Cinta atau balas budi
31
Akhir atau sebuah awal
32
The End
33
Cinta Hun yang [berawal] berakhir
34
Pengumuman Season 2
35
Yebin ku hamil?
36
Hal yang mendesak!
37
Kakak yang paling baik
38
Yebin si ahli menusukㅋㅋ
39
Membangu Kepercayaan
40
Penyamaran Bodoh Kang Yebin
41
Diam Bukanlah Kang Yebin
42
Kang Yebin Tidak Pernah Bisa Diam
43
Arti Sebuah Ciuman
44
Menjelang Pernikahan
45
Kekuatan Kang Yebin
46
Menjelang Pernikahan 2
47
Amanat Untuk Yul
48
Hari Pernikahan!
49
Kehidupan Pernikahan
50
Kesabaran Suami Sedang Diuji
51
Awal Kecemburuan Istri
52
Kubunuh kau, wanita penggoda!
53
Hukuman Kecemburuan
54
Kecemburuan sang istri
55
Kemarahan Terbesar Yul
56
Kamu Menyesal?
57
Permohonan Maaf Yebin
58
Awam Baru Menjadi Istri yang Baik
59
Menjadi Istri yang Pintar dan Mandiri
60
Kehamilan Pertama
61
Adegan mesra yang mana?
62
Cinta Hun yang Membara
63
Diam-Diam menghanyutkan
64
Kemarahan Sang Kakak
65
Yebin Yang Bijaksana
66
Cinta dan Pengorbanan
67
Perjuangan Seorang Ibu
68
Kabar Buruk
69
Ketegaran Kang Yebin
70
Berusaha Bangkit
71
Bulan Madu
72
Bulan Madu 2
73
Kota Havana yang penuh gairah
74
Akhir dari Bulan Madu
75
Awal baru Kang Yebin
76
Alasan Ketidaksukaan Yebin
77
Niat Busuk
78
Hadiah tak terduga
79
Dilema yang berat
80
Pertemuan Mendadak
81
Keputusan Ambang
82
Predator
83
Kemunculan orang mencurigakan
84
Masakan terburuk istri yang cantik
85
Serangan menohok
86
Bunga sakura yang menawan
87
Perpisahan Sejenak
88
Bos yang galak
89
Pengakuan cinta terlarang
90
Puncak kerinduan
91
Awal sebuah tragedi
92
Perasaan bersalah
93
Kemarahan Predator
94
Memupuk kepercayaan
95
Tipu muslihat iblis
96
Pertemuan Yul Junior
97
YUL, suami yang perhatian
98
Jurus bertahan Kang Yebin
99
Sosok misterius
100
Apa itu Kebahagiaan
101
Keinginan membeli pulau!
102
Istri yang merajuk
103
Niat busuk terungkap
104
Terbangun dari koma
105
Serangan Kang Yebin
106
Kedatangan Yul junior
107
Anggota Keluarga Baru
108
Menjadi Zombie
109
Penyesalan....
110
Hari baru Moon Hanyul
111
Rencana Pernikahan Mendadak
112
Kegeraman Yul
113
Menuju Pulau
114
Perasaan Tak Terdeskripsikan
115
Cerita di Tengah Lautan
116
Menangis dalam hati
117
Ancaman Kelabu
118
Hari Pernikahan Hun
119
Momen Pernikahan yang Semu
120
Puncak Perselisihan
121
The Last Story
122
EPILOG
123
WELCOME TO LOVE YOU LATER SERIES 2
124
Prolog
125
Pertemuan awal
126
Hadiah Ulang Tahun
127
Hubungan Abstrak
128
Ajeossi penolong yang murung
129
Don't Leave Me!
130
My First Kiss
131
Begitu kesepakatan dibuat!
132
Perasaan Misterius Brian
133
Perasaan cemburu atau ...
134
Awal munculnya rasa kagum ^^
135
Munculnya sesosok wanita misterius
136
Bukan salah keadaan,hanya saja takdir tidak mendukung
137
Hati yang dingin membutuhkan kehangatan
138
Jatuh cinta adalah rasa takut tersendiri
139
Perasaan dibutuhkan itu sangat indah
140
‘Izinkan aku melakukannya sekali lagi, dengan perasaan’
141
Sikap tidak masuk akal pertanda rasa sayang
142
Saatnya mengubur kenangan masa lalu
143
Kisah dua manusia melawan perasaan yang padam
144
Obat penenang yang paling mujarab
145
Sebuah kebenaran yang tidak terduga
146
Bangunkan aku di pagi hari!
147
Kim Lysa; gadis yang tidak terduga
148
Persiapan sebelum bermain
149
Jangan memanggilku Ajeossi lagi!
150
Waktu yang tak dapat diputar
151
Niat hati berkencan, apadaya hati tak sampai
152
Pengakuan cinta di saat yang tidak tepat
153
Terbelahnya langit saturnus
154
Melodi yang berputar di tengah badai halilintar
155
Tidak ada cinta, tidak ada patah hati
156
Keputusan yang telah bulat
157
Jarak dan keadaan yang tidak dapat berkompromi
158
Perasaan yang tidak baik baik saja
159
Harapan palsu untuk meminimalisir luka batin
160
Pertemuan yang dramastis
161
Kim Lysa yang kehilangan akal sehat
162
Kenangan indah di titik nol kilometer Yogyakarta
163
Han Mino si laki laki Bucin (budak cinta)!
164
Pecahan tangis yang telah terbendung lama
165
Pesaing terbesar dalam hidup Mino
166
Kedatangan musuh yang tidak terduga
167
Mino adalah kekasih Lysa, dan Brian adalah kakak lelakinya!
168
Jawaban yang tidak terduga Lysa yang mendatangkan bahaya
169
Kemarahan terbesar Kim Lysa
170
Kekacauan yang sudah terduga
171
Gadis di ambang kehancuran
172
Kim Lysa yang egois dan bodoh
173
Pertemuan tragis sepasang manusia
174
Tangisan bahagia seorang gadis yang sering terluka
175
Awal tinggal bersama yang manis
176
Kerinduan yang tidak berujung
177
Kemunuclan tidak terduga Brian Alvendo
178
Bersama menjadi lebih kuat
179
Pertemuan yang tidak menyenangkan
180
Bukan salah siapa siapa
181
Makanan harimau yang lapar
182
Kedatangan musuh besar untuk bertarung
183
Nyanyian merdu kekasih yang tampan
184
Rencana serangan hukum
185
Tamu tamu tidak terduga yang datang
186
Kegaduhan
187
Akhir Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!