Disela-sela makan Risma memulai pembicaraannya. "Mel, gue tuh sebenarnya mau curhat ke elo." Kata Risma sambil memasukkan nasi kedalam mulutnya.
"Lo selesaikan aja makan Lo baru curhat. Jangan makan sambil curhat nanti keselek lagi." Balas Melda sambil meminum jusnya.
Setelah Risma menghabiskan Makanan
dia lalu bercerita tentang. Perasaannya kepada Agis ke Melda.
"Gini loh Mel, gue tuh bingung sama perasaan Agis ke gue...-"
"Uhuk..uhuk..Apa lo tadi bilang." Melda yang tadi minum kaget, karena mendengar kata Agis.
"Iya, gue bingung dengan perasaan Agis ke gue. Lusa kemaren tuh ya... Dia ngajakin gue jalan, gak tau tuh maksudnya apa. Dari situ gue Lihat dia seneng banget gitu, tiba-tiba pas gue pulang keinget terus sama dia Mel." Kata Risma karena, pembicaraannya tadi terpotong gara-gara batuk melda.
"Terus, tadi gue nyoba mancing-mancing Agis, supaya dia ngungkapin isi hatinya. Dia suka gak sama gue gitu. Ehh.. malah dia bicara yang lain soal pekerjaan, Kan gue jadi males." Tambah Melda seraya meminum jus mangga yang ia pesan tadi.
" Menurut gue ya Ris, kalau dia emang suka sama elo pasti dia ngungkapin perasaannya kepada Lo kalau, sampai sekarang dia gak ngucapin brarti ya bisa jadi Agis gak suka sama Lo." Melda melirihkan suara saat dia berkata kalimat terakhirnya. Takut menyakiti hati sahabatnya teraebut.
"Lo kok gitu sih Mel, seharusnya lo bantuin gue dong biar si Agis nembak gue gitu kok malah kayak ngejatuhin gue." Kata risma sambil nyungir gak suka dengan Jawaban Melda.
Karena, tidak tega melihat sahabatnya patah hati kalau tau Melda kemaren ditembak Agis dengan Cincin yang sudah melingkar dijarinya. Akhirnya, Melda melepas cincinnya dan memasukkannya ke saku roknya.
"Iya-iya gue bantuin Lo supaya jadian sama Agis Ris." Suara serak melda tersengar jelas. Dia tengah menahan seauatu yang ingin dia utarakan namun, tak dapat.
"Yaudah gue masuk dulu Ris, mau ngasihin berkas-berkas tadi ke ruangan Pak Re." Pamit Melda seraya berjalan menjauhi sahabatnya tersebut yang masih, duduk di kurai kantin.
Melda berlari menuju toilet, dia menahan air matanya yang sedari tadi ingin jatuh. Dia meluapkan kehancuran hatinya didalam Kamar mandi kantor. menutup mulutnya dengan kedua tangannya, agar tak didengar tangisnya diluar.
Melda sampai jatuh tertunduk dibalik pintu Kamar mandi, dia tak mampu menahan tubuhnya untuk berdiri.
Setelah dirasa puas meluapkan tangisnya tadi, Melda keluar matanya terlihat sembam, diapun membuka tali rambutnya. Dia urai rambut dan poninya supaya matanya yang sembam tak terlihat oleh teman-temannya.
Meldapun kembali ke ruangannya, mengambil berkas-berkas yang tadi ia kerjakan, Untuk disodorkan ke Pak Re.
'Aku harus kuat, aku harus kuat. Demi cinta sahabatku' Batin melda serasa ditusuk-tusuk jarum, dia bergumam dalam hatinya. Dia bingung dengan perasaannya. Sampai dia melamun didepan pintu ruangan Re sambil menggenggam Map didadanya.
"Melda, kenapa berdiri diambanh pintu." Tanya Re kepadanya, tadi Re ingin keluar dia membhka pintu dan melihat Melda berdiri didepan Pintunya.
Melda tak menjawab pertanyaan Re akhirnya, Re menepuk pundaknya, Dan Meldapun tersadar dalam lamunannya.
"Hey, kamu kenapa kok melamun." Tanya Re lagi kepadanya.
"Eng...Gak papa kok pak." Sambil menyeka aie mata yang mau jatuh dari matanya.
Meldapun menaruh Map tadi diatas meja Re.
"Tugas yang Pak Re suruh sudah selesai Pak, Apa saya boleh izin pulang." Tanya Melda kepada Re.
"Kenapa mau pulang Mel, Kamu sakit." Tak sengaja Re menempelkan punggung tangannya, ke dahi Melda.
"Pak, maaf." Membuang tangan Re lalu pergi keluar dari ruangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Iiq Rahmawaty
oh jd mungkin melda yg merelakan agis untk risma ya .
yaudh si aku maunya melda sma pak re aja
2022-07-05
0
indahjazz17
melda yg aneeh.... ktnya ngg suka dlnya...
2020-09-01
3
indahjazz17
melda yg aneeh.... ktnya ngg suka dlnya...
2020-09-01
1