\~Aula SMA Kencana
Seluruh peserta diklatsar telah berkumpul di aula. Ari akan mengumumkan siapa saja yang lolos seleksi untuk masuk ekskul pecinta Alam.
“Lebih baik sedikit tapi berkualitas. Ekskul ini gak mencari banyak anggota, sebab resiko dan tanggung jawab nya tinggi. Jadi semakin banyak yang daftar, semakin ketat pula seleksinya.”Ucap Ari.
Satu per satu nama perserta yang ada di ruangan itu telah disebut. Peserta yang telah disebut namanya maju ke depan dan akan diberikan kemeja lapangan berwarna hitam sebagai seragam club pecinta alam Khatulistiwa. Ya, nama club ekskul pecinta Alam di SMA Kencana adalah Khatulistiwa.
“Ra, ngapain sih ngajak gue kesini? Udah tau kita berdua gak lolos. Jangan kayak orang idiot kenapa sih!”
Gerutu Nindy.
Ara dan Nindy duduk di kursi paling belakang. Ketika jam istirahat tiba, Ara langsung menarik Nindy dan mengajaknya ke aula ini.
“Ssstt!! Gak boleh pesimis kayak kucing di laut!” sahut Ara.
Nindy geram ingin menampol wajah Ara, “Eh gedebong pisang, dengerin gue ya! Jelas-jelas kemaren Kak Ari bilang kalo lo sama gue gak diterima, ya terus..”
“Vaura Azzalea.”Tiba-tiba suara Ari terdengar dari mic memanggil nama Ara. Sontak membuat Nindy kaget.
“Gak mungkin! Woy Kak Ari salah sebut! Nggak..nggak.. Ra, ayo ke kelas! Makin lama disini ntar lo tambah halu.”ucap Nindy sambil menarik tangan Ara.
“Ih gak mau, gue mau maju ke depan. This is real babe…”Jawab Ara sambil senyum lalu melet pada Nindy.
Ara bergegas maju ke depan. Nindy masih tercengang melihatnya tanpa berkedip.Bukan hanya Nindy, seluruh panitia terutama Yudha juga dibuat kaget luar biasa oleh Ari.
Lalu Ari memberikan sebuah kemeja itu pada Ara sambil berkata,
“Siap menjelajah? Jangan bikin saya nyesel lolosin kamu. Okey?”
Ara menunjukkan senyum ter manisnya, “Siappp komandan!”ucap Ara sambil hormat membuat panitia tertawa kecil.
Lalu Ara sedikit berjinjit untuk berbisik ke telinga Ari, “Makasih, besok aku kasih tempat tissue lagi ya.” Bisik Ara di telinga Ari.
Ari refleks tertawa terbahak. Tanpa sadar adegan tersebut membuat orang-orang diruangan itu berpikir bahwa ada sesuatu diantara mereka.
“Cieee cieee…”sorak orang-orang. Mendadak Ara dan Ari jadi salting.
Tiba-tiba Nindy maju ke depan lalu menarik tangan Ara dan mengajaknya keluar dari Aula. Ara bersyukur Nindy menariknya keluar.
“Kok bisa sih Ra? Lo nyogok Kak Ari pake apa? Hah? Gak konsisten banget sih tuh orang!” Ucap Nindy.
“Ada dehhh.. haha..” Nindy menghembuskan napas, lalu menatap Ara dalam, “Kali ini beneran gak ada gue loh Ra. Lo yakin sama keputusan lo masuk ekskul itu?”
Ara terdiam sejenak. Mau bagaimana lagi, toh masuk ekskul yang beda bukan berarti mereka putus bersahabat kan?
“Gue akan baik-baik aja kok.” Jawab Ara sambil tersenyum memberi keyakinan pada Nindy.
***
Malam ini perasaan Ara sungguh tak karuan, ia amat tak sabar menunggu hari esok. Sebab besok kegiatan ekskul pecinta alam akan dimulai. Ara pun membuka whatsapp di hpnya. Ia ingin menanyakan sesuatu pada Ketua ekskulnya.
Ara menghela napas gusar. Kesal sekali ia dengan Ketua Ekskul nya yang sangat arogan dan kepedean itu. Sudahlah, Ara tak ingin moodnya rusak hanya karena ketua ekskulnya itu.
***
Setelah penerimaan resmi anggota baru minggu kemarin, hari ini ekskul pecinta alam melakukan kegiatan outdoor lagi yakni survival ke sebuah hutan di kawasan ciwidey, Bandung. Lain halnya dengan diklatsar, kegiatan survival ini jauh lebih menantang. Survival adalah kegiatan bertahan hidup di alam bebas. Kegiatan ini hanya dilaksanakan 1 hari. Dari hasil seleksi diklatsar kemarin, hanya 15 orang yang terpilih menjadi anggota baru ekskul pecinta alam. Kemudian yang mengikuti kegiatan jungle survival total hanya ada 22 orang. Yakni 15 orang anggota, 3 orang panitia yaitu Ari, Yudha, dan Dimas. 2 orang tim medis yaitu Selly dan Melly. Serta 2 orang Pembina yaitu Bayu dan Benny. Anggota dibagi menjadi 3 kelompok. Masing-masing berjumlah 5 orang. Tiap kelompok di ketuai oleh masing-masing panitia.
Ara masuk ke dalam kelompok A yang diketuai oleh Ari. Anggotanya lainnya yaitu Adhel, Kevin, Rayhan, dan Pandu.
Sebelum memasuki hutan, seperti biasa di adakan briefing.
“Kali ini kita sama sekali tidak membawa makanan apapun! Kita akan mencari makan dari alam langsung. Saya akan beri tahu flora dan fauna yang bisa kalian makan ketika di hutan nanti.”Ucap Bayu.
Lalu setelah Bayu menjelaskan, Benny mengajarkan cara prakteknya. Bagaimana cara mencari sumber air dari pepohonan, cara memotong dengan benar, dan lain sebagainya. Setelah itu, tiap kelompok briefing lagi dengan ketuanya.
Ari menatap tajam setiap anggota kelompoknya, “Nyawa kalian itu ada ditangan kita semua. Jadi jangan bertindak gegabah. Ikutin semua perintah saya. Jangan lakukan apapun tanpa perintah saya. Paham?”Ucap Ari penuh wibawa.
“Paham, Kak.”
Sejujurnya Ara masih belum dapat membayangkan, makanan apa yang akan ia dapat dari dalam hutan. Kemudian mereka mulai masuk ke dalam hutan. Kelompok mulai berpencar mencari air dan makanan.
Ari memimpin kelompoknya memilih jalur kanan. Mereka terus berjalan melewati semak belukar. Lalu ketika menemukan pohon pisang, Ari menyuruh anggotanya berhenti.
“Potong batang nya paling bawah, perhatikan saya baik-baik setelah itu praktekan.”pintah Ari.
Semuanya memperhatikan Ari dengan serius. Ari mulai menebang batang pisang itu dibagian bawahnya. Sungguh ia terlihat lihai dan cekatan menebangnya sehingga dengan cepat pohon itu tumbang. Lalu Ari mengupas bagian dalam batang itu hingga membentuk sebuah wadah yang dapat menampung air. Lalu menutupnya dengan plastik kemudian mengikatnya.
“Kita tutup plastik seperti ini, nanti air akan menyerap dari dalam tanah.Ayo praktekin, tebang batang pohon pisang yang lain!”pintah Ari.
Kevin,Rayhan, dan Pandu bergegas mempraktekkan apa yang Ari perintahkan.
“Kak, kita juga kan?”Tanya Adhel pada Ari. Yang ia maksud adalah dirinya dan Ara.
Adhel bertubuh kurus dan tinggi, rambutnya sedikit gimbal. Wajahnya cantik meskipun sedikit judes. Dari sikapnya, ia terlihat sangat pemberani dan bisa dibilang tomboy. “Wajar jika Adhel diterima dalam ekskul ini oleh Ari tanpa harus menyogok”. Batin Ara.
“Iya. Silahkan praktekkan.”jawab Ari.
Ara meneguk ludahnya. Jangankan menebang pohon, memotong buah semangka saja ia belum benar. Namun tak ada pilihan selain mencoba. Ara melihat Adhel yang sudah mulai menebang.
“Dhel, berdua aja yuk nebangnya. Setengah-setengah. Gimana?”Tanya
Ara membuat Adhel tertawa kecil. Lalu Adhel mengangguk.
“Ara, tebang yang ini!”tiba-tiba saja Ari memanggil nya dan menunjuk salah satu pohon pisang yang paling ujung.Sedikit jauh jaraknya dengan yang lain. Huft! Baru saja Ara ingin bernapas lega.
Ara pun segera menghampiri Ari. Ia memegang pisaunya.
“Tebang!”pintah Ari.
Ara mulai mengaplikasikan pisau nya pada batang pohon tersebut. Firasatnya betul, ini tak semudah kelihatannya.
Pisaunya menancap dibatang tersebut.
Ara menyeka keringat di dahinya, “Huh..Kak, aku gak usah minum deh. Gak ahli nebangnya.”Ucap Ara.
Sebenarnya Ari ingin tertawa mendengarnya. Namun seberusaha mungkin ia tahan sebab harus menjaga wibawa dan ketegasannya dalam memimpin.
“Ya belajar! Kalo suatu saat tersesat di hutan kayak gini terus gimana caranya bertahan hidup? Manusia tanpa minum air hanya bisa bertahan hidup 2 sampai 3 hari.”Tutur Ari dengan tegas.
“Aku berdoa aja biar hujan.” Balas Ara sambil tersenyum.
Ari mengambil pisau yang menancap di batang pohon itu. Dan menodongkannya pada Ara, “Ikut survival ini niatnya untuk apa?”
Ara sontak mundur, “Kak, jangan gila! Nanti ada setan lewat, mati beneran aku!”
Ari tersenyum jahil, “Jawab! Niat nya untuk apa?!”
Ara mundur lagi,sungguh ia takut karena Ari benar-benar menodongkan pisau ke arahnya, “Kak Ari sumpah ya, aku limited Kak! Gak ada lagi yang kayak aku di dunia ini. Nanti Kakak nyesel bunuh aku!”
Ari tertawa terbahak melihat wajah panik Ara. Lalu ia berbalik dan menebang pohon pisang itu. Ara menghembuskan napas lega dan kembali menghampiri Ari yang sedang membentuk batang itu menjadi sebuah wadah.
“Mau aku bantuin gak?”Tanya Ara.
“Bantuin apaan?! Tadi aja disuruh nebang sendiri gak bisa!” Sahut Ari jengkel.
Ara mengeluarkan sapu tangan miliknya, lalu Ara sedikit membungkuk mensejajarkan dengan Ari yang tengah berjongkok. Kemudian ia mengelap keringat di wajah Ari.
“Bantuin elap keringat.” Ucap Ara sambil tersenyum.
Jantung Ari rasanya seperti loncat-loncat, berdebar tak karuan. Harus bagaimana lagi dia menghadapi gadis ini. Seberusaha apapun ia menahan senyum dan tawanya, selalu saja gagal. Tak tahan melihat Ara yang seolah tak lelah tersenyum, Ari memilih membuang muka.
“Terus aja modus!” Ketus Ari membuat Ara langsung tegak berdiri.
Ari juga bangkit berdiri dan menatap Ara tajam, “Betul kan niat kamu masuk ekskul ini buat modus sama saya? makanya tadi gak bisa jawab!”
Ara tertegun. Ia tak menyangka atas dasar apa Ari berpikir seperti itu Sungguh Ara merasa benar-benar kesal dengan sifat pede Ari yang mencapai level dewa.
“Ada gak manusia yang lebih pede dari Kak Ari? Pengen ketemu sama dia, supaya bisa belajar cara hadapin orang didepan aku sekarang.” Balas Ara kemudian memberikan sapu tangannya ke tangan Ari. Lalu berderap pergi.
Ari tertawa kecil setelah Ara pergi. “Ekspresi dia gimanapun selalu aja gemesin.”batin Ari.
Lalu Ari menghampiri anggotanya yang lain.
“Air nya belum penuh. Cari makan dulu yuk!”Ajak Ari.
“Mau nyari apa Kak?”Tanya Rayhan.
“Apa aja yang bisa dimakan. Inget kan tumbuhan apa aja yang bisa dimakan?”Tanya Ari.
“Ingat Kak. Tumbuhan yang biasa dimakan mamalia. Yang gak bergetah, gak berbulu, terus..”Jawab Pandu, “eh terus apa lagi Vin?”alih nya pada Kevin.
“Yang baunya kurang sedap.”jawab Kevin, “ Kalo hewan hampir semuanya bisa dimakan kan Kak?”lanjutnya.
“Ya hampir semua mamalia bisa dimakan. Nyarinya jangan jauh-jauh dari sini. 15 menit harus udah balik lagi kesini. Oke?nanti kita makannya disini aja bareng-bareng.”ucap Ari.
“Oke siap Kak!”Sahut para anggota kelompok nya terkecuali Ara.
Entahlah Ara jadi badmood sekarang. Karena perkataan Ari yang dengan seenaknya menuduh dia modus. Padahal apapun yang dia lakukan pada seseorang itu selalu tulus.
Tiba-tiba Adhel menyenggol lengan Ara, “Ssst! Jangan kebanyakan melamun dihutan nanti kesambet.” Ucapnya.
“Ih enggak kok!”Ara jadi merinding sendiri dengarnya. Tanpa sadar anggota kelompoknya sudah berpencar lagi. Tinggal Ia dan Adhel.
“Yuk cari makan!”Ajak Adhel sambil menarik tangan Ara.
Ara pun mengikuti. Adhel dan Ara lebih tertarik mencari makanan berupa tumbuh-tumbuhan. Ketika Adhel sedang meneliti dedaunan yang bisa ia ambil, Ara memilih untuk mencari umbi-umbian yang ada di dalam tanah. Ara dan Adhel jaraknya tidak jauh. Paling hanya sepuluh langkah.
“AAAAA!!!!” Teriak Ara.
Membuat Adhel langsung menoleh.
“Astaga Araaaaaa!!!!” Betapa terkejutnya Adhel melihat seekor ular python yang cukup besar berjalan ke arah Ara yang jatuh terduduk. Sebab semula Ara tengah berjongkok mencari umbi-umbian.
“Adhelllll tolonggggg!!!”teriak Ara yang sudah menangis ketakutan sambil terus bergerak mundur perlahan.
Adhel gemetar. Ia phobia ular. Sangat dan amat phobia. Keberaniannya tak cukup untuk melawan phobianya yang akut.
“Tolongggggg!!! Kak Ariiiiiii tolongggg!!! Rayhannn, Kevinnn, Panduu tolonggg!!!” Teriak Adhel sekencang mungkin.
Tak ada waktu lagi. Ara benar-benar dalam bahaya dan hanya ia yang ada disini sekarang. Akhirnya adhel coba melawan phobianya. Ia maju mengambil sebuah ranting pohon yang cukup panjang. Baru saja ia ingin memukul ular
itu,tiba-tiba Ari datang bersama Rayhan. Ari langsung menangkap ular itu, dan Rayhan langsung memotong kepalanya.
Kemudian Ari langsung menghampiri Ara. “Kamu baik-baik aja kan?”
Ara langsung memeluk Ari meluapkan seluruh rasa takutnya. Ia menangis sejadi-jadinya. Sungguh tadi rasanya ia sudah sangat pasrah jika ular itu mematoknya.
“Ara..maafin gue, Ra. Gu..gue phobia ular.”Ucap Adhel dengan mata berkaca-kaca. Ia menyesal tak bisa berbuat apa-apa tadi. Kalau saja Ari dan Rayhan tidak datang, mungkin ia tak akan bisa memaafkan dirinya sendiri jika melihat Ara terpatuk ular tersebut.
Rayhan mengusap pundak Adhel menenangkan. “It’s okey, Dhel. Yang penting sekarang Ara gak kenapa-napa kan.” Ucap Rayhan.
Ari awalnya kaget saat Ara tiba-tiba memeluknya, namun melihat gadis itu menangis ketakutan membuat Ari langsung membalas pelukannya dan menenangkan Ara.
“Ssst.. udah udah nangisnya. Tuh liat udah mati kok ularnya! Nanti kita bakar terus makan ya! Balesan karena tadi dia mau gigit kamu. Haha..”Ucap Ari sambil mengacak rambut Ara gemas.
Ara tersadar dan langsung melepas pelukannya. Sungguh ia refleks memeluk Ari tadi. Ara menunduk merasa sangat malu, rasanya ia ingin memasukkan wajahnya ke dalam tanah saja.
“Sumpah Kak,aku gak modus.” Ara menangis lagi, “Aku refleks tadi, maafin aku. Please jangan keluarin aku dari ekskul ini. Hiks..hiks..”
Ari tercengang. Bahkan tak sedikit pun terlintas di benak Ari jika gadis itu modus padanya. Itu hanya sebuah ledekan semata.
Adhel dan Rayhan pun tergelak tawa mendengarnya. Ari member isyarat pada Adhel dan Rayhan agar beranjak pergi. Mereka pun mengerti sambil menahan tawa , mereka berlalu pergi. Kemudian Ari menarik tangan Ara untuk bangkit berdiri. Gadis itu masih terisak.
Ari mengusap pipi Ara dengan ibu jarinya, “Buang-buang air mata aja sih.” Kemudian menarik Ara dalam pelukannya.
“Biar impas. Jadi sama-sama modus kan Haha..” ucap Ari.
Ara kaget dan hendak melepas pelukan Ari namun Ari menahannya.
“Wait a minutes, listen to me! Mulai sekarang, kalo kamu keluar dari ekskul pecinta alam ini, aku juga akan keluar.” Ucap Ari di telinga Ara kemudian melepaskan pelukannya.
TO BE CONTINUE...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Dewi Suherman
co cuittttttt
2021-11-18
1
kenzooo
aaaaa muali tumbuh benih2 cintaa nya😍🥰😍😍😍
2020-12-16
2
(`⌒´メ) HONEY BEAR ✧ 🦕
Bentar bentar emng ular bisa di makan? 😕...... pelukan teroos🤣😍
2020-10-21
1