Nidia melaksanakan sholat Dzuhur dikamar, dengan menggunakan kompas arah kiblat di hpnya dia menghadap kearah yang ditunjuk oleh aplikasi itu. setelah selesai menunaikan kewajibannya, ia melipat kembali mukena dan meletakkannya di sandaran sofa. Ini adalah waktu istirahat jadi dia merasa enggan untuk keluar kamar. lagipula Bu Saraswati pasti saat ini sedang tidur, pikirnya... dia menatap tirai berwarna keemasan yang menggantung setinggi dinding itu. ingatannya kembali pada ucapan Bu Saraswati yang bertanya apa dia sudah membuka tirai atau belum.
Penasaran dengan apa yang ada dibalik tirai itu, Nidia melangkah kearah tirai, membukanya dan tampaklah dihadapannya sebuah jendela kaca yang tinggi menjulang , Nidia terpana dengan pemandangan yang terpampang jelas dihadapannya. begitu indah hingga tanpa sadar tangannya memegang handle pintu, membukanya perlahan dan keluar kearah balkon
Subhanallah.. Nidia bergumam dengan penuh kekaguman. didepan matanya terpampang pemandangan yang luar biasa indah.
Area perumahan mewah itu berada di kawasan pegunungan. karena itu, meski Nidia tinggal dikamar lantai satu tetap saja dari balkon kamarnya dia dapat melihat kota Jakarta dengan berbagai bangunan yang tinggi menjulang. dengan latar laut biru yang memukau.
Puji-pujian atas karunia Tuhan tak pernah dia hentikan dalam gumamannya, senyumnya merekah membuat wajahnya terlihat lebih bersinar. "Aaa .. ada kolam renang juga Nidia melompat girang melihat kearah kolam renang tepat dibawahnya... siapa yang menduga bahwa dirumah itu ada kolam renang juga. dikolam itu, dia bahkan masih bisa bersantai di pinggirnya dan menikmati pemandangan nan indah.
Mata Nidia menyapu tanaman mawar dihalaman samping kolam renang yang tertata rapi bersama dengan beberapa pot bonsai.. "Dia seorang pria tapi suka juga merawat bunga"gumam Nidia dengan senyuman" ternyata dia ada juga sisi lembutnya, tidak terlalu dingin seperti yang aku pikirkan" ucapnya lagi sambil merentangkan tangan dan menghirup udara sebanyak-banyaknya.
Lupa sudah dia dengan keadaan kamar yang penuh barang-barang mahal. lupa dia dengan isi kamar mandi yang luar biasa. lupa dia dengan ketakutan akan pemberian yang terasa sangat berlebihan. karena yang ada dipikirannya sekarang adalah kekaguman akan pemandangan yang luar biasa indah dihadapannya.
Apakah aku perlu mengambil foto? kurasa Siska akan sangat cemburu dengan pemandangan ini mengingat itu, Nidia bergegas masuk kedalam kamar untuk mengambil handphone nya.
"Halo.. apa bapak masih disana?"suara Ferdi yang terdengar pelan dan hati-hati diseberang menyadarkan Haikal yang sendari tadi fokus memperhatikan tingkah Nidia.
"lima belas menit lagi jemput aku"jawab Haikal kemudian mematikan sambungan telponnya. dia masih tetap berdiri dibalkon kamarnya tepat diarah jam dua Nidia berdiri. ada senyum yang menghias wajahnya mengingat bagaimana reaksi gadis itu saat keluar dari kamar dan berdiri dibalkon. Apakah dia sesenang itu dengan pemandangannya? rupanya ide untuk menempatkannya disitu tidak salah... karena dia menyukai pemandangannya. lagi pula bukankah kamar mereka bersebelahan? meskipun dia ada dilantai dua dan gadis itu dikamar lantai satu.
Ucapan mamanya kepada Nidia soal kamar yang dimintanya untuk dipersiapkan sama sekali tidak benar. yang benar adalah, bahwa sejak kemarin dia dan ibunya berdebat soal kemana mereka tinggal jika besok keluar dari rumah sakit. Bu Saraswati memaksa pulang kerumah besar, sedangkan Haikal memaksa agar pulang kerumahnya. dan hasilnya, tentu saja dia yang menang. dengan alasan, bahwa dia tidak sepenuhnya mampu mempercayakan ibunya dibawah perawatan Nidia tanpa pengawasannya.
Apakah ibunya percaya? Haikal tak tau, diapun tak memperdulikannya, yang dia perdulikan adalah semua yang ingin dia lakukan dapat dia lakukan dengan sempurna.
Bu Saraswati menempati kamar yang biasa dia gunakan jika berkunjung kerumah putranya... selain itu kamar yang luas, juga sudah dilengkapi dengan ruang kerjanya. sehingga dia tetap bisa memantau pekerjaannya ketika beristirahat di rumah.
Haikal baru beranjak dari tempatnya ketika panggilan dari Ferdi masuk. Masih menatap sekilas pada balkon dibawahnya kemudian berbalik masuk ke kamarnya. mengambil jasnya dan berjalan keluar.
***
Nidia berbaring diranjangnya, awalnya dia hanya berniat untuk mengambil ponselnya diatas meja rias dan mengambil beberapa foto untuk dikirimkan kepada Siska, tapi kemudian dia mengurungkan niatnya.
Mengapa aku harus Selfi disini? Nidia berfikir bimbang aku datang dirumah ini bukan untuk bersenang-senang, tapi untuk bekerja. jadi seharusnya mengambil foto dan memamerkannya bukanlah hal baik untuk dilakukan.
Sambil berbaring dia membuka akun media sosialnya, menelusuri postingan demi postingan, menatap rindu pada beberapa akun teman sekampungnya... entah bagaimana kabar mereka saat ini. Nidia bahkan tak berani memberi komentar pada postingan mereka.
tak berselang lama sebuah pesan masuk muncul
"Assalamu'alaikum.. Nidia..."salam dari akun yang cukup familiar bagi Nidia tiba-tiba masuk. Nidia tak menjawab salam itu dipesan tapi hanya menjawabnya dalam hati. dia hendak keluar ketika muncul pesan berikutnya
"Nidi... mengapa kamu mengganti nomor hpmu?, aku sangat ingin bicara denganmu, aku benar-benar merindukan kamu. aku tau aku bersalah karena bermain dibelakangmu, tapi sungguh aku sangat mencintai kamu, aku masih mencintai kamu dan akan selalu mencintai kamu"panjang lebar pesan dari pria itu masuk.
hati Nidia terasa perih, jantungnya seperti diremas dengan kejamnya. setelah tiga bulan berlalu dia baru bisa membuka kembali akunnya, dan yang pertama muncul adalah pesan pria ini.
ponsel Nidia bergetar, kali ini sebuah panggilan video masuk. Nidia menatap nama itu sekilas dan memilih menolak panggilan dari Sopian. dimatikannya sambungan internet agar tak ada lagi panggilan masuk berikutnya.
Nidia menghela nafas panjang, wajah Sopian yang tampan dengan lesung pipinya yang dalam tergambar jelas di ingatannya. pria yang telah mendampinginya sejak kelas satu SMA hingga selesai kuliah. banyak yang mengidolakan Sopian karena ketampanan, kepintaran dan keramahannya. tentu saja mengenyampingkan semua itu, keluarga Sopian termasuk salah satu keluarga terkaya dan terhormat dikotanya yang menjadi salah satu alasan kenapa semua wanita tergila-gila padanya.
tapi Sopian dengan lantang mengatakan bahwa Nidia adalah satu-satunya gadis yang dia cintai, takkan pernah tergantikan dengan siapapun. mereka berdua bahkan dikenal dengan sebutan romeo dan Julietnya kampus karena hubungan mereka yang selalu harmonis tak pernah sekalipun bermasalah. tujuh tahun pria itu telah membuktikan kesetiaan kepadanya, sama seperti setianya dia pada pria itu. tapi juga waktu tujuh tahun menyadarkan dirinya bahwa dia telah dibodohi oleh manisnya hubungan yang semu.
Bohong jika Nidia berkata tak merindukan pria itu, dia sangat merindukannya. tapi kerinduannya, tak sebanding dengan rasa sakitnya atas penghianatan dua manusia yang berkoar-koar tentang cinta murni seorang sahabat dan kekasih kepadanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Memyr 67
kok aq curiga kalau sopian dijebak teman wanitanya? teman wanitanya yg mungkin sudah hamil, tapi ingin menikmati rumahtangga dengan kekayaan sopian. kekayaan yg dianggapnya bisa mrmbahagiakan dia dan anaknya.
2025-02-14
0
Lilis Sumiati Yucaa
lanjuut
2021-11-19
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
temen makan temen ceritanya😤😤😤😤
2021-03-07
2