Rumah ini Penuh dengan CCTV

Tiga hari berlalu dirumah Haikal, tapi pria itu tak pernah kelihatan. melalui Bu Saraswati, Nidia mengetahui bahwa Haikal sedang dalam perjalanan dinasnya keluar negeri entah untuk perjalanan berapa hari Bu Saraswati tidak bisa memastikan.

"Haikal biasanya melakukan perjalanan dinas keluar negeri paling cepat seminggu baru pulang ke Indonesia"ujar Bu Saraswati" tapi biasanya selalu lebih dari seminggu.."

"Kemana saja Pak Haikal pergi?" tanya Nidia

"Amerika, Hongkong, Singapura dan beberapa negara lainnya"Nidia menghela nafasnya. Tak terbayang begitu berat beban dipundaknya dan begitu banyak permasalahan perusahaan yang harus dia tangani

"Pak Haikal pasti terlahir jenius." ucap Nidia memikirkan pekerjaan bosnya "Jika tidak, pasti dia akan kesulitan menghadapi berbagai persoalan perusahaan"tambahnya sambil menatap Bu Saraswati dengan kagum "Mama, wanita yang beruntung karena memiliki putra terbaik seperti dia"Nidia tersenyum seraya mengancungkan jempol kearah wanita paruh baya didepannya.

Bu Saraswati tersenyum"Begitukah?" tanyanya kearah Nidia dengan perasaan bangga yg berusaha disembunyikan.

"Iya.."Nidia mengangguk tanpa ragu " banyak para ibu diluar sana yang menginginkan putra seperti pak Haikal. Yang pintar, jenius, tampan dan yang paling utama.. dia sangat mencintai Mamanya" ujar Nidia tulus.

"Kamu bisa saja" Bu Saraswati tersenyum. Ada gurat kesedihan yang tiba-tiba muncul diwajahnya. "sebagai ibunya, mama berharap dia mendapatkan kebahagiaan sejati" desahan wanita tua itu membuat kening Nidia berkerut.

"Orang sesukses pak Haikal akan sangat mudah baginya untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.."sela Nidia dengan sungguh-sungguh" wanita manapun pasti akan menerima pak Haikal tanpa syarat"

"Benarkah..?"

"tentu saja..." kata Nidia lagi "Pak Haikal adalah seorang pria yang mapan dan tampan. itu adalah kriteria para wanita." Nidia berhenti sejenak seolah sedang berfikir, wajahnya sangat serius yang membuatnya terlihat lucu Dimata Bu Saraswati "Tapii.. memang tidak mudah untuk menjadi istri Pak Haikal "tambah Nidia lagi

"Kenapa..?"tanya Bu Saraswati penasaran

"Karena saingannya banyak"Nidia dan Bu Saraswati sama-sama tertawa.

Dikamar luas tempat Bu Saraswati beristirahat itu, mereka mengobrol dengan gembira.

"Sudah sayang, tanganmu pasti lelah"Bu Saraswati menghentikan kegiatan Nidia yang masih asik mengurut kaki Bu Saraswati sejak tadi.

"Apa sudah merasa lebih baik?"tanya Nidia

"Iyaa.. sekarang sudah tidak sepegal tadi lagi. kamu mengurutnya dengan sangat bagus" bu Saraswati tersenyum "duduklah diranjang, kamu bisa masuk angin jika terlalu lama duduk dilantai."Nidia menutup botol minyak zaitun yang barusan dipakainya untuk mengurut kaki Bu Saraswati, meletakkannya di atas meja samping ranjang Bu Saraswati. kemudian dia bangkit dan duduk di ranjang.

"Apa mama mengantuk?"tanya Nidia

"Sedikit.."

"Istirahatlah... Nidia akan tetap disini"

"tidak apa-apa, kamu bisa kembali ke kamarmu, kamu juga butuh istirahat kan!" Nidia menggeleng.

"Bagaimana bisa Nidia meninggalkan mama sendirian disini."selanya.."Mama tidur disini, nanti Nidia tidur di sofa "katanya sambil menunjuk sofa di sudut kamar"

"tidurlah disamping mama jika kamu mengantuk..."tawar Bu Saraswati

"tidak boleh.. nanti mama terganggu kalau Nidia tidur di situ" Nidia menggeleng lagi "sudaah.. mama tidurlah, Nidia ada di sofa untuk menjaga mama"hati Bu Saraswati menghangat. perlakuan Nidia benar-benar istimewa baginya, hanya memiliki seorang putra yang bahkan sudah sibuk dengan pekerjaannya sendiri sejak sekolah menengah atas membuat wanita itu sering dilanda kesepian.

karena itulah meski dia merasa daya tahan tubuhnya menurun hari demi hari, dia memaksakan diri untuk mengelola Mall sendiri tanpa terlalu melibatkan keberadaan Haikal. meskipun Mall itu masih dibawah Marga Jaya Corp, tapi dia tau betul bahwa putranya itu tidak terlalu memperdulikannya. itu terbukti dengan sangat jarangnya Haikal melakukan kunjungan.

Bu Saraswati menarik nafas berat, dia merindukan sosok anak yang penuh perhatian, tapi dia sadar bahwa itu akan sulit didapatkan nya dari putranya. kesibukan putranya yang mengurus perusahaan semenjak ayahnya meninggal menjadikannya bagai manusia setengah robot. tak ada hal lain yang dilakukannya selain kerja dan kerja.

Bagaimana putraku bisa memiliki kesempatan untuk menikah? jika waktu untuk kencan saja tidak dia sisihkan, dia menjadi pria yang menjaga jarak dari wanita semenjak kematian Reyfan kakaknya. batin Bu Saraswati.

diusianya yang sudah lima puluh empat tahun dia sudah sangat menginginkan cucu yang lucu untuk di ajak bermain. dia tak berharap memiliki cucu yang banyak, karena itu tak mungkin. tapi satu tawa anak kecil dirumah besar pasti akan mampu mengusir kesepiannya selama ini.

tatapan mata Bu Saraswati mengawasi Nidia yang terlihat asik dengan ponselnya, berbagai perasaan muncul dihatinya. sekilas Nidia mendongak dan mendapati Bu Saraswati yang sedang memperhatikannya, senyumnya mengembang seketika.

"Kenapa mama belum tidur? apa butuh sesuatu?" tanya Nidia, tapi Bu Saraswati hanya menggeleng.

"Nak.. apa kamu sudah punya pacar?'tanya Bu Saraswati tiba-tiba.

Nidia terkejut dengan pertanyaan wanita didepannya, tapi dengan cepat raut wajahnya berubah dan dia tersenyum "kemarin punya, tapi sekarang tidak lagi" jawab Nidia

"kenapa?"

" Dia sudah bertemu jodohnya.."jawab Nidia sambil tersenyum. tapi Bu Saraswati mampu menangkap ada kesedihan yang berusaha disembunyikannya.

"Apa dia menghianatimu..?"Nidia mengangguk "laki-laki itu benar-benar bodoh karena melepaskan gadis sebaik kamu"

"mungkin karena kami yang tidak berjodoh" Nidia berusaha terlihat bisa saja.

"Apakah dia lari dengan perempuan lain?"

"Bukan... dia menghamili perempuan lain"

"dia benar-benar ********. Tuhan sudah berbaik hati mengirimkan kamu padanya tapi dia malah berkhianat."ujar Bu Saraswati geram. "jadi... dia memilih wanita itu dibanding kamu?"

"Dia tak punya pilihan lain. wanita itu mengandung anaknya..." iyaa.. Nidia takkan pernah memberikan kesempatan pada Sopian untuk kembali dalam kehidupannya. jika pria itu berani bermain saat ini, dia pasti akan melakukannya lagi diwaktu yang lain. dan dia tidak ingin merasakan sakit yang sama berulang-ulang.

"Beruntung kamu tidak sampai menikah dengannya"kata Bu Saraswati

"kami hampir menikah"ucap Nidia membuat bu Saraswati terkejut.."seharusnya kami dijadwalkan menikah dua bulan yang lalu. tapi setelah Nidia tau bahwa sudah ada wanita yang hamil karena dia, Nidia memilih mundur dan membatalkan pernikahan kami."

"Apa karena itu kamu ada dijakarta?"Nidia mengangguk. "baiklah...sudah keputusan yang tepat kamu meninggalkannya. masih banyak pria yang baik selain dirinya"

apakah ini yang disebut takdir? dia bahkan hampir menikah, tapi tiba-tiba gagal dan berakhir disini, dirumahku. aku sangat menginginkan perhatian seorang anak, dan dia mampu memberikan apa yang Haikal tak bisa berikan untukku. yaitu waktu dan perhatian penuh.

"sebenarnya dia pria yang baik. selama ini dia sudah sangat baik Nidia"sela Nidia pelan dia tertunduk sejenak"meskipun Nidia tidak bisa bersamanya lagi, tapi Nidia juga tidak membencinya, itu karena dia dan keluarganya memperlakukan Nidia dengan sangat baik" ada kecemburuan yang tiba-tiba muncul dihati Bu Saraswati.

"Nidia, sebenarnya mereka bukan baik karena menyayangi kamu sepenuh hati. mereka melakukannya karena menutupi kesalahan yang dilakukan putra mereka.."Nidia ingin menyela, tapi kata-kata yang hendak dikeluarkannya, tertahan ditenggorokannya karena melihat Bu Saraswati yang tersulut emosi.

dia seperti melihat pembelaan seorang ibu yang terluka karena putrinya telah dianiaya.

Terpopuler

Comments

imhe devangana

imhe devangana

judulnya untuk bab ini ngk sesuai isi crtnya, hehehe

2022-11-01

0

AsYanti

AsYanti

Koreksi sedikit thor ....tidak ada kata sendari di KBBI, yang ada adalah sedari....

2021-05-30

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

kl iya mereka sayang masa minta ganti rugi ke Nidia karna membatalkan pernikahannya

2021-03-07

2

lihat semua
Episodes
1 Rumah Sakit
2 Rumah Sakit 2
3 Namanya Nidia Ariska Putri
4 Kontrak Kerja
5 Kontrak Kerja 2
6 Kontrak Kerja 3
7 Bu Saraswati
8 Apakah Dia Cemburu?
9 Bisakah Kita Berteman?
10 Berkemas 1
11 Berkemas 2
12 Pakai Sabukmu
13 Selamat Datang di Rumah Kita
14 Apakah Aku salah masuk Kamar?
15 Itu Semua Milikmu
16 Itu Semua Milikmu 2
17 Rumah ini Penuh dengan CCTV
18 Rumah ini Penuh dengan CCTV 2
19 Rumah ini Penuh dengan CCTV 3
20 Rumah ini Penuh dengan CCTV 4
21 Selusin Pakaian Renang
22 Selusin Pakaian renang 2
23 Secangkir Kopi dimalam Hari
24 Secangkir Kopi dimalam Hari 2
25 Membuat untuk diri sendiri
26 Kopinya Terlalu Manis
27 Apa indra perasanya bermasalah?
28 Carikan satu untukku
29 Panggilan Safira
30 Pesta
31 Pesta 2
32 Bagaimana Kabarmu?
33 Kehangatan Kata di tengah Malam
34 Kehangatan Kata di tengah Malam 2
35 Pertemuan Yang Tak Di Inginkan
36 Pertemuan Yang Tak di Inginkan 2
37 Pertemuan Yang Tak di Inginkan 3
38 Pertemuan Yang Tak di Inginkan 4
39 Kita Tidak di Takdirkan untuk berjodoh
40 Menangislah Jika itu Membuatmu Lega
41 Terima Kasih Untuk Hari ini
42 Sebuah Kebetulan?
43 Pria itu menemui wanitamu
44 Dia Gadis yang menjadi Kompas dan Oborku
45 Kalian berdua memang kejam
46 Tamu tak di Undang
47 Pelukan
48 Mengganti Sofa
49 Dia sangat rewel
50 Rumah Besar
51 Dia membayar Penuh
52 Tentang Reyfan
53 Tentang Reyfan 2
54 Tentang Reyfan 3
55 Apa Kau Merindukan ku?
56 Kembali Ke Rumah Besar
57 Harum Manis
58 Rencana
59 Masa lalunya seperti masa laluku
60 Berubah
61 Tak ingin memanjat naik
62 malam naas itu
63 Pergi
64 Masa Lalu
65 Masa lalu 2
66 Sabar dan Sholat
67 tekanan
68 Nidia maafkan aku
69 Hanya Nidia
70 Mari kita menikah
71 Memangnya kamu punya duplikat?
72 Lamaran
73 Lamaran 2
74 Pangeran berkuda putih
75 Dia Mutiara kami yang berharga
76 Suratan Takdir
77 Pilihan
78 Bukan untukku tapi untuk Haikal
79 Menghancurkan yang tersisa
80 50 keping Dinar
81 Hari yang panjang
82 Istri Kesayangan
83 Malam pertama
84 Prangko dan sampul suratnya
85 Kau adalah putriku
86 suamimu yang tampan
87 Pertemuan
88 istriku sangat cengeng
89 pernikahan dadakan
90 Rujak
91 Doa Malam
92 Kabar tak terduga
93 Cemburu
94 Bakso
95 Kejutan dan Sambutan
96 Apakah dia bergerak?
97 Harapan
98 Mari pulang kerumah besar
99 Makan Malam
100 Hari yang buruk
101 Jangan bertengkar didepan bayi kami
102 Maukah menjadi rumahku?
103 mengabaikan
104 Aku Mencintaimu
105 Celaan
106 Mari Berusaha
107 Kesayangan Nenek
108 Liontin
109 Dia yang terbaik
110 Keputusan Nyonya Besar
111 Nyonya Muda ada di gerbang lagi
112 Demam
113 Berita
114 Pasien Rumah sakit
115 Apa kamu yang melakukannya?
116 Malam tanpa pelukannya
117 Apa kau ingin membuatku mati muda?
118 Maafkan aku
119 Jangan terlalu baik padaku
120 Berlari pulang untukmu
121 Sudah terlambat untuk menyesal
122 memarahi atau memberi restu?
123 tetap sehat untuk menjaga mereka
124 Kunjungan pertama
125 Perusahaan Jasa Pengiriman
126 Pengajian 1
127 Pengajian 2
128 Kisah Sebuah mantel dan kesialan
129 Ini Menyangkut dirimu
130 Rumah Sakit
131 Mencintainya dengan sungguh-sungguh
132 Bos Nyonya Kecelakaan
133 Kondisinya kritis
134 Sebuah keajaiban
135 Dia Koma
136 Menitipkan putra kalian yang sehat
137 Ternyata memang salahku
138 Biar aku yang membersihkannya
139 Namanya Habibi
140 Pertolongan kecil
141 Mereka menangis untuknya
142 untuk menebus masa lalu
143 Wanita yang hebat dan ibu yang kuat
144 Sembilan puluh sembilan persen
145 Bertemu setelah sekian lama
146 Wanita Tua dengan seorang Bayi
147 Aku tidak menjual cucuku
148 Seperti memiliki dua cucu
149 bukan hanya baik tapi benar-benar berhati mulia
150 Ayah dan Bunda
151 salam Penulis
Episodes

Updated 151 Episodes

1
Rumah Sakit
2
Rumah Sakit 2
3
Namanya Nidia Ariska Putri
4
Kontrak Kerja
5
Kontrak Kerja 2
6
Kontrak Kerja 3
7
Bu Saraswati
8
Apakah Dia Cemburu?
9
Bisakah Kita Berteman?
10
Berkemas 1
11
Berkemas 2
12
Pakai Sabukmu
13
Selamat Datang di Rumah Kita
14
Apakah Aku salah masuk Kamar?
15
Itu Semua Milikmu
16
Itu Semua Milikmu 2
17
Rumah ini Penuh dengan CCTV
18
Rumah ini Penuh dengan CCTV 2
19
Rumah ini Penuh dengan CCTV 3
20
Rumah ini Penuh dengan CCTV 4
21
Selusin Pakaian Renang
22
Selusin Pakaian renang 2
23
Secangkir Kopi dimalam Hari
24
Secangkir Kopi dimalam Hari 2
25
Membuat untuk diri sendiri
26
Kopinya Terlalu Manis
27
Apa indra perasanya bermasalah?
28
Carikan satu untukku
29
Panggilan Safira
30
Pesta
31
Pesta 2
32
Bagaimana Kabarmu?
33
Kehangatan Kata di tengah Malam
34
Kehangatan Kata di tengah Malam 2
35
Pertemuan Yang Tak Di Inginkan
36
Pertemuan Yang Tak di Inginkan 2
37
Pertemuan Yang Tak di Inginkan 3
38
Pertemuan Yang Tak di Inginkan 4
39
Kita Tidak di Takdirkan untuk berjodoh
40
Menangislah Jika itu Membuatmu Lega
41
Terima Kasih Untuk Hari ini
42
Sebuah Kebetulan?
43
Pria itu menemui wanitamu
44
Dia Gadis yang menjadi Kompas dan Oborku
45
Kalian berdua memang kejam
46
Tamu tak di Undang
47
Pelukan
48
Mengganti Sofa
49
Dia sangat rewel
50
Rumah Besar
51
Dia membayar Penuh
52
Tentang Reyfan
53
Tentang Reyfan 2
54
Tentang Reyfan 3
55
Apa Kau Merindukan ku?
56
Kembali Ke Rumah Besar
57
Harum Manis
58
Rencana
59
Masa lalunya seperti masa laluku
60
Berubah
61
Tak ingin memanjat naik
62
malam naas itu
63
Pergi
64
Masa Lalu
65
Masa lalu 2
66
Sabar dan Sholat
67
tekanan
68
Nidia maafkan aku
69
Hanya Nidia
70
Mari kita menikah
71
Memangnya kamu punya duplikat?
72
Lamaran
73
Lamaran 2
74
Pangeran berkuda putih
75
Dia Mutiara kami yang berharga
76
Suratan Takdir
77
Pilihan
78
Bukan untukku tapi untuk Haikal
79
Menghancurkan yang tersisa
80
50 keping Dinar
81
Hari yang panjang
82
Istri Kesayangan
83
Malam pertama
84
Prangko dan sampul suratnya
85
Kau adalah putriku
86
suamimu yang tampan
87
Pertemuan
88
istriku sangat cengeng
89
pernikahan dadakan
90
Rujak
91
Doa Malam
92
Kabar tak terduga
93
Cemburu
94
Bakso
95
Kejutan dan Sambutan
96
Apakah dia bergerak?
97
Harapan
98
Mari pulang kerumah besar
99
Makan Malam
100
Hari yang buruk
101
Jangan bertengkar didepan bayi kami
102
Maukah menjadi rumahku?
103
mengabaikan
104
Aku Mencintaimu
105
Celaan
106
Mari Berusaha
107
Kesayangan Nenek
108
Liontin
109
Dia yang terbaik
110
Keputusan Nyonya Besar
111
Nyonya Muda ada di gerbang lagi
112
Demam
113
Berita
114
Pasien Rumah sakit
115
Apa kamu yang melakukannya?
116
Malam tanpa pelukannya
117
Apa kau ingin membuatku mati muda?
118
Maafkan aku
119
Jangan terlalu baik padaku
120
Berlari pulang untukmu
121
Sudah terlambat untuk menyesal
122
memarahi atau memberi restu?
123
tetap sehat untuk menjaga mereka
124
Kunjungan pertama
125
Perusahaan Jasa Pengiriman
126
Pengajian 1
127
Pengajian 2
128
Kisah Sebuah mantel dan kesialan
129
Ini Menyangkut dirimu
130
Rumah Sakit
131
Mencintainya dengan sungguh-sungguh
132
Bos Nyonya Kecelakaan
133
Kondisinya kritis
134
Sebuah keajaiban
135
Dia Koma
136
Menitipkan putra kalian yang sehat
137
Ternyata memang salahku
138
Biar aku yang membersihkannya
139
Namanya Habibi
140
Pertolongan kecil
141
Mereka menangis untuknya
142
untuk menebus masa lalu
143
Wanita yang hebat dan ibu yang kuat
144
Sembilan puluh sembilan persen
145
Bertemu setelah sekian lama
146
Wanita Tua dengan seorang Bayi
147
Aku tidak menjual cucuku
148
Seperti memiliki dua cucu
149
bukan hanya baik tapi benar-benar berhati mulia
150
Ayah dan Bunda
151
salam Penulis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!