"Namanya Nidia Ariska Putri, berusia 22 tahun, bekerja sebagai OG baru sekitar dua Minggu yang lalu, saat ada penerimaan OG karena kekurangan pekerja" Ferdi membacakan dokumen yang di pegangnya di hadapan Haikal di halaman samping rumah sakit. Pria itu diam saja mendengarkan penjelasan sekretarisnya."Status belum menikah, ayahnya meninggal dua tahun yang lalu, dan sebelumnya dia tinggal bersama ibu tiri dan dua orang saudara tiri yang masih SMP dan sma"
"Cukup"Haikal mengangkat tangannya menghentikan Ferdi yang sedang membaca biodata Nidia. Dia mengambil dokumen Nidia dan mengamati dengan seksama wajah gadis itu.
Ada yang tidak biasa dari cara ibu memperlakukan gadis itu. Melihat dari bagaimana ibu selalu menyebut gadis itu saat beristirahat di kamarnya sudah membuatnya heran sekaligus waspada.
"Kedua perempuan itu adalah OG di perusahaanmu, bagaimana gadis cantik itu tidak mengenalmu?" Bu Saraswati yakin kalau gadis yang bernama Nidia itu mengenal putranya, tapi dia berpura-pura acuh tadi. Dia menatap wajah putranya yg sendari tadi hanya diam saja."Haikal, apa kamu mendengar apa yang mama katakan?"Tanya Bu Saraswati dengan nada agak menekan ke putranya.
"Haikal dengar ma," Jawab Haikal datar " Mama istirahat saja dulu. Haikal akan mengatasi OG yang sedang dirawat itu" Ujar Haikal kemudian menyelimuti ibunya dengan lembut.
"Iyaa Nak, kamu harus bertanggungjawab terhadap pegawaimu. mereka adalah bagian dari orang-orang yang ikut membesarkan nama perusahaan walau hanya berstatus OG" Haikal mengangguk mendengar ucapan ibunya" Coba kamu bayangkan, bagaimana jika tidak ada petugas kebersihan di perusahaanmu.." Haikal mencium kening ibunya dengan sayang membuat wanita itu terdiam.
"Tidurlah ma, jangan berfikir yang macam-macam, biar Haikal yang mengurusnya" Bu Saraswati tersenyum dan diapun terdiam. tak jadi melanjutkan kata-katanya yang belum selesai.
"Bagaimana dengan wanita yang di rawat itu?"Tanya Haikal beberapa saat setelah matanya beralih dari foto Nidia. Seiring dengan menghilangnya kata-kata ibunya di ruang rawat inap beberapa waktu yang lalu.
"Mengenai itu" Ferdi mengeluarkan dokumen yang lain dari tasnya" Saya sudah mengurus semuanya, tidak terlalu sulit karena bu Rahma merupakan karyawan lama dan sudah terdaftar dalam Askes ketenagakerjaan" Haikal memeriksa lagi dokumen yang diserahkan oleh Ferdi.
"Baiklah.. Terima kasih atas kerja kerasmu hari ini.."Ferdi mengangguk hormat mendengar ucapan terima kasih dari atasannya.
"Semuanya mudah karena dokumen keluarga Bu Rahma juga sudah lengkap. mungkin karna bu Rahma sudah menjadi langganan rumah sakit sehingga keluarganya sudah mempersiapkan dokumen dengan lengkap"Ujar Ferdi merendah
"Kembalilah ke perusahaan.. Aku akan di sini menemani mama, kondisinya masih agak lemah" Titah Haikal dan di jawab anggukan oleh Ferdi. Karena sore hari ini sudah tidak ada lagi rapat penting maka Haikal berfikir untuk tetap berada disamping ibunya.
"Pak, mengenai gadis itu.."Ferdi berbalik lagi saat sudah berjalan beberapa langkah"Menurut putrinya Bu Rahma, dia sudah kembali ke perusahaan"
"Hmm"Ucapan Ferdi hanya dijawab dgn gumaman oleh Haikal membuat Ferdi menggaruk kepalanya yang tidak gatal" Kalau begitu saya pergi dulu"
Belum sempat Ferdi melangkahkan kakinya, atasannya sudah berlalu dari hadapannya, membuat sang asisten terdiam" Selalu saja seperti itu kalau menyangkut wanita "Gumam Ferdi geleng-geleng kepala.
Dia sempat berfikir Haikal memiliki ketertarikan dengan OG itu, masalahnya baru kali ini si bos besar meminta identitas seorang pegawai. Dan itupun hanya berprofesi sebagai OG di perusahaannya. tapi nyatanya, sang bos tetap terlihat tidak tertarik seperti biasanya.
***
Hampir pukul satu siang saat Nidia sampai di perusahaan, dia disambut oleh teman-teman seprofesinya yang sibuk menanyakan kondisi Bu Rahma.
"Alhamdulillah, kondisi Bu Rahma sudah lebih baik. Dokter sudah menanganinya dengan cepat"Jawab Nidia sambil tersenyum "Sekarang dia sudah dijaga oleh suami dan putrinya dan sudah di pindahkan ke ruang rawat inap "
"Alhamdulillah.."Sahut yang lain lega" Kamu benar-benar berani Nidia" Bu Lela menepuk bahu Nidia dengan sayang."Apa yang kamu lakukan tadi benar-benar menginspirasi kami bahwa masih ada orang yang seperhatian kamu"
"Iyaa Nidia.. kamu yang terbaik" Fitri yang hampir seusia dengan Nidia juga ikut menimpali, di jawab anggukan oleh rekan yang lain.
"Sudah sudah.. nggak akan kelar kalau muji orang"Sela Nidia cepat" Sekarang pikirkanlah tentang perutku.."Nidia mengelus perutnya dan wajahnya terlihat memelas.
"Kenapa dengan perutmu Nidia?"Tanya mereka khawatir
"Aku lapar.."
"Aaa.. hhh"Mereka serentak tertawa melihat wajah memelas Nidia yang nampak sangat lucu. Seseorang tiba-tiba menyodorkan nasi bungkus kearah Nidia.
"Makanlah, aku meminta mereka membungkusnya tadi di kantin perusahaan karena tau kamu bakalan kelaparan"Ujar Deni salah satu OB di perusahaan itu.
"Terima kasih Deni, kalau kamu tidak meminta mereka membungkusnya untukku, aku pasti sudah kelaparan sekarang"Ucap Nidia penuh rasa syukur.
"Jangan terlalu di pikirkan. cepatlah makan sebelum jam istirahat berakhir"Senyum Deni tulus kearah Nidia di Jawab anggukan dari yang lain.
Nidia segera menikmati makanannya dengan penuh rasa syukur karena dia terbebas dari kelaparan siang ini. Dalam hati dia sempat berfikir. Andai penyakit Bu Rahma mudah di obati semudah mengobati rasa lapar pasti dia akan sembuh lebih cepat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Moca Moko
orang baik temannya juga baik
2021-04-09
1
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
pd baik" ya ke Nidia teman"nya
2021-03-07
2
Muhaira Hera
bagus
2021-02-11
3