Episode 10

KEESOKAN HARINYA

“Ri, kita mau kemana lagi sih? aku mau pulang.”Ucap Ara yang kini

berada di mobil sport milik Ari. Ara baru saja menemani Ari bermain golf. Awalnya ia kira Ari akan langsung mengantarnya pulang setelah bermain golf,namun ternyata arahnya berlawanan.

“Kalo aku anterin pulang nanti kamu ketemuan sama cowok-cowok itu.

Jadi lebih baik temenin aku main seharian ini. Aku bisa tenang kalo kamu ada di sisi aku terus.” Jawab Ari membuat Ara terbelalak.

“Ishh.. aku bukan body guard kamu ya! Gak usah mikir aneh-aneh bisa gak?!”Sahut Ara namun hanya dibalas senyuman oleh Ari.

Ara semakin kesal dengan Ari. Bukankah tadi malam ia sudah bilang bahwa akan berusaha untuk tidak possesif? Tapi apa kenyataannya sekarang. Sesulit itu kah Ari percaya  padanya?

Ara menghela napas dan memalingkan wajahnya ke jendela luar, “Aku kangen kamu yang dulu Ri. Sadar gak waktu awal kita pacaran, kamu gak se possesif ini.”Ucap Ara sedih.

Ari tersentak dengan ucapan Ara. Tangannya mencengkram stir mobil dengan kuat. Dadanya bergemuruh.

“Karena semakin kesini aku semakin takut kehilangan kamu, Ra. Dan kamu gak pernah ngerti itu.”Ucap Ari dengan penuh penekanan.

Ara memijat pelipisnya pelan. Bohong jika ia tak lelah berdebat masalah ini dengan Ari.

“Berapa kali aku bilang kalo takut kamu gak beralasan?” sahut Ara.

“Kamu tahu alasannya,Ra.” jawab Ari.

“Sampai kapan aku harus ngasih pengertian ke kamu kalo aku gak sama seperti bunda kamu?”

Ari terdiam. Ia tak bermaksud menyamakan Ara dengan bundanya. Namun trauma itu ada dan terus menghantui pikirannya.

“Jawab Ri.. mau sampai kapan?”desak Ara.

“Stop bahas ini sayang please..” Ucap Ari.

“Kalo gitu stop jadi pacar aku.” Sahut Ara spontan.

CIIITTTTT!! Ari mengerem mobilnya mendadak hingga jidat Ara terantuk ke dashboard mobil.

“Aww! Sakit ih, pelan-pelan dong kalo mau ngerem!” Omel Ara sambil mengusap jidatnya.

Ari menatap Ara tajam, “Sengaja, biar berfungsi lagi otaknya. Nyadar gak barusan kamu ngomong apa?”

Ara sedikit takut melihat mata Ari yang memancarkan aura kemarahan. Ia memilih menundukkan wajahnya,

“Nggak. Mendadak lupa ingatan.” Jawab Ara.

“Aku serius gak bercanda. Coba tatap aku. Ulangin yang barusan kamu ucapin.”Pintah Ari.

Ara menelan ludahnya susah payah. Sungguh tadi itu ucapan spontan yang keluar dari mulutnya. Jauh dilubuk hatinya tak sedikitpun terbesit rasa ingin meninggalkan Ari.  Tak ada sedikitpun. Mungkin ia akan menjadi wanita paling menyesal jika meninggalkan sosok laki-laki seperti Ari.

Ara mengangkat wajahnya dan tersenyum. “Okey, Aku temenin kamu seharian ini.”

“Aku harap kata-kata yang barusan gak beneran keluar dari mulut kamu.”Ucap Ari.

“Iya, Stop jadi pacar aku. Jadi suami aku aja sekalian.” Ucap Ara kemudian tertawa kecil.

“Yakin udah siap? Aku sih siap. Hahaha..” Ucap Ari sambil mencubit pipi Ara gemas.

Selalu seperti ini. Perdebatan diantara mereka tak pernah berlangsung lama namun juga seperti tak pernah selesai ke akar masalahnya. Ari tetap kukuh dengan sifat possesifnya dan Ara yang selalu berusaha mengerti meskipun terkadang melelahkan.

***

Ari sampai di parkiran sebuah Mall. Lalu ia menggandeng Ara masuk ke Mall tersebut. Penampilan Ari cukup santai. Ia hanya memakai celana jeans pendek dengan warna royal blue dan kemeja stripe vertikal lengan pendek dengan warna putih royal blue yang senada dengan celananya dan sepatunya yang juga berwarna putih.  Serta memakai waist bag nike berwarna hitam. Sementara Ara memakai kaos lengan pendek berwarna putih

dan rok pendek berwarna oranye, dengan sepatu berwarna hijau mint. Berbeda dengan Ari, Ara lebih terkesan cuek dengan style nya. Ia tak terlalu memikirkan seberapa matching stylenya dari atas ke bawah.

Mereka berhenti di salah satu toko handphone yang cukup besar.

“Mau ngapain?”tanya Ara.

“Ssstt..”Ari menempelkan telunjuknya di bibir Ara.

Tak lama seorang pria berjas membawa sebuah Paper bag cantik berwarna pink.

“Halo.. Ari. Long time no see.” Sapanya hangat sambil mengulurkan tangannya pada Ari.

Ari langsung menyambutnya, “Halo Om Vino. Betah banget sih di amric, sampai lupa pulang ya.”

“Bisa aja kamu. Oh ya nih pesenan kamu. Cantik kan paper bag nya, sama kayak cewek disebelah kamu. Haha..Pacar kamu nih, Ri? Payah ah masa gak dikenalin ke Om.”

“Bukan pacar lagi, calon istri lah Om.”Jawab Ari yang sukses mendapat injekkan kaki dari Ara. Ari sedikit meringis.

“Waduh.. berani kamu Ri ngelangkahin Om, Om sembelih ya.” CandaB Vino. Lalu ia menjulurkan tangannya pada Ara, “Saya Vino, Om terganteng nya Ari.”

“Hai Om, aku Ara.” Jawab Ara sambil tersenyum.

Namun saat Ara ingin menyambut uluran tangan Vino, Ari mendahuluinya. Jadilah Vino bersalaman pada Ari.

“Nanti tangan dia ternodai sama perjaka tua kayak Om Haha.. Buruan lah Om nikah, bisnis mulu yang diurusin. Hati juga butuh tempat pulang kali.” Ledek Ari.

Ya diusia Vino yang sudah mencapai kepala 3 ini, ia masih betah sendiri. Ia adalah adik dari Papanya Ari yang menggeluti bisnis di bidang

elektronik hingga ke mancanegara.

“Om udah kebal sama ledekanmu Ri. Btw, sengaja ya nyari jodoh yang namanya mirip Ri?”

“Bukan sengaja, kalo jodoh emang mirip kan Om.”

“Aamiin deh aamiin. Mau kemana nih sekarang?”Tanya Vino.

“Bowling, Om. Duluan ya. Oh ya, ditungguin Papa tuh di rumah.” Jawab Ari.

“Sip, abis ini Om otw rumahmu. Oke, have fun!”

Ari langsung menggandeng tangan Ara meninggalkan toko itu. Kemudian Ari memberikan paper bag itu pada Ara.

“Nanti aja bukanya.” Ucap Ari.

“Apa ini? Oleh-oleh dari Amric?” tanya Ara membuat Ari terbahak.

“Pengen banget dikasih oleh-oleh sama Om-om?”

“Why not?”sahut Ara lalu menjulurkan lidahnya meledek Ari.

Ari langsung menarik hidung Ara,“ilang adat emang nih anak.”

Ara tertawa lepas. Dan merekapun langsung menuju ke arena bowling.

***

Sesampainya di tempat bowling, Ari langsung menghampiri Yudha dan Dimas.

“Lama banget gila, lo nyalon dulu bro?”Tanya Dimas.

“Aduduh.. katanya gak mau bawa princessnya. Eh dibawa juga kan akhirnya.”Ledek Yudha.

“Berisik. Yok main!” Ucap Ari.

Yudha merangkul Ari berjalan mengambil bola, “Bro, kalo gue strike, gue mau selfie bareng Ara ya.”

“Gue masukin nih bola ke mulut lo ya?!” Sahut Ari.

Sementara itu Ara duduk disalah satu tempat duduk yang disediakan. Ia membuka paper bag yang diberikan oleh Ari.

Speechless! Ia melihat box iphone X S Max 512 Giga didalamnya. Yang Ara tahu harganya mencapai 29 juta.

“Ariiiiii!!!!”Teriak Ara. Yang dipanggil tersentak kaget dan langsung menoleh. Saat Ari melihat bahwa Ara sedang membuka pemberiannya, ia hanya tersenyum.

“Suka gak?”sahut Ari.

Ara langsung menghampiri Ari membawa iphone itu.

“Kamu sinting ya ngasih aku ini?! Berlebihan tau gak. Ini harganya kan mahal banget. ” Omel Ara.

Ketika Yudha dan Dimas melihat apa yang dibawa Ara, mereka hanya tertawa kecil. Bagi Ari, mungkin itu tidak ada apa-apanya.

“Kok sinting sih? aku kan cuma mau ganti hp kamu yang aku rusak.” Jawab Ari.

“Waduh, rusakin hp gue deh Ri. Rela gue kalo digantinya kayak gitu haha..” Sahut Dimas.

“Mau dong dirusakin hpnya sama kamu..”ledek Yudha.

Ara fokus pada Ari , ia  menghiraukan Yudha dan Dimas.

“Aku bilang kan gak usah ganti! Lagian juga hp aku gak semahal ini. Nih aku balikin deh. Nanti kalo Papa tau, aku dikira ngemis sama kamu. ” Ucap Ara sambil menyodorkan box iphone itu.

“Eh enggak enggak.Apa sih Ra, ini biasa aja. Gak ada apa-apanya dibanding sabarnya kamu ngadepin aku. Kalo kamu gak terima, aku marah nih.”

“Lah kok jadi kamu yang marah?”

“Iyalah orang pemberian aku ditolak. Emang gak sakit digituin?”

Ara tertegun. Ia terdiam sejenak lalu mengerucutkan bibirnya dan menunduk. “Kalah mulu debat sama kamu. Sebel.”

Ari menarik Ara dalam pelukannya. Ia merengkuh tubuh gadis itu hingga Ara sesak napas. Sementara Yudha dan Dimas refleks saling memeluk juga.

“Gemes banget!” Ari mengecup kepala

Ara singkat, “Kamu gak kalah sebenernya aku yang egois selalu pengen menang sendiri. Jadinya kamu harus selalu ngalah deh.”

“Innalillahi dia nyadar ternyata.”

Cetus Ara yang terperangah dan langsung melepaskan pelukan Ari. “Heran ya, tapi susah banget berubahnya. ”

TO BE CONTINUE...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***