Bik Sumi ingin mengatakan sesuatu kepada majikannya tapi majikannya mengisyaratkannya agar diam. di sampingnya duduk Haikal yang sendari tadi menggenggam tangan ibunya "Mama jangan membantah lagi, sudah lebih dari sejam mama di sini. seharusnya sudah sejak tadi mama pindah keruang rawat inap"
"Iya..iya, Mama akan pindah. Tadi mama hanya bilang ke dr.Bastian kalau mama ingin bertahan sebentar karna mama capek" Jawab Bu Saraswati beralasan. tentu saja alasan itu membuat Haikal heran sekaligus khawatir, tidak biasanya mamanya mengeluh capek.
Tak berselang lama, Ferdy asisten pribadi Haikal masuk, dia mengangguk kearah Haikal seakan menyatakan sesuatu. dan Haikalpun hanya menanggapinya dgn anggukan saja. Sekilas dia dan Ferdy sama - sama menatap gadis dengan pakaian OG perusahannya yang sedang mengawasi dengan serius tindakan dokter pada Bu Rahma.
Nidia begitu khawatir dengan Bu Rahma dan memperhatikan dokter dan perawat yang memasang infus serta menyuntikkan obat sampai - sampai dia tidak menyadari bahwa beberapa pasang mata sedang memandangnya.
Aku adalah pimpinan Marga Jaya Corp tempat gadis ini bekerja. Bagaimana mungkin dia tidak mengenali aku?
Haikal membatin, wajahnya terpampang dengan jelas saat di lobi masuk perusahaan dimana semua karyawan pasti melihatnya, lalu bagaimana gadis ini bisa begitu mengacuhkannya?
Dan pertanyaan yang sama pun mungkin ada di benak Bu Saraswati dan Ferdy asistennya. Itu nampak dari ekspresi mereka yang menatap Haikal dan Nidia bergantian.
Bu Saraswati sendiri sebenarnya agak kecewa, dia berharap adegan yang berbeda, dia sudah membayangkan jika nanti putranya dan OG itu bertemu akan terlihat canggung karena mereka saling mengenal. Paling tidak dia berharap gadis baik itu akan nampak kaget dan gugup karena mendapati bos besarnya ada di ruangan itu.
dr Bastian mendekati sal Bu Saraswati bersama beberapa perawat pria." Bu Saras, apakah sudah boleh pindah sekarang?" Tanya dr Bastian ramah. Bu Saraswati hanya mengangguk lemah, dia butuh istirahat setelah lelah dengan pikirannya sendiri akan gadis yang baru di lihatnya.
"Assalamu'alaikum" Dari arah pintu terdengar salam. Nidia menjawab dan tersenyum pada ayah dan anak yang baru masuk. Mereka terlihat sangat khawatir. "Bagaimana keadaan ibu, Nidia?" Tanya pak Soleh. Suami Bu Rahma
"Alhamdulillah kata dokter keadaannya sudah mulai stabil. sebentar lagi dia siuman" Jawab Nidia sambil tersenyum
"Alhamdulillah, "Pak Soleh mendekati istrinya " Terima kasih Nak Nidia, kami benar-benar berhutang Budi padamu"
"Ah tidak, ini tidak apa-apa dan juga bukan hutang Budi. Bu Rahma,. sudah saya anggap seperti ibu sendiri. lagi pula bapak dan keluarga sudah sangat membantu saya selama ini. apa yang saya lakukan saat ini bukan apa-apa" Jawab Nidia lembut
"Ayo Nana, kita selesaikan registrasi ibu kamu dulu"Ajak Nidia kearah Nana. mengalihkan pembicaraan mereka, bagaimanapun juga Nidia adalah orang yang sangat tidak enakan ketika ada orang yang lebih tua darinya bersikap sungkan. Apalagi dengan orang sebaik pak Soleh dan istrinya.
"Ayo kak.." Nana mengangguk
"Apa data-data yang aku minta sudah di bawa semua?" Tanya Nidia dan dijawab anggukan oleh Nana putri Bu Rahma. Merekapun pamit keluar pada pak Soleh.
Semua peristiwa itu tak pernah luput dari perhatian Bu Saraswati meski saat ini dia sudah di dorong oleh perawat menuju kamar VIP. Entah apa yang sedang di rasakannya, tapi dia seolah merasa berat meninggalkan ruang IGD itu. dalam hidupnya, untuk pertama kalinya dia merasa begitu tertarik dengan seorang anak gadis.
Wajahnya yang selalu tersenyum manis, tatapannya yang bersemangat, serta sikap dan tutur katanya yang lemah lembut seakan membuatnya terhipnotis.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Ahrin
🤔🤔membingungkan tohor dengan ceritanyaa nih...kek loncat² gituuu,,tdk ada tanda² pengenal tokoh²nyaa gituu
2023-05-22
0
Mommy_kangrebahhh
iklan lazada malesin bgt dahhh
2021-12-07
0
Moca Moko
lanjut baca
2021-04-09
0