Itu Semua Milikmu 2

Nidia melaksanakan sholat Dzuhur dikamar, dengan menggunakan kompas arah kiblat di hpnya dia menghadap kearah yang ditunjuk oleh aplikasi itu. setelah selesai menunaikan kewajibannya, ia melipat kembali mukena dan meletakkannya di sandaran sofa. Ini adalah waktu istirahat jadi dia merasa enggan untuk keluar kamar. lagipula Bu Saraswati pasti saat ini sedang tidur, pikirnya... dia menatap tirai berwarna keemasan yang menggantung setinggi dinding itu. ingatannya kembali pada ucapan Bu Saraswati yang bertanya apa dia sudah membuka tirai atau belum.

Penasaran dengan apa yang ada dibalik tirai itu, Nidia melangkah kearah tirai, membukanya dan tampaklah dihadapannya sebuah jendela kaca yang tinggi menjulang , Nidia terpana dengan pemandangan yang terpampang jelas dihadapannya. begitu indah hingga tanpa sadar tangannya memegang handle pintu, membukanya perlahan dan keluar kearah balkon

Subhanallah.. Nidia bergumam dengan penuh kekaguman. didepan matanya terpampang pemandangan yang luar biasa indah.

Area perumahan mewah itu berada di kawasan pegunungan. karena itu, meski Nidia tinggal dikamar lantai satu tetap saja dari balkon kamarnya dia dapat melihat kota Jakarta dengan berbagai bangunan yang tinggi menjulang. dengan latar laut biru yang memukau.

Puji-pujian atas karunia Tuhan tak pernah dia hentikan dalam gumamannya, senyumnya merekah membuat wajahnya terlihat lebih bersinar. "Aaa .. ada kolam renang juga Nidia melompat girang melihat kearah kolam renang tepat dibawahnya... siapa yang menduga bahwa dirumah itu ada kolam renang juga. dikolam itu, dia bahkan masih bisa bersantai di pinggirnya dan menikmati pemandangan nan indah.

Mata Nidia menyapu tanaman mawar dihalaman samping kolam renang yang tertata rapi bersama dengan beberapa pot bonsai.. "Dia seorang pria tapi suka juga merawat bunga"gumam Nidia dengan senyuman" ternyata dia ada juga sisi lembutnya, tidak terlalu dingin seperti yang aku pikirkan" ucapnya lagi sambil merentangkan tangan dan menghirup udara sebanyak-banyaknya.

Lupa sudah dia dengan keadaan kamar yang penuh barang-barang mahal. lupa dia dengan isi kamar mandi yang luar biasa. lupa dia dengan ketakutan akan pemberian yang terasa sangat berlebihan. karena yang ada dipikirannya sekarang adalah kekaguman akan pemandangan yang luar biasa indah dihadapannya.

Apakah aku perlu mengambil foto? kurasa Siska akan sangat cemburu dengan pemandangan ini mengingat itu, Nidia bergegas masuk kedalam kamar untuk mengambil handphone nya.

"Halo.. apa bapak masih disana?"suara Ferdi yang terdengar pelan dan hati-hati diseberang menyadarkan Haikal yang sendari tadi fokus memperhatikan tingkah Nidia.

"lima belas menit lagi jemput aku"jawab Haikal kemudian mematikan sambungan telponnya. dia masih tetap berdiri dibalkon kamarnya tepat diarah jam dua Nidia berdiri. ada senyum yang menghias wajahnya mengingat bagaimana reaksi gadis itu saat keluar dari kamar dan berdiri dibalkon. Apakah dia sesenang itu dengan pemandangannya? rupanya ide untuk menempatkannya disitu tidak salah... karena dia menyukai pemandangannya. lagi pula bukankah kamar mereka bersebelahan? meskipun dia ada dilantai dua dan gadis itu dikamar lantai satu.

Ucapan mamanya kepada Nidia soal kamar yang dimintanya untuk dipersiapkan sama sekali tidak benar. yang benar adalah, bahwa sejak kemarin dia dan ibunya berdebat soal kemana mereka tinggal jika besok keluar dari rumah sakit. Bu Saraswati memaksa pulang kerumah besar, sedangkan Haikal memaksa agar pulang kerumahnya. dan hasilnya, tentu saja dia yang menang. dengan alasan, bahwa dia tidak sepenuhnya mampu mempercayakan ibunya dibawah perawatan Nidia tanpa pengawasannya.

Apakah ibunya percaya? Haikal tak tau, diapun tak memperdulikannya, yang dia perdulikan adalah semua yang ingin dia lakukan dapat dia lakukan dengan sempurna.

Bu Saraswati menempati kamar yang biasa dia gunakan jika berkunjung kerumah putranya... selain itu kamar yang luas, juga sudah dilengkapi dengan ruang kerjanya. sehingga dia tetap bisa memantau pekerjaannya ketika beristirahat di rumah.

Haikal baru beranjak dari tempatnya ketika panggilan dari Ferdi masuk. Masih menatap sekilas pada balkon dibawahnya kemudian berbalik masuk ke kamarnya. mengambil jasnya dan berjalan keluar.

***

Nidia berbaring diranjangnya, awalnya dia hanya berniat untuk mengambil ponselnya diatas meja rias dan mengambil beberapa foto untuk dikirimkan kepada Siska, tapi kemudian dia mengurungkan niatnya.

Mengapa aku harus Selfi disini? Nidia berfikir bimbang aku datang dirumah ini bukan untuk bersenang-senang, tapi untuk bekerja. jadi seharusnya mengambil foto dan memamerkannya bukanlah hal baik untuk dilakukan.

Sambil berbaring dia membuka akun media sosialnya, menelusuri postingan demi postingan, menatap rindu pada beberapa akun teman sekampungnya... entah bagaimana kabar mereka saat ini. Nidia bahkan tak berani memberi komentar pada postingan mereka.

tak berselang lama sebuah pesan masuk muncul

"Assalamu'alaikum.. Nidia..."salam dari akun yang cukup familiar bagi Nidia tiba-tiba masuk. Nidia tak menjawab salam itu dipesan tapi hanya menjawabnya dalam hati. dia hendak keluar ketika muncul pesan berikutnya

"Nidi... mengapa kamu mengganti nomor hpmu?, aku sangat ingin bicara denganmu, aku benar-benar merindukan kamu. aku tau aku bersalah karena bermain dibelakangmu, tapi sungguh aku sangat mencintai kamu, aku masih mencintai kamu dan akan selalu mencintai kamu"panjang lebar pesan dari pria itu masuk.

hati Nidia terasa perih, jantungnya seperti diremas dengan kejamnya. setelah tiga bulan berlalu dia baru bisa membuka kembali akunnya, dan yang pertama muncul adalah pesan pria ini.

ponsel Nidia bergetar, kali ini sebuah panggilan video masuk. Nidia menatap nama itu sekilas dan memilih menolak panggilan dari Sopian. dimatikannya sambungan internet agar tak ada lagi panggilan masuk berikutnya.

Nidia menghela nafas panjang, wajah Sopian yang tampan dengan lesung pipinya yang dalam tergambar jelas di ingatannya. pria yang telah mendampinginya sejak kelas satu SMA hingga selesai kuliah. banyak yang mengidolakan Sopian karena ketampanan, kepintaran dan keramahannya. tentu saja mengenyampingkan semua itu, keluarga Sopian termasuk salah satu keluarga terkaya dan terhormat dikotanya yang menjadi salah satu alasan kenapa semua wanita tergila-gila padanya.

tapi Sopian dengan lantang mengatakan bahwa Nidia adalah satu-satunya gadis yang dia cintai, takkan pernah tergantikan dengan siapapun. mereka berdua bahkan dikenal dengan sebutan romeo dan Julietnya kampus karena hubungan mereka yang selalu harmonis tak pernah sekalipun bermasalah. tujuh tahun pria itu telah membuktikan kesetiaan kepadanya, sama seperti setianya dia pada pria itu. tapi juga waktu tujuh tahun menyadarkan dirinya bahwa dia telah dibodohi oleh manisnya hubungan yang semu.

Bohong jika Nidia berkata tak merindukan pria itu, dia sangat merindukannya. tapi kerinduannya, tak sebanding dengan rasa sakitnya atas penghianatan dua manusia yang berkoar-koar tentang cinta murni seorang sahabat dan kekasih kepadanya.

Terpopuler

Comments

Memyr 67

Memyr 67

kok aq curiga kalau sopian dijebak teman wanitanya? teman wanitanya yg mungkin sudah hamil, tapi ingin menikmati rumahtangga dengan kekayaan sopian. kekayaan yg dianggapnya bisa mrmbahagiakan dia dan anaknya.

2025-02-14

0

Lilis Sumiati Yucaa

Lilis Sumiati Yucaa

lanjuut

2021-11-19

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

temen makan temen ceritanya😤😤😤😤

2021-03-07

2

lihat semua
Episodes
1 Rumah Sakit
2 Rumah Sakit 2
3 Namanya Nidia Ariska Putri
4 Kontrak Kerja
5 Kontrak Kerja 2
6 Kontrak Kerja 3
7 Bu Saraswati
8 Apakah Dia Cemburu?
9 Bisakah Kita Berteman?
10 Berkemas 1
11 Berkemas 2
12 Pakai Sabukmu
13 Selamat Datang di Rumah Kita
14 Apakah Aku salah masuk Kamar?
15 Itu Semua Milikmu
16 Itu Semua Milikmu 2
17 Rumah ini Penuh dengan CCTV
18 Rumah ini Penuh dengan CCTV 2
19 Rumah ini Penuh dengan CCTV 3
20 Rumah ini Penuh dengan CCTV 4
21 Selusin Pakaian Renang
22 Selusin Pakaian renang 2
23 Secangkir Kopi dimalam Hari
24 Secangkir Kopi dimalam Hari 2
25 Membuat untuk diri sendiri
26 Kopinya Terlalu Manis
27 Apa indra perasanya bermasalah?
28 Carikan satu untukku
29 Panggilan Safira
30 Pesta
31 Pesta 2
32 Bagaimana Kabarmu?
33 Kehangatan Kata di tengah Malam
34 Kehangatan Kata di tengah Malam 2
35 Pertemuan Yang Tak Di Inginkan
36 Pertemuan Yang Tak di Inginkan 2
37 Pertemuan Yang Tak di Inginkan 3
38 Pertemuan Yang Tak di Inginkan 4
39 Kita Tidak di Takdirkan untuk berjodoh
40 Menangislah Jika itu Membuatmu Lega
41 Terima Kasih Untuk Hari ini
42 Sebuah Kebetulan?
43 Pria itu menemui wanitamu
44 Dia Gadis yang menjadi Kompas dan Oborku
45 Kalian berdua memang kejam
46 Tamu tak di Undang
47 Pelukan
48 Mengganti Sofa
49 Dia sangat rewel
50 Rumah Besar
51 Dia membayar Penuh
52 Tentang Reyfan
53 Tentang Reyfan 2
54 Tentang Reyfan 3
55 Apa Kau Merindukan ku?
56 Kembali Ke Rumah Besar
57 Harum Manis
58 Rencana
59 Masa lalunya seperti masa laluku
60 Berubah
61 Tak ingin memanjat naik
62 malam naas itu
63 Pergi
64 Masa Lalu
65 Masa lalu 2
66 Sabar dan Sholat
67 tekanan
68 Nidia maafkan aku
69 Hanya Nidia
70 Mari kita menikah
71 Memangnya kamu punya duplikat?
72 Lamaran
73 Lamaran 2
74 Pangeran berkuda putih
75 Dia Mutiara kami yang berharga
76 Suratan Takdir
77 Pilihan
78 Bukan untukku tapi untuk Haikal
79 Menghancurkan yang tersisa
80 50 keping Dinar
81 Hari yang panjang
82 Istri Kesayangan
83 Malam pertama
84 Prangko dan sampul suratnya
85 Kau adalah putriku
86 suamimu yang tampan
87 Pertemuan
88 istriku sangat cengeng
89 pernikahan dadakan
90 Rujak
91 Doa Malam
92 Kabar tak terduga
93 Cemburu
94 Bakso
95 Kejutan dan Sambutan
96 Apakah dia bergerak?
97 Harapan
98 Mari pulang kerumah besar
99 Makan Malam
100 Hari yang buruk
101 Jangan bertengkar didepan bayi kami
102 Maukah menjadi rumahku?
103 mengabaikan
104 Aku Mencintaimu
105 Celaan
106 Mari Berusaha
107 Kesayangan Nenek
108 Liontin
109 Dia yang terbaik
110 Keputusan Nyonya Besar
111 Nyonya Muda ada di gerbang lagi
112 Demam
113 Berita
114 Pasien Rumah sakit
115 Apa kamu yang melakukannya?
116 Malam tanpa pelukannya
117 Apa kau ingin membuatku mati muda?
118 Maafkan aku
119 Jangan terlalu baik padaku
120 Berlari pulang untukmu
121 Sudah terlambat untuk menyesal
122 memarahi atau memberi restu?
123 tetap sehat untuk menjaga mereka
124 Kunjungan pertama
125 Perusahaan Jasa Pengiriman
126 Pengajian 1
127 Pengajian 2
128 Kisah Sebuah mantel dan kesialan
129 Ini Menyangkut dirimu
130 Rumah Sakit
131 Mencintainya dengan sungguh-sungguh
132 Bos Nyonya Kecelakaan
133 Kondisinya kritis
134 Sebuah keajaiban
135 Dia Koma
136 Menitipkan putra kalian yang sehat
137 Ternyata memang salahku
138 Biar aku yang membersihkannya
139 Namanya Habibi
140 Pertolongan kecil
141 Mereka menangis untuknya
142 untuk menebus masa lalu
143 Wanita yang hebat dan ibu yang kuat
144 Sembilan puluh sembilan persen
145 Bertemu setelah sekian lama
146 Wanita Tua dengan seorang Bayi
147 Aku tidak menjual cucuku
148 Seperti memiliki dua cucu
149 bukan hanya baik tapi benar-benar berhati mulia
150 Ayah dan Bunda
151 salam Penulis
Episodes

Updated 151 Episodes

1
Rumah Sakit
2
Rumah Sakit 2
3
Namanya Nidia Ariska Putri
4
Kontrak Kerja
5
Kontrak Kerja 2
6
Kontrak Kerja 3
7
Bu Saraswati
8
Apakah Dia Cemburu?
9
Bisakah Kita Berteman?
10
Berkemas 1
11
Berkemas 2
12
Pakai Sabukmu
13
Selamat Datang di Rumah Kita
14
Apakah Aku salah masuk Kamar?
15
Itu Semua Milikmu
16
Itu Semua Milikmu 2
17
Rumah ini Penuh dengan CCTV
18
Rumah ini Penuh dengan CCTV 2
19
Rumah ini Penuh dengan CCTV 3
20
Rumah ini Penuh dengan CCTV 4
21
Selusin Pakaian Renang
22
Selusin Pakaian renang 2
23
Secangkir Kopi dimalam Hari
24
Secangkir Kopi dimalam Hari 2
25
Membuat untuk diri sendiri
26
Kopinya Terlalu Manis
27
Apa indra perasanya bermasalah?
28
Carikan satu untukku
29
Panggilan Safira
30
Pesta
31
Pesta 2
32
Bagaimana Kabarmu?
33
Kehangatan Kata di tengah Malam
34
Kehangatan Kata di tengah Malam 2
35
Pertemuan Yang Tak Di Inginkan
36
Pertemuan Yang Tak di Inginkan 2
37
Pertemuan Yang Tak di Inginkan 3
38
Pertemuan Yang Tak di Inginkan 4
39
Kita Tidak di Takdirkan untuk berjodoh
40
Menangislah Jika itu Membuatmu Lega
41
Terima Kasih Untuk Hari ini
42
Sebuah Kebetulan?
43
Pria itu menemui wanitamu
44
Dia Gadis yang menjadi Kompas dan Oborku
45
Kalian berdua memang kejam
46
Tamu tak di Undang
47
Pelukan
48
Mengganti Sofa
49
Dia sangat rewel
50
Rumah Besar
51
Dia membayar Penuh
52
Tentang Reyfan
53
Tentang Reyfan 2
54
Tentang Reyfan 3
55
Apa Kau Merindukan ku?
56
Kembali Ke Rumah Besar
57
Harum Manis
58
Rencana
59
Masa lalunya seperti masa laluku
60
Berubah
61
Tak ingin memanjat naik
62
malam naas itu
63
Pergi
64
Masa Lalu
65
Masa lalu 2
66
Sabar dan Sholat
67
tekanan
68
Nidia maafkan aku
69
Hanya Nidia
70
Mari kita menikah
71
Memangnya kamu punya duplikat?
72
Lamaran
73
Lamaran 2
74
Pangeran berkuda putih
75
Dia Mutiara kami yang berharga
76
Suratan Takdir
77
Pilihan
78
Bukan untukku tapi untuk Haikal
79
Menghancurkan yang tersisa
80
50 keping Dinar
81
Hari yang panjang
82
Istri Kesayangan
83
Malam pertama
84
Prangko dan sampul suratnya
85
Kau adalah putriku
86
suamimu yang tampan
87
Pertemuan
88
istriku sangat cengeng
89
pernikahan dadakan
90
Rujak
91
Doa Malam
92
Kabar tak terduga
93
Cemburu
94
Bakso
95
Kejutan dan Sambutan
96
Apakah dia bergerak?
97
Harapan
98
Mari pulang kerumah besar
99
Makan Malam
100
Hari yang buruk
101
Jangan bertengkar didepan bayi kami
102
Maukah menjadi rumahku?
103
mengabaikan
104
Aku Mencintaimu
105
Celaan
106
Mari Berusaha
107
Kesayangan Nenek
108
Liontin
109
Dia yang terbaik
110
Keputusan Nyonya Besar
111
Nyonya Muda ada di gerbang lagi
112
Demam
113
Berita
114
Pasien Rumah sakit
115
Apa kamu yang melakukannya?
116
Malam tanpa pelukannya
117
Apa kau ingin membuatku mati muda?
118
Maafkan aku
119
Jangan terlalu baik padaku
120
Berlari pulang untukmu
121
Sudah terlambat untuk menyesal
122
memarahi atau memberi restu?
123
tetap sehat untuk menjaga mereka
124
Kunjungan pertama
125
Perusahaan Jasa Pengiriman
126
Pengajian 1
127
Pengajian 2
128
Kisah Sebuah mantel dan kesialan
129
Ini Menyangkut dirimu
130
Rumah Sakit
131
Mencintainya dengan sungguh-sungguh
132
Bos Nyonya Kecelakaan
133
Kondisinya kritis
134
Sebuah keajaiban
135
Dia Koma
136
Menitipkan putra kalian yang sehat
137
Ternyata memang salahku
138
Biar aku yang membersihkannya
139
Namanya Habibi
140
Pertolongan kecil
141
Mereka menangis untuknya
142
untuk menebus masa lalu
143
Wanita yang hebat dan ibu yang kuat
144
Sembilan puluh sembilan persen
145
Bertemu setelah sekian lama
146
Wanita Tua dengan seorang Bayi
147
Aku tidak menjual cucuku
148
Seperti memiliki dua cucu
149
bukan hanya baik tapi benar-benar berhati mulia
150
Ayah dan Bunda
151
salam Penulis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!